Arti kata Shalat
Arti kata Shalat
أشهد أن
لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله Arti kata Shalat Sebelum membahas
jauh tentang tata cara shalat yang sangat jelas bisa ditemukan di dalam
Al-Qur’an ada baiknya kita mengetahui secara pantas makna dari kata shalat ini.
Seperti yang telah saya jelaskan diatas bahwa makna kata shalat sangat luas!
inilah kebenaran firman Allah bahwa Al-Qur’an adalah pelajaran bagi orang orang
yang berpikir dan berakal. Apakah mereka pikir dengan intelektualitas tinggi
dan terhormat bisa secara mudah memahami apa yang tersembunyi di dalam Kalam
Allah. Dalam konteks seperti itu pun, atau dalam konteks apapun bahkan saya
sendiri - sebagai manusia yang mempunyai keterbatasan, sangat mustahil untuk
bisa mengetahui apa yang tersembunyi di dalam Kalam Allah. Maha besar Allah
yang telah menjanjikan bahwa atas tangungan Allah lah mengumpulkan semua itu
(pengertian) dalam dada manusia yang dikehendakinya. Maha benar Allah ketika
memberitakan bahwa tidak akan sama orang yang buta dengan orang yang melihat.
Saya tidak akan menjabarkan satu persatu kata kata shalat di dalam Al-Qur’an
saya akan mengunakan metode lain agar insya Allah anda bisa melihatnya sendiri
mengenai apa sih shalat itu sebenarnya. Apakah hanya berupa kegiatan fisik-
takbir, sujud, rukuk, berdiri? Seperti yang telah saya singgung, sekali lagi
saya tekankan bahwa makna kata shalat sangat luas, bahkan lebih luas dari dunia
dan segala isinya, sangat luas jika harus disempitkan semata mata dalam
kegiatan fisik. Ingat! dunia dan segala isinya diciptakan untuk tunduk dan
patuh kepada Allah. Allah berfirman Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan
bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa
apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa
air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia
sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang
dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan
dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan. (QS. 2:164) Maka apakah mereka
mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah berserah diri
segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan
hanya kepada Allah-lah mereka dikembalikan. (QS. 3:83) Allah memberikan kabar
suci bahwa seluruh alam semesta “muslim“ kepada dirinya, coba pikirkan dengan
baik! - langit muslim, udara muslim, bumi sendiripun muslim, mataharti muslim,
bulan muslim, segala sesuatu baik yang bernyawa atau tidak semuanya berserah
diri kepadanya, tanyakan kepada diri sendiri kenapa segala sesuatu itu
digambarkan berserah diri kapada diriNya, apakah mereka mendirikan shalat
sehingga layak disebut muslim? Lalu bagaimana mereka melakukan shalat apakah
dengan rukuk, sujud, duduk antara dua ini dan itu dan ini dan seterusnya (tata
cara shalat yang s dikitabkan dalam kitab lain selain Al-Qur’an-yang konon
menurut kata nabi), apakah selayaknya manusia melakukan shalat? Untuk
mengetahui lebih jelas lagi tentang makna shalat yang kerap saya tekankan
berhubungan langsung dengan konsep penyerahan diri dan perjalanan menuju
keselamatan ini mari kita imani baik baik firman Allah dibawah ini Dan tiadalah
binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua
sayapnya, melainkan umat-umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami apakan sesuatu
apapun di dalam Al-Kitab, kemudian kepada Rabblah mereka dihimpunkan. (QS.
6:38) Tidakkah kamu tahu bahwasannya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di
langit dan di bumi beserta burung dengan berbondong bondong.Masing-masing telah
mengetahui shalat dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka
kerjakan. (QS. 24:41) Lalu kalau anda mengimani shalat itu adalah sebatas
gerakan fisik (ritual), bagaimana anda memverikasi gerakan sujud anda dengan
sujudnya para bintang dalam (Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada
ayahnya:"Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas buah
bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku". (QS. 12:4)
sujudnya para malaikat dalam kecuali iblis.Ia enggan ikut bersama-sama
(malaikat) yang sujud itu. (QS. 15:31) Lalu seluruh malaikat-malaikat itu sujud
semuanya (QS. 38:73) sujudnya bayangan dalam Dan apakah mereka tidak
memperhatikan segala sesuatu yang telah diciptakan Allah yang bayangannya berbolak-balik
ke kanan dan ke kiri dalam keadaan sujud kepada Allah, sedang mereka berendah
diri. (QS. 16:48) Terkait dengan itu semua;, Apakah anda melakukan sujud ketika
diperingati ayat ayat Allah ketika sedang kebetulan sedang berbincang bincang
dengan kerabat dan keluarga anda atau mungkin dalam pengajian? seperti
dijelaskan dalam Sesungguhnya orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Kami,
adalah orang-orang yang apabila diperingatkan dengan ayat-ayat (Kami), mereka
menyungkur sujud dan bertasbih serta memuji Rabbnya, sedang mereka tidak
menyombongkan diri. (QS. 32:15) [kalau saya lihat di pengajian banyaknya malah
ada yang ngobrol, bahkan ada yang tidur, , ada yang ngelobi bisnis, tapi ada
beberapa orang yang kelihatan focus(khusyu’) sambil nganguk nganguk ga jelas,
Tapi tidak pernah ada yang menyungkur sujud dan langsung bertasbih] atau
mungkin anda bisa bersujud secara fisik ketika sambil memasuki gerbang? seperti
dijelaskan dalam Dan telah kami angkat ke atas (kepala) mereka bukit Thursina
untuk (menerima) perjanjian (yang telah Kami ambil dari) mereka. Dan Kami
perintahkan kepada mereka:"Masukilah pintu gerbang itu sambil
bersujud",dan Kami perintahkan (pula) kepada mereka:"Janganlah kamu
melanggar peraturan mengenai hari Sabtu", dan Kami telah mengambil dari
mereka perjanjian yang kokoh. (QS. 4:154) [mungkin yang terakhir ini perlu anda
coba bersujud sambil berjalan memasuki pintu masuk, kalau anda bisa silahkan
menghubungi saya] Apa yang bisa diambil dari semua ini? Bahwa memang benar
gerakan ritual fisik- sujud, rukuk, berdiri, termasuk bagian dari shalat tapi
shalat itu tidak terbatas hanya pada gerakan ritual fisik! mengerjakan
“shalat”, atau mungkin bahasa yang kalian kenal mengerjakan sembahyang 5 waktu
itu hanya bagian dari “SHALAT”. Sedikit sekali para pengingkar kitab Allah
(baca:penginjil hadist) mengambil pelajaran dari pada Al-Qur’an, jika
mengartikan shalat hanyalah sebatas gerakan ritual fisik! Namun dari kesimpulan
ini tergantung kemudian pada definisi anda tentang kata “ritual” itu sendiri.
Tapi saya tidak akan berbicara tentang ritual disini, secara garis besar
kehidupan yang dibatasi asma Allah adalah ritual – kalaupun memang itu namanya!
Sementara yang kita bicarakan dalam hal ini adalah tata cara shalat -kalaupun
shalat disempitkan artinya sebagai ibadah ritual fisik. Apakah anda tahu secara
pasti bahwa selesainya mengerjakan shalat ( ritual fisik) hanya dengan
bersujud!!? Allah telah jelas mengambarkan bahwa rangkaian shalat selesai
ketika telah sujud. Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu)
lalu kamu hendak mendirikan shalat bersama-sama mereka, maka hendaklah
segolongan dari mereka berdiri (shalat) besertamu dan menyandang senjata,
kemudian apabila mereka selesai sujud maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu
(berjaga untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang golongan yang kedua yang
belum bershalat,lalu bershalatlah mereka denganmu, dan hendaklah mereka bersiap
siaga dan menyandang senjata. Orang-orang kafir ingin supaya kamu lengah
terhadap senjatamu dan harta bendamu, lalu mereka menyerbu kamu dengan
sekaligus. Dan tidak ada dosa atasmu meletakkan senjata-senjatamu, jika kamu
mendapat sesuatu kesusahan karena hujan atau karena karena kamu memang sakit;
dan siap siagalah kamu. Sesungguhnya Allah telah menyediakan azab yang
menghinakan bagi orang-orang kafir itu. (QS. 4:102) Ini adalah satu ayat yang
secara tegas Allah mengambarkan berapa jumlah seharusnya raka’at dalam
mengerjakan shalat, dalam ayat ini hanya ada dua raka’at shalat!!. Ketika Nabi
mengimami golongan pertama setelah sujud maka selesailah sholat golongan
pertama ( dikondisikan karena sedang berjaga menghadapi musuh maka golongan
pertama hanya shalat satu raka’at) yang kemudian golongan pertama kebelakang
(gantian berjaga) ketika nabi berdiri setelah sujud, golongan kedua ikut shalat
dan diakhiri juga dgn sujud. Kondisi golongan yang dimami nabi ini hanya shalat
satu rakaat karena supaya orang orang kafir melihat bahwa yang melindungi nabi
tidak lengah terhadap senjata dan harta benda, sementara nabi shalat dua
raka’at. Mengenai yang diimami nabi hanya shalat satu raka’at dibolehkan oleh
Allah dalam Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa kamu
menqasar shalat(mu), jika kamu takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang
kafir itu musuh yang nyata bagimu. (QS. 4:101) setelah keterangan Allah tentang
jumlah raka'at shalat dalam Al-Qur'an apakah kalian akan mencoba menduakan
keterangan itu? apakah berani anda mengkounter keterangan Allah yang ada di
kitabNya dengan kitab yang bahkan kalian tidak tahu secara pasti kebenarannya?
apakah kalian tahu dari sekian juta hadist tidak ada kata kata yang keluar
langsung dari mulut nabi Muhammad mengenai jumlah raka'at secara detail? Inilah
cara shalat – dalam artian “mengerjakan” gerakan ritual fisik seperti juga
dijelaskan dalam ayat ayat lainya seperti dalam rangkaian surat dan ayat. Dan
(ingatlah) ketika Kami memberikan tempat kepada Ibrahim di tempat Baitullah
(dengan mengatakan):"Janganlah kamu memperserikatkan sesuatupun dengan Aku
dan sucikanlah rumah-Ku ini bagi orang-orang yang thawaf,dan orang-orang yang
beribadat dan orang-orang yang ruku' dan sujud (QS. 22:26) dan (melihat pula)
perobahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud. (QS. 26:219) Lalu apa
yang bisa diambil dari kata sujud dan rukuk ini sebenarnya, coba lihat di dalam
kamus apa sih arti kata sujud dan rukuk? Apakah sebatas menunjukan gerakan
fisik atau mempunyai methapor lain untuk pengambaran suatu kejadian yang serupa
tapi tak sama? Secara hemat, banyak yang sujud secara fisik,bahkan terkadang
dilakukan sembari mengharapkan tanda – supaya dibilang atau dikenal sebagai
golongan orang orang yang bersujud, tapi hati ndan jiwanya nya tidak tunduk,
apakah bisa saya simpulkan ini hanya kepalsuan dalam beribadah, kok bisa?
Sedikit sekali kaum kebanyakan mengambil pelajaran dari Al-qur’an ini. Makna
kata Shalat di dalam Al-qur’an sangat luas dan mempunyai tingkat ambigu yang
kompleks - yang patut diingat apapun artinya yang anda pahami itu Shalat adalah
suatu kesatuan dan keutuhan akan bentuk ibadah kepada Allah . Shalat, secara
garis besar, adalah perwujudan akhir dari kebutuhan individu untuk
“tunduk/patuh dan berserah diri kepada Allah ” sekaligus perjalanan awal
individu menuju “keselamatan”. Mungkin anda mempunyai definisi tentang sholat
yang boleh berbeda dgn apa yang saya dapatkan. Makna dari mengerjakan dan
mendirikan shalat itu sendiri sebenarnya menjelaskan apa arti kata shalat itu
,seperti disebutkan didalam Al-‘Ankabut’ ayat 45 bahwa Shalat Sesungguhnya
Shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar- lalu apakah
shalat anda sudah mencegah anda dari melakukanj perbuatan keji dan mungkar
wahai para penginjil hadist? Kenapa kalian masih meragukan Alah dalah friman
firmannya? Ini adalah perbuatan terkeji dan termungkar yang pernah, ketika anda
menentang firman Allah bahwa Al-Qur’an tidak menjelaskan secara
terperinci-khususnya tentang shalat ada parahnya kalian tidak menyadari dan
merasa mendapatkan petunjuk! Neraka itu siap menerima anda wahai kaki tangan
iblis penginjil hadist! Firman Allah: Dan sesungguhnya Kami telah menurunkan
kepadamu ayat-ayat yang jelas; dan tak ada yang ingkar kepadanya, melainkan
orang-orang yang fasik. (QS. 2:99) Mudah mudahan anda bisa mengerti apa yang
saya tekankan tentang mendirikan shalat ini; bahwa essensi dari mendirikan
shalat itu secara garis besar adalah menjalani dan mengimani seluruh isi
Al-Qur’an dalam setiap waktu dan aspek kehidupan!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar