BAB
JIWA : MENSUCIKAN JIWA
BAB
JIWA
MENSUCIKAN
JIWA
Saudara-saudaraku ...
sementara ini, saya anggap Saudara semua sudah mengerti tentang dasar-dasar
agama, ... persoalan-persolan furuiyah (khilafiyah/ perbedaan pendapat) mari
kita kesampingkan dulu, ... kita hadapkan hati kita dan wajah kita kehadirat
Allah dengan penuh tawaddhu’ dan rasa ihsan. Seandainya kebetulan saudara
adalah seorang yang mahir tentang agama sementara yang lain kurang dalam hal
pengetahuan agama. Bisakah kiranya kita mencontoh sayyidina Bilal bin Rabah
seorang budak berkulit hitam dan sayyidina Salman Alfarisi yang intelektualnya
diacungi jempol oleh Rasulullah. Dimana keduanya sangat mencolok mata dari segi
fisik dan derajat dimata manusia, namun keduanya duduk sama derajatnya
dihadapan Allah tanpa melihat dia sebagai apa. Merekalah contoh orang yang
mendapatkan petunjuk dan rasa iman yang tinggi serta kemakrifatan akan
Tuhannya.
Saya mengingatkan kembali bahwa
setiap tulisan saya, adalah bertujuan mengajak bersama-sama menelusuri kajian “
Dzauq” atau kedalaman rasa iman, yang bahkan Rasulullah menyebutnya sebagai “
halawatul iman “ (manisnya iman )
Kajian pada bab-bab sebelumnya sudah
saya jelaskan secara singkat mengenai syariat, etika Islam, dan hakikat manusia
, dimana didalamnya tercantum persoalan dasar untuk menelusuri jalan Allah .
Kita tinggal menjalaninya dengan perlahan dan sungguh-sungguh !!
Yang pertama sekali kita perhatikan adalah
sosok “ JIWA”
Allah berfirman : "Demi jiwa
dan Dia yang menyempurnakannya dan memperkenalkannya kepadanya
keburukannya dan kebaikannya. Sungguh beruntung orang yang dapat mensucikan
jiwa itu, dan merugilah orang yang mengotorkannya ( Qs91: 7-10)
Ketahuilah bahwa jiwa adalah musuh
dengan wajah seorang teman. Kekejaman dan daya tipunya tidak ada habisnya.
Menolak kejahatannya dan menaklukkan-nya merupakan tugas yang paling penting,
karena jiwa adalah musuh yang paling buruk lebih buruk dari setan dan
kaum kafir......
Untuk melatih jiwa dan membawanya
kembali kepada keadaan yang sejahtera dan membuatnya meningkat dari sifat
menguasai kejahatan menuju tingkat berdamai dengan Allah merupakan tugas besar.
Puncak kebahagiaan manusia terletak pada penyucian jiwa. Sementara puncak
kesengsaraan manusia terletak pada tindakan membiarkan jiwa mengalir sesuai
dengan tabiat alamiah. Itulah sebabnya Allah befirman : "Sungguh beruntung
orang yang membersihkan jiwanya dan sungguh merugi orang yang mengotorinya ...
"
Alasannya karena penyucian
jiwa dan latihan jiwa mengakibatkan dikenalnya jiwa, dan pengenalan jiwa
menimbulkan pengetahuan akan Tuhan, sebab barang siapa yang mengenal jiwanya
sendiri akan mengenal Tuhannya.
Pembersihan dari kotoran yang
melekat pada jiwa, adalah salah satu fokus kita kali ini, sehingga kita
benar-benar bisa merasakan bagaimana rasanya hati kita menjadi bening dan
nyaman. Jiwa menjadi tenang dan akan mendapat sapaan Allah seperti dalam
ayat-Nya : “Wahai jiwa yang tenang datanglah kehadirat Tuhanmu dengan keadaan
ridho dan diridhai “ ( Qs Al fajr 27-28 )
Jiwa yang seperti inilah yang kita
tuju. dan tentunya dengan niat dan perjuangan yang sungguh-sungguh.
MEMBUKA
JALUR KOMUNIKASI KEPADA ALLAH
Rasulullah pernah berwasiat kepada
Sayyidina Muadz bin Jabal tentang bacaan doa yang didawamkan “ Ya Allah ,
ajarkan aku tentang ingat (dzikir ) kepada Engkau, dan syukur serta ajarkan
kekhusyu’an dalam beribadah kepada-Mu"
Wasiat diatas merupakan pintu untuk
membuka jalur komunikasi kepada Allah dimana ada hal-hal yang manusia tidak
mampu mendialogkan kepada orang lain atau manusia tidak bisa menunjuki jalan
yang diinginkan. seperti yang tercantum dalam do’a Sayyidina Muadz bin Jabal
diatas, hanya kepada Allah-lah kita meminta pertolongan dan petunjuk. (Qs 1: 5
)
Komunikasi adalah melakukan dialog
langsung secara lugu dan polos sesuai dengan keadaan hati kita, tidak perlu
bergaya-gaya dihadapan Allah apalagi dilagu-lagukan. Cukup diam dengan rasa
rendah hati (tawadhu’), dan menjaga kesopanan dihadapan Allah, serta rasakan
bahwa Allah sedang berada sangat dekat bahkan lebih dekat dari urat leher
kita. Panggillah Asma-Nya yang baik-baik .... Ya Allah...Ya Allah ... Ya
Allah berulang -ulang dengan menghadirkan hati serta kerinduan yang dalam. Hal
tersebut selalu harus terus Anda lakukan setiap habis melakukan shalat.
Kemudian kalau ada kesempatan waktu lakukanlah dialog-dialog dimana saja
berada karena Allah ada dimana saja anda berada.
Kalau seandainya tiba-tiba anda
menangis ketika berdzikir atau bahkan ketika shalat ... hal tersebut tidak
perlu dirisaukan karena Alquran telah menjamin dan akan membimbing
perjalanan kita ... mudah-mudahan anda mendapatkan karunia dari Allah
swt. amin ( Buka surat Maryam ayat 58 )
Didalam tafakkur kita sebaiknya
tetap berbekal ilmu syariat , bahwa Allah bukan laki-laki juga bukan wanita
atau tidak bisa dibayangkan dan disamakan dengan makhluqnya.
Mulailah setiap melakukan dialog
dengan didahului membaca :
Bismillahirrahmanirrahim.....
Dua kalimat syahadat
Shalawat kepada Rasulullah
Bisa dilakukan dalam posisi berdiri,
duduk , maupun berbaring ..( Annisa : 103)
Hubungkan hati kita, perasaan kita ,
dan coba timbulkan rasa rindu dan cinta kepada Allah. panggil Asman-Nya
berulang-ulang (tanpa menghitung-hitung jumlahnya) dengan suara hati yang dalam
... lakukan dengan sungguh-sungguh sehingga terasa ada sambutan yang menyeruak
dalam kalbu kita ... rasakan kedamaian dan keheningan yang sejuk didada ...
sebut terus Ya Allah ...Ya Allah ... Ya Allah ... dan kuatkan hati kita tetap
berpegang kepada tauhid hanya Allah tujuan kita, hunjamkan sampai kedalam lubuk
hati yang dalam ... sehingga akan ada bimbingan didalam hati kita untuk selalu
ingat Allah ... hati kita akan bergerak terus seakan-akan tidak mau diajak
untuk berhenti ... terkadang ucapan dzikirnya berubah dengan sendirinya ... ya
Allah .... ya Allah berganti la ilaha illallah ....dan seterusnya ...
Tubuh akan semakin ringan dan pasrah
... hati menjadi lebih tenang dan terang benderang ... rasanya sejuk dan
nyaman yang akan mengakibatkan hati menjadi lunak dan mudah terkendali.
Keadaan tubuh kadang semakin
berat dirasa ... getaran jiwa semakin kuat dan ... emosi jiwa semakin
tidak bisa dibendung, rasanya ingin sekali berteriak sekeras-kerasnya
untuk mengungkapkan rasa kerinduan yang dalam kepada Allah ...
Saat itulah kita pasrahkan seluruh
jiwa raga kita dengan ikhlash ... sehingga Allah akan berkehendak membimbing
sholat ... membimbing ruku’ dan membimbing hati kita untuk bersabar ... ( lihat
surat Azzumar 22-23 )
“Maka apakah orang-orang yang
dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya
dari Allah (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang
besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka
itu dalam kesesatan yang nyata."
Allah telah menurunkan perkataan
yang paling baik (yaitu) Alqur’an yang serupa mutu ayat-ayatnya lagi
berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya,
kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah,
itulah petunjuk Allah ...
Sebelum saya lanjutkan pada bab-bab
berikutnya ... sebaiknya semua pembaca mengulangi sekali lagi membaca artikel
saya tentang bab syariat, bab etika Islam, dan hakikat manusia ... karena
disanalah dasar-dasar hukum yang saya tulis untuk bekal menuju kehadhirat Allah
Swt.
Dan kali ini saya menepati janji
saya untuk mengungkapkan praktek dalam tazkiyyatunnafs (pembersihan jiwa).
sebab pada intinya “JIWA“ lah yang menjadi penyebab kerusakan
manusia ... , dan pada jiwa pula manusia menjadi tinggi derajadnya disisi Allah
... sedang kebersihan jiwa hanya bisa ditempuh dengan jalan mengingat Allah (
Dzikrullah ) secara terus menerus ... serta ... berusaha keras menghadap
untuk berbakti kepada Allah kemudian berpaling dari kemauan syahwat itulah yang
membersihkan dan menjernihkan hati.
Secara luas, alqur’an menggambarkan
sebagai fokus dari apa yang membuat seorang manusia menjadi manusiawi, pusat
dari kepribadian manusia. Dan karena manusia terikat erat dengan Allah, pusat
ini merupakan tempat dimana mereka bertemu Tuhan. Pertemuan ini merupakan
dimensi kognitif dan juga dimensi moral.
Karena hati merupakan pusat sejati
dari seorang manusia. Tuhan menaruh perhatian khusus padanya dan kurang begitu
memperhatikan amalan-amalan aktual yang dilakukan orang-orang ”Tidak ada
celanya jika kamu berbuat salah, kecuali jika hatimu menyengaja” (Qs 33:5 )
“Tuhan tidak akan menghukummu karena
sumpah yang tidak disengaja, akan tetapi Tuhan akan menghukummu karena sumpah
yang disengaja oleh hatimu . Dan Tuhan maha pengampun lagi maha penyantun ( Qs
2:225)
Dan sebuah Hadist menyatakan bahwa “
Allah tidak melihat badanmu atau bentukmu ,melainkan kedalam hatimu “
Karena hati adalah tempat yang
dilihat Tuhan, ia merupakan kunci menuju kemunafikan, watak yang paling
buruk dalam pandangan muslim. “ Tuhan tahu apa yang ada dalam hatimu (Qs
33:51)
Hati adalah tempat dimana Tuhan
mengungkapkan diri-Nya sendiri kepada manusia . Kehadiran-Nya terasa didalam
hati, dan wahyu diturunkan kedalam hati para Nabi .
“ (Jibril ) menurunkan wahyu
kedalam hati nurani mu dengan izin Tuhanmu , membenarkan wahyu sebelumnya ,
.........( Qs 2:97)
Selanjutnya persoalan hati
akan saya bahas secara khusus pada kesempatan yang akan datang ... insya
Allah. Selamat mencoba ......
BAB
HATI
Banyak ahli muslim terutama yang
memperhatikan masalah akhlak kepada Allah, mengemukakan bahwa hati manusia
merupakan kunci pokok pembahasan menuju pengetahuan tentang Tuhan. Hati,
sebagai pintu dan sarana Tuhan memperkenalkan kesempurnaan diri-Nya.
“Tidak dapat memuat dzat-Ku bumi dan langit-Ku, kecuali “Hati “
hamba-Ku yang mukmin lunak dan tenang ( HR Abu Dawud ). Hanya melalui “hati
manusialah” keseimbangan sejati antara Tuhan dan kosmos bisa dicapai.
Al qur’an menggunakan istilah qalb
(hati) 132 kali, makna dasar kata itu ialah membalik, kembali, pergi maju
mundur, berubah, naik turun. Diambil dari latar belakangnya hati mempunyai
sifat yang selalu berubah, sebab hati adalah lokus dari kebaikan dan kejahatan
, kebenaran dan kesalahan.
Hati adalah tempat dimana Tuhan
mengungkapkan diri-Nya sendiri kepada manusia. Kehadiran-Nya terasa didalam
hati, dan wahyu maupun ilham diturun-kan kedalam hati para Nabi maupun
wali-Nya.
“Ketahuilah bahwa Tuhan membuat
batasan antara manusia dan hatinya, dan bahwa kepada-Nya lah kamu sekalian akan
dikumpulkan" ( QS 8: 24)
“(Jibril) menurunkan wahyu kedalam
hati nuranimu dengan izin Tuhan, membenarkan wahyu sebelumnya, menjadi
petunjuk dan kabar gembira bagi orang-orang yang beriman" (QS 2:97)
Hati adalah pusat pandangan ,
pemahaman , dan ingatan ( dzikir )
“Apakah mereka tidak pernah
bepergian dimuka bumi ini supaya hatinya tersentak memikirkan kemusnahan itu,
atau mengiang ditelinganya untuk didengarkan ? sebenarnya yang buta bukan
mata , melainkan “ hati” yang ada didalam dada." (QS 22:46)
“memang hati mereka telah kami tutup
hingga mereka tidak dapat memahaminya, begitu pula liang telinganya telah
tersumbat" (QS 18:57 )
"Apakah mereka tidak
merenungkan isi Alqur’an ? atau adakah hati mereka yang terkunci ?" (QS
47:24)
“Janganlah kamu turutkan orang yang
hatinya telah Kami alpakan dari mengingat Kami (dzikir), orang yang hanya
mengikuti hawa nafsunya saja, dan keadaan orang itu sudah keterlaluan" (QS
18:28)
“Sesungguhnya telah Kami sediakan
untuk penghuni neraka dari golongan jin dan manusia; mereka mempunyai hati,
tetapi tidak menggunakannya untuk memaha-mi ayat-ayat Allah, mereka mempunyai
mata, tetapi tidak dipergunakan untuk melihat, mereka mempunyai telinga tetapi
tidak dipergunakan untuk mendengar. Mereka itu seperti binatang ternak , bahkan
lebih sesat lagi. Mereka adalah orang -orang yang alpa ( tidak berdzikir
) “ ( Qs 7:179 )
Iman tumbuh dan bersemayam didalam
hati ,begitu juga kekafiran, kemungkaran serta penyelewengan dari jalan yang
lurus. Oleh sebab itu, Allah tetap menegaskan bahwa perilaku seseorang tidak
bisa hanya sekedar syarat sah rukun syariat saja, akan tetapi harus sampai
kepada pusat iman yaitu “ hati “.
Mungkin kita hampir lupa bahwa
peribadatan selalu menuntut pemurnian hati (keikhlasan ), sehingga akan
menghasilkan sesuatu yang haq serta dampak iman secara langsung.
Iman yang pernah diikrarkan
oleh kaum Arab badwi dihadapan Rasulullah bukan kategori iman yang
sebenarnya, sehingga seketika itu Allah menurunkan wahyu untuk
memperingatkan kepada mereka (Arab badwi) “Orang-orang Badwi itu berkata
: “kami telah beriman “. Katakanlah (kepada mereka) “ Kamu belum beriman
“ ,tetapi katakanlah “ kami telah tunduk “, karena iman itu belum masuk kedalam
hatimu (Qs 49:14) .
Iman yang benar mempunyai ciri
tersendiri dan diakui oleh alqur’an. Ia tertegun dan terharu tatkala nama Allah
disebut ... dan bahkan ia terdorong ingin meluap-kan kegembiraan dan
kerinduannya dengan menjerit seraya bersujud dan menangis. Bergetar hatinya dan
bertambahlah imannya. Ia begitu kokoh dan mantap dalam setiap langkahnya karena
keihsanan bersama dengan Allah yang selalu menjaga. Ia akan selalu
berbisik kedalam lubuk hatinya tatkala menghadapi persoalan dan kesulitan
didunia, karena disitulah Allah meletakkan ilham sebagai pegangan untuk
menentukan sikap. Sehingga kaum beriman akan selalu terjaga dalam hidayah dan
bimbingan Allah Swt.
Firman Allah Swt :
“Suatu musibah tidak akan menimpa
seseorang kecuali atas izin Allah. Dan barang siapa yang beriman kepada Allah,
tentu Dia akan menunjuki “hatinya”. Dan Tuhan Maha Mengetahui
segala-galanya" ( Qs 64:11)
“ Keimanan telah ditetapkan Allah ke
dalam “ hatinya “ serta dikokohkan pula Ruh dari diri-Nya" (Qs 58:22 )
“Dan kami tunjang pula mereka dengan
petunjuk , dan kami teguhkan hati mereka" ( QS 18 : 13-14)
“Dialah yang telah menurunkan
ketentraman didalam hati orang-orang yang beriman supaya bertambah
keimanannya di samping keimanan yang telah ada" (QS 48:4)
Syetan menggantikan kedudukan Allah
bersemayam di istana hati manusia yang lalai. Allah akan memalingkan dan
menghinakan orang yang lalai akan Allah , Allah akan mengunci dan
mematikan hati sehingga ia diberi gelar “ binatang ternak! Bahkan lebih
sesat dari itu. Kalau sampai terjadi seperti ini maka tertutuplah hati untuk
menerima cahaya dari Allah Swt. Maka tidak heran jika perbuatan nya akan
cenderung mengikuti langkah-langkah syetan yang dilarang oleh Allah,
syetan menggantikan posisi Allah menduduki hati yang tertutup
dan dialah yang akan menasehati dan membimbing kejalan yang
sesat. Kekejian itu akan menyeruak kedalam kalbu melalui hembusan ilham
sehingga akal fikiran tidak mampu menghalau datangnya petunjuk tersebut.
Marah dan benci tidak pernah direncanakan, akan tetapi ia datang langsung
kepusat hati, dan tubuh tanpa daya mengikuti kemauan sihir sang iblis .
Hati menjadi buta ........ !!!
Allah berfirman :
“Barang siapa yang berpaling dari
pengajaran Allah Yang Maha Pemurah, Kami adakan baginya syetan (yang
menyesatkan) maka syetan itulah yang menjadi teman yang selalu
menyertai" ( Qs 43 : 36 )
“Hai orang- orang yang beriman,
janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syetan, maka sesungguhnya syetan itu
menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah
karena karunia Allah dan rahmat-Nya niscaya tidak seorangpun dari kamu
sekalian bersih ( dari perbuatan keji dan mungkar ) selama-lamanya, tetapi
Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui". ( QS 24: 21 )
Iman dan kafir terletak didalam
hati, Allah telah membeberkan berikut contoh-contohnya antara orang yang
dibukakan hatinya dan yang ditutup hatinya, serta perilaku keduanya. Maka
keputusannya terletak kepada kebebasan manusia itu sendiri untuk memilih jalan
yang sesat ataupun yang lurus. Karena disitu akan mendapatkan bimbingan
langsung baik jalan kesesatan maupun jalan ketaqwaan.
Firman Allah :
“Demi jiwa serta penyempurnaan
(ciptaan-Nya), Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan
ketaqwaanya. Sungguh beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu dan
merugilah orang yang mengotorinya". (Asy Syams 7-10 )
Ayat diatas memberikan pengertian
atas pentingnya membersihkan jiwa, sehingga apabila hal ini
terjadi, maka Allah-lah yang akan membimbing ketaqwaan, keimanan, serta
ketulusan. Namun sebaliknya Allah akan menistakan manusia yang melalaikan akan
Allah serta mengotori hatinya dengan mengirim musuh Allah sebagai
penasehat dan menuntunnya kejalan kesesatan.
Kemudian apa langkah selanjutnya,
serta bagaimana terapi untuk mengembalikan hati yang sudah terlanjur
karam dilumpur nista ?
Pertama kita sudah memahami bahwa,
penyebab utama dari ketidak mampuan berbuat baik dan kesulitan menjaga dari
perbuatan keji dan mungkar serta tidak didengarnya setiap doa , adalah “
tertutupnya mata hati oleh NUR ILAHY “.
Kedua , konsentrasikan masalah
mengurus hati dulu, jangan mempersoalkan hal yang lain, karena “hati
sedang menderita sakit kronis. Kita harus perhatikan dengan sungguh-sungguh,
dan memasrahkan diri kepada Sang Pembuka Hati ..
Dialah yang menutup hati kita,
membutakan, mentulikan, dan mengunci mati dan tidak memberikan kefahaman atas
ayat-ayat Allah yang turun kedalam hati.
Mari kita perhatikan kedalam, kita
jenguk hati kita yang sedang berbaring tak berdaya, disitu terlihat syetan
dengan leluasa memberikan wejangan dan petunjuk bagaimana berbuat keji dan
mungkar. Ia menuntun pikiran untuk menerawang keangkasa, mengajaknya mi'raj keangan-angan
panjang dan melupakannya ketika badan sedang Shalat, sedang berwudhu’ dan
membaca Alqur’an dan ibadah yang lain. Kita sudah beberapaka kali mencoba
menepis ajakan itu namun apa daya kekuatan iblis memang luar biasa, kita bukan
tandingannya untuk melawan dan mengusir nya. Ia ghaib dan licik ... ia berjalan
melalui aliran darah manusia, ia bisa menembus tembok ruang dan waktu , ia ada
dalam fikiran, dan bahkan bersemayam didalam hati manusia. Cukup sudah usaha
kita untuk melawannya, namun gagal dan gagal lagi.... ...
Namun ada yang yang tidak “ MATI “,
yaitu diri sejati yang selalu melihat keadaan hati kita yang sakit. Ialah
“Bashirah“ (Al qiyamah: 14), ia tidak pernah bersekongkol dengan syetan, Ia
yang mengetahui kebohongan hati, kejahatan, dan ia selalu mengikuti fitrah
Allah, ia jujur, tawadhu’, khusyu’, kasih sayang dan adil ( lihat tafsir
sofwatut tafasir, oleh prof Ali Assobuni).
Kita harus cepat mendengarkan
suara dia yang selalu mengajaknya ke arah kebajikan, Ia sangat dekat dengan Allah,
Ia sangat patuh, Ia penuh iman, Ia berbicara menurut kata Allah ( ilham), dan
kedudukannya sangat tinggi diatas Syetan dan jin sehingga mereka tidak bisa
menembus untuk menggodanya ( As Shafat:8 ) Anda bisa merasakannya
sekarang ... tatkala anda berbohong, ia berkata lirih ... kenapa kamu berbohong
... ia tidak tidur tatkala kita tidur ... ia melihat tatkala kita bermimpi
dikejar anjing ... ia melihat ketika jin menggoda dan syetan menyesatkan, namun
hati tidak kuasa mengikuti kata bashirah yang oleh Allah digelari “
RUH-KU”. Maka beruntunglah orang yang membersihkan jiwanya dan celakalah
orang yang mengotorinya ( As Syam :9-10)
Kita kembali kepada persoalan hati ,
Mari kita perbaiki hati kita dengan
cara mendatangi Allah, kita serahkan persoalan ini ... kerumitan hati yang
selalu ragu-ragu ... ketidak mampuan menahan syahwat yang bergolak keras ...
Mari kita contoh Nabi Yusuf ketika
gejolak nafsu sudah menguasai hatinya, Ia tidak kuasa lagi menahan syahwatnya
tatkala Julaiha datang menghampiri untuk mengajaknya berbuat mesum ... Ia cepat
berpaling dan menghampiri Allah dan mengadukannya keadaan syahwatnya yang terus
menerus mengajak kepada keburukan. Kemudian Allah mendatangkan rahmat-Nya dan
memalingkan hatinya, mengangkat kekejian didalam hatinya, dan akhirnya Nabi
Yusuf terbebas dari perbuatan yang dilaknat Allah Swt.
Allah sendiri yang akan memalingkan
hati dari perbuatan keji dan mungkar sehingga terasa sekali sentuhan Ilahy
tatkala mengangkat kotoran hati dengan cara menggantikannya dengan perbuatan
baik dan ikhlas .
Allah berfirman :
“Sesungguhnya wanita itu telah
bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusufpun bermaksud
(melakukan pula) dengan wanita itu, andaikata dia tidak melihat tanda
(dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan daripadanya kemungkaran dan
kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih
( ikhlash)” ( Yusuf :24 )
Mungkin kita masih ragu-ragu ... apa
mungkin kita bisa mendapatkan burhan dan bimbingan Allah dalam menghindari
perbuatan keji dan mungkar ?
Mari kita hindari prasangka yang
buruk terhadap Allah, kita timbulkan rasa percaya bahwa hanya Allah lah yang
mampu memberikan hidayah dan bimbingan serta mencabut persoalan yang kita
hadapi.
Pada bab penyucian jiwa, telah saya
sampaikan praktek berkomunikasi kepada Allah. saya mengharap anda telah
melakukannya dengan penuh hudhu’ dan ikhlas, sehingga anda juga akan
dibukakan rahmat dan hidayah-Nya. Amin....
Mari kita kembali mecoba
berkomunikasi kepada Allah seperti tercantum dalam bab sebelumnya.
Ketika Allah membuka Hidayah kedalam
“ Hati “
Hilangkan rasa takut tersesat
didalam menempuh jalan ruhani ... bekal kita adalah tauhid, lambungkan jiwa
melayang menuju Allah ... dekatkan dan berbisiklah dengan kemurnian hati ...
jangan menghadap dengan konsentrasi pikiran, sebab anda akan mengalami pusing
dan tegang. Usahakanlah tubuh anda rileks dan pasrah ... biarkan hati bergerak
menyebut Asma-Nya yang Maha Agung ... Ajaklah perasaan dan fikiran untuk hadir bersujud
dihadapan-Nya.
Jangan hiraukan kebisingan diluar
... usahakan hati tetap teguh menyebut nama Allah berulang-ulang ... sampai
datang ketenangan dan hening serta rasa dingin didalam kalbu ... kalau anda
mengalami pusing dan penat ... berarti cara berdzikirnya menggunakan kosentrasi
didalam fikiran, maka ulangi dengan cara berkomunikasi didalam jiwa /
hati ...
Mohonlah kepada Allah agar dibukakan
hati dan dimudahkan menempuh jalan menuju makrifat ...
Biasanya ... kalau kita mendapatkan
ketenangan dan kekhusyu’an didalam berkomunikasi dengan Allah ... mula-mula
hati menjadi sangat terang ... mudah sekali menangis terharu tatkala kita
menyebut Asma-Nya ... kita tidak kuasa membendung air mata ketika shalat ...
membaca Alqur’an dan melihat keagungan Allah yang lain ... hati sering bergetar
manakala kita berhadapan dengan-Nya ... badan turut berguncang dan berat dirasa
seakan ada yang mendorong untuk bersujud dan menangis ... keihsanan dan tauhid
kepada Allah bertambah kuat. Keyakinan bertambah lekat, serta perubahan
demi perubahan didalam kalbu semakin terlihat. Perilaku kita akan dibimbing ...
perilaku hati yang semula kaku dan cenderung kasar berubah dengan sendirinya
..menjadi lembut ... Yang semula shalat fikiran turut melayang-layang
berubah dengan kekhusyu’an dan terasa nikmatnya.....dan seterusnya ...
Hal ini tidak akan pernah terjadi kalau kita hanya menjadikan
artikel ini sebagai referensi ilmu yang hanya untuk diperdebatkan lalu
disimpan dalam Almari ....
Untuk lebih jelasnya mari kita
lanjutkan perjalanan kita ini dengan mengikuti bagaimana Allah mengajarkan
manusia , binatang , para Nabi dan Rasul. Selanjudnya anda akan saya ajak
berguru kepada Yang Maha Mursyid ... Maha Mengetahui, Maha guru dari segala
guru, Yang Maha Sakti. Dialah yang mengajarkan manusia apa-apa yang belum
diketahuinya. Dia mengajarkan binatang lebah untuk membuat sarangnya. Dan ...
kepada Dia lah segala makhluk bergantung ... Dialah Sang Guru Sejati
....Gurunya para Guru ...Gurunya para Nabi dan Rasul gurunya para
Wali dan gurunya KITA yang bertaqwa !!!
Perjalanan kita hampir dekat menuju
persoalan penting .... yakni kepada siapa kita harus berguru ... maka simaklah
bab berikutnya “ BERGURU KEPADA ALLAH”
ARTI
MENERIMA ALLAH YANG SEBENARNYA
Sebuah Kenangan Terindah disaat menghayati Makna Maulid Nabi Muhammad SAW…
Ketika Guru bertanya kepadaku: "Maukah kamu menerima Allah sebagai TuhanMu?...
Kujawab dengan ta'zim: "Mau..."
Berdirilah dengan rileks…
Katakanlah kepada dirimu: "aku menerima Allah sebagai Tuhanku..."
Kutepuk lembut dadaku dan berkata:
"aku menerima Allah sebagai Tuhanku......"
"aku menerima Allah sebagai Tuhanku..."
"aku menerima Allah sebagai Tuhanku..."
Kurasakan ada aliran daya yang sangat dahsyat menerima kesediaanku itu.
Kerongkonganku rasa tercekat...
Mata terasa cair...
Dadaku mulai bergelombang...
Kemudian Guru berkata:
Katakan kepada Allah: "Ya Allah..., aku menerima Allah sebagai Tuhanku..."
Kukatakan dengan penuh semangat:
"Ya Allah..., aku menerima Allah sebagai Tuhanku..."
"Ya Allah..., aku menerima Allah sebagai Tuhanku..."
"Ya Allah..., aku menerima Allah sebagai Tuhanku..."
Suaraku mulai parau...
Ada yang ingin meloncat keluar dari dalam dadaku yang membuatku terpekik.
"Ya Allah..., aku menerima Allah sebagai Tuhanku..."
"Ya Allah..., aku menerima Allah sebagai Tuhanku..."
"Ya Allah..., aku menerima Allah sebagai Tuhanku..."
Sekarang tundukkan kepalamu kepada Allah... sambil memanggil Allah...
Kutundukkan kepalaku...
Ya Allah...
Ya Allah...
Ya Allah...
Sujudkan pikiranmu ke Allah... sambil memanggil Allah...
Kusujudkan pikiranku ke Allah...
Ya Allah...
Ya Allah...
Ya Allah...
Sujudkan dadamu keAllah... sambil memanggil Allah...
Kusujudkan dadaku ke Allah...
Ya Allah...
Ya Allah...
Ya Allah...
Sujudkan jantungmu ke Allah... sambil memanggil Allah
Kusujudkan jantungku ke Allah...
Ya Allah...
Ya Allah...
Ya Allah...
Sujudkan hatimu ke Allah... sambil memanggil Allah...
Kusujudkan hatiku ke Allah...
Ya Allah...
Ya Allah...
Ya Allah...
Sujudkan darahmu, ginjalmu, ke Allah... sambil memanggil Allah...
Kusujudkan darahku dan ginjalku ke Allah...
Ya Allah...
Ya Allah...
Ya Allah...
Sujudkan seluruh tubuhmu ke Allah... sambil memanggil Allah...
Kusujudkan seluruh tubuhku ke Allah...
Ya Allah...
Ya Allah...
Ya Allah...
Semua ku serahkan kepada Allah….
Ya Allah…
Semua kusujudkan ke Allah…
Ya Allah…
Kurasakan saat itu bahwa ternyata aku tidak bisa membuat diriku..
Ya Allah…
Semuanya adalah dari Allah, milik Allah, dan kembali ke Allah…
Ya Allah…
Sekarang aku seperti seorang yang kalah perang…
Aku tersungkur…, tersujud…, takluk…, dan menyerah…
Tiba-tiba aku merasakan rasa sujud yang sedang sujud kepada Allah…
Ya Allah…, Ya Allah…, Ya Allah…
Ada tali hubungan dengan Allah…
Aku dipahamkan tentang arti sujud yang sebenarnya…
Aku dipahamkan tentang arti menerima Allah yang sebenarnya…
Aku dipahamkan tentang arti ikhlas yang sebenarnya…
Tiba-tiba semua proses seperti terhenti…
Ada rasa selesai dalam proses itu…
Akupun duduk…
Buat sesaat aku dipahamkan bahwa beginilah cara Allah:
Mengambil rasa keakuanku…
Menghilangkan rasa aku paling pintar, aku paling hebat, aku paling kaya…, aku paling…
Rasa-rasa yang selama ini telah menjadi hijabku dengan Allah…
Lalu akupun bergegas memperbaharui syahadatku:
Asyhaduan la ilaha illallah…, wa asyhaduanna muhammadan rasulullah…
Dengan sukacita yang pekat akupun bersiap untuk langkah berikutnya
Langkah perjalanan diri untuk hadir dihadapan Allah…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar