Total Tayangan Halaman
Rabu, 26 Agustus 2020
Amalan Dakkah (tempat duduk) Hakim dan Baytut-Thasyt:
Ketahuilah bahwa Dakkatul-Qadha adalah bangunan yang terletak di Mesjid Jamik Kufah yang menyerupai kedai, tempat duduk Amirul Mukminin as untuk menyelesaikan permasalahan hukum (menghakimi). Dahulu, di sana terdapat tiang pendek bertuliskan ayat,
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ
Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian untuk berbuat adil dan kebaikan.
Sedang Baytut-Thasyt adalah tempat munculnya mukjizat Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as tentang seorang gadis yang menyelam ke dalam air yang berlintah. Kemudian lintah itu masuk ke tubuh gadis itu dan membesar karena terus menghisap darah dari perut sang gadis. Lantas, saudara gadis itu menuduhnya hamil sehingga masyarakat mengharuskannya untuk dibunuh. Kemudian masyarakat datang ke Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as agar menghakimi permasalahan tersebut. Lantas, Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as memerintahkan agar sekitar mesjid ditutup dengan kain dan gadis itu berada di belakangnya, kemudian memerintahkan tabib (dokter) anak kota Kufah untuk meneliti dan menyampaikan pendapatnya. Tabib itu berpendapat, “Wahai Amirul Mukminin, ia dalam keadaan hamil, di dalam perutnya terdapat janin.” Kemudian, Amirul Mukminin as memerintahkan seseorang mengambil kuali yang terbuat dari lumpur (tanah liat), lalu gadis itu didudukkan di kuali itu. Tak lama kemudian, karena mencium bau lumpur, lintah yang berada di dalam perut sang gadis pun keluar.
Di beberapa riwayat disebutkan bahwa Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as menjulurkan tangannya untuk mengambil sebongkah salju dari gunung yang berada di Syam, lantas bongkahan salju itu ditaruh ke dalam kuali itu kemudian keluarlah lintah tersebut.
Berkenaan dengan amalan-amalan Mesjid Jamik Kufah yang masyhur adalah melaksanakan amalan-amalan pertengahan di sisi mesjid, yaitu amalan-amalan tiang keempat. Maka amalan-amalan Dakkatul-Qadha dan Baytut-Thasyt dilakukan terakhir setelah semua amalan-amalan yang ada, atau setelah melaksanakan amalan-amalan Dakkatush-Shadiq as.
Urutan amalan yang dilakukan di sana seperti yang disusun oleh Sayid Ibnu Thawus di dalam kitab Mishbâh az-Zâir dan Allamah Majlisi dalam kitab al-Bihar, juga Syekh Khidhir dalam kitab al-Mazâr. Bagi yang merujuk kepada pendapat lain, hendaknya mengakhirkan amalan Dakkatul-Qadha dan Baytut-Thasyt dari semua amalan yang ada, dan hendaknya melaksanakannya setelah amalan Dakkatush-Shadiq as.
Caranya yaitu menuju Dakkatul-Qadha kemudian melaksanakan shalat dua rakaat di situ dengan membaca surah al-Fâtihah dan surah apa pun yang dikehendaki. Selepas shalat, bacalah Tasbih Zahra as kemudian ucapkanlah,
يَا مَالِكِي وَ مُمَلِّكِي وَ مُتَغَمِّدِي (مُعْتَمَدِي) بِالنِّعَمِ الْجِسَامِ مِنْ غَيْرِ إِسْتِحْقَاقٍ، وَجْهِي خَاضِعٌ لِمَا تَعْلُوهُ اْلأَقْدَامُ لِجَلاَلِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ، لاَ تَجْعَلْ هَذِهِ الشِّدَّةَ وَ لاَ هَذِهِ الْمِحْنَةَ مُتَّصِلَةً بِاسْتِيْصَالِ الشَّأْفَةِ وَ امْنَحْنِي مِنْ فَضْلِكَ مَا لَمْ تَمْنَحْ بِهِ أَحَدًا مِنْ غَيْرِ مَسْأَلَةٍ، أَنْتَ الْقَدِيْمُ اْلأَوَّلُ الَّذِي لَمْ تَزَلْ وَ لاَ تَزَالُ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِ مُحَمَّدٍ وَ اغْفِرْ لِي وَ ارْحَمْنِي وَ زَكِّ عَمَلِي وَ بَارِكْ لِي فِي أَجَلِي وَ اجْعَلْنِي مِنْ عُتَقَائِكَ وَ طُلَقَائِكَ مِنَ النَّارِ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Wahai Pemilikku, kepemilikanku dan sandaran diriku dengan berbagai karunia yang besar tanpa memedulikan kelayakanku, tunduk atas segala yang terletak di atas telapak kaki, karena keperkasaan-Mu, wahai Zat Yang Pemurah! Jangan Engkau jadikan kesulitan dan cobaan ini senantiasa terus-menrus bersambung, anugerahkanlah kepadaku keutamaan-Mu yang tak pernah Engkau berikan kepada seorang pun tanpa permohonan! Engkau-lah Yang Qadim dan Awal Yang selalu Ada dan akan selalu Ada! Anugerahkanlah shalawat kepada Muhammad dan keluarganya, ampunilah diriku, kasihanilah diriku, bersihkanlah amalku, berikanlah berkah kepadaku ketika ajalku dan jadikanlah aku orang yang terbebas dan terlepas dari siksa api Neraka dengan rahmat-Mu, wahai Zat Sebaik-baik Pengasih!
Amalan di Baytut-Thasyt yang Bergabung dengan Dakkatul-Qadha
Shalatlah di tempat tersebut sebanyak dua rakaat. Setelah salam, bacalah Tasbih Zahra as kemudian ucapkanlah,
اَللَّهُمَّ إِنِّي ذَخَرْتُ تَوْحِيْدِي إِيَّاكَ وَ مَعْرِفَتِي بِكَ وَ إِخْلاَصِي لَكَ وَ إِقْرَارِي بِرُبُوْبِيَّتِكَ وَ ذَخَرْتُ وِلاَيَةَ مَنْ أَنْعَمْتَ عَلَيَّ بِمَعْرِفَتِهِمْ مِنْ بَرِيَّتِكَ مُحَمَّدٍ وَ عِتْرَتِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِمْ لِيَوْمِ فَزَعِي إِلَيْكَ عَاجِلاً وَ آجِلاً وَ قَدْ فَزِعْتُ إِلَيْكَ وَ إِلَيْهِمْ يَا مَوْلاَيَ فِي هَذَا الْيَوْمِ وَ فِي مَوْقِفِي هَذَا وَ سَأَلْتُكَ مَادَّتِي (مَا زَكَى) مِنْ نِعْمَتِكَ وَ إِزَاحَةَ مَا أَخْشَاهُ مِنْ نَقِمَتِكَ وَ الْبَرَكَةَ فِيْمَا رَزَقْتَنِيْهِ وَ تَحْصِيْنَ صَدْرِي مِنْ كُلِّ هَمٍّ وَ جَائِحَةٍ وَ مَعْصِيَةٍ فِي دِيْنِي وَ دُنْيَايَ وَ آخِرَتِي، يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Ya Allah! Telah kubekali diriku dengan mengesakan-Mu, mengenal-Mu, ikhlas (dalam beribadah) kepada-Mu, berikrar akan Rububiyah-Mu. Telah aku bekali diriku dengan kepemimpinan orang yang Engkau beri karunia atasku dengan mengenal mereka dari makhlukMu, yaitu Muhammad dan Itrahnya—semoga shalawat Allah senantiasa tercurahkan atas mereka—di hari aku takut kepada-Mu, cepat maupun lambat. Aku takut kepada-Mu dan kepada mereka, wahai Junjunganku, di hari ini dan di tempat ini aku memohon kepada-Mu tambahan karunia-Mu untukku, menyingkirkan yang siksa-Mu yang menakutkan bagiku, berkah atas apa yang telah Engkau rezekikan kepadaku, penjagaan dadaku dari segala kegelisahan, kebinasaan dan ketidaktaatan terhadap agamaku, duniaku dan akhiratku, wahai Lebih Pengasih dari para pengasih!
Di sebutkan di dalam riwayat bahwa Imam Ja‘far Shadiq as mendirikan shalat dua rakaat di Baytut-Thasyt.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar