Total Tayangan Halaman

Kamis, 27 Agustus 2020

Mesjid Sha’sha’ah

Tak jauh dari Mesjid Zaid tersebut terdapat mesjid saudaranya, Sha’sha’ah bin Shauhan. Dia juga termasuk salah seorang sahabat Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as yang mengetahui hak beliau yang semestinya dan termasuk salah seorang teladan orang-orang beriman. Dia sangat fasih dalam berorasi sehingga Amirul Mukminin bin Abi Thalib as menjulukinya sebagi ‘orator ulung.’ Beliau sering memujinya karena kelihaiannya berorasi dan kefasihan lidahnya. Beliau juga memujinya dengan orang yang ringan beban dan banyak membantu. Pada malam syahadah beliau, ketika putra-putri beliau memindahkan jenazahnya dari Kufah ke Najaf, Sha’sha’ah termasuk di antara orang-orang yang mengantarkan jenazah suci itu. Ketika mereka telah menguburkan beliau, Sha’sha’ah berdiri di samping makam beliau, memungut segenggam tanah dan menaburkannya di atas kepalanya seraya berkata, “Ayah dan ibuku menjadi tebusanmu, wahai Amirul Mukminin! Selamat menebar karunia-karunia Allah (yang telah diberika-Nya kepadamu). Wahai Abul Hasan, sungguh suci kelahiranmu, kokoh kesabaranmu dan agung jihadmu. Engkau telah sampai kepada apa yang telah kau harapkan, engkau telah berhasil berdagang, dan berjumpa dengan Tuhanmu.” Dia mengulangi-ulangi ucapan-ucapnnya itu dan menangis tersedu-sedu, serta tangisannya itu menyebabkan orang-orang yang hadir di situ turut menangis. Pada hakikatnya, majelis ‘azâ’ telah terlaksana di samping makam beliau di tengah malam yang kelam itu. Sha’sha’ah berperan sebagai orang yang membaca ‘azâ dan Imam Hasan, Imam Husain, Muhammad bin Hanafiyah, Abul Fadhl Abbas, dan seluruh putra-putri beliau yang hadir di situ berperan sebagai pendengar acara ‘azâ. Ketika telah menyelesaikan ucapan-ucapannya itu, dia menoleh kepada Imam Hasan dan Imam Husain as, serta kepada seluruh putra-putri beliau seraya mengucapkan bela sungkawa sedalam-dalamnya. Setelah itu, mereka kembali ke Kufah bersama-sama. Ringkasnya, Mesjid Sha’sha’ah termasuk salah satu mesjid-mesjid Kufah yang mulia dan sekelompok orang pernah melihat Imam Mahdi as di mesjid itu ketika beliau sedang mengerjakan shalat sebanyak dua rakaat dan membaca doa Allahumma yâ dzal-minanis sâbighah wal-âlâil wâzi‘ah.... Dari sisi lahiriah amalan beliau itu dapat dipahami bahwa doa tersebut adalah doa khusus Mesjid Sha’sha’ah ini dan termasuk salah satu amalannya, seperti doa Mesjid Sahlah dan Mesjid Zaid. Akan tetapi, karena beliau membaca doa tersebut pada bulan Rajab, ada kemungkinan doa tersebut adalah salah satu dari doa-doa bulan Rajab. Atas dasar ini, doa tersebut juga disebutkan dalam kitab-kitab para ulama sebagai amalan bulan Rajab. Karena kami telah menyebutkannya di dalam pembahasan amalan bulan Rajab, tidak perlu kami mengulanginya di sini, dan yang berminat hendaknya merujuk kepada pembahasan amalan bulan Rajab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar