Total Tayangan Halaman

Kamis, 27 Agustus 2020

Amalan Mesjid Zaid

Setelah (melakukan amalam Mesjid Sahlah), pergilah ke Mesjid Zaid yang terletak di dekat Mesjid Sahlah tersebut. Kerjakanlah dua rakaat shalat dan (setelah itu), angkatlah kedua tangan Anda seraya membaca, إِلَهِي قَدْ مَدَّ إِلَيْكَ الْخَاطِئُ الْمُذْنِبُ يَدَيْهِ بِحُسْنِ ظَنِّهِ بِكَ، إِلَهِيْ قَدْ رَفَعَ إِلَيْكَ الظَّالِمُ كَفَّيْهِ رَاجِيًا لِمَا لَدَيْكَ فَلاَ تُخَيِّبْهُ بِرَحْمَتِكَ مِنْ فَضْلِكَ، إِلَهِيْ قَدْ جَثَا الْعَائِدُ إِلَى الْمَعَاصِي بَيْنَ يَدَيْكَ خَائِفًا مِنْ يَوْمٍ تَجْثُوْ فِيْهِ الْخَلاَئِقُ بَيْنَ يَدَيْكَ، إِلَهِي جَاءَكَ الْعَبْدُ الْخَاطِئُ فَزِعًا مُشْفِقًا وَ رَفَعَ إِلَيْكَ طَرْفَهُ حَذِرًا رَاجِيًا وَ فَاضَتْ عَبْرَتُهُ مُسْتَغْفِرًا نَادِمًا، Sembahanku! Telah menengadahkan tangan kepada-Mu hamba yang bersalah dan berlumuran dosa kedua tangannya dengan prasangka baik terhadap-Mu! Sembahanku! Telah bersimpuh di hadapan-Mu hamba yang berbuat kejelekan dengan mengakui kepada-Mu keburukan perilakunya dan mengharapkan ampunan dari-Mu atas kesalahan-kesalahannya! Sembahanku! Hamba yang zalim telah menengadahkan kedua tangannya kepada-Mu dengan mengharapkan apa yang ada di sisi-Mu, maka janganlah Kau sia-siakan dia demi rahmat-Mu dari karunia-Mu! Sembahanku! Telah berlutut hamba yang selalu mengerjakan maksiat di hadapan-Mu dengan perasaan takut terhadap suatu Hari yang di sana berlutut para makhluk di hadapan-Mu! Sembahanku! Telah datang kepada-Mu hamba yang bersalah dengan perasaan takut, membuka mata kepada-Mu dengan perasaan khawatir lagi berharap dan mengalir deras air matanya meminta ampun lagi menyesali (dirinya)! وَ عِزَّتِكَ وَ جَلاَلِكَ مَا أَرَدْتُ بِمَعْصِيَتِيْ مُخَالَفَتَكَ وَ مَا عَصَيْتُكَ إِذْ عَصَيْتُكَ وَ أَنَا بِكَ جَاهِلٌ وَ لاَ لِعُقُوْبَتِكَ مُتَعَرِّضٌ وَ لاَ لِنَظَرِكَ مُسْتَخِفٌّ، وَ لَكِنْ سَوَّلَتْ لِيْ نَفْسِي وَ أَعَانَتْنِي عَلَى ذَلِكَ شِقْوَتِي وَ غَرَّنِي سِتْرُكَ الْمُرْخَى عَلَيَّ، فَمِنَ اْلآنَ مِنْ عَذَابِكَ مَنْ يَسْتَنْقِذُنِي وَ بِحَبْلِ مَنْ أَعْتَصِمُ إِنْ قَطَعْتَ حَبْلَكَ عَنِّي، فَيَا سَوْأَتَاهْ غَدًا مِنَ الْوُقُوْفِ (الْمَوْقِفِ) بَيْنَ يَدَيْكَ إِذَا قِيْلَ لِلْمُخِقِّيْنَ جُوْزُوْا وَ لِلْمُثْقِلِيْنَ حُطُّوْا، أَفَمَعَ الْمُخِقِّيْنَ أَجُوْزُ أَمْ مَعَ الْمُثْقِلِيْنَ أَحُطُّ، وَيْلِي كُلَّمَا كَبُرَ سِنِّيْ كَثُرَتْ ذُنُوْبِي، وَيْلِي كُلَّمَا طَالَ عُمْرِي كَثُرَتْ مَعَاصِيَّ، فَكَمْ أَتُوْبُ وَ كَمْ أَعُوْدُ، أَمَا آنَ لِي أَنْ أَسْتَحْيِيَ مِنْ رَبِّي، اَللَّهُمَّ فَبِحَقِّ مُحَمَّدٍ وَ آلِ مُحَمَّدٍ اغْفِرْ لِي وَ ارْحَمْنِي، يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَ خَيْرَ الْغَافِرِيْنَ Demi kemuliaan dan keagungan-Mu, perbuatan maksiatku ini bukanlah untuk menentang-Mu. Bukan niatku bermaksiat kepada-Mu ketika aku lakukan maksiat kepada-Mu. Itu semua karena kebodohanku tentang Diri-Mu. Aku melakukannya bukan untuk mempersiapkan diri menerima siksa-Mu, tidak berniat meremehkan pengawasan-Mu. Akan tetapi, hawa-nafsuku telah menipuku, nasib celakaku telah mendorongku melakukan itu, sementara penutupan-Mu (terhadap segala dosa) yang terbentang di hadapanku telah menggiurkanku! Sekarang! Siapa lagi yang dapat menyelamatkanku dari siksa-Mu? Kepada tali siapakah aku berpegang teguh jika Engkau telah memutus tali-Mu dariku? Aduhai! Betapa malang nasibku esok, ketika aku berdiri di hadapan-Mu jika dikatakan kepada orang-orang yang memiliki beban yang ringan, “Cepatlah kalian beranjak dari sini (menuju surga),” dan kepada orang-orang yang memiliki tanggungan berat, “Turunlah kalian (ke dalam neraka)!” Apakah aku akan berangkat bersama mereka yang memiliki beban ringan itu? Ataukah aku akan terjun ke neraka bersama mereka yang memiliki beban berat? Celakalah aku! Ketika bertambah tua usiaku, dosa-dosaku bertambah banyak! Celakalah aku! Ketika umurku bertambah panjang, maksiat-maksiat semakin banyak! Seringkali kali aku bertaubat namun seringkali aku kembali bermaksiat! Apakah belum tiba saatnya untukku merasa malu kepada Tuhanku?Ya Allah! Demi hak Muhammad dan keluarga Muhammad, ampunilah aku dan kasihanilah, wahai Yang Lebih Pengasih dari para pengasih dan Sebaik-baik Pengampun. Lalu, menangislah dan letakkanlah wajah Anda di atas tanah seraya berkata, إِِرْحَمْ مَنْ أَسَاءَ وَ اقْتَرَفَ وَ اسْتَكَانَ وَ اعْتَرَفَ Kasihanilah hamba yang telah berbuat kejelekan dan maksiat ini, merendahkan diri dan mengaku ini! Kemudian, letakkan sisi kanan wajah Anda di atas tanah seraya berkata, إِنْ كُنْتُ بِئْسَ الْعَبْدُ فَأَنْتَ نِعْمَ الرَّبُّ Jika aku adalah seburuk-buruk hamba, maka Engkaulah sebaik-baik Tuhan! Setelah itu, letakkanlah sisi kiri wajah Anda seraya berkata, عَظُمَ الذَّنْبُ مِنْ عَبْدِكَ فَلْيَحْسُنِ الْعَفْوُ مِنْ عِنْدِكَ يَا كَرِيْمُ Sungguh besar dosa dari hamba-Mu! Maka, hendaklah ampunan terkucur dengan baik dari sisi-Mu, wahai Yang Maha Pemurah. Kemudian, sujudlah kembali dan bacalah sebanyak seratus kali, الْعَفْوَ الْعَفْوَ ‏ Ampunan-Mu, ampunan-Mu! Penulis buku ini berkata, “Mesjid tersebut adalah salah satu dari mesjid-mesjid Kufah yang amat mulia dan dikenal dengan sebutan Mesjid Zaid bin Shauhan, salah seorang sahabat besar Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as dan sosok yang telah membantu beliau dalam perang Jamal dan meneguk cawan syahadah dalam perang itu. Doa yang telah disebutkan di atas adalah doa Zaid yang biasa dibacanya setelah melakukan shalat malam.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar