Total Tayangan Halaman

Senin, 23 Februari 2015

Terapi Ruwatan kesejahtraan





Terapi Tradisi Mistik untuk membuang kesialan hidup


Banyak orang yang mengaku bisa meruwat, membuka aura atau cakra agar
seseorang meraih kesuksesan hidup. Benarkah bisa berhasil? Atau hanya sugesti saja?

Bodoh sekali jika Anda masih tertarik dengan iklan dukun yang menawarkan hal
semacam itu. Percayalah, nasib Anda sepenuhnya ditangan Anda. Anda harus
mengubahnya sendiri. Jangan terlalu mengandalkan paranormal. Bisa-bisa, Anda tertipu!

Dalam kehidupan ini, kita sering mengalami pasang surut. Keberuntungan hidup
menjadi hal yang misterius. Layaknya kupu-kupu yang terbang menjauh ketika kita
mengejar-menangkapnya, dan justru hinggap di taman rumah disaat kita diam tak
mengejarnya. Menurut orang bijak, rezeki tak dapat diburu, melainkan manusialah yang
diburu rezeki.

Mengapa? Andaikan rezeki itu dapat diburu, maka di dunia ini tidak ada orang yang
miskin, karena pada hakekatnya tidak ada orang yang ingin hidup miskin. Keberhasilan
hidup ditentukan oleh sebab-sebab yang amat kompleks. Ada orang kaya karena sifat licik
dan bakhil, ada pula yang kaya karena jujur dan dermawan.

Terlepas dari urusan takdir, keberhasilan lebih berpihak pada orang yang didekati
keberuntungan. Karena itu, orang yang merasa dirinya kurang beruntung, berupaya
menempuh berbagai cara, termasuk diantaranya adalah ikhtiar batin. Misalnya, dengan
berdoa, berpuasa dan melakukan ruwatan yang diyakini mampu menghilangkan banyak
hal yang menyebabkan keberuntungan tidak berpihak padanya.

Menghilangkan kesialan hidup dan mengundang keberuntungan harus dilakukan
dengan sesuatu yang diyakini. Orang Jawa menghilangkan energi negatif atau kesialan,
sukerta dan sengkala dengan menyelenggarakan pagelaran wayang kulit dan memotong
rambut. Sedangkan para santri lebih yakin dengan ritual semacam puasa, berdoa dan
bersedekah, bahkan dalam upaya membuang sial dan meraih keberuntungan itu ada juga
orang yang memilih cara merubah posisi rumah atau tempat usahanya yang diyakininya
dapat membawa hoki/keberuntungan
.
Terapi Ruwatan I

Bagi yang meyakini ajaran para leluhur (kejawen) melakukan puasa pada hari
weton, diyakini mampu mendekatkan pada keberuntungan dan menjaukan kesialan. Yang
dimaksud dengan puasa weton adalah puasa 1 hari pada hari dan pasaran kelahirannya
berdasarkan kalender Jawa. Misalnya, orang yang lahir pada hari Senin Pon, maka setiap
datang hari Senin Pon dia melakukan puasa.

Bagi yang mampu, puasa weton dapat ditingkatkan dengan puasa “Apit Weton”. Yaitu,
puasa selama 3 hari. Menjelang hari kelahiran, tepat pada hari kelahiran, dan setelah hari
kelahirannya. Dalam berpuasa weton atau apit weton itu masih ada tambahan ritual yang
apabila dlakukan akan menambah manfaat dari puasa tersebut, yaitu :





Tidak tidur sore. Tidurlah setelah tengah malam.
Sahur dan buka dengan makan dan minuman yang tidak mengandung bahan dari
binatang (daging, susu, keju, dll).
Mengasingkan diri untuk lebih memusatkan perhatiannya kepada ibadah

(dzikir/wirid) memohon kepada Allah SWT.

Menurut para leluhur jawa, segala hajat insya Allah dapat diraih dengan rajin
melakukan puasa weton maupun apit weton ini, baik hajat yang berkaitan dengan ilmu,
harta, jodoh, ketentraman batin, derajat dan sebagainya

Terapi Ruwatan II

Cara kedua ini lebih dekat dengan puasa yang dianjuran oleh agama islam. Yaitu,
menjalankan puasa sunnah Senin – Kamis atau puasa pada pertengahan bulan, tanggal 13,
14, dan 15 berdasarkan kalender hijriyah.

Puasa Senin–Kamis lebih berat dilakukan karena dalam 1 bulan melakukan puasa 9
hari. Puasa pada pertengahan bulan lebih ringan karena hanya puasa 3 hari dalam sebulan.
Ini sebanding dengan puasa apit weton. Sedangkan yang paling ringan adalah puasa weton
karena hanya puasa 1 hari dalam 36 hari.

Para leluhur kita sering menasihati anak cucunya untuk tetap bertahan dengan laku
prihatin. Karena mereka yakin, dengan laku prihatin itu, seseorang akan ditempatkan oleh
Tuhan pada tempat yang terpuji. Tradisi berpuasa untuk mencapai derajat yang lebih mulia
adalah tradisi semua makhluk.

Misalnya, ulat, hewan yang gatal dan menjijikkan, ketika ingin merubah nasibnya
menjadi kupu-kupu, juga bertapa dalam kepompong. Maka, ulat yang semula berjalan
merangkak, gatal dan menjijikkan bahkan makannya pun dari dedaunan, lalu diangkat
derajatnya menjadi kupu-kupu yang indah bentuknya, dapat terbang tinggi dan makannya
pun dari nektar atau sari bunga. Seharusnya hal ini menjadi pelajaran bagi kita agar kita
tidak terbuai oleh impian cepat menjadi kaya tanpa mau bekerja keras

Nah, manusia yang ingin merubah nasibnya, dari yang semula dibawah hingga
dapat terbang tinggi, dari yang semula hanya makan daun berubah makan yang lebih enak,
dari yang semula membuat takut (jijik) orang yang memandangnya menjadi yang sedap
dipandang, hendaknya rajin berpuasa. Dan ingat hakekat puasa bukanlah sekedar tidak
makan dan minum, melainkan mengendalikan segala gejolak emosi, nafsu dan niat jahat
yang kadang menyelimuti diri.

Terapi Ruwatan III

Kesialan terjadi karena adanya hijab atau dinding yang menyelimuti hati manusia.
Hati yang terdindingi menyebabkan pancaran aura gaibnya tertahan. Dan karena dinding
itu pula, potensi alamiah yang ada dalam jiwa manusia itu kurang atau bahkan tidak
berfungsi.

Agar hati selalu memancarkan nur atau cahaya yang mengantarkan manusia pada
posisi yang baik dan selalu beruntung, dapat diupayakan dengan segala aktivitas yang
bertujuan untuk membersihkan hati. Diantara cara itu adalah laku prihatin, semisal puasa
sebagaimana sudah dijelaskan pada bab diatas. Namun ada juga ajaran para leluhur untuk
menggugah (membangunkan) hati melalui “mantra” sebagai berikut.

Bismillahir rahmaanir rahiim
Ati–ati siro tangi
Amoco layang puspo kati
Sanyang surya sanyang sasi
Byar padhang badan jasmani
Padang saking kersaning Allah
La ilaha illallah Muhammadar rasulullah.

Doa ini dibaca pagi hari di depan rumah sembari menanti terbitnya matahari dan
sore hari sambil menanti datangnya waktu mahrib. Dan orang-orang tua zaman dulu yang
mengamalkan Doa Padhang Ati ini mengawalinya dengan puasa mutih selama 7 hari.
Mutih adalah tidak makan makanan yang berasal dari mahluk bernyawa/binatang.

Dengan mendahuluinya dengan laku prihatin, sama halnya dengan mempersiapkan
dan memebersihkan wadah atau tempat, dengan harapan isi yang akan masuk itu menjadi
lebih bersih.

Terapi Ruwatan IV

Cara membuang sial yang ke-empat ini adalah buang terapi ala santri. Caranya jauh
lebih sederhana, namun terkadang berat jika mengamalkannya secara rutin, yaitu,
melakukan perbuatan yang baik secara istikomah, walau itu perbuatan yang kecil.

Semisal, pada hari Jum’at bersedekah. Walau jumlahnya hanya Rp. 1.000,- Ada
yang rutin membaca Surat Yasin, Waqiah, melakukan puasa sunnah Senin–Kamis,
bershalawat kepada Nabi, dan itu dilakukan setiap hari, dengan tetap menjaga kerutinan
dan keutuhannya, termasuk dalam jumlah yang harus diselesaikannya

Melakukan kebajikan secara rutin atau istiqomah mencerminkan kesungguhan hati
dan dapat mengantarkan seseorang pada tingkat karomah (kemuliaan). Perbuatan itu
termasuk yang disukai oleh Allah SWT.

Dalam hadis Nabi SAW bersabda: Allah sangat senang kepada seorang hamba
yang bila bekerja ia melakukannya dengan sungguh-sungguh. Dan amal perbuatan yang
disenangi Allah adalah yang dilakukan terus-menerus sekalipun kecil (sedikit).”

Banyak orang mencapai keberkahan hidup dan ketika ditanya apakah rahasia sukses
yang dipegangnya, ia menjawab: Aku melakukan suatu amalan secara istiqomah. Nah,
jika Anda ingin didekati keberuntungan dan dijauhi kesialan, silakan penjelasan ini
dikembangkan sendiri. Apakah anda (hanya) mengamalkan sedekah, walau sedikit namun
rutin, membaca shalawat Nabi dengan jumlah yang rutin, atau kebajikan lain yang anda
yakin dapat merutinkannya.

Terapi Ruwatan V

Cara Ke–5 ini bersumber dari penemuan yang dilakukan oleh para ahli mistik Barat.
Menurut penelitian yang dilakukan, ada energi alam yang terdapat dalam bunga-bungaan
yang sangat bagus untuk mencerahkan energi batin manusia.

Penelitian dengan foto aura bahwa orang yang melakukan mandi bunga, cakra-cakra
sebagai pusat energi menunjukkan adanya perubahan yang positif. Yaitu, yang semula
cakra itu acak-acakan, berubah menjadi sempurna (bundar).

Mandi bunga yang benar dilakukan setelah mandi air garam. Bedanya
dengan mandi bunga ala tradisional yang lebih menjolkan unsur mistisnya, mandi bunga
secara modern diawali dengan aktivitas melayukan bunga itu pada air. Yaitu, memasukkan
berbagai bunga dan menjemurnya pada panas matahari minimal 3 jam. Setelah airnya
dingin baru digunakan untuk mandi.

Bunga yang layu itu, energinya akan menyatu dengan air. Nah, energi itulah yang
difungsikan untuk penenangan dan mencerahkan cakra-cakra. Karena itu, mitos tentang
mandi bunga yang diyakini mampu mendatangkan keberuntungan pun dapat diterima
menurut versi ini.

Berdasarkan penelitian, mandi air garam yang secara metafisika diyakini mampu
membuang energi negatif dan secara biologis dapat mematikan virus dan bakteri,
dilanjutkan dengan mandi bunga, sangat bermanfaat bagi orang yang jiwanya terhalangi
oleh energi-energi negatif yang menyebabkan auranya tertutup.

Menurut ilmu metafisika, ibarat tubuh manusia itu besi yang mulai berkarat, mandi
air garam berfungsi untuk melarutkan kerak atau karat itu. Sedangkan mandi bunga
berfungsi untuk mengkilatkannya. Karena itu, untuk mendapatkan hasil yang optimal,
keduanya harus dilakukan. Untuk sebuah terapi, mandi bunga dan garam dilakukan
minimal 3 kali dalam 1 Minggu.

Terapi Ruwatan VI

Orang yang hidup jauh dari keberuntungan, selalu dirudung kesialan, berdagang
bangkrut, bertani diserang hama, jadi nelayan tidak dapat ikan, buka praktek tidak ada
pasien, dan segala yang tidak menyenangkan itu, agar dapat keluar dari kesialan itu,
hendaknya banyak mawas diri.

Kesialan terjadi disebabkan oleh banyak faktor. Selain faktor jatah atau ketentuan dari
Tuhan, ada juga karena kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan pada masa yang lalu.
Menurut kepercayaan, orang yang didekati kesialan adalah orang yang menjalani hidup
secara tidak normal. Diantaranya:


 

Durhaka kepada orang tua dan guru.
Memakan harta anak yatim.
Merusak ketentraman rumah tangga orang lain.
Memanfaatkan barang milik umum untuk kepentingan pribadi.
Menarik harta yang sudah diwakafkan, dan
Segala hal yang keluar dari garis agama.




Sedangkan hal yang menyebabkan dekatnya seseorang dengan keberuntungan adalah
apabila ia melakukan perbuatan yang serba baik. Diantaranya: Berbakti kepada orang tua
dan guru, menyantuni anak yatim, menjaga kehormatan dan hak orang lain, berderma bagi
kepentingan umum, ikhlas dengan harta yang sudah diwakafkan dan sebagainya.

Idealnya, pembersihan diri hendaknya dilakukan bersamaan antara upaya batin (berupa
amalan) dan upaya lahir (tindakan). Dengan demikian, selain rajin puasa, berdoa, harus
disertai berbuat yang baik dan menjauhi segala yang dilarang oleh agama. Ritual batin
yang tidak diimbangi keinginan merobah prilaku, ibarat baju yang selalu dicuci, namun
setiap saat baju itu dikotori dengan tanah.

Konsep apapun, posisinya seperti pil/tablet, yang memberiakan reaksi positif jika
disertai dengan keinginan untuk merubah pola hidup lebih baik dan sehat. Ritual apapun
jika dilakukan tanpa adanya keinginan untuk memperbaiki diri, ibarat anda mengkonsumsi
madu murni, namun jika bersamaan dengan itu anda suka melakukan begadang dan
menggunakan obat-obat terlarang, maka madu itu pun tidak ada manfaatnya bagi
kesehatan anda.




Rahasia 40 hari

Dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa barangsiapa
membersihkan dirinya kepada Allah SAW selama 40 hari maka akan memancar dari hati
dan lisannya sumber-sumber hikmah.

Cara membuang sial dan meraih keberuntungan dapat dilakukan dengan laku 40 hari,
yaitu setiap usai shalat subuh dan isyak membaca wirid, sebagai berikut.


1).Ya Allah Ya karim, ya rahman ya rahim, ya qawiyyu ya matin x 41.
2).Allahumma shalli ‘alaa Muhammad x 41 x.
3).Membaca Alfatihah sekali. Khusus pada kalimat “Iyyaka na’budu wa iyyaka
nasta’in diulang 41 kali.
4).Hasbunallahu wa ni’mal wakil x 125.
5).La haula wala quwwata illa billahil ‘aliyyil adziim. x 41.
6).Ya Allah, hamba mohon segala persoalan saya beres dan berkah. Amin


Selama mengamalkan wirid ini disertai dengan menjalani prilaku yang bersih. Selama
40 hari harus banyak berbuat baik, bertobat dan menjauhkan diri dari maksiat. Jika
memungkinkan lakukanlah selalu salat berjamah selama 40 hari itu. Insya Allah apa yang
anda kehendaki akan berhasil.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar