Total Tayangan Halaman

Minggu, 18 September 2016

TAUHID MUFADHAL



Tentang Mufaddhal
 أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله 
Tentang Mufaddhal   
Biografi Ringkas Mufaddhal bin Umar             
Nama: Mufaddhal, 
Nama ayah: Umar 
Julukan: Abu Muhammad atau Abu 'Abdillah,[1] 
Tempat lahir: Akhir kurun pertama atau permulaan kurun kedua Hijriyah di kota Kufah.[2]         
Mufaddhal adalah salah seorang sahabat yang terhormat dan memiliki kedudukan yang mulia di sisi Imam Shadiq As dan Imam Kazhim As[3], ia menduduki kedudukan yang agung dan tinggi serta merupakan salah satu sahabat khusus Imam alaihimussalam.[4]         
Pada masa Imam Shadiq As dan Imam Kazhim As, Mufaddhal mendapat kepercayaan untuk menjadi wakil beliau-beliau di Kufah, demikian juga dia mendapatkan tugas dari Imam Shadiq As untuk memegang harta beliau dan juga mempunyai izin untuk mengambilnya dari tangan rakyat, ia teguh dan istiqomah dalam mengamalkan amar makruf dan nahi munkar, senantiasa mendamaikan dan memperbaiki perbedaan yang terjadi di antara masyarakat.[5] Dalam kitab Ushul Kâfi terdapat sebuah hikayat nyata yang sangat menarik untuk disampaikan, akan tetapi karena keadaan tertentu sehingga membuat kami tidak mempunyai kesempatan untuk menyampaikannya.[6]   
Kedudukan Tinggi Mufaddhal dalam Riwayat         
Riwayat merupakan argumentasi paling mendasar yang dapat digunakan untuk membuktikan keotentikan[7] bagi keagungan sosok Mufaddhal. Dan terdapat begitu banyak riwayat yang langsung berasal dari para Imam alaihimussalam yang mengetengahkan dan menyebutkan tentang ketinggian kedudukan dan kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh sosok agung Islam ini. 
Karena keterbatasan ruang dan waktu, kami hanya akan menyinggung sebagian dari riwayat-riwayat tersebut, antara lain:   
1.     Syaikh Mufid dengan sanad sahih dari Imam Shadiq As, menukilkan, "Wahai Mufaddhal, aku bersumpah kepada Allah, aku menyukaimu dan menyukai sahabat-sahabatmu. Wahai Mufaddhal, jika seluruh sahabatku mengetahui apa yang engkau ketahui, maka tidak akan pernah terjadi sedikit pun perbedaan di antara dua orang Syiah."[8] 
2.     Muhammad bin Sinan[9] mengatakan, "Ketika aku tengah menghadap Imam Khadim As, aku melihat putra beliau 'Ali bin Musa as berada di dekatnya. Imam Khadim As bersabda kepadaku, "Wahai Muhammad!" Aku menjawab, "Silahkan wahai putra Rasul", beliau melanjutkan, "Wahai Muhammad! Mufaddhal adalah sahabat yang dekat, sedarah dan memberiku ketenangan, demikian juga engkau adalah sedarah dan memberi ketenangan bagi mereka berdua (Imam Ridha As dan Imam Jawad As)."[10] 
3.     Kulainy Ra, dalam kitabnya yang sangat berharganya al-Kafi, dengan beberapa perantara menukilkan dari Ibnu Sinan dan Mufaddhal yang berkata, "Imam Shadiq As bersabda, Jika kalian menemukan pertengkaran di antara dua orang Syiah, maka damaikanlah mereka dengan hartaku."[11] 
4.     Yunus bin Ya'kub berkata, "Imam Shadiq As memerintahku supaya aku pergi ke tempat Mufaddhal dan menyampaikan ungkapan bela sungkawa atas wafatnya Ismail As Pada saat itu Imam As bersabda, "Sampaikan salamku kepada Mufdhadhal dan katakan bahwa kami telah tertimpa musibah dengan wafatnya Ismail As dan kami bersabar, dan engkau sebagaimana kami, bersabarlah dalam musibah ini. Kami menginginkan sesuatu akan tetapi Tuhan menghendaki yang lain, dan kami telah pasrah dengan perintah Tuhan Yang Kuasa."[12] Ayatullah Khui Ra menanggapi  hadis ini dalam kitabnya Mu'jam Rijal al-Hadis dengan mengatakan, "Riwayat ini menunjukkan kecintaan mendalam Imam Shadiq As kepada Mufaddhal bin Umar, dan riwayat ini sahih."[13] 
5.     Faidh bin Mukhtar[14] mengatakan, "Aku mengatakan kepada Imam Shadiq As, aku pertaruhkan nyawaku padamu wahai Putra Rasul, ketika berada di tengah-tengah para cendekiawan Kufah, aku senantiasa merasa ragu dan bimbang karena melihat perbedaan-perbedaan penafsiran tentang akidah dan ketuhanan di antara mereka, akan tetapi ketika berada di dekat Mufaddhal bin Umar, dia senantiasa akan memberi penjelasan kepadaku sehingga aku menjadi tenang karenanya. Imam Shadiq As bersabda, "Benar wahai Faidh. Demikianlah hakikat yang ada,"[15] 
6.     Hisyam bin Ahmad berkata, "Pada suatu hari yang panas menyengat aku mendekati Imam Shadiq as yang tengah berada di kebunnya dengan keringat bercucuran di dada mulianya, aku bertanya tentang Mufaddhal bin Umar kepada beliau, dan bersabda, "Demi Allah yang tiada Tuhan selain-Nya, Mufaddhal bin Umar adalah laki-laki yang sangat baik dan mulia", Imam Shadiq As mengulang-ulang perkataan ini, hingga aku perkirakan mencapai hitungan tigapuluh sekian kali."[16] Sebenarnya, satu hadis-pun telah cukup untuk menunjukkan keagungan dan kedudukan yang tinggi dan mulia dari sosok Islam yang jarang ditemukan ini.   
Kedudukan Mufaddhal dalam Pandangan para Ulama Islam         
Para ulama ilmu rijal, biografi, fuqaha-fuqaha besar dan para muhadis-muhadis ternama, banyak yang mengisyaratkan bahwa Mufaddhal telah mencapai kedudukan yang sangat agung dan mulia. Dan di sini kami hanya akan mengutarakan sebagian kecil dari pandangan-pandangan mereka tersebut, antara lain:   
1.       Syaikh Saduq Ra Ia menyertakan hadis pada beberapa tempat dalam kitab-kitab magnum opus-nya dimana Mufaddhal berada dalam rangkaian hadis-hadis tersebut. Karena tujuan Syaikh Shaduq  terutama dalam kitab Kitab man la yahdhuru al-Faqih adalah hanya membahas hadis-hadis otentik, pada sisi lain Syaikh Shaduq berkali-kali menggunakan hadis-hadis Mufaddhal, maka dapat disimpulkan bahwa dalam pandangan Syaikh Saduq, Mufaddhal mempunyai kedudukan dan keotentikan yang tinggi.[17] 
2.       Muhammad bin Ya'kub Kulaini Kulaini, dalam kitab terkenalnya al-Kafi, berkali-kali  pula mencantumkan hadist-hadis dimana Mufaddhal sebagai perawinya, terutama riwayat Yunus bin Ya'kub[18], hal ini menunjukkan kejelasan argumen atas ketinggian mAgham dan kedudukan agung Mufaddhal.
3.       Syaikh Mufid Ra tentang Mufaddhal mengatakan, "Mufaddhal merupakan salah satu sahabat yang menukilkan teks keimamahan Imam Musa Kazhim As dari ayahnya Imam Shadiq As. Ia merupakan salah satu sahabat khusus dan memiliki ketinggian mAgham di sisi Imam Shadiq As dan merupakan salah seorang fukaha shaleh yang sangat dipercaya."[19] 
4.       Syaikh Thusi Ra juga menyepakati bahwa Mufaddhal bin Umar Ja'fy merupakan salah satu sahabat Imam Shadiq As dan Imam Kazhim As.[20] Syaikh Thusi dalam kitab al-Ghaibah-nya menulis, "Dia merupakan salah satu sahabat hakiki para Imam alaihimussalam yang sangat dipercaya dan senantiasa menjadi penyampai pesan-pesan suci mereka."[21] Salah satu ulama besar Islam ketika menjelaskan salah satu hadis Syaikh Thusi Ra yang dinukilkan oleh Mufaddhal, mengatakan, "Perkataan Syaikh Thusi ini merupakan argumentasi yang jelas dan pasti bahwa Syaikh mempunyai kepercayaan pada Mufaddhal dan periwayatan hadis-nya tidak lemah di sisinya"[22] 
5.       Ibnu Syahr Aasyub Ra mengangapnya sebagai salah satu sahabat khusus Imam Shadiq As.[23] 
6.       Sayyid bin Thawus Ra, tentang kitab Mufaddhal mengatakan, "Salah satu dari adab-adab musafir (orang yang melakukan perjalanan-pent) adalah membawa kitab Tauhid Mufaddhal yang dinukilkannya dari Imam Shadiq As dan memuat tentang pengenalan hikmah, makrifat dan rahasia-rahasia terpendam dalam penciptaan alam ini."[24] Kepada anaknya, Sayyid juga mengatakan, "Berfikir dan lakukan kontemplasi tentang Nahjul Balaghah dengan rahasia-rahasia yang ada di dalamnya dan juga kitab Tauhid Mufaddhal bin Umar yang berisi tentang rahasia dan hikmah penciptaan Tuhan yang didiktekan oleh Imam Shadiq As."[25] 
7.       Allamah Majlisi ra dikarenakan kesepakatannya akan kemuliaan dua hadis[26], maka Allamah mengutarakan keduanya secara komplit pada jilid ketiga dari kitab magnum opus-nya Biharul Anwar, yang dilengkapi dengan penjelasan dan penafsiran pada beberapa tempat. Pada awal pencantuman kedua hadis tersebut Allamah berkata, "Jika Tauhid Mufaddhal dan risalah Hilaliyah yang telah diriwayatkan dari Imam Shadiq as dianggap sebagai hadis-hadis yang mursal[27], maka hal ini tidak bermasalah, karena ketersambungan kedua hadis ini kepada Mufaddhal telah masyhur di kalangan ulama yang dipertegas pula oleh Sayyid bin Tawuus dan selainnya. Demikian juga, jika menganggap Mufaddhal bin Umar dan Muhammad bin Sinan sebagai perawi yang lemah, maka hal inipun tidak bermasalah, karena kita tidak menerima kelemahan tersebut, karena dalam banyak riwayat telah dibuktikan tentang ketinggian mAgham dan kedudukan keduanya. Disamping itu adanya dua teks pemberitaan tersebut merupakan saksi atas kebenaran berita tersebut dan juga teks-teks jenis ini tidak membutuhkan kebenaran berita."[28] 
8.       Allamah Sayyid Sadruddin Amili ra[29] mengatakan, "Seseorang yang memperhatikan hadis masyhur Mufaddhal dari Imam Shadiq as dengan cermat akan menemukan bahwa Imam as tidak akan mengutarakan perkataan yang jelas, penuh makna dan kata-kata yang asing[30] ini selain kepada laki-laki yang agung, memiliki kedudukan mulia, cendekia, cerdas dan layak mengemban rahasia yang detil dan menakjubkan seperti ini."[31] 
9.       Ahli hadis agung Islam, Haji Syaikh 'Abas Qummy ra, meskipun dalam kitab terkenal-nya Safinatul Bihar, Syaikh mencantumkan beberapa pendapat yang berbeda namun sepertinya dia tidak mengutarakan pendapatnya sendiri, akan tetapi dalam kitab Muntah Al-Âmal ketika membicarakan tentang sahabat-sahabat Imam Musa Kazhim As, Syaikh Qummy membahas tentang Mufaddhal secara panjang lebar dan ketika memuji lelaki agung ini, mengatakan, "Dari kitab Syaikh bisa diketahui bahwa ia adalah bagian dari pengikut setia para Imam alaihimussalam, orang yang paling dekat dan dipercaya oleh beliau, kitab ini juga menunjukkan atas keagungan dan kepercayaannya, ia adalah wakil Imam Shadiq as dan Imam Kazhim as, dan Kaf'ami[32] menganggapnya sebagai pelindung setia para Imam alaihimussalam.[33] Kemudian Syaikh Qummy ra menyiratkan beberapa hadis[34] yang berisi tentang keutamaan-keutamaan Mufaddhal, dan pada penutup kitab, beliau juga mengetengahkan tentang hadis-hadis yang menolak Mufaddhal juga tentang kelemahan Mufaddhal dalam pandangan beberapa ulama, yang insyaallah akan kami utarakan pada akhir bagian. 
10.  Syaikh Agha Buzurg Tehrani, dalam kitabnya menulis tentang keutamaan Mufaddhal sebagai berikut, "Kitab ini berasal dari Abu Abdillah atau Abu Muhammad, Mufaddhal bin Umar Ja'fi Kufi. Najasi dalam kitab Rijal-nya menamakan kitab Tauhid ini dengan kitab Fakkir (Berfikirlah) dan salah satu ulama menamakannya Kanzul Haqâiq wal Ma'ârif (gudang hakikat dan makrifat-makrifat). Sayyed bin Thawuus dalam kitabnya Aman al-Ikhthâr dan Kashf al-Muhajjah memerintahkan untuk membawa kitab ini dan mempelajarinya … demikian juga, dikarenakan kemuliaan dan ketinggian dua kitab ini[35], almarhum Majlisi menulis keduanya dalam Bihârul Anwâr.[36]"[37] Pemilik kitab Mustadrak termasuk salah satu ulama yang mempertahankan kedudukan tinggi Mufaddhal dan menjawab sebagian keraguan dalam riwayat.[38] 11.  Ayatullah Khui Ra, mufassir, faqih dan salah satu tokoh rijal yang ternama, tentang sosok Mufaddhal mengatakan, "Untuk membuktikan ketinggian dan keagungan kedudukan Mufaddhal cukup dengan mengatakan bahwa Imam Shadiq As telah memberikan perhatian semacam ini dan mendiktekan kitab terkenal Tauhid Mufaddhal[39] kepadanya. Kitab ini adalah apa yang dinamakan oleh Najashi sebagai kitab Fakkir (Berfikirlah). Hal ini dengan sendirinya merupakan argumentasi yang jelas bahwa Mufaddhhal merupakan salah satu sahabat yang mendapatkan perhatian khusus dari Imam Shadiq As. Selain hal ini, Ibnu Quluwiyah dan Syaikh Mufid Ra menegaskan pula tentang sosoknya yang sangat dipercaya, dan Syaikh Mufid menganggapnya sebagai salah satu dari penulis yang terpuji."[40]   

Jawaban untuk Sebuah Keraguan         

Setelah menyajikan pandangan-pandangan di atas maka harus kami jelaskan bahwa jika benar bahwa Mufaddhal adalah salah satu dari sahabat, penjaga, pengikut, pembawa dan penyimpan rahasia para Imam alaihimussalam, dan secara ringkas ia mempunyai kedudukan dan tingkatan yang khusus, mulia dan, tinggi, lantas kenapa masih juga ada riwayat yang menolaknya[41], dan sebagian lagi bahkan menganggapnya sebagai orang yang lemah iman, fasik dan …?         
Jawaban benar dan pasti atas pertanyaan tersebut dapat didapatkan ketika kita mengetahui situasi dan kondisi yang ada pada masa Imam Shadiq as dengan tekanan-tekanan yang dilakukan oleh penguasa zalim Abbasiah.         Dikarenakan tekanan-tekanan keras yang dilakukan oleh pihak kerajaan Bani Abas kepada Imam as dan sahabat-sahabatnya-lah sehingga taqiyyah[42] merupakan salah satu perbuatan yang sangat umum dilakukan oleh semua sahabat Imam pada masa itu. Kadangkala Imam As terpaksa harus menuduh sahabat terdekatnya untuk menyelamatkannya dari kematian dan inilah yang menjadi kunci rahasia hingga muncul hadis-hadis yang mencela sebagian sahabat, sementara keadilan dan kepercayaan kepada mereka tidak diragukan lagi. Mufaddhal-pun termasuk dalam kelompok sahabat ini dimana hadis-hadis yang menolaknya harus dianggap sebagai sebuah taqiyyah.         

Kepada 'Abdullah bin Zurarah bin A'yan, Imam Shadiq As bersabda, "Sampaikan salamku kepada ayahmu dan katakan, jika aku mengatakan sesuatu yang bertentangan denganmu ketahuilah bahwa hal itu aku lakukan untuk melindungimu. Rakyat dan para musuh senantiasa berusaha untuk mengganggu orang-orang yang dekat dan memiliki kedudukan di sisi kami. Mereka akan menyiksa dan membunuh sahabat-sahabat kami ini karena kecintaan dan kedekatan kami kepada mereka. Sebaliknya mereka akan memuji orang-orang yang kami cela dan kami ejek. Katakan kepada ayahmu, jika secara lahiriah aku mencela dan menolaknya, hal ini karena engkau telah mengenal wilayah dan keimamahan kami dan semua mengetahui bahwa engkau senantiasa mengikuti kami, oleh karena itulah sehingga di mata rakyat engkau tercela dan tidak diterima, maka aku mencela dan menolakmu secara lahiriah karena aku ingin engkau dicintai rakyat, dengan demikian hal ini tidak akan membahayakan agamamu dan mereka tidak lagi berbuat kejahatan-kejahatan atasmu."[43]         Tentang hal ini Syaikh Abbas Qumy Ra mengatakan, "Akan tetapi riwayat yang memfitnah Mufaddhal tidak bisa dibandingkan dengan berita-berita yang memujinya. Syaikh kita, pada akhir kitab Mustadrak meluaskan pembahasannya dalam menjelaskan tentang keadaan Mufaddhal dan menjawab riwayat-riwayat yang mencelanya dan seseorang yang merujuk pada kitab Tauhid Mufaddhal yang disabdakan oleh Imam Shadiq As kepadanya, pasti akan mengetahui bahwa Mufaddhal adalah sahabat yang mempunyai kedudukan tinggi dan agung di sisi Imam dan mampu mengemban ilmu dan makrifat beliau."[44]         Setelah melakukan studi-analisa pada hadis-hadis yang mencela dan memfitnah Mufaddhal serta mengevaluasi perkataan-perkataan para ulama rijal, pengarang Mu'jam al-Rijal, pada akhir bahasan menyimpulkan demikian (penukilan isi), "Begitu banyak riwayat yang menyebutkan tentang ketinggian dan keagungan mAgham Mufaddhal dan ilmunya yang mendetail dalam bentuk hadis-hadis tersebut biasanya berasal dari Imam Maksum As. Meskipun terdapat pula beberapa hadis yang mencela dan menolaknya, akan tetapi harus dikatakan bahwa di antara hadis-hadis tersebut hanya terdapat 3 hadis yang mempunyai sanad sempurna dan hadis-hadis yang sedikit ini tidak bisa dibandingkan dengan hadis-hadis otentik yang ada. Demikian juga, hukum yang harus kita keluarkan untuk hadis-hadis ini harus sebagaimana hukum pada hadis-hadis yang tertolak (Zurarah bin A'yan) sebagaimana yang telah kami singgung sebelumnya[45] dan kedudukan sebenarnya tentang hadis-hadis ini kita serahkan saja pada ahlinya."[46]      


Kitab Tauhid Mufaddhal         

Setelah setetes air dari samudera keutamaan Mufaddhal selesai kita bahas, kini kami akan mengetengahkan point-point penting yang terdapat dalam kitabnya.        
Imam Shadiq as mendiktekan hadis panjang ini kepada Mufaddhal dalam 4 hari dan 4 kali pertemuan, dimana tema untuk setiap kali pertemuan dapat diringkas sebagai berikut:   
Pertemuan Pertama, tentang keajaiban-keajaiban penciptaan manusia. Pertemuan kedua, tentang keajaiban-keajaiban penciptaan binatang. 
Pertemuan ketiga, tentang keajaiban-keajaiban penciptaan alam. 
Pertemuan keempat, tentang kemalangan dan perubahan-perubahan. 

  Kemiripan Tauhid Mufaddhal dengan al-Quran         

Metodologi yang digunakan oleh al-Quran adalah mengajak manusia untuk berfikir dan bertadabbur tentang eksistensi-eksistensi dan maujud-maujud termasuk manusia sendiri. Dengan sebuah pandangan global kita akan menemukan bahwa al-Quran berkali-kali mengajak manusia untuk berfikir dan mengamati segala sesuatu yang mempunyai keterkaitan dengan manusia sepanjang hari, setiap jam dan bahkan setiap saat.          
Al-Quran memberikan semangat kepada manusia untuk mengamati binatang, langit, gunung-gunung dan bumi. Apakah manusia tidak memperhatikan semua hal tersebut? Jawabannya adalah Ya, tentu saja mereka melihat! Akan tetapi mereka tidak memahami dan tidak berkontemplasi tentangnya. jika manusia memandang fenomena-fenomena lahiriah ini dengan berfikir, maka mereka akan menemukan keajaiban-keajaiban yang terdapat di seluruh elemen-elemen penciptaan. Imam Shadiq As yang merupakan “al-Quran berjalan dan berbicara”, mengajak manusia untuk lebih memperhatikan dan memahami keberadaan hakikat gunung, sahara, samudera, langit, bumi, hewan, manusia, burung, dan …         
Keteraturan, keseimbangan, hikmah, dan keharmonisan yang terdapat dalam seluruh benda merupakan perkara yang sangat membingungkan akal-pikiran manusia. Di alam keberadaan ini, seluruh elemen mulai dari bintang yang paling jauh hingga benda yang paling senantiasa mempunyai hikmah yang mengagumkan. Akan tetapi, karena manusia mengenal alam keberadaan ini secara bertahap, maka baginya semuanya merupakan suatu hal yang alami dan biasa-biasa saja. Manusia tidak mengenal apapun ketika lahir ke dunia[47], lama-kelamaan dia akan tumbuh berkembang kemudian mulai mengenal dirinya, akan tetapi pengenalan ini sebegitu lamban berproses sehingga tidak terasa sama sekali. Andai saja sejak awal kelahirannya, manusia mempunyai pemahaman yang tinggi dan memasuki alam keberadaan ini secara mendadak, maka keheranan dan ketakjuban akan menjadi penghalang kehidupan normal mereka.         

Para pembaca yang budiman, janganlah menyepelekan dan menganggap ringan perkataan Imam As, karena inilah jalan keselamatan, dengan berfikir dan melakukan kontemplasi dalam keteraturan dan hikmah yang menyelimuti seluruh alam ini, kita akan bisa mencapai makrifat Ilahi dan awal penciptaan. Imam as mengajak Mufaddhal dan seluruh manusia untuk merenung secara vertikal dan horisontal, karena disitulah terdapat tanda dan jejak-jejak kekuasaan Ilahi yang bisa disaksikan. Al-Quran al Karim berfirman: "Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?"  (Qs. Fushilat:53)         

Dengan demikian, merenungi perkataan Imam Shadiq As akan membawa manusia ke arah hakikat sehingga manusia akan menemukan wujud Tuhan di seluruh realitas eksistensi. Pada akhir ayat di atas Allah berfirman: "Tiadakah cukup bahwa Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu? (Qs. Fushilat:53)         
Manusia harus terbiasa untuk senantiasa bertafakkur dan merenungi segala sesuatu. Jika manusia memiliki pandangan yang tajam, maka sebagaimana perkataan Amirul Mukminin Ali As, segala sesuatu mengandung hikmah dan pelajaran.         
Maka, tidaklah tanpa tujuan jika dalam beberapa riwayat dikatakan bahwa satu jam tafakkur dan berfikir lebih baik dari tujuh puluh tahun ibadah.[48] Karena tafakkur dan berfikir akan membawa manusia ke arah makrifat Tuhan. Kadangkala manusia mengetahui sesuatu, akan tetapi dengan mengetahui saja tidaklah cukup, harus senantiasa ada perenungan dari pengetahuan yang dimiliki. Imam Shadiq As pada kitab ini juga, berkali-kali bersabda kepada Mufaddhal, "Innaka tara…." (sesungguhnya engkau akan melihat …". Sebenarnya, jika Mufaddhal telah "mengetahui" dan lebih tinggi lagi telah "melihat", lalu apa yang dikehendaki Imam As darinya? Imam hanya menginginkan Mufaddhal melakukan perenungan dan mengambil pelajaran, oleh karena itu, beliau senantiasa bersabda, "Wahai Mufaddhal, berfikirlah secara mendalam …, dan belajarlah dari …."         
Kita mengetahui bahwa ketika kayu diceburkan ke air, maka dia akan tetap mengapung di atas air, dalam pandangan kita hal ini merupakan sesuatu yang wajar dan tidak ada yang menakjubkan, akan tetapi Imam Shadiq as bersabda, "Berfikirlah pada masalah ini, kewajaran sebuah persoalan tidak boleh dijadikan alasan untuk tidak berfikir tentangnya, karena dengan berfikir pada masalah-masalah yang secara lahiriah sederhana, akan mampu membawa manusia kepada persoalan yang sangat besar."         
Kita telah berkali-kali menyaksikan jatuhnya buah apel dari pohon, sebuah hal yang wajar, akan tetapi kenapa hanya Newton saja yang mempersoalkan jatuhnya buah apel ke atas bumi dan mengutarakan begitu banyak pertanyaan, sehingga kemudian menemukan sebuah hukum ilmiah yang begitu besar dan sangat terkenal (yaitu daya tarik bumi)?" Hal ini karena persoalan yang sederhana itu tidak menyebabkan berhentinya proses berfikir. Kita harus senantiasa berfikir dan merenungi seluruh elemen yang ada di alam ini.         Kebanyakan manusia akan menggumamkan keagungan Pencipta ketika menyaksikan realitas-realitas menakjubkan semacam gugusan bintang, langit, pesawat, perjalanan manusia ke planet lain, pecahnya atom dan persoalan-persoalan luar biasa lainnya, padahal keagungan dan kepengaturan Tuhan berada dimana saja, dan inilah yang diajarkan oleh Imam Shadiq As kepada Mufaddhal dalam kitab yang sangat berharga ini. "Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar." (Qs. Fushilat:53)   

Mukjizat Perkataan Imam Shadiq As         

Mukjizat merupakan sebuah perbuatan yang orang lain tidak memiliki kemampuan untuk melakukannya. Biasanya ketika seseorang diminta untuk menyebutkan mukjizat yang dimiliki oleh para Imam alaihimussalam, dengan cepat mereka akan berfikir ke arah menghidupkan orang mati, mengubah arah perjalanan matahari, menjinakkan binatang liar, memberi syafaat pada orang sakit yang tak bisa disembuhkan dan lain-lain. Padahal Nahjul Balâghah dan Sahifah Sajjâdiyah adalah mukjizat, demikian juga kitab Tauhid Mufaddhal pun adalah sebuah mukjizat yang mengandung perkataan-perkataan hikmah, makrifat tertinggi atau prediksi masa depan. Imam Shadiq As mempunyai pengetahuan sempurna dalam filsafat dan rahasia penciptaan, dan beliau menyampaikan pelajaran ini dalam bentuk filsafat Ilahi, Teologi, ilmu Kedokteran, ilmu Kimia, ilmu Anatomi, ilmu Pertanian (Agrikultur), Perkebunan (Hortikultur). Dan dengan satu kalimat dapat dikatakan bahwa Imam as merupakan "Sosok yang mengetahui semua rahasia alam dan memahami seluruh fenomena-fenomena yang terletak di antara langit dan bumi"[49]. Dan inilah mukjizat itu. Sebenarnya, adakah mukjizat yang lebih tinggi dari ini?         Tak bisa dipungkiri, jika aspek kemukjizatan yang terdapat pada seluruh mukjizat lainnya tidak banyak membutuhkan pemikiran dan pemahaman, maka dalam kitab ini yang ada adalah sebaliknya, di antaranya: 
1.          Ketika Imam as membicarakan tentang keajaiban penciptaan ikan, beliau bersabda, "Ikan mengambil air dari mulut dan mengeluarkannya dari kedua telinganya sehingga hewan-hewan lainnya bisa mengambil manfaat darinya." Perkataan ini menjelaskan tentang kebutuhan ikan terhadap oksigen, hal ini baru ditemukan beberapa kurun setelahnya. 
2.          Ketika membicarakan tentang bintang dan gerakannya, Imam As mengungkapkan adanya dua gerakan untuk setiap bintang, yang kemudian hal ini beliau umpamakan dengan dua gerakan yang dilakukan oleh semut di atas batu penghalus tepung, dimana batu bergerak ke arah kiri dan semut bergerak ke arah kanan. Dalam keadaan seperti ini, batu penghalus tepung akan bergerak ke arah kiri dan semut, meskipun dia bergerak bersama batu, diapun akan melakukan gerakannya sendiri yang berlawanan dengan gerakan batu. Dari perkataan dan perumpamaan yang disampaikan oleh Imam As, kita bisa menyimpulkan adanya “gerakan tetap” dan “gerakan perpindahan” serta “tujuan gerakan bintang”. Tentunya pada bagian ini Imam as banyak membahas bagian-bagian lain secara mendetail dan jika saja para cendekiawan dari setiap disiplin keilmuan berkumpul untuk melakukan pembahasan bersama, tanpa ragu lagi mereka akan menemukan puluhan bahkan ratusan hukum-hukum alam yang selama ini belum ditemukan. Akan tetapi dengan menyepelekan perkataan para Imam Maksum alaihimussalam manusia telah menganiaya diri mereka sendiri. 
3.          Dalam pembahasan mengenai udara, Imam as menyebutkan bahwa udara merupakan faktor yang menyebabkan terjadinya gelombang suara. Pada era kita telah terbukti bahwa pada tempat yang hampa udara sama sekali tidak akan terjadi gerakan gelombang suara, demikian juga adanya  komposisi dan kematerian udara,  bisa difahami dari perkataan Imam as, padahal pada masa itu masyarakat sama sekali belum mengenal dan mengetahui tentang komposisi udara serta kemateriannya. 
4.          Gerakan dan bentuk bulat-nya bumi bisa difahami dari salah satu ibarat yang dikemukakan oleh Imam As, beliau bersabda, matahari telah diciptakan sedemikian sehingga terbit dari arah timur dan teranglah segala sesuatu yang berhadap-hadapan dengannya dari arah barat.           
Dasar pembahasan kita terutama pada kalimat “teranglah segala sesuatu yang berhadap-hadapan dengannya dari arah barat”, tentang kenapa Imam As tidak bersabda “matahari menerangi segala sesuatu”, hal ini dikarenakan beliau ingin menunjukkan bahwa cahaya matahari sampai ke seluruh permukaan bumi karena adanya perputaran bumi. Pada tempat lain, ketika mengutarakan tentang terbenamnya matahari, diantaranya bersabda, "Dan terbenam sehingga menyinari pada tempat dimana pada awal subuh tidak tersinari". Sebuah ibarat yang sangat menakjubkan. Dengan memperhatian secara lebih seksama, Anda akan menemukan bahwa dalam kalimat ini terkandung adanya pemahaman tentang kebulatan bumi dan gerakannya.         
Pada tempat yang lain bersabda, "Dan matahari menyinari bumi sehingga setiap bagian bumi mengambil bagian dari cahayanya."  Kalimat ini pun menjelaskan tentang kebulatan bumi dan gerakannya, karena dalam ungkapan Imam As kata "qesth" (pembayaran) yang kami terjemahkan dengan "nasîb" (bagian), dan "qesth" menjelaskan tentang keharmonian nisbi yang hanya benar ketika bentuk bumi adalah bulat. Walhasil, keseluruhan kitab dipenuhi oleh keajaiban-keajaiban dan rahasia-rahasia segala sesuatu; dan yang harus kita lakukan hanyalah berfikir dan bertafakkur tentangnya untuk meyakini adanya Pencipta Yang Maha Agung dan Tinggi.   

Menghapus Sebuah Keraguan         

Bisa jadi seseorang menyangka bahwa salah satu ungkapan  yang barus saja selesai ia baca, adalah tidak sesuai lagi dengan perkembangan ilmu dan inovasi saat ini. Mereka yang memiliki pendapat seperti ini harus memperhatikan beberapa point berikut:   
1.    Pengetahuan manusia sangatlah sedikit dan terbatas, Allah berfirman: "… Dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit." (Qs. al-Israa: 85) Oleh karena itu, manusia tidak seharusnya menyepelekan cahaya dan pengetahuan Ilahi dari setiap perkataan Imam Maksum as, karena pengetahuan kita hanyalah sedikit dan kita belum mampu mencapai posisi yang sangat agung, dengan ibarat lain tolok ukur ilmu sebenarnya adalah ilmu yang dimiliki oleh Imam As, bukannya ilmu yang kita miliki. jika kita tidak menyetujui point ini maka harus diketahui bahwa kita belum sampai pada rahasia dan hakikat pengetahuan Imam As. 
2.    Pada masa-masa sebelumnya, banyak sekali perkataan-perkataan Imam Shadiq As yang kelihatan aneh dan asing, akan tetapi dengan adanya penemuan-penemuan baru, hakikat-hakikat yang sebelumnya diutarakan oleh Imam As saat ini telah menjadi jelas. Bisa jadi pula, saat ini hakikat tersebut belum mampu terungkap secara menyeluruh, akan tetapi generasi mendatang dengan adanya inovasi dan pengetahuan yang semakin berkembang, akan mampu menggali lebih dalam hakikat-hakikat yang semula tersembunyi menjadi nampak dengan jelas. 
3.    jika muncul keraguan terhadap ungkapan-ungkapan Imam As maka solusinya adalah bertanya kepada para ulama dan cendekiawan Islam, karena kadangkala kata yang terdapat dalam ungkapan Imam As harus diinterpretasikan terlebih dahulu untuk menemukan rahasia yang tersimpan di dalamnya. Bisa jadi pada tahapan awal kata tersebut tidak memiliki makna khas, akan tetapi ketika maknanya diintepretasikan dan dikaitkan dengan kondisi zaman pada saat itu, mungkin saja kita akan menemukan pengetahuan yang luar biasa. Pada tempat lain Imam As mengungkapkan tentang keajaiban dinginnya temperatur bumi. Bisa jadi ketika memandang ibarat ini seseorang langsung menyepelekan perkataan Imam As ini dan mengatakan bahwa isi bumi begitu panas dan membakar, lantas bagaimana bisa dikatakan temperaturnya dingin? Orang ini lengah dan tidak memperhatikan perkataan Imam As secara mendalam, Imam As  menggunakan konteks-konteks untuk mengatakan bahwa kulit bumi-lah yang mempunyai temperatur dingin. Apakah bukan suatu hal yang menakjubkan jika dikatakan bahwa bumi yang pada bagian luar dan dalamnya dipenuhi dengan api membakar, akan tetapi manusia mampu mengambil manfaat dari permukaannya yang dingin? Pada bagian yang lain lagi, Imam As bersabda, "Raihlah hikmah, jika bumi tidak tenang dan tidak konstan, apa yang akan terjadi ….?" Perlu diketahui bahwa kata konstan mempunyai dua makna, pertama adalah ketetapan ketika berhadapan dengan getaran dan gerakan-gerakan tak beraturan lainnya, dan kedua bertolak belakang dengan gerak secara mutlak. Imam As dalam bagian ini menjelaskan bahwa jika bumi senantiasa bergetar dan tidak konstan maka …, jadi konstan dan ketenangan tidak kontradiktif dengan getaran dan gerakan bagian dalam bumi. Dimana saja kita tidak mampu memahami ibarat yang dikatakan oleh Imam As, kita harus melakukan hal semacam itu dalam memahami konteks dan makna kalimat supaya memahami hakikatnya, dan jikapun kita tidak mengetahui hakikat yang sebenarnya, maka seharusnya kita menyadari bahwa pengetahuan yang kita miliki yang sangalah sedikit dan terbatas, bukan menisbahkan kekurangan itu kepada para Imam Maksum alaihissalam sebagai pemilik ilmu mutlak.   

Tafsir dan Terjemahan Tauhid Mufaddhal         

Pada beberapa abad yang lalu para ulama dan cendekiawan Islam belum ada yang terjun langsung untuk melakukan penerjemahan sekaligus pentafsiran terhadap kitab yang sangat berharga ini. Akan tetapi, pada masa kini beberapa dari mereka telah berhasil menerjemahkannya atau menafsirkannya dan beberapa lainnya hanya memberikan catatan kaki. 
Di bawah ini kami akan menyebutkan beberapa tafsir dan terjemahan yang ada:
1.        Tafsir Maula Baqir bin Maula Ismail Kajuri Tehrani, dalam kitabnya yang berjudul Zabdah al-Mâtsar, Muhammad saudara lelaki Maula Baqir mengatakan, "Penafsiran yang sangat berharga ini telah dikemas dalam 30 pertemuan yang bertema Wahai Mufaddhal! Dan memiliki lebih dari 20 ribu bait.[50]   
2.        Tafsir Persia oleh Maula Fadhil Fajruddin Ma wara an-Nahra.[51] 
3.        Ketika menulis riwayat panjang ini pada buku Biharul Anwar-nya, almarhum Majlisi ra menafsirkan sebagian besar dari kalimat-kalimat yang ada.[52] 
4.        Ogho Kazhim Mudaffar-pun berusaha untuk meneliti kitab ini dan terbilang sukses dengan adanya penambahan berupa mukadimah dan catatan kaki yang sangat berharga.[53] 
5.        Ismail bin Husain Tabrizi, dengan nama samaran Taib dan terkenal dengan "Penyampai Masalah". Menyusun seluruh Kitab Tauhid Mufaddhal dalam bentuk 2 ribu bait syair.[54] 
6.        Terjemahan Allamah Muhammad Baqir Majlisi, pemilik Bihârul Anwâr. Terjemahan ini selain penuh manfaat, diterjemahkan oleh penerjemah tersohor, pada berbagai bagian juga mengetengahkan point-point berharga dalam tema "Penerjemah mengatakan,…", bahkan pada tempat-tempat lain, Allamah juga menambahkan pembahasan yang bersumber dari beliau sendiri yang digabung dengan perkataan Imam As, dengan ibarat lain, terjemahan Allamah Majlisi bisa dikatakan sebagai tafsiran ringkas yang berbaur dengan teks aslinya dimana untuk mengenal kembali antara tafsiran dan teksnya, hanya mungkin dilakukan dengan membandingkan dengan aslinya.[55] 
7.        Terjemahan Maula Muhammad Shaleh bin Muhammad Baqir Gazwini Rughni.[56] 
8.        Terjemahan Syaikh Fahruddin Turkestani Ma Wara Al Nahra.[57] 
9.        Terjemahan Ogho Zainal 'Abidin Kazhimi Khalkhali. Terjemahan ini bergabung dengan terjemahan dari penerjemah lainnya (Akhlak di sisi Imam Shadiq As) yang dicetak dalam satu jilid.[58] Ketika kami mencoba membandingkan halaman-halaman pertama, pertengahan dan akhir kitab terjemahan ini dengan terjemahan Allamah Majlisi ra konklusi yang kami dapatkan tidak terlalu menggembirakan, karena pada keduanya hampir tidak ada perbedaan yang mencolok, dengan ibarat lain, terjemahan ini identik dengan terjemahan milik Marhum Majlisi dengan perbedaan yang sangat sedikit.
10.   Terjemahan Ogho 'Ali Asghar Faqihi, kitab kecil ini bukan merupakan terjemahan lengkap dari kitab Tauhid Mufaddhal, melainkan penerjemah berusaha menghilangkan beberapa tema dari kitab Tauhid dan menambahkan beberapa pandangan dan kalimat-kalimat yang sederhana dan ringan sehingga menjadi sebuah buku yang sesuai untuk para pelajar.   

Refleksi pemikiran yang Hadir di Hadapan Anda         

"Keajaiban-keajaiban Penciptaan, dari lisan mulia Imam Shadiq as", merupakan judul yang kami pilih sebagai terjemahan dari Tauhid Mufaddhal. Pada kesempatan kali ini, ada baiknya jika kami mengetengahkan beberapa point berikut:   
1.     Kami berusaha untuk tidak menyisipkan keinginan pribadi ke dalam teks dan juga tidak meletakkan kalimat atau penjelasan pribadi ke dalamnya. 
2.     Selain tetap berusaha menjaga keaslian dan keteraturan teks hadis, dan dalam penggunaan bahasa kami juga berusaha untuk tidak menyalahi aturan-aturan penulisan dan semaksimal mungkin tetap menjaga kesederhanaan dan keringanan bahasa. 
3.     Karena kitab ini merupakan sebuah hadis yang sangat panjang dan untuk tidak menemukan kesulitan dalam memahami kedalaman maknanya maka kami berusaha memilih tama untuk setiap pokok bahasan dengan bahasa yang sesuai dan mudah dimengerti oleh para pembaca. 
4.     Mufaddhal bin Umar Ja'fi merupakan perawi hadis yang panjang ini tidak begitu dikenal di masyarakat, dan hal ini dikarenakan adanya ikhtilaf di kalangan para ulama mengenai sosoknya, misalnya para ilmuwan besar seperti Najashi dan Ibnu Ghadhairi menganggapnya sebagai perawi yang lemah, berdasarkan hal inilah kami menganggap penting untuk mengetengahkan beragam pandangan yang ada, pada mukadimah kitab, supaya ketinggian dan keagungan maqam sahabat Imam Shadiq dan Imam Kazhim alaihimussalam ini menjadi jelas bagi semuanya dan tidak ada keraguan lagi tentangnya. 5.     Pada tahapan persiapan penerjemahan, kami banyak memanfaatkan teks Arab Biharul Anwar dan terjemahan almarhum Majlisi berkaitan dengan isinya, demikian juga pada penyusunan daftar isi serta bab, kami banyak belajar dari Ohgo Mudhaffar.   

Epilog         

Tak diragukan lagi bahwa manusia tidak jarang melakukan kesalahan ketika melakukan suatu pekerjaan, terutama dalam pekerjaan yang kita tidak mempunyai pengalaman atasnya, berdasarkan hal ini maka pertama: jika penerjemah dan penulis melakukan kesalahan dalam alih bahasa dan menafsirkannya, maka dengan segenap kerendahan hati memohon maaf kepada yang mulia Imam Shadiq As. Kedua: kami mengharap kritik dan saran dari para pembaca yang budiman supaya kami mengetahui kesalahan yang ada dan kemudian bisa diperbaiki pada kesempatan lain, demikian juga hal ini akan dapat menambah mutu dan kualitas pada kesempatan mendatang.     
[1].  Al-Dharii'atu ilaa Tasaanifu Al-Syiah, jilid. 4, hal. 482. 
[2].  Tauhid Mufadhdhal dengan mukadimah dan tafsir dari Kazhim Mudaffar, hal. 4. 
[3].  Rijal, Syaikh Tusy dalam Sahabat-sahabat Imam Shadiq As, hal. 314 dan Sahabat-sahabat Imam Kazhim As, hal 360. 
[4].   Al-Irsyad fi Makrifat Hujajullah 'ala al-'Ibad, hal. 208. 
[5]. Ushul Kafi, jilid. 2, hal. 209. 
[6]. Ushul Kafi, jilid. 2, kitab al-iman wa al-kufr, bab Ishlah, hal. 209. 
[7]. Kami tidak mengikuti keotentikan kitab  sebagaimana keotentikan Syaikh, karena menurut Almarhum Majlisi yang akan kami singgung pada pembahasan sesi selanjutnya, matan kitab menunjukkan dengan baik bahwa perkataan tersebut merupakan perkataan Imam dan bahkan kelemahan perawi dan …. tidak akan membahayakan keberadaan riwayat, terutama karena hadis ini tidak ada kaitannya dengan ahkam, dan akal lebih banyak memiliki peran di dalamnya. 
[8]. Al-Ihtishahs, hal. 216, hadis Mufadhdhal dan penciptaan arwah para Syiah dari para Imam As. 
[9]. Muhammad bin Sinan terdapat dalam sanad riwayat Mufadhdhal dan riwayat ini merupakan argumentasi keotentikan dan kedudukannya di sisi Imam Kazhim As. 
[10]. 'Uyun Al-Ahbar Al-Ridha as, jilid. 1, bab 4, hadis 29.   
[11]. Ushul Kafi, jilid. 2, hal. 209. 
[12]. Ushul Kafi, jilid. 2, Kitab al-iman wa al-kufr, bab ash-Shabr, hadis 16. [13]. Mu'jam Rijal Al-Hadis, jilid. 18, hal 302. 
[14]. Merupakan salah satu dari sahabat yang dipercaya dan mempunyai manzilat yang tinggi di sisi Imam Shadiq as. Lihat Muntaha Al-Amaal, jilid. 2, Sahabat-sahabat Imam Shadiq as, hal. 320. 
[15]. Mu'jam Rijal Al-Hadis, jilid. 18, hal. 404 dengan nukilan dari Rijal Al-Kasyi. [16]. Rijal Al-Kasyi, biografi Mufadhal bin Umar Ja'fi. 
[17]. Kitab man La Yahdharuh Al-Faqiih, jilid. 1, hal. 3. 
[18]. Ushul Kafi, jilid. 2, Kitab al-iman wa al-kufr, bab ash-Shabr, hadis 16. [19]. Al Irsyad fi Al-Ma'rifat Hujajullah 'ala Al-'Ibaad, hal. 208. 
[20]. Rijal Syaikh Thusy, Sahabat-sahabat Imam Shadiq as dan Imam Kazhim as, dengan urutan halaman: 314 dan 360. 
[21]. Al Ghaibah, hal. 210 
[22]. Mu'jam Rijal Al-Hadis, jilid. 18, hal 294. 
[23]. Al-Manaqib, jilid. 4, bab Keimamahan Imam Shadiq as. 
[24]. Al-Iman min Akhtar Al-asfar wa Al-azman, hal 87, demikian juga lihat: Safinatul Bihar, jilid. 2, hal 372. 
[25]. Kashf Al-Muhajjah li Tsamarati Al-hujjah, hal. 50. 
[26]. Maksudnya adalah Hadis Tauhid Mufadhdhal dan Ahli Hadis Ahlijiyah (Hilaliyah). 
[27].   Hadist Mursal adalah hadist yang tidak bersambung, berlawanan dengan hadist memiliki sanad dimana muhadis menisbatkan sebuah hadist kepada Imam Maksum as dengan menyebutkan seluruh sanadnya. Untuk penjelasan lebih luas, rujuk: Subhani, Ja'far, Ushul al-Hadis wa Ahkamuh, hal. 95.  
[28]. Biharul Anwar, jilid. 3, hal. 55, 56. Argumentasi akhir dari Marhum Majisi adalah: Hadis harus memiliki sanad sahih yang merupakan penjelas bagi hukum ibadah ataukah non-ibadah, akan tetapi hadis jelas semacam ini dimana akal mempertegas keterjaminannya,tidak ada urgensinya memerlukan sanad sahih. [29]. Untuk mengenal ulama besar ini lebih jauh lagi, rujuklah: Muntaha al-âmal, jilid. 2, hal 410. 
[30]. Tauhid Mufadhdhal terbagi dalam dua bagian: satu bagian  adalah apa yang berada di alam materi ini yang tersusun dalam empat kali pertemuan, dan yang di kalangan ulama masyhur dengan nama Tauhid Mufadhdhal, sedangkan satu bagian lagi adalah apa yang disebut dengan Makrifat-makrifat Malakuti dan Alam Metafisik yang dijanjikan oleh Sadhiqul Wa'd as kepada Mufadhal. Bagian ini menduduki posisi yang lebih penting dan lebih menakjubkan dari Tauhid Mufadhdhal. Almarhum Syaikh Ogho Buzurg Tehrani mengatakan, seseorang bernama Sayyid Mirza Abul Qasim Dhahabi, telah berhasil menemukan keduanya lalu mengumpulkan keseluruhannya dalam kitab bernama Tabashir al-Hikmah. Rujuk: Al Dhariyah ila Tashanifi Al-Syiah, jilid. 4, hal 488. 
[31].  A'yan Al-Syiah, jilid. 10, hal. 132-133 dan Safinatul Bihar, jilid. 2, hal. 372. 
[32]. Marhum Kaf'ami mengatakan: Sepertinya maksud dari bab Imam adalah bab rahasia dan pengetahuan-pengetahuannya", rujuk: Al-Misbah, hal. 277, demikian juga almarhum Nuri dalam Mustadrak Al Wasail, jilid. 3, hal. 570 dan Abu 'Ali dalam Rijal bab Sahabat pada hal. 319, A'yan al-Syiah, jilid. 4, hal. 544, keseluruhannya menukilkan perkataan tersebut. 
[33]. Muntaha al-Âmal, jilid. 2, bab kesembilan, pasal ketujuh, hal. 442-443. [34]. Hadis-hadis ini telah kami utarakan dalam bagian Mufadhdhal dalam pandangan riwayat. 
[35]. Tauhid Mufadhdhal dan Tauhid Hilaliyah. 
[36]. Biharul Anwar, jilid. 3, hal. 57 dan 152. 
[37]. Al Dhari'atu ilaa Tashanifu Al-Syiah, jilid. 4, hal. 482 dan 483. 
[38].  Perkataan almarhum Haji Syaikh Abasi Qumi akan kami ketengahkan pada halaman berikutnya. 
[39]. Harus diketahui bahwa perhatian Imam Shadiq As kepada Mufadhdhal lebih tinggi dari hal ini, karena pada akhir pertemuan keempat dari kitab ini, Imam as kepada Mufadhdhal menjanjikan bahwa pada pertemuan berikutnya beliau akan mengutarakan tentang makrifat-makrifat dan hakikat malakuti. Tanpa ragu lagi Imam adalah Sadiqul-Wa'd dan harus ada kelanjutan dari kitab tersebut. Tentu saja perkataan almarhum Aqa Buzurg Tehrani tentang telah ditemukannya kitab tersebut pun telah kami utarakan. Wal hasil janji dan amalan ini dengan sendirinya merupakan penjelas kedudukan Mufadhdhal di sisi Imam Shadiq As. 
[40]. Lihat: Mu'jam Rijal al-Hadis, jilid. 18, hal. 303 dan 304. 
[41]. Ibid, hal. 303 dan 304. 
[42] . Taqiyah adalah salah perbuatan yang dilakukan untuk menyembunyikan sebuah keyakinan dan akidah tertentu, hal ini biasa dilakukan untuk menyelamatkan jiwa sendiri atau menyelamatkan jiwa orang lain dan melindungi harta benda. 
[43]. Wasail al-Syiah, jilid. 3, hal. 584 dan Rijal al-Kasyi, hal. 91. 
[44]. Muntaha al-Amal, jilid. 2, hal. 443 dan 444. 
[45]. Lihat juga Mu'jam Rijal al-Hadis, jilid. 7. hal. 245. 
[46]. Mu'jam Rijal al-Hadis, jilid 18, hal. 303. 
[47].  Imam Shadiq As dalam perkataannya mengutarakan begitu banyak hikmah berkaitan dengan persoalan ini. 
[48]. Tentang Tafakkur dan pengaturan, merujuklah al-Muhajjat al-Baidha, jilid. 8, Kitab al-tafakkur, hal. 192 dan selanjutnya. 
[49]. Muhammad Husaini Al-Mudhaffar, Hayat al-Imam Shadiq As, hal. 248. [50]. Al-Dhariatu ilaa Tashanifis asy-Syiah, jilid. 4, hal. 482. 
[51]. Ibid, J. 4, hal. 382. 
[52]. Biharul Anwar, jilid. 3, hal. 57 dan 152. 
[53]. Tauhid al-Mufadhdhal, Maktabah Al Dawary, jilid. 3, dengan mukadimah dan catatan kaki Ogho Kazhim Mudaffar. 
[54]. Al-Dhari'at ilaa Tsanif asy-Syiah, jilid. 4, hal. 288. 
[55]. Penulis tidak memiliki tulisan asli dari teks ini dan kesimpulan yang diambil adalah berdasarkan beberapa teks cetakan yang penuh dengan kesalahan. Bisa jadi Allamah Majlisi dalam tulisan aslinya telah memisahkan antara perkataan dan penjelasan beliau dari matan aslinya. 
[56]. Al-Dhari'ah ilaa Tasanif asy-Syiah, jilid. 4, bagian terjemahan-terjemahan. [57]. Ibid. 
[58]. Kitab ini telah dicetak oleh Penerbit Hujr pada tahun 1361 H.Syamsi.   

SERI TAUHID MUFADDHAL [1]
  
Penciptaan Anggota Tubuh yang Tunggal dan Berpasangan Wahai Mufadhdhal! Renungkanlah struktur organ tubuh manusia yang sebagian darinya telah diciptakan secara berpasangan dan yang lain secara tunggal (satu tidak memiliki pasangan) –sungguh betapa banyak- hikmat dan rahasia yang terkandung di dalamnya! Kepala adalah salah satu organ tubuh yang tunggal, sangat tidak maslahat bagi manusia jika ia memiliki lebih dari satu kepala, karena dengan satu kepala seluruh indera yang dibutuhkannya telah terpenuhi, oleh karena itu jika manusia memiliki satu kepala lagi selain hal ini hanyalah sia-sia, keteraturan tubuh manusiapun akan tekacaukan. Pada hakikatnya tubuh manusia akan terbagi menjadi dua jika ia memiliki dua kepala –dan ia akan memiliki dua mulut-, jika ia berbicara dengan menggunakan salah satu dari mulutnya, maka satu mulutnya yang lain akan sia-sia, jika ia berbicara dengan menggunakan kedua mulutnya dengan kata-kata serta kalimat yang sama, maka salah satu dari anggota tubuhnyapun akan sia-sia, dan jika ia berbicara sesuatu dengan menggunakan salah satunya dan yang satunya lagi berbicara sesuatu yang berbeda, maka pendengar akan bingung ucapan yang mana yang harus ia perhatikan, selain ini masih banyak lagi kerancuan lainya. Tangan diciptakan secara berpasangan, jika manusia hanya memiliki satu tangan maka ia tidak akan banyak mendapat keuntungan dan dalam kehidupan sehari-harinya ia akan mengalami banyak kesulitan. Apakah engkau tidak melihat jika salah satu tangan tukang kayu atau tukang batu lumpuh, maka sudah jelas ia tidak akan mampu mengerjakan pekerjaannya dengan baik, seandainya ia berusaha keraspun, tetap ia tidak akan mendapatkan hasil sebaik hasil pekerjaan yang dikerjakannya dengan kedua tangan.   Cara menciptakan alat perangkat  suara  Wahai Mufaddhal! perhatikanlah suara dan ucapan manusia dan bagaimana proses pembentukannya! Tengorokan bagaikan pipa sebagai jalan keluarnya suara, lidah, bibir dan gigipun membantu membentuk huruf-huruf dan nada-nada tertentu. Apakah engkau tidak melihat jika seseorang tidak memiliki gigi maka ia tidak akan bisa mengucapkan Siin, jika ia tidak memiliki bibir –bibirya cacat- maka ia tidak akan bisa mengucapkan Kaaf dengan benar, dan jika lidahnya berat -cadel- maka ia tidak akan dapat mengucapkan Roo’ dengan benar. Organ-organ ini sangat serupa dengan alat musik tiup, tenggorokan menyerupai pipanya, paru-paru menyerupai katup tempat meniupkan angin, urat-urat yang menekan paru-paru untuk mengeluarkan suara seperti jari-jari tangan yang menekan pada katup agar angin dapat masuk ketika ditiupkan, dua buah bibir dan gigi-gigi yang mengatur suara menjadi huruf-huruf dan nada-nada tertentu seperti jari-jari tangan yang menari diatas lubang-lubang pipanya seraya mengeluarkan nada-nada dan melodi tertentu. Akan tetapi, meskipun perangkat suara manusia menyerupai alat musik tiup, namun sebenarnya alat musik tiuplah -yang di buat- menyerupai perangkat suara manusia.   Manfaat yang lain dari organ-organ mulut Aku telah menerangkan kepadamu akan proses pembentukan suara hingga manusia dapat berbicara, akan tetapi masih banyak manfaat-manfaat lain yang kau butuhkan yang terkandung di dalamnya. Tenggorokan adalah jalan keluar masuknya udara kedalam paru-paru dan nafas yang berkesinambungan ini menjaga hati agar selalu tetap segar, yang mana jika nafas ini tersumbat  manusia pun  akan mengalami kematian. Dengan lidah, rasa dapat dicicipi dan dapat dibedakan antara yang manis dan yang pahit, yang asam dan yang sepat, yang asin dan yang tawar, yang lezat dan yang tidak lezat. Selain itu lidahpun –dengan air liurnya- memudahkan proses penelanan makanan dan minuman. Gigi-gigi  (selain dapat membentuk huruf tertentu) ia juga bertugas mengunyah makanan sampai halus hingga mudah untuk ditelan, iapun sebagai tempat bersandarnya kedua bibir yang menjaga dan menahan bibir dari dalam mulut, tidak diragukan lagi engkau telah melihat orang-orang yang tidak memiliki gigi, maka bibir mereka tidak kokoh –menjorok kedalam- dan bergetar. Dengan kedua bibir, manusia dapat menjaga air yang diminumnya agar tidak tumpah sekaligus dan dengan perlahan airpun dapat mengalir kedalam perut sesuai kapasitasnya sehingga tidak tersekat di kerongkongan dan tidak membahayakan lambung. Dua buah bibir merupakan dua pintu bagi mulut, kapan saja seorang menghendakinya ia dapat menutup dan membukanya. Dari apa yang telah lalu, dapat diketahui bahwasannya setiap organ tubuh memiliki beragam manfaat bagaikan sebuah alat yang dapat digunakan untuk beragam pekerjaan, contohnya seperti kampak yang dapat digunakan untuk memotong kayu, menggali dll.    Otak manusia, tengkorak dan yang melindunginya jika segala penghalang tersingkap dan engkau dapat melihat otak, engkau akan mengetahui bahwasannya ia dilapisi dengan berbagai penjagaan hingga ia dapat tetap kokoh dan terjaga dari segala bahaya, tengkorak kepala bagaikan topi pengaman yang menjaga otak dari segala benturan hingga tidak mudah terluka.        Demikian juga kulit kepala manusia dihiasi dengan banyak rambut yang menjadi pelindung kepala dan menjaganya dari panas dan dinginnya cuaca. Siapakah yang menjaga otak sedemikian rupa? tidak lain kecuali Zat yang telah menciptakannya dan menjadikannya sebagai pengatur segala perasan –manusia-, dikarnakan fungsinya yang sangat vital dan posisinya yang sangat penting bagi tubuh manusia serta kesensitifan yang dimilikinya maka ia layak untuk dijaga dan dilindungi –dengan ketat-. Siapakah gerangan yang telah meletakkannya di tempat yang sangat kokoh dan aman seperti ini?   Keagungan pada kelopak mata Wahai Mufaddhal! perhatikanlah kelopak mata manusia dan berfikirlah bagaimana ia telah diciptakan bagaikan tirai yang menutupi kedua mata, di sebelahnya terdapat kerutan dan lingkaran yang telah dirancang dan disiapkan –sedemikian rupa- hingga kapan saja seorang menghendaki ia dapat membukanya, bola matapun telah diletakkan di dalam kedua lubang tengkorak mata, ia pun dibekali dengan kelopak dan bulu mata yang akan selalu menjaganya.   Hati dan pelindungnya Wahai Mufaddhal! Siapakah yang telah meletakkan hati manusia ditengah-tengah dada dan menyelimutinya dengan tulang iga dan bermacam tirai yang sangat kokoh, daging serta kulit pun turut menjaganya dari segala bahaya.   Dua lubang di tenggorokan Siapakah yang telah menciptakan dua lubang di dalam tenggorokan, satu untuk keluarnya suara yang menyambung ke paru-paru dan yang satunya lagi adalah untuk saluran makanan yang menyambung ke lambung. Siapakah yang menjadikan katup di bagian atasnya (bagian atas lorong yang menyambung ke paru-paru) sehingga mencegah masuknya makanan ke dalam paru-paru yang akan menyebabkan kematian manusia. Dan siapakah yang menjadikan paru-paru sebagai alat untuk mendinginkan dan menyegarkan hati, hingga mencegah munculnya hawa panas dari hati lantaran kerjanya yang terus-menerus dan tanpa henti yang mana –memanasnya hati- akan menyebabkan kematian seseorang.   Dua lubang keluar Siapakah yang telah menciptakan klep pada lubang kencing dan lubang kotoran sehingga seseorang dapat membuka dan menutupnya sewaktu ia menginginkannya sehingga –kotoran- tidak dapat keluar tanpa kontrol yang mana ini dapat merusak kehidupan sehari-hari manusia. Sampai mana manusia dapat menghitung semua nikmat-nikmat ini, sungguh! Nikmat yang tidak terhitung dan tidak diketahui manusia jauh lebih banyak dibanding yang telah mereka hitung dan ketahui.   Lambung dan Hati Siapakah yang telah menciptakan lambung sedemikian kokoh sehingga dapat mencerna makanan yang berat –keras- sekalipun? Siapakah yang telah menciptakan hati sedemikian halus dan lembut hingga hingga dapat mencerna lebih halus kembali makanan yang telah dicerna lambung? Apakah engkau melihat kekurangan dan celah dari segala peciptaan ini? Sekalipun engkau tidak akan melihatnya, karena ini semua adalah hasil –ciptaan dan- pengaturan Sang pengatur yang maha bijaksana dan maha kuasa yang mengetahui segala sesuatu sebelum menciptakannya, tidak ada satupun yang dapat membuat-Nya lemah –di luar kemampuan-Nya-, Ialah Dzat yang Mahapenyayang dan Mahamengetahui.   Otak, Darah, Kuku, Telinga dan Paha Mufaddhal! Lihatlah kenapa otak yang sangat lembut dan halus diciptakan dalam lubang tulang kepala? Ini tidak lain hanyalah untuk menjaganya. Kenapa darah hanya mengalir melalui urat-urat bagai air di dalam bejana? Semua ini tidak lain hanyalah untuk melindungi dan mengarahkannya ke arah yang benar. Kenapa kuku-kuku hanya tumbuh diujung jari jemari? Ini guna melindungi jari jemari dan membantu seseorang melakukan pekerjaannya. Mengapa lubang telinga diciptakan berkelok-kelok seperti sebuah pir? Hal ini adalah untuk memecahkan suara ketika masuk ketelinga hingga tidak membahayakan gendang telinga. Mengapa di paha dan di bokong manusia terdapat banyak daging? Ini agar seseorang merasa sakit ketika ia duduk seperti seorang yang ramping dan kurus yang merasa sakit ketika duduk di atas tanah yang keras tanpa menggunakan alas.   Penciptaan manusia secara berpasang-pasangan Siapakah yang telah menciptakan manusia secara berpasangan, melainkan yang telah menciptakannya berketurunan. Siapakah yang telah menciptakannya berketurunan, selain yang telah memberikan rasa berharap kepadanya. Siapakah yang telah memberi rasa berharap kepada manusia dan juga membekalinya dengan –organ-organ yang digunakan sebagai- alat untuk bekerja, selain yang telah menciptakannya sebagai pekerja. Siapakah yang telah menciptakannya sebagai pekerja, selain yang telah menciptakannya selalu memiliki kebutuhan. Siapakah yang telah menciptakannya dengan keadaan selalu membutuhkan, selain yang telah menyediakan segala yang dibutuhkan. Siapakah yang telah menyediakan segala yang dibutuhkan manusia, selain yang telah menjamin segala apa yang dibutuhkannya. Siapakah yang telah memberikan akal dan perasaan kepada menusia hingga ia berbeda dengan makhluk lainnya, selain yang telah menyediakan pahala dan siksaan untuknya. Siapakah yang telah memberikannya ikhtiar –kemampuan untuk memilih-, selain yang telah memberikannya kemampuan untuk berfikir. Siapakah yang telah memberikan seluruh kemampuan ini kepada manusia, selain yang telah menyempurnakan hujjah baginya. Siapakah yang mencukupinya dengan sesuatu yang tidak pernah terpikirkan olehnya, kecuali Dzat yang seorangpun tidak akan mampu bersukur kepada-Nya dengan sebenar-benarnya. Pikirkanlah dengan baik segala apa yang telah ku katakan! Apakah kamu melihat cela pada segala keberaturan dan ketertiban ini? “maha suci Allah dari apa yang mereka sifati”.   Hati dan Hubungannya dengan Paru-Paru Wahai Mufaddhal! Sekarang aku akan menjelaskan kepadamu tentang hati manusia kepadamu. Ketahuilah di dalam hati terdapat lubang –semacang selang- yang mengarah ke lubang  paru-paru yang dapat menyegarkan hati –sehingga tidak mengalami panas-, yang mana jika antara kedua lubang ini tidak memiliki keseimbangan dan tidak saling bekerja sama maka udara tidak akan bisa sampai ke hati dan manusia akan mengalmi kematian. Apakah orang berakal dan dapat berfikir akan menganggap bahwa semua ini terjadi begitu saja –tanpa ada yang menciptakan-? Apakah akalnya akan membenarkan ucapannya itu? jika kamu melihat daun pintu dan di sana ada lubang semacam pipa, apakah kamu akan menganggapnya suatu hal yang sia-sia? Tidaklah demikian, akan tetapi kamu akan mengatakan bahwa ada satu daun pintu lagi yang telah dibuat sebagai pasangannya yang dengan kerja sama diantara keduanyalah manfaat tertentu akan dihasilkan. Begitu pula yang kamu dapatkan pada hewan yang jantan, akal akan menghukumi bahwa pasangan hewan betinapun telah diciptakan untuknya agar ia dapat berkembang biak. Celaka bagi orang-orang yang mengaku dirinya filsuf dan ilmuan akan tetapi mata hatinya buta akan segala penciptaan yang sangat menakjubkan ini sehingga mereka mengingkari hikmat dan tujuan yang terkandung didalammya.   Alat Vital Laki-laki dan Hikmah dalam Penciptaannya Jika alat vital laki-laki selalu kendur, maka bagimana ia bisa sampai ke dasar rahim dan mengeluarkan sperma di dalamnya? Dan jika ia selalu tegak berdiri bagaimana seorang laki-laki dapat membalikkan badannya ketika ia tidur dan juga bagaimana ia akan bebas berjalan di tengah-tengah masyarakat? Keadaan seperti ini selain akan merusak pemandangan juga ini akan mengakibatkan bangkitnya hawa nafsu laki-laki dan perempuan di setiap saat. Allah yang Mahabijaksana telah menciptakannya di tempat yang tidak selalu telihat oleh mata dan para lelaki tidak akan mengalami kesulitan karenanya, selain itu saat diperlukan ia dapat bereaksi hingga keturunan manusia akan tetap tejaga dan tidak punah.   Bagaimana Penciptaan Jalan Keluar Kotoran Manusia Wahai Mufaddhal! sekarang perhatikanlah nikmat-nikmat yang besar yang telah diberikan kepada manusia berupa makanan dan minuman, begitu pula kemudahan yang telah diberikan kepadanya sehingga ia tidak mengalami kesulitan ketika mengeluarkan kotoran. Bukankah merupakan hal yang terpuji meletakkan toilet pada tempat yang paling tersembunyi dalam bangunan rumah? Demikian pula Allah menciptakan jalan keluar kotoran manusia pada tempat yang paling tersembunyi, dan tidak menjadikannya tampak –terlihat jelas- di bagian belakang atau di bagian depan, akan tetapi Ia menciptakannya di tubuh manusia yang paling tersembunyi dan tertutup. Paha dan bokongpun dipenuhi dengan daging, hingga ketika seseorang hendak membuang hajatnya ia cukup duduk dengan cara yang biasa dan dengan mudah ia dapat membuang kotoran dari perutnya. Maha tinggi Allah yang dengan segala nikmatnya yang besar dan tidak terbatas.   Penciptaan Gigi yang Menakjubkan Wahai Mufaddhal! perhatikanlah gigi-gigi manusia! Sebagian dari gigi ada yang tajam yang berguna untuk memotong dan membelah makanan dan sebagian lagi ada yang tumpul yang bertugas mengunyah dan menghaluskan makanan. Allah memberikan kedua macam gigi ini kepada manusia karena ia memerlukannya.   Rambut, Kuku dan Manfaat Keduanya Renungkanlah –wahai Mufaddhal-! Bagaimana Allah telah menciptakan rambut dan kuku dengan sebaik-baiknya serta penuh dengan keberaturan. Rambut dan kuku akan selalu tumbuh memanjang -hingga pada saatnya- keduanya harus dipendekkan, dan Allah telah menciptakannya tidak memiliki rasa sehingga ketika seseorang memotongnya ia tidak akan merasakan sakit. Jika ketika memotongnya, manusia merasakan sakit maka ia akan terjebak pada dua pilihan yang sulit, apakah ia harus membiarkan keduanya panjang begitu saja atau ia harus tetap memotongnya dengan menahan rasa sakit yang dialaminya. Mufaddhal berkata: Aku bertanya kepada Imam -Shadiq As-, mengapa Allah tidak menciptakan keduanya secara tetap dan tidak tumbuh sehingga menusia tidak perlu memotong dan merapihkannya? Imam as menjawab: Maha suci Allah yang telah memberikan segala nikmat yang tidak diketahui hamba-Nya dan tidak memaksa mereka untuk mensyukurinya. Ketahuilah! bersamaan dengan tumbuhnya rambut pada pori-pori dan kuku-kuku diujung jari jemari, rasa sakit yang ada di badanpun akan keluar, maka dari itu dianjurkan bagi manusia agar membersihkan bulu badannya, memotong rambut dan kukunya setiap minggu, karena hal ini dapat mempercepat pertumbuhan rambut dan kuku hingga rasa sakit di badanpun akan keluar lebih cepat. Jika seseorang tidak melakukan hal ini, maka pertumbuhan rambut dan kukunya akan melambat dan rasa sakit akan menetap di badan yang akan mengakibatkannya mudah terserang berbagai macam penyakit. Selain itu, rambut tidak akan tumbuh pada angota tubuh manusia yang sekiranya –dengan tumbuh rambut di permukaannya- dapat menyulitkan dan merugikannya. Apakah manusia akan dapat melihat jika rambut tumbuh di matanya? Apakah ia dapat makan dan minum dengan mudah dan lezat jika rambut tumbuh di lidahnya? Apakah ia dapat meraba dengan benar dan dapat mengerjakan pekerjaannya dengan baik jika di telapak tangannya banyak tumbuh rambut? Apakah ketika ia berjimak ia akan merasakan sesuatu jika kemaluannya dipenuhi dengan rambut? Oleh karena itu renungkanlah baik-baik! Bagaimana rambut tidak akan tumbuh pada tempat-tempat yang tidak ada maslahat dan faidahnya. Dan hal ini tidak terkhusus pada manusia saja akan tetapi hal ini pun terjadi pada hewan, meskipun kebanyakan dari badan mereka ditutupi oleh rambut dan bulu akan tetapi- dikarenakan sesuatu yang telah di sebutkan diatas- rambut tidak dapat tumbuh pada organ-organ tertentu. Perhatikanlah dengan baik bagaimana penciptaan Allah jauh dari segala kekhilafan yang dapat membahayakan melainkan selalu dibarengi dengan kebijakan dan kemaslahatan. 

SERI TAUHID MUFADDHAL [2]
       
Imam As berkata, "Di saat dinihari, datanglah padaku! Saya akan menjelaskan pada kalian hikmah Allah Swt dalam menciptakan dunia, binatang liar, binatang mamalia, burung-burung, serangga, dan makhluk hidup yang lain; seperti halnya hewan-hewan, tumbuh-tumbuhan, pepohonan yang berbuah dan tidak berbuah, tanaman yang dapat dimakan dan yang tidak dapat dimakan, yang mana orang-orang layak mengambil ibrah dari penjelasan ini. Orang-orang mukmin dengan mengetahui hal ini akan menjadi tenang. Orang-orang ateis dan orang yang ingkar akan terbuka pikirannya." Mufaddhal berkata, "Dengan gembira saya keluar dari tempat Imam as. Dan pada malam itu saya tidak bisa tidur karena menunggu janji Imam as." Di saat dinihari, saya segera menuju ke rumah Imam As, saya diizinkan untuk masuk. Untuk menghormatinya saya berdiri di hadapannya. Imam as berkata, "Duduklah!" Setelah itu, Imam beranjak menuju ke sebuah kamar. Sayapun bangkit dari tempat duduk dengan permintaannya. Imam berkatam, "Ikutilah saya!" Sayapun mengikutinya. Dia masuk ke sebuah kamar dan sayapun mengikutinya. Imam duduk dan sayapun duduk di hadapannya. Imam berkata, "Ya Mufaddhal ! Saya tahu kamu tidak bisa tidur karena menunggu apa yang telah saya janjikan padamu." Saya berkata, "Benar, tuanku." Imam berkata, "Ya Mufaddhal! Tuhan selalu ada, tanpa ada pendahulu-Nya dan akan selalu ada, tanpa ada akhir-Nya. Pujilah Dia karena telah memberikan ilham pada kita, dan bersyukurlah pada-Nya karena memberikan kepada kita ilmu yang terbaik dan tertinggi. Dengan ilmu tersebut, kitalah yang terpilih di antara seluruh ciptaannya dan dengan hikmah-Nya kita menjadi saksi bagi mereka."   Keraguan akan Sebab-Sebab  Penciptaan Ya Mufaddhal! Orang–orang yang memiliki dua hati (skeptis) tidak dapat memahami sebab–sebab dan makna–makna penciptaan, dan ketika pemikiran mereka tidak dapat mengetahui hikmah Tuhan, dengan kedangkalan ilmunya, mereka mengingkari semuanya. Kelemahan pandangan yang mereka miliki, menjadi tempat berlindung kebohongan dan kedengkiannya. Mereka mengingkari penciptaan sesuatu, dan mengatakan bahwa tidak ada sama sekali yang namanya pencipta, pemelihara dan penentu dalam penciptaan sesuatu, begitu juga tidak terdapat hikmah dalam penciptaan sesuatu. Tidak diragukan bahwa Allah Swt lebih mulia dari apa yang mereka sangkakan. Allah melaknat mereka, bagaimana mereka sampai berpaling?[1] Mereka itu berada dalam kesesatan, sengsara dan berada dalam kebingungan, mereka itu buta untuk masuk ke dalam sebuah istana yang begitu kokoh dan indah yang di dalamnya terbentang permadani-permadani yang terbaik dan termahal, segala jenis makanan, minuman, pakaian dan segala kebutuhan lain yang telah disiapkan untuknya. Di sana segala sesuatunya berada pada tempatnya masing-masing berdasarkan hikmah dan takdir. Akan tetapi orang-orang tanpa bashirah ini, pergi dari arah ini ke arah sana, bahkan telah mengelilingi setiap sudut rumah, namun tidak ada sesuatupun yang mereka lihat. Dia tidak melihat istana tersebut dan juga tidak melihat sesuatu yang telah tersedia di dalamnya. Bahkan boleh jadi, terkadang -dikarenakan kebutaannya– menyebabkan kaki salah seorang dari mereka tergelincir, dan mereka hancurkan sesuatu, dimana sesuatu tersebut mereka butuhkan, yang telah diletakkan pada tempatnya dan mereka lalai dari hikmahnya, bahkan mereka juga datang dengan marah dan memarahi istana dan pemilik istana tersebut.       Beginilah kondisi mereka saat ini, yang mengingkari hikmah dan kebikjasanaan dalam penciptaan. Selama pemikiran-pemikiran mereka tidak mampu dalam mempersepsi sebab-sebab dan faktor-faktor penciptaan sesuatu, sangat bingungnya mereka dalam dunia ini, sehingga mereka tidak memahami bahwa kekokohan, keindahan kebijakan, model dan aspek-aspek indahnya penciptaan berada di tangan seorang hakim dan pencipta. Alangkah banyaknya dari mereka, dikarenakan ketiadaan pengetahuan pada sebab dan hikmah penciptaan terhadap sesuatu, mereka kemudian sibuk dengan mengeritik, mengingkari dan berbuat dosa. Seperti perbuatan orang-orang yang sesat, sahabat sekafir mereka, orang-orang ateis yang fasik dan mereka yang keluar dari agama. Mereka adalah orang-orang yang mengasyikkan dirinya dengan perkataan-perkataan yang bohong dan mustahil (dan mereka menolak ketaatan pada Tuhannya). Oleh karena itu, mereka yang telah diberikan oleh Allah Swt akan nikmat pengetahuan, hidayah serta pandangan, dan berhasil berfikir secara mendalam mengenai penciptaan, dan memahami dengan argumen yang jelas mengenai pencipta keberadaan, perencana yang jitu dan memiliki ahsan al-kalam, maka ia patut bersyukur kepada-Nya atas nikmat yang begitu besar yang telah diberikan kepadanya, dan kemudian memohon kepada-Nya agar senantiasa tetap dalam jalan tersebut, serta memohon agar senantiasa nikmat-Nya ditambahkan. Allah Swt berfirman, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih."[2]   Alam dan Kondisi Pembentukannya         Wahai Mufaddhal! Pelajaran yang pertama kali dan dalil atas eksistensi Sang Pencipta adalah pembentukan dan pengumpulan bagian-bagian dan keteraturan penciptaan di alam ini. Oleh karena itu, jika Anda berfikir dengan baik dan benar mengenai alam ini, Anda akan dapatkan segala sesuatunya seperti Anda mendapatkan rumah dan istana yang didalamnya telah tersedia seluruh kebutuhan-kebutuhan hamba Tuhan. Langit seperti atap, yang diletakkan dengan tingginya, bumi seperti permadani yang telah dihamparkan, bintang-bintang seperti lampu-lampu yang telah disiapkan, mutiara-mutiara seperti cadangan yang tertimbun didalamnya, dan segala sesuatunya terletak dalam tempatnya sendiri secara sempurna. Kita  juga seperti orang yang diberikan rumah ini, dan segalanya diserahkan dalam ikhtiyar kita. Segala jenis tumbuhan dan hewan disiapkan untuk kita untuk memenuhi kebutuhan dan kemaslahatan. Segala hal diatas adalah dalil bahwa alam keberadaan ini telah diciptakan dengan ukuran yang sangat jitu, penuh hikmah, teratur, sesuai dan harmonis. Pencipta sesuatu itu adalah satu, Dialah yang Maha Pengatur, Pencipta keteraturan dan mengharmonisasikan bagian-bagian ciptaan-Nya. Sesungguhnya Dialah yang dalam kesuciannya Maha Mulia, dan dalam perbuatan-Nya Maha Agung, dan wajah-Nya Maha Suci. Tidak ada Tuhan selain-Nya, dan Dia Maha Suci dari sangkakan yang orang-orang mungkir pada-Nya, dan Dia Maha Mulia dan Maha Agung dari persangkakan yang orang-orang ateis pada-Nya.   Penciptaan Manusia dan Pemeliharaan Janin dalam Rahim   Wahai Mufaddhal! Kita akan memulai pembicaraan ini dengan menjelaskan penciptaan manusia. Berusahalah Anda agar bisa memetik hikmah dari hal ini.   Pertama-tama pemeliharaan diatur sedemikian rupa dimana janin dalam rahim berada dalam tiga fase: perut, rahim dan kandungan. Sebuah tempat dimana tidak terdapat kemampuan dalam mengambil makanan dan tidak memiliki kemampuan dalam menghindari ketidakpantasan. Ia tidak mengetahui kemaslahatan dirinya, maupun bahaya bagi dirinya.   Darah haid adalah makanan untuknya, seperti air bagi tumbuhan. Seperti inilah keberlangsungan makanannya. Proses Kelahiran dan Pertumbuhan Anak Hingga Baligh   Ketika penciptaan anak sudah sempurna, tubuhnya akan menjadi kuat, kulitnya bisa menyesuaikan diri dengan udara dan matanya bisa melihat cahaya.   Ibu akan merasakan sakit yang amat sangat untuk melahirkan, sehingga tekanan yang dilakukannya membuat bayi terdorong keluar. Bayi telah keluar dan lahir dari alam rahim yang sempit ke alam dunia yang luas. Darah yang merupakan makanan sebelumnya, sekarang darah itu juga yang menjadi makanannya, akan tetapi dalam bentuk yang lain, dengan warna dan bau yang keluar dari susu ibunya. Makanan ini merupakan yang terbaik untuk bayi. Ketika lahir, ia berbicara melalui gerakan mulut yang menunjukkan bahwa ia lapar. Pada masa perkembangan bayi, payudara ibu seperti dua kantung air yang tergantung di dada, ia terus minum susu selama bayi masih lemah dan anggota badannya masih lembut.   Ketika ia mulai bergerak dan membutuhkan makanan yang keras sehingga tubuhnya kuat, maka gigi depan tumbuh sehingga bisa mengunyah makanan dengan lembut dan menelannya dengan mudah. Keadaan ini terus berlanjut, hingga tiba pada masa baligh. Pada masa ini, jika ia laki-laki, maka rambut akan tumbuh di wajahnya, sebagai tanda kelelakian dan kehormatannya, dan membedakannya dari perempuan dan anak-anak. Jika ia wanita, maka tidak tumbuh rambut di wajahnya, sehingga kesegaran dan kecantikannya membuat hati pria menjadi terpikat, dan generasi manusia tetap terjaga dan tetap berlangsung.   Wahai Mufaddhal! Pada tahapan ini, berfikirlah dengan baik. Apakah mungkin segala keteraturan ini tidak ada Sang Maha Bijaksana yang mengaturnya? Apakah anda mengetahui bahwa jika di dalam rahim darah tidak sampai padanya, sama seperti tumbuhan yang tidak sampai air padanya, tumbuhan itu akan kering dan layu? Apakah anda mengetahui setelah ia besar, jika ibunya tidak merasakan sakit ketika akan melahirkan, anak tersebut akan terkubur hidup-hidup dalam rahim ibunya, dan jika setelah lahir tidak terdapat susu untuknya, niscaya ia akan mati kelaparan, atau ia akan diberikan makanan yang merugikan untuknya? Dan jika dalam waktu tertentu gigi-giginya tidak tumbuh, ia tidak akan mampu mengunyah dan menelan makanan, sehingga dia harus selamanya minum susu, dan akhirnya badannya tidak punya kekuatan untuk bekerja, dan disebabkan hal ini ibunya tidak dapat mengurus lagi anak-anaknya yang lain. Rahasia Tumbuhnya Rambut di Wajah  Apakah anda tahu jika diwajah tidak tumbuh rambut, maka ia akan berwajah perempuan dan anak-anak dan akhirnya tidak memiliki martabat dan kepercayaan? Mufaddhal berkata, "Tuanku, ijinkan saya menyampaikan sesuatu, saya menyaksikan orang besar dan berumur tua, namun saya tidak melihat ada rambut yang tumbuh di wajahnya.   Imam as kemudian menjawab, "Demikian itu disebabkan oleh perbuatan tangannya sendiri. Sesungguhnya Allah sekali-kali tidak menganiaya hamba-Nya."[3]   Hanya Tuhanlah yang bebas dari ketiadaan, dan senantiasa memberikan keberadaan. Siapakah yang senantiasa memikirkan segala kebutuhan dan kemudian memenuhi dan menyiapkannya sendiri?   Jika tidak terdapat keteraturan dan hikmah dan segala perkara di serahkan kepada diri sendiri maka pasti akan mengakibatkan ketidakharmonisan dan kekacauan. Anggapan bahwa tidak ada keteraturan dan keharmonisan di alam ini menunjukkan ketidaktahuan dan rendahnya pengetahuan, adalah mustahil terjadi ketakteraturan dan ketakharmonisan yang memunculkan kebaikan dan kebenaran, begitu pula kontradiksi tidak akan melahirkan keteraturan dan keharmonisan. Maha Suci dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka katakan dengan kesucian yang sebesar-besarnya.[4] Jika Manusia Lahir dalam Keadaan Pintar dan Berfikir Jika bayi lahir dalam keadaan berfikir dan berakal, maka sewaktu dia lahir akan mengingkari alam keberadaan, dan ketika berhadapan dengan hewan-hewan, burung-burung dan keberadaan asing lainnya, ia akan menghindarinya. Setiap saat dan setiap hari, ia akan menyaksikan bentuk-bentuk yang beragam dan keajaiban alam yang sebelumnya belum pernah ia saksikan sama sekali, setiap tanda akan membingungkan dan menyesatkan akal dan pikirannya. Ketahuilah, jika anak yang berakal ditawan dan dipindahkan dari satu alam kealam yang lain, dengan menyaksikan keajaiban-keajaiban yang aneh, ia akan senantiasa merasa heran dan kebingungan. Berbeda dengan seorang anak tak berakal yang ditawan sejak kanak-kanak dalam lingkungan bahasa dan budaya yang berbeda (dialam barunya) maka ia tidak cepat tangkap dan tidak kebingungan. Begitu juga, jika bayi lahir didunia memiliki pengetahuan dan pintar, dikarenakan begitu lemahnya sehingga berjalanpun ia tak mampu, terpaksa ia harus digendong, harus diminumkan susu, berpakaian, dan ditidurkan dalam ayunannya. Oleh karena itu, ia juga akan merasa rendah dan hina, namun dari sisi lain dikarenakan kelemahan dan kelambanan badannya, ia senantiasa butuh pada hal-hal tersebut. Akhirnya mungkin saja ia akan jatuh dalam kehancuran, atau akan mempengaruhi perkembangan ruh dan badannya. Begitu juga, dalam kondisi seperti ini, keindahan, kepolosan dan kecintaan orang kepadanya akan hilang. Inilah sebabnya mereka lahir didunia dalam keadaan tidak mengetahui dan lalai akan dunia dan kesibukannya. Mereka menghadapi segala sesuatunya dengan subjektifitas yang lemah, dengan pengetahuan yang sangat sedikit dan tidak sempurna, namun secara perlahan-lahan dan dalam kondisi yang berbeda-beda pengetahuannya akan semakin bertambah. Seorang anak akan melewati proses pencerapan pengetahuan seperti ini, kemudian akan sampai pada tahapan pendalaman ilmu, dan dengan bantuan akal dan pemikiran ia akan melangkah melewati lembah kesibukan dunia, pengaturan, mencari alternatif hidup dan lain-lain. Ia akan mengambil hikmah dari pengalaman-pengalaman, mentaatinya atau ia akan jatuh kembali dalam kesalahan, lupa, kelalaian dan dosa. Masih banyak hikmah-hikmah lain yang tersimpan dalam fase ini, misalnya jika anak lahir dalam keadaan memiliki akal sempurna, mandiri dan bebas, maka keindahan memiliki anak akan hilang. Ayah dan Ibu tidak mendapatkan maslahat yang tersimpan dalam mendidik anak, dan akhirnya ketika ayah dan ibunya sudah tua, anaknya tidak terampil dalam mengasuh, melayani dan mengasihi kedua orang tuanya, dikarenakan ayah dan ibunya tidak bersusah payah dalam mengasuh anaknya karena anaknya sejak awal telah bebas dan mandiri dari ayah dan ibunya. Begitu juga, dengan asumsi seperti ini, antara anak-anak dan orang tua tidak ada lagi ikatan dan keakraban yang mendominasi, dikarenakan anak-anak tidak lagi membutuhkan asuhan dan kasih saying orang tuanya, dan sejak lahir ia telah berpisah dari orang tuanya. Setelah baligh anak tidak akan mengenal kedua orang tuanya dan saudara-saudaranya, dan ketidaktahuan ini akan mengakibatkan perkawinan sesama saudara sesusuan bahkan ayah dan ibu. Kerusakan yang paling minimal – bahkan yang paling mengerikan – ketika anak pintar ini, disaat dia lahir dan memandang "sesuatu" dia akan menginginkan perbuatan tersebut yang tidak layak baginya. Apakah anda tidak melihat bagaimana segala penciptaan begitu kokoh dan teratur, dan sedikitpun dibagian terkecil dan terbesar di alam eksistensi tidak dijumpai kekacauan dan ketakteraturan. Manfaat Tangisan Anak         Wahai Mufaddhal! ketahuilah manfaat-manfaat tangisan anak. Ketahuilah dalam otak anak terdapat cairan dan jika tetap berada disitu, maka akan mendatangkan penyakit-penyakit dan hal-hal yang mengerikan baginya, seperti buta dan lain-lain. Tangisan ini menghilangkan dan mengeluarkan cairan tersebut serta akan memberikan kesehatan pada badan dan penglihatannya. Ayah dan ibu mereka tidak menyadari akan rahasia ini. Mereka tidak mengetahui bahwa tangisan bermanfaat bagi anak. Orang tua senantiasa berusaha agar anaknya berhenti menangis, dan memberikan keinginan-keiginannya agar anak tidak menangis, akan tetapi mereka tidak mengetahui bahwa tangisan bermanfaat baginya dan membuahkan kebaikan baginya.         Dengan segala penjelasan ini, alangkah banyaknya faedah-faedah yang tersimpan dalam sesuatu, bagi orang-orang yang meyakini ketidakteraturan alam dan meyakini bahwa alam ini tidak memiliki pencipta, pasti lalai dari hal ini. Jika mereka mengetahuinya, mereka tidak akan pernah mengatakan bahwa sesuatu ini tidak ada faedahnya, karena mereka tidak mengetahui faktor-faktor dan sebab-sebabnya. Sesungguhnya apa saja yang mereka ingkari, mereka tidak mengetahui bahwa para Arif menyaksikannya. Alangkah banyaknya ciptaan-Nya yang tidak kita ketahui dikarenakan ilmu yang sedikit. Namun Dialah yang Maha Pencipta, dengan ilmu-Nya yang tak terhingga mengetahui segala ciptaan-Nya. Maha Suci dan Maha Agung Dia dan Kalam-Nya Maha Tinggi.         Adapun air yang terkumpul dalam mulut anak, kemudian keluar dari mulutnya dalam bentuk cairan, dimana jika tetap berada dalam badannya, akan memberikan efek yang serius. Cairan yang berada di badan dan mengandung unsur lain tersebut menjadikan anak idiot, gila, kurus, lumpuh.         Allah Swt mengatur sedemikian rupa sehingga cairan ini keluar dari mulutnya sejak masa kanak-kanak, sehingga sewaktu besar nanti badannya menjadi sehat. Kemurahan Allah Swt tetap bagi mereka yang tidak mengetahui rahasia penciptaan. Jika mereka menyadari nikmat Tuhan yang tak terhingga dan memiliki pengetahuan terhadap penciptaan, mereka tidak akan berbuat maksiat dan ragu akan perintah-Nya. Allah Swt Maha Suci dan Maha Pemurah, alangkah besarnya nikmat-nikmat yang diberikan kepada mereka dan ciptaan-ciptaan-Nya yang  lain! Allah Swt Maha Suci dari apa yang mereka gambarkan terhadap-Nya.   Penciptaan Alat Kelamin dan Bentuknya           Sekarang Wahai Mufaddhal ! Renungkanlah bagaimana alat kelamin pria dan perempuan diciptakan. Semuanya sesuai dengan bentuknya. Bagi pria diberikan alat kelamin yang panjang dan elastis, sehingga bisa sampai pada kedalaman rahim dan dapat meletakkan nuthfah dalam rahim tersebut. Bagi wanita diciptakan alat kelamin  seperti wadah yang dalam sehingga ia dapat menampung air mani pria tersebut. Rahim perempuan memberikan ruang untuk anak dan dapat menampung sesuai dengan perkembangan anak tersebut, sehingga anak tersebut menjadi stabil. Apakah semua hal ini bukan dari pencipta yang Maha Bijaksana dan Maha Pemurah? Maha Tinggi Allah terhadap apa yang mereka persekutukan (dengan-Nya).[5]   Anggota Badan dan Faedahnya Masing-Masing         Wahai Mufaddhal! Renungkanlah seluruh angota tubuh manusia dan keteraturan yang tersembunyi didalamnya. Tangan untuk bekerja, kaki untuk bepergian, mata untuk melihat, mulut untuk makan,  perut untuk pencernaan, hati untuk infiltrasi, saluran pengeluaran untuk membuang kotoran badan, alat kelamin diciptakan untuk memelihara generasi. Jika anda memikirkan secara mendalam seluruh proses kerja anggota badan, anda akan mendapatkan bahwa segala sesuatunya diciptakan berdasarkan hikmah dan keteraturan.   Prasangka Ilmuwan Alam dan Jawaban Terhadapnya           Mufaddhal berkata, "Tuanku! Sebagian dari mereka beranggapan bahwa segalanya karena sesuatu yang alami". Imam as menjawab, tanyalah pada mereka, apakah "sesuatu yang alami" yang mereka maksudkan itu memiliki ilmu dan kodrat atas perbuatan-perbuatannyanya?         Jika mereka dapat membuktikan ilmu dan kodrat bagi "sesuatu yang alami", lalu mengapa mereka tidak meneruskan untuk membuktikan keberadaan Tuhan? bukankah "sesuatu yang alami" ini juga adalah ciptaan dan hikmah-Nya. Dan jika mereka mengatakan bahwa "sesuatu yang alami" tidak memiliki ilmu dan kodrat, meskipun perbuatan-perbuatan yang lahir darinya memiliki keteraturan. Dari hal ini, jelaslah bahwa perbuatan-perbuatan ini bukan muncul dari "sesuatu yang alami" tapi dari Pencipta Yang Maha Bijaksana, dan apa yang mereka maksudkan dengan "sesuatu yang alami" adalah sunnah Ilahi dalam penciptaan segala sesuatu yang berjalan sesuai dengan perintah dan hikmah Ilahi.   Pencernaan Makanan, Pembuatan Darah dan Pengalirannya Ke Seluruh Badan           Wahai Mufaddhal! Berfikirlah dengan baik mengenai makanan bagi badan dan keteraturan yang tersembunyi di dalamnya. Pertama makanan diolah dan dicerna di dalam perut, kemudian sarinya masuk ke hati melalui saluran yang sangat kecil dan halus. Saluran yang sangat kecil dan halus ini berfungsi untuk menjaga jangan sampai ada serat padat yang masuk ke hati, karena hati sangat halus dan lembut, dan tidak bisa menerima goncangan dan tekanan. Melalui hikmah dan keteraturan, sari tersebut diubah menjadi darah dan akan mengalir ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah. Begitu juga bahan-bahan makanan yang lebih dan membusuk tersimpan dalam wadahnya yang telah disiapkan. Bahan-bahan makanan yang tak bermanfaat disalurkan ke empedu. Air empedu yang hitam di bawa ke limpa, dan yang lembab dan basah menuju kista. Renungkanlah sejenak hikmah Ilahi mengenai susunan badan, bagaimana bagian-bagiannya terletak ditempatnya masing-masing, dan wadah-wadah ini diset sedemikian rupa sehingga bahan-bahan yang berlebih dan membusuk diletakkan ditempat khusus, agar supaya tidak menyebar keseluruh badan, dan tidak membuat tubuh kita menjadi sakit. Betapa tinggi martabat mereka yang mengetahui takdir dan mengokohkan keteraturan serta perencanaan. Segala puji bagi Allah.   Perkembangan Tubuh dan Pembentukannya dalam Rahim           Mufaddhal berkata, "Tuanku, mohon jelaskan perkembangan evolusi badan hingga sampai pada tahapan sempurna.         Imam as menjawab, "Pertama, janin dalam rahim[6] diberikan bentuk dan wajah. Perencanaan ini berlaku sedemikian rupa sehingga mengeluarkan sebuah manusia sempurna dan kokoh dengan seluruh kebutuhan-kebutuhannya. Badan manusia ini sempurna dan stabil, dan segala hal yang tersembunyi didalamnya, dari rongga perut, organ-organ dan variabel-variabel badan lainnya, tulang-tulang, daging, lemak, otak, saraf, urat-urat dan tulang rawan. Sewaktu pertama kali anak tersebut menginjakkan kakinya ke bumi, sebagaimana yang anda saksikan, seluruh bagian-bagian tubuhnya tumbuh bersamaan secara harmonis, yang mengukuhkan bentuk dan anggota-anggota tubuhnya, tidak ada anggota tubuhnya yang bertambah dan juga tidak ada yang berkurang. Proses ini berlangsung sedemikian rupa, hingga sampai pada masa baligh dan sampai pada kesempurnaannya. Apakah semua hikmah dan keteraturan ini tidak berasal dari Sang Maha Pemurah dan Maha Bijaksana?   Berdiri dan Duduk Bagi Manusia         Wahai Mufaddhal! renungkanlah bagaimana Allah Swt begitu memuliakan dan membesarkan manusia. Dalam penciptaan manusia diberikan kekhususan tertentu yang melebihi binatang berkaki empat.         Manusia diciptakan sedemikian rupa berdiri dengan tegak, dan duduk dengan lurus, sehingga tangan dan badannya berhadap-hadapan dengan sesuatu, dan ia dapat bekerja dengan menggunakan tangannya. Sebaliknya, jika binatang berkaki empat berdiri tegak, maka binatang tersebut tidak bisa berbuat sesuatu.   Panca Indra Khusus Pada Manusia dan Kemuliaan Baginya         Wahai Mufaddhal! renungkanlah mengenai proses penciptaan indra manusia yang menunjukkan keunggulan dan kemuliaannya diantara makhluk-makhluk lain. Pikirkanlah bagaimana penghlihatan, seperti lampu-lampu yang diletakkan di puncak menara, sehingga ia dapat melihat segala sesuatunya dengan baik dan sempurna, dan mata tersebut tidak diletakkan di tangan dan di kaki agar mata tersebut terjaga dari kerusakan, dan juga tidak bersentuhan langsung dengan pekerjaan dan alat-alat kerja. Juga mata ini tidak diletakkan dibagian perut, punggung dan ditengah badan, sehingga mata ini tidak kesulitan dalam melihat sesuatu dan merekam gambarnya.   Rahasia Panca Indra         Ketika tidak terdapat tempat yang paling cocok untuk mata, tak diragukan lagi, tempat yang paling sesuai adalah dikepala, ibarat sebuah rumah dan serambi untuknya.         Panca indra diciptakan untuk manusia, sehingga ia dapat mempersepsi lima indra, agar supaya manusia tidak terhalang dari mempersepsi sesuatu yang sifatnya di indrai. Mata diciptakan agar manusia bisa melihat warna-warna dan bentuk-bentuk (wajah-wajah). Jika terdapat warna-warna dan bentuk-bentuk, namun mata tidak bisa melihatnya, lalu apa gunanya ? Telinga diciptakan agar manusia bisa mendengar suara-suara. Jika suara ada namun telinga tidak ada, maka kita tidak butuh terhadapnya. Begitu pula dengan indra-indra lainnya.         Begitupun sebaliknya, jika ada mata namun tidak ada warna dan bentuk, apa juga maknanya? Atau jika ada telinga namun tidak ada suara apalah gunanya telinga?         Pikirkanlah bagaimana ditakdirkan bahwa masing-masing indra mempersepsi sesuatu. Untuk setiap indra memiliki sesuatu yang diindrai, dan setiap yang diindrai memiliki indra tertentu, yang mempersepsi hal tersebut. Dengan semua hal ini, terdapat sesuatu yang terletak diantara indra dan yang diindrai, yang hanya melaluinya dapat mempersepsi bentuk, seperti  cahaya dan udara.       [1] . Qs.  At-Taubah: 30 [2] . Qs. Ibrahim: 7 [3] . Qs. Al-Anfaal: 51 [4] . Qs. Al-Isra’ : 43 [5] . Qs. An-naml: 63. [6] . Sebuah tempat dimana mata tidak dapat melihatnya dan tangan tak sampai padanya.

SERI TAUHID MUFADHAL 3
Mufaddhal berkata: Pada hari kedua, dipagi hari aku bergegas datang kehadapan tuanku (Imam Ja’far Shadiq As). Beliaupun mengizinkan aku masuk [ke dalam rumah] kemudian dengan perintah beliau akupun duduk dihadapan beliau, setelah itu beliau bersabda: Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan satu masa setelah berlalu setiap masa dan satu abad setelah berlalu setiap abad dan satu alam setelah berlalu setiap alam. Atas dasar keadilan, Dia dapat membalas orang–orang yang berbuat buruk dengan siksaan dan mengganjar orang-orang yang berbuat baik dengan pahala. Maha suci Asmâ [nama-nama] -Nya, maha agung nikmat-nikmat-Nya. Dia tidak akan menzalimi siapapun akan tetapi mereka sendirilah yang menzalimi diri mereka. Sebagai bukti dari ini adalah firman-Nya yang suci:  “Barang siapa yang berbuat kebaikan (meskipun) seberat atom, maka ia akan melihatnya. Dan barang siapa yang berbuat keburukan (meskipun) seberat atom, maka ia akan melihatnya” (Az-zilzal ayat:7) Kenyataan ini banyak disebutkan dalam kitab-Nya -yang merupakan penjelas segala sesuatu yang tidak tersentuh oleh kebatilan baik dari depan dan belakang dan yang diturunkan oleh Tuhan yang Mahabijaksana dan terpuji- oleh karena itu Nabi Muhammad Saw bersabda “pahala dan siksa adalah amalan kalian itu sendiri yang dikembalikan kepada kalian” Kemudian Imam As menundukkan kepala beliau beberapa saat sebelum kemudian kembali mengangkatnya dan bersabda: Wahai Mufaddhal kebanyakan manusia terjebak dalam kesesatan, mereka mabuk dalam kezalimam, mengikuti para setan dan para penzalim. [Tampaknya] mereka memiliki mata namun [pada kenyataannya] mereka buta dan tidak dapat melihat, [tampaknya] mereka dapat bicara namun [pada kenyataannya] mereka bisu dan tidak berfikir, [tampaknya] mereka mendengar namun [pada hakikatnya] mereka tuli dan tidak mendengar. Mereka rela dengan sesuatu yang sedikit dan rendah dan menyangka bahwa diri mereka berada pada jalan yang lurus. Mereka mengikuti jalan orang-orang yang cerdik dan sibuk menggembala di tempat gembalaan orang-orang yang kotor dan perusak, seakan-akan kelompok ini akan terbebas dari kematian yang akan datang tiba-tiba dan terselamatkan dari pembalasan dan siksaan. 

Celaka bagi mereka! Alangkah sengsaranya mereka! Betapa sulit dan panjang kepedihan dan siksaan mereka. “Hari tatkala suatu kawan tidak berguna sedikitpun bagi kawan yang lain, dan tidak pula mereka akan ditolong” (ad-Dukhan: 41) Mufaddhal berkata: Medengar kata-kata Imam ini akupun menangis, kemudia beliau bersabda: Jangan kau menangis! Engkau akan terbebas [dari api neraka] jika engkau telah menerima, dan engkau akan selamat jika engkau telah mengenal. Kemudian beliau kembali bersabda: Aku akan memulai [pembahasan ini] dari hewan dan seperti halnya yang lain, aku pun akan menjelaskan mengenainya. Perhatikanlah struktur dan bentuk badan daripada hewan! [Ia telah diciptakan] tidak keras seperti batu, karena jika demikian ia tidak dapat bergerak dan menekuknya ketika bekerja. Tubuh hewan juga tidak diciptakan terlalu lembut dan lunak, sehingga ia tidak dapat tegak berdiri dengan sendirinya. Akan tetapi ia telah diciptakan dengan daging yang kenyal yang di dalamnya terdapat tulang yang keras yang menyanggahnya dan juga urat saraf serta pembuluh darah yang satu dengan lainnya saling mengikat, kemudian diseluruh permukaannya diselimuti oleh kulit yang kuat yang akan menjadi pelindungnya. 

Fenomena ini mirip dengan patung-patung yang dibuat dari kayu, dimana kayu itu diselimuti dengan kain dan kain dijahit dengan benang kemudian seluruh permukaannya dilumuri oleh lem. Kayu-kayu yang keras bagaikan tulang-tulang, kain-kain yang lunak bagaikan daging, benang-benangnya bagaikan urat dan pembuluh serta lemnya bagaikan kulit. Seandainya hewan yang hidup dan dapat bergerak ini dapat terwujud serta muncul dengan sendirinya tanpa ada yang menciptakannya, maka [sudah barang tentu] patung yang merupakan benda mati juga dapat muncul dengan sendirinya. Jika hal ini [ada secara kebetulan dan tanpa pencipta] mustahil terjadi pada sebuah patung yang merupakan benda mati, maka lebih mustahil lagi jika ini terjadi pada seekor hewan yang merupakan makhluk hidup.   

Struktur dan Bentuk Tubuh Hewan Sekarang perhatikanlah badan hewan berkaki empat yang terdiri dari daging, tulang, urat dan pembuluh sebagaimana tubuh manusia! Mereka juga telah dibekali dengan telinga dan mata supaya dengannya mereka dapat membantu memenuhi kebutuhan manusia. jika mereka tuli dan buta maka manusia tidak dapat memanfaatkannya [secara maksimal] dan tidak dapat menggunakannya untuk memenuhi segala kebutuhannya. Selain itu, mereka pun tidak dibekali dengan akal dan pikiran supaya mereka tunduk dihadapan manusia, sehingga jika manusia ingin menggunakan mereka untuk melakukan pekerjaan yang sulit atau membawa barang yang berat, merekapun tidak akan menolaknya. jika seseorang berkata: terkadang para budak sahaya pun amat tunduk dan patuh kepada tuannya serta selalu mematuhi perintahnya, mereka rela mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang sulit, padahal mereka memiliki akal dan dapat berfikir. 

Untuk menjawab ini kita katakan: kelompok orang-orang seperti ini sangatlah sedikit, kebanyakan orang tidak bersedia dipekerjakan seperti hewan, membawa barang berat, menggiling [membajak] dan lain sebagainya. Selain itu, jika manusia melakukan seluruh pekerjaan-pekerjaan yang biasa dilakukan hewan, maka ia tidak akan dapat mengerjakan pekerjaan lainnya. Karena untuk menggantikan satu ekor unta atau satu ekor keledai saja akan memerlukan beberapa orang pekerja [sehinga mereka dapat menggantikannya dan mengerjakan pekerjannya] dan hal demikian, jelas akan menyulitkan dan melelahkan manusia dan juga akan menyakiti tubuhnya, sehingga semua ini akan menghalanginya untuk melakukan berbagai industri lainnya.   

Penciptaan Tiga Jenis Hewan 

Wahai Mufaddhal! renungkanlah bagaimana bijaknya penciptaan tiga jenis macam hewan ini [manusia, hewan berkaki empat dan hewan jenis burung]. Masing-masing dari mereka telah diciptakan sedemikian rupa sehingga sesuai dengan maslahat diri mereka. Manusia memilik akal dan mampu berpikir sehingga dapat mengerjakan pekerjaan seperti membangun [rumah dan gedung], berdagang, menambang emas, menjahit dan mengerjakan pekerjaan lainnya, oleh karena itu untuknya telah diciptakan tangan-tangan yang lebar dan jari-jari yang kuat dan serasi, sehingga ia bisa mengambil [dan menggenggam] segala sesuatu guna mengerjakan pekerjaan-pekerjaan tersebut.   
Hikmah dan Filsafat yang Terkandung dalam Penciptaan Hewan-hewan Pemakan Daging (karnivora) Sebagaimana yang telah ditakdirkan bahwa makanan hewan-hewan pemakan daging adalah dihasilkan dengan memburu hewan-hewan lain, dengan demikian tangan-tangan [dan kaki-kaki] hewan-hewan ini diciptakan dengan memiliki cakar-cakar dan kuku-kuku yang keras, tajam dan kuat, sehingga layak digunakan untuk berburu. Kaki, tangan dan kuku serta cakar seperti ini tidak akan sesuai [jika dipergunakan] untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan manusia. Hewan-hewan pemakan tumbuhan, berdasarkan hikmah dan maslahat yang ada, yang mana mereka tidak dapat bekerja dibidang produksi dan industri [seperti halnya manusia] dan juga mereka tidak memburu binatang lain, oleh karena itu [mereka tidak dibekali dengan cakar-cakar yang tajam melainkan] sebagian mereka telah dibekali dengan kuku [yang terbelah dua seperti kuku kuda,kambing dll] dikakinya supaya tanah tempat gembalaan yang keras dan bergelombang tidak akan menyulitkannya saat ia mencari rerumputan untuk makannya. Sebagian hewan-hewan telah dibekali dengan kuku yang memiliki alas, yang dengannya mereka dapat berpijak di atas tanah dengan kokoh hingga sangat layak untuk menjadi [alat] tunggangan dan pembawa barang. 
Dan juga renungkanlah bagaimana hewan-hewan pemakan daging telah diciptakan dengan memiliki gigi-gigi yang tajam, cakar-cakar serta kuku-kuku yang kuat dan tajam dan juga mulut-mulut yang besar dan lebar! Sebagaimana yang telah ditakdirkan bahwa makanan hewan ini adalah daging, oleh karena itu ia telah diciptakan sedemikain rupa sehingga sesuai dengan tujuan dan kadar penciptaannya. Walhasil, hewan-hewan ini, dengan memiliki senjata dan perlengkapan yang layak untuk berburu, akan memudahkan mereka [dalam menjalani kehidupannya]. Demikian pula halnya dengan burung-burung pemburu (buas), mereka memiliki paruh dan kuku-kuku yang layak dipergunakan untuk berburu. Jika hewan-hewan yang liar [pemakan tumbuhan] diberikan cakar berarti mereka telah dibekali dengan sesuatu yang tidak dibutuhkannya, karena memang mereka tidak berburu dan juga tidak memakan daging. Demikian pula jika hewan buas pemakan daging dibekali dengan kuku seperti kuku kuda, maka inipun tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkannya saat berburu guna memenuhi kehidupannya. Tidakkah engkau melihat bagiamana masing-masing jenis dari kedua hewan ini, telah dibekali dengan segala sesuatu yang sesuai dengan jenisnya masing-masing, guna menjaga kelangsungan hidup dan kemaslahatan mereka!   

Rahasia Kemandirian Anak Hewan Berkaki Empat Sekarang perhatikanlah hewan-hewan yang berkaki empat! bagaimana [setelah dilahirkan] dengan sendirinya mereka dapat berdiri di atas kakinya serta dapat berjalan mengikuti induknya, dan tidak seperti bayi manusia yang membutuhkan buaian pendidikan dan perawatan [seorang ibu]. Karena memang induk-induk hewan ini tidak seperti seorang ibu yang memiliki kemampuan dan pengetahuan untuk membuai dan merawat [anaknya]. Selain itu, mereka juga tidak memiliki tangan-tangan dan jari-jari yang layak untuk melakukan pekerjaan semacam ini. Maka dari itulah anak-anak mereka diberikan kemampuan [yang mana setelah dilahirkan tanpa pendidikan dan perawatan ibunya] dengan sendirinya ia dapat beridiri di atas kakinya. Demikian pula betapa banyak hewan-hewan jenis burung yang engkau lihat, seperi ayam, burung puyuh, burung quail (sejenis burung puyuh) dan burung moku setelah menetas dan keluar dari telurnya [ia dapat berdiri dan berjalan] untuk mencari makanannya, adapun itik-itik yang lemah seperti: itik merpati, merpati liar dan jenis merpati yang berwarna merah, mereka tidak memiliki kemampuan untuk berdiri [setelah telurnya menetas]. Sebagai gantinya, induk-induk [jenis burung-burung ini] diberikan rasa belas kasih dan rasa sayang [terhadap anaknya] sehingga ia terinspirasi untuk mengumpulkan biji-biji makanan di mulutnya untuk kemudian diberikan dan disuapkan kepada itik-itiknya, sampai itiknya menjadi kuat dan mandiri [untuk mencari makanannya]. 

Dari sini engkau dapat melihat bahwa burung merpati tidak diberikan itik yang banyak seperti ayam, sehingga sang induk dapat membesarkan itik-itiknya hingga tidak punah. Alhasil kedua jenis burung ini telah diciptakan dengan adil dan bijak oleh Tuhan yang maha bijaksana dan penyayang.   Kaki-kaki Hewan dan Bagaimana Ia Melangkah Perhatikanlah kaki-kaki hewan bagaimana telah diciptakan secara berpasangan sehingga layak untuk digunakan sebagai alat berjalan. 
Sangatlah tidak seimbang jika mereka hanya memiliki satu kaki, karena hewan yang sedang berjalan, ketika ia mengangkat kakinya untuk melangkah ia akan berpijak pada kaki yang satunya. Hewan yang memiliki dua kaki [seperti manusia] saat ia berjalan, ia mengangkat salah satu kakinya dan berpijak pada satu kaki lainnya. Hewan-hewan yang memiliki empat kaki, ia mengangkat dua kakinya dan berpijak pada dua kaki lainnya, tetapi ia mengakat dan memijakkan kakinya dengan cara menyilang [yaitu jika disaat ia melangkah, ia mengangkat bagian kiri kaki depannya, maka ia akan mengangkat pula bagian kanan kaki belakangnya] dan bukan dengan cara mengangkat kedua kaki depannya dan berpijak dengan kedua kaki belakangnya, karena dengan demikian ia tidak akan dapat berdiri di atas tanah dengan kokoh, sebagaimana kursi atau ranjang tidak dapat berdiri tegak jika dua dari kakinya telah patah. Oleh karena itu [ketika hewan berkaki empat melangkah] ia akan mengangkat bagian kanan kaki depannya dan bagian kiri kaki belakangnya, dan setelah memijakkannya, ia akan mengangkat kadua kaki lainya secara menyilang, hingga ia dapat berdiri di atas tanah dengan kokoh dan tidak terjatuh saat berjalan.   

Rahasia Patuhnya Sebagian Hewan Di hadapan Manusia Apakah engkau tidak memperhatikan seekor keledai, meskipun ia melihat kuda dalam keadaan nyaman dan tidak dipekerjakan untuk melakukan pekerjaan yang berat, namun ia tetap tunduk kepada manusia ketika dipekerjakan untuk menggiling atau membawa barang-barang? Dan apakah engkau tidak melihat seekor unta yang memiliki sedemikian kekuatan yang mana beberapa orangpun tidak dapat menandingi kekuatannya, akan tetapi bagaimana ia bisa tunduk dihadapan seorang anak kecil hingga ia dapat mengendalikannya? Demikian pula dengan sapi jantan yang kuat, bagimana ia dapat patuh dan tunduk dihadapan pemiliknya sehingga pemilik sapi itu dapat meletakkan sepotong kayu di atas lehernya guna dipekerjakan untuk membajak tanah? Dan juga seekor kuda perang bagaimana ia sudi mempertaruhkan dirinya dalam sabetan-sabetan pedang dan tancapan panah semata untuk menjalankan kehendak tuannya? Dan bagaimana kambing-kambing gembalaan dapat digembala [dan dijaga hanya] dengan satu orang? Jika kambing-kambing gembalaan bertebaran dan masing-masing berjalan ke arah yang berbeda, bagaimana mungkin satu orang dapat menjaga dan menggembalanya? Dan demikian pula halnya dengan seluruh hewan-hewan yang jinak. Bukankah ketundukan dan ketaatan [hewan-hewan ini dahadapan manusia] dikarenakan mereka tidak memiliki akal, pikiran dan perasaan? jika mereka memiliki akal dan dapat berpikir, maka mereka tidak akan tunduk dihadapan manusia dan mereka tidak akan bekerja untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Unta tidak akan patuh kepada penunggangnya dan sapi juga tidak akan mengikuti dan mentaati pemiliknya. Kambing-kambingpun tidak akan menuruti perintah dan keinginan penggembala sehingga masing-masing mereka akan berjalan ke segala arah yang berbeda. Dan hewan-hewan yang lainpun juga akan demikian [tidak akan tunduk dan patuh dihadapan manusia].   


Rahasia Tidak Dibekalinya Hewan Buas Dengan Akal dan Pikiran Sama halnya jika hewan-hewan buas memiliki akal dan dapat berpikir, maka mereka akan bersatu untuk menghadapi manusia dan membunuhnya dan dalam waktu yang singkat, mereka akan menjadikan manusia lemah dan tak berdaya. jika seluruh singa, macan dan serigala bersatu untuk menghadapi manusia dan memeranginya, lantas siapakah yang dapat menolong manusia untuk menghadapi mereka? Tidakkah engkau melihat bahwa mereka tidak dibekali dengan nikmat ini [akal dan pikiran], sehingga bukan manusia yang khawatir dan takut akan kekuatan mereka akan tetapi merekalah yang takut terhadap manusia dan menyerah dihadapannya, sehingga untuk mencari makanan saja, biasanya mereka keluar pada malam hari dan itupun tidak keluar jauh dari lingkungan mereka. Mereka dengan segala kemampuan dan kekuatan yang dimilikinya, akan tetapi tetap sangat takut terhadap manusia, yang mana jika tidak demikian [mereka memiliki akal dan dapat berpikir], maka untuk menyelamatkan diri dari mereka, manusia akan selalu menetap dirumahnya dan [sudah barang tentu] hal ini akan sangat menyulitkannya.   


Anjing Merupakan Hewan yang Setia dan Pembela Manusia Anjing adalah salah satu dari hewan buas yang mana ia telah diciptakan dengan dibekali rasa belas kasih dan kesetiaan kepada tuannya sehingga ia selalu menjaga dan melindungi tuannya. Dikegelapan malam ia akan memanjat pagar dan naik ke atap rumah tuannya untuk menjaganya dari pencuri [dan para pengganggu]. Rasa belas kasih dan bersahabat serta kesetiaan seekor anjing kepada tuannya, terkadang hingga mencapai batas dimana ia rela mempertaruhkan dirinya dalam bahaya dan [bahkan] mengorbankan nyawanya semata demi menjaga jiwa, harta dan hewan peliharaan tuannya. Seekor anjing sedemikian sayang dan setia kepada tuannya sehingga [ia tetap akan menjaga tuannya] meskipun dengan menahan rasa lapar dan haus. Mengapa seekor anjing diciptakan dengan dibekali rasa belas kasih dan kesetiaan? Tidak lain dikarenakan agar ia dapat menjaga dan melindungi tuannya. Oleh karena itu ia memiliki taring-taring yang tajam serta kuku-kuku yang lancip dan suara lolongan yang menakutkan agar pencuri merasa takut dan menjauhi tempat-tempat yang dijaganya.   


Rahasia Bentuk Muka, Mulut dan Buntut Hewan Berkaki Empat Wahai mufaddhal lihatlah bagaimana pengaturan wajah binatang berkaki empat! Kedua mata mereka diletakkan tepat berada di depan, sehingga ia dapat melihat dengan baik segala sesuatu yang ada di depannya dan ia tidak akan selalu menabrak dinding-dinding atau terperosok ke dalam lubang. Belahan mulutnya tepat berada di bagian bawah mukanya, yang mana jika ia memiliki belahan mulut seperti layaknya mulut manusia yang berada di atas dagu, maka ia tidak dapat memakan sesuatu yang ada di atas tanah. Tidakkah engkau melihat manusia tidak makan sesuatu [lagsung] dengan mulutnya akan tetapi ia akan mengambilnya dengan menggunakan tangan sebelum meletakkannya di mulut? Hal ini adalah sebagai penghormatan bagi manusia dan untuk memuliakannya dari seluruh hewan yang ada. Dikarenakan hewan berkaki empat tidak memiliki tangan yang layak untuk digunakan saat memakan tumbuhan dan dedaunan, maka belahan mulutnya diciptakan tepat di bawah [wajahnya] sehingga ia dapat mengambil dan memakan makanannya dengan mudah. Selain itu mereka juga dibekali dengan bibir yang pajang sehingga dapat memakan tumbuhan yang dekat dan yang jauh darinya. 


Hikmah serta manfaat yang ada pada buntut (ekor) hewan: 

1.    Buntut merupakan penutup dan pelindung dubur serta kemaluan hewan; 
2.    Di sekitar dubur dan perut hewan terdapat kotoran hingga banyak lalat dan nyamuk berkumpul [dan hinggap] di atasnya, buntut hewan adalah sebagai alat pengusir lalat dan nyamuk yang dengannya, seekor hewan dapat mengusir lalat serta nyamuk [yang hingggap di tubuhnya]. 
3.    Dengan menggerakkan buntutnya ke arah kiri dan kanan, seekor hewan akan merasa nyaman. Sesungguhnya disaat ia berdiri dengan empat kakinya dan berat badannya diemban oleh kedua kaki depannya, disaat ini ia akan merasa nyaman jika menggerak-gerakkan buntutnya. Selain itu [buntut hewan] juga memiliki banyak manfaat lainnya, dimana manusia tidak mampu untuk menyingkap seluruhnya, dan terkadang manusia dapat mengetahui manfaat sebagian darinya saat ia membutuhkannya. Sebagian dari manfaat tersebut adalah: tekadang seekor hewan terjebak [dan terjatuh] di dalam kubangan lumpur dan ia tidak mendapatkan sesuatu yang dapat dijadikan sandaran yang dapat membebaskannya, [disaat ini] buntutnyalah alat berpegang yang baik untuk membangkitkan dan mengeluarkannya [dari lumpur tersebut]. Rambut-rambut buntut hewan juga memiliki banyak manfaat bagi manusia, yang mana dengannya manusia dapat memenuhi banyak kebutuhannya. Hewan yang berkaki empat memiliki bokong yang lunak sehingga mudah dan sesuai untuk ditunggangi. Dan juga letak kemaluan [jenis betina hewan ini] berada di bagian belakang sehingga hewan jantan dengan mudah dapat mengawininya, jika ia memiliki kemaluan seperti kemaluan seorang wanita, maka hewan jantan tidak akan mampu untuk mengawininya. Apakah engkau tidak melihat bahwa hewan tidak dapat mengawini betinanya secara behadap-hadapan seperti layaknya seorang lelaki?   

Rahasia Penciptaan Gajah dan Belalainya Renungkanlah rahasia dan hikmah yang terkandung didalam belalai gajah! Belalai gajah menggantikan posisi tangan yang bakerja guna mengambil tumbuhan dan air untuk dimakannya. jika [tidak diciptakan demikian dan] ia tidak memiliki belalai, maka ia tidak akan mampu mengambil sesuatu dari atas tanah untuk dimakannya, karena gajah tidak seperti binatang berkaki empat lainnya yang memiliki leher yang panjang sehingga ia dapat menjulurkannya ke arah makanannya. Namun sebagai gantinya, ia telah dibekali dengan belalai yang panjang yang dapat menggantikan posisi leher dan mengerjakan pekerjaannya, sehingga seekor gajah juga dapat memenuhi segala kebutuhannya. Selain pencipta yang maha penyayang dan belas kasih kepada makhluk-Nya, siapakah yang telah menggantikan anggota badan yang tidak dimiliki seekor gajah dengan anggota badan yang lain, sehingga anggota itu dapat menggantikan dan mengerjakan pekerjaan anggota badan yang tidak dimilikinya? Kenyataan yang mana yang dapat sesuai dengan pemikiran dan ideologi orang-orang kafir yang mengatakan: bahwasannya segala sesuatu ada tanpa tujuan dan muncul dengan sendirinya? jika seseorang berkata mengapa hewan ini tidak dibekali leher yang panjang sebagaimana hewan yang lainnya? Jawabannya adalah: kepala dan telinga gajah sangatlah besar dan berat, seandainya ia tidak diberikan dan dibekali dengan leher yang besar dan sesuai dengan kapasitasnya, maka dalam waktu yang singkat [beban] kepala dan telinganya akan merusak lehernya. Oleh karena itu kepala gajah langsung menyambung dan menenpel ke badannya sehingga ia tidak mengalami kesulitan saat melakukan pekerjaannya. Dan sebagai ganti peran lehernya, ia telah dibekali dengan belalai, sehingga dengan itu ia dapat mengambil makanan untuk dimakannya dan kendatipun ia tidak memikili leher yang panjang, iapun tetap dapat memenuhi segala kebutuhannya dan menjalani aktivitasnya dengan mudah.   


Alat Vital Gajah Betina Sekarang perhatikanlah bagaimana penciptaan kemaluan gajah betina! Bagaimana ia telah diciptakan berada di bawah perutnya, tapi disaat syahwatnya naik, kemaluannya [dengan sendirinya] akan bergeser dan tampak di bagian atas, dengan demikian gajah jantan dapat mengawininya dengan mudah. Perhatikanlah bagaimana letak kemaluan gajah betina berbeda dengan hewan-hewan lainnya! Yang mana untuknya telah diciptakan alat reproduksi sedemikian rupa agar ia dapat mempertahankan spesiesnya sehingga tidak punah.   


Keajaiban Penciptaan Jerapah Perhatikanlah dalam penciptaan [anggota tubuh] jerapah! Perbedaan dan kemiripannya dengan bagian tubuh hewan lainnya! Kepalanya menyerupai kepala kuda, lehernya menyerupai leher unta, tapalnya menyerupai tapal sapi dan kulitnya menyerupai kulit macan. Sebagian manusia yang bodoh dan tidak mengenal Allah Swt [dan rahasia-rahasia penciptaan-Nya] mengira bahwa hewan ini dihasilkan dari perkawinan beberapa jenis hewan. Mereka mengatakan: [bahwa hewan ini dihasilkan karena] bermacam jenis hewan darat ketika masuk dan berendam di dalam air, lalu masing-masing [hewan jantan] mengawini hewan betina yang berbeda jenisnya, sehingga hal ini menghasilkan seekor hewan pemakan tumbuhan yang memiliki struktur tubuh serupa dengan tubuh berbagai jenis hewan. [Pernyataan ini] muncul dari kebodohan pembicaranya atas Allah sang pencipta yang maha kuasa, [karena] masing- masing jenis dari hewan tidak akan mengawini jenis hewan lainnya. Kuda tidak akan mengawini unta dan unta tidak akan mengawini sapi dan seterusnya. 

Akan tetapi perkawinan dua hewan dapat terjadi [jika kedua hewan tersebut dari jenis yang sama atau] keduanya memiliki kemiripan dalam penciptaan [struktur tubuhnya] seperti: perkawinan antara kuda dan keledai yang dengannya akan melahirkan seekor bighal [jenis kuda kecil] atau perkawinan antara serigala dan hyena (anjing hutan) yang darinya akan melahirkan seekor hewan yang dikenal dengan sim’. Dan tidaklah demikian, bahwa hewan yang dilahirkan dari perkawinan silang sebagian anggota badannya sama dengan angota badan kedua induk dan jantannya [yakni sebagian anggota badannya sama dengan angota tubuh induknya dan sebagiannya lagi sama seperti anggota badan jantannya], seperti halnya tubuh seekor jerapah yang sebagian darinya menyerupai bagian tubuh kuda dan sebagian lainya menyerupai tubuh unta dan sapi, akan tetapi [anggota badan hewan yang dihasilkan dari perkawainan silang] akan menjadi seperti hasil percampuran dan peleburan antara kedua tubuh induk dan jantannya. Sebagaimana yang engkau lihat pada [anggota tubuh] seekor bighal, yang mana bentuk kepala, telinga, paha [kaki] dan buntut serta tapalnya, pertengahan antara bentuk seekor kuda dan keledai, juga ringkikannya seperti gabungan antara ringkikan kuda dan keledai. 

Ini adalah sebagai bukti bahwasanya jerapah bukanlah hewan yang dihasilkan dari pekawinan bermacam jenis hewan sebagaimana yang disangka oleh orang-orang yang bodoh, akan tetapi ia merupakan makhluk yang menakjubkan yang diciptakan oleh Allah Swt sebagai bukti akan kuasa-Nya, yang mana tidak ada satupun yang dapat melemahkan-Nya [Dia mampu untuk menciptakan segala sesuatu]. Dan juga agar manusia mengetahui bahwa Dia-lah yang menciptakan segala macam hewan yang ada, maka Dia pun mampu mengumpulkan anggota-anggota badan berbagai jenis hewan dan menjadikannya seokor hewan yang berbeda. Kapan Dia menghendaki Dia dapat mengumpulkannya dan kapan saja Dia menghendaki Dia dapat memisah-misahkannya dan kapan saja Dia menghendaki Dia dapat menambahkan dan mengurangi penciptaannya, sebagai bukti akan kuasa-Nya atas segala sesuatu dan tidak satupun dapat melemahkan-Nya jika Dia menghendaki sesuatu.

 Adapun leher jerapah diciptakan dengan bentuk yang panjang dikarenakan ia hidup dan dibesarkan di tengah hutan balantara yang dipenuhi dengan pepohonan yang tinggi, maka dari itu ia membutuhkan leher yang panjang agar mulutnya dapat menggapai ranting-ranting dan dedaunan pohon [yang tinggi itu], dan juga dapat mengambil buah dan segala sesuatu yang dihasilhan oleh pohon tersebut.   

Penciptaan Kera dan Perbedaannya dengan Manusia Perhatikanlah dalam penciptaan [struktur tubuh] seekor kera yang memiliki banyak kemiripan dengan anggota tubuh manusia, seperti: kepala, wajah, kedua bahu dan organ dalam tubuhnya! Ia juga dibekali dengan kecerdikan sehingga ia dapat memahami isyarat-isyarat serta perintah tuannya atau perawatnya, serta dapat meniru gerakan-gerakan manusia. 

[Salah satu hikmah] penciptaan kera yang memiliki banyak kemiripan dengan struktur manusia ini, supaya manusia dapat mengambil palajaran bagi dirinya bahwa iapun diciptakan dari jenis hewan. Seandainya manusia tidak memiliki keunggulan dan keistimewaan berupa akal, pikiran dan perasaan maka iapun akan menjadi layaknya seekor hewan. 
meskipun sebagian dari tubuh kera memiliki pebedaan dengan tubuh manusia seperti moncong, buntut yang panjang dan rambut lebat yang menutupi seluruh tubuh kera, akan tetapi ini [jelas] tidak akan menghalangi seekor kera untuk memiliki kriteria seperti manusia, jika iapun dibekali akal pikiran dan perasaan seperti manusia. Pada hakikatnya inti pemisah yang membedakan kera dan manusia adalah akal dan pikiran yang tidak dibekali kepada seekor kera.     

Manfaat yang Terkandung Pada Bulu Hewan dan Tapal Kaki-kakinya 

Wahai Mufaddhal renungkanlah! Bagaimana Allah Swt berdasarkan kasih sayang dan belaskasih-Nya terhadap hewan-hewan, Dia telah membekali mereka rambut dan bulu yang menutupi seluruh tubuh sehingga dapat melindunginya dari cuaca yang sangat dingin dan dari segala yang dapat membahayakannya. Selain itu mereka juga telah dibekali tapal [dikakinya] hinggga dapat melindungi kaki mereka dari segala yang dapat melukainya. Semua ini dikarenakan hewan-hewan tidak memiliki tangan dan jari-jari yang layak untuk menjahit [baju, pakaian dsb] maka dari itu segala apa yang mereka butuhkan telah tersedia pada tubuh mereka sendiri, dan tanpa harus selalu menggantinya, mereka dapat memenuhi segala kebutuhannya sepanjang hidup mereka. Adapun manusia memiliki alat-alat dan tangan-tangan yang sesuai untuk digunakan bekerja, ia dapat menjahit dan menenun sehingga dapat membuat pakaian yang layak untuk dirinya dan iapun akan selalu menggantinya disaat yang sesuai. Dari beberapa sisi hal ini sangat menguntungkan manusia sendiri. 
1.    Dengan membuat dan memproduksi pakaian, manusia dapat mencegah dirinya untuk tidak menganggur serta berbuat kerusakan dan apa yang dikerjakannya tidak akan sia-sia; 
2.    Sesuai dengan tabiat manusia yang mana ia akan merasakan kenyamanan ketika ia membuka dan menggantinya dengan yang baru; 
3.    Dengan mengenakan pakainan yang bagus dan indah sesuai pilihannya dan juga dengan menggonta-ganti pakaiannya ia akan merasa puas dan nyaman; 
4.    Dengan ini manusia dapat memproduksi berbagai macam kaus kaki, sandal dan sepatu yang dapat menjaga kaki-kakinya; 
5.    Hal ini dapat membuka banyak lapangan kerja untuk manusia sendiri dan dengan banyaknya orang yang bekerja di pabrik serta tempat industri ini, ia dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya dan keluarganya. kesimpulannya, rambut dan bulu-bulu hewan merupakan pakaian baginya dan tapal-tapal kakinya merupakan sepatu baginya.   

Merasakan Dirinya Akan Mati, Hewan akan Menyembunyikan Dirinya Wahai Mufaddhal perhatikanlah keistimewaan yang telah diberikan kepada hewan-hewan berkaki empat! Sesungguhnya mereka akan menyembunyikan dirinya ketika merasakan dirinya akan mati, seperti layaknya manusia yang mengubur dan menyembunyikan mayat-mayat mereka. Maka dari itu seluruh bangkai-bangkai binatang buas jarang sekali ditemukan, padahal jumlah hewan-hewan ini tidaklah sedikit sehingga sulit untuk ditemukan. Bahkan dapat dibenarkan jika ada yang mengatakan bahwa jumlah mereka lebih banyak dibanding jumlah manusia. 


Lihatlah di gunung-gunung dan di gurun-gurun berapa banyak jumlah rusa-rusa, banteng-banteng, kijang-kijang dan binatang buas lainnya seperti: singa-singa, macan-macan, serigala-serigala dan lain sebagainya! Lihatlah serangga-serangga dan binatang tanah lainya, dan juga berbagai hewan jenis burung seperti: burung gagak, burung merpati, angsa dan burung-burung buas pemakan daging! Bangkai dari hewan-hewan ini tidak kita temukan kecuali hanya sedikit dari mereka yang [itupun] merupakan hasil buruan pemburu atau binatang buas lainnya. 

Hewan-hewan ini ketika merasakan dirinya akan mati, ia akan segera menyembunyikan dirinya di tempat yang sangat tersembunyi dan iapun akan mati di sana. Jika tidak demikian maka permukaan bumi [di gurun-gurun, gunung-gunung dan lautan] akan dipenuhi oleh bangkai-bangkai mereka, dan ini akan menyebabkan bau busuk dan menyebarnya berbagai penyakit seperti kolera yang dapat mewabah keseluruh penjuru daerah. Lihatlah bagimana semenjak pertama diciptakannya, manusia telah meniru adat ini [menguburkan mayat], dari kasus seekor gagak yang menguburkan gagak lainnya. Kecerdikan seperti ini telah diberikan kepada seekor hewan, agar [dengan menirunya] menusia dapat terlindung dari segala penyakit dan kerusakan.   

Rahasia Kecerdikan Sebagian Hewan seperti Kijang, Musang dan Ikan Lumba-lumba Wahai Mufaddal perhatikan kecerdikan yang dimiliki masing-masing hewan! Bagaimana Allah Swt berdasarkan kasih sayang dan rahmat-Nya telah membekali kecerdikan dan insting kepada hewan-hewan yang tidak memiliki akal dan pikiran, sehingga mereka tidak terhalang dari nikmat-Nya [akal yang telah diberikan kepada manusia]. Seekor kijang betina jika ia memakan ?? ular [setelah itu dengan sendirinya] ia akan merasa sangat kehausan, oleh kerena itu ia akan berdiri di kubangan air namun dikarenakan khawatir akan menjalarnya bisa keseluruh tubuhnya, sedikitpun ia tidak meneguk air tersebut dan ia hanya meringgkik sekeras-kerasnya. Seandainya [disaat itu] ia meminum air, maka dalam jangka waktu yang singkat bisa ular tersebut akan menjalar keseluruh tubuhnya dan akan membunuhnya. Lihatlah bagaimana hewan ini telah dibekali kecerdikan yang telah menghalanginya untuk meminum air meskipun ia dalam keadaan sangat kehausan! Yang mana biasanya manusia yang memiliki akal dan pikiranpun tidak dapat menahan dirinya jika ia mengalami hal yang sama. 

Seekor musang ketika ia merasa sangat lapar, ia kan membaringkan dirinya dengan cara terlentang dan meniup [membesarkan] perutnya, sehingga seekor burung akan mengiranya telah mati, dan ketika seekor burung hinggap di atas tubuhnya, sang musang dengan sigap akan menyergapnya dan lantas memakannya. 
Siapakah yang telah mengajari kecerdikan dan muslihat kepada seekor musang yang tidak dapat berpikir itu? Tidak lain Dia-lah yang telah membekali rezki dan kebutuhan hidupnya dengan jalan seperti ini! Selain itu, seekor musang tidak memiliki kemampuan dan kekuatan untuk menandingi musuh-musuh yang akan memburunya, namun dengan kecerdikan yang telah dibekali kepadanya, sehingga dengan cara memperdaya musuh-musuhnya ia dapat mempertahankan hidupnya. 
Ikan lumba-lumba ketika berada di dalam air, ia pun dapat memburu seekor burung. Kecerdikan yang dimilikinya dalam memburu adalah demikian: [untuk menangkap seekor burung] ikan lumba-lumba akan mengambil seekor ikan dan membunuhnya lantas membiarkannya terapung di atas air, kemudian ia menyembunyikan dirinya di dalam air seraya menggerak-gerakkan air sehingga dirinya tidak tampak dari luar, dan ketika seekor burung telah hinggap di atas bangkai ikan tersebut, dengan cepat ia akan menagkapnya.   

Ular dan Awan Mufaddal berkata: 

aku berkata: wahai tuanku jelaskan kepadaku tentang apa yang terjadi antara ular dan awan! Dan Imampun bersabda: Sesungguhnya awan bagaikan kiriman [dari sisi Allah Swt, ia bagaikan hewan pemburu yang dikirim sang pemburu untuk mengambil hasil buruannya] yang mana ia dapat menyedot ular seperti besi berani menyedot besi. Maka dari itu disaat musim hujan dan langit berawan, hewan ini tidak akan mengeluarkan kepalanya dari tanah [atau lubangnya]. Karena rasa takutnya kepada awan, hewan ini hanya akan keluar [dari lubangnya] ketika cuaca sangat panas dan langit tidak berawan. Aku berkata: mengapa awan [diciptakan demikian hingga] dapat memburu ular dan akan menagkapnya jika menemukannnya? Imam bersabda: agar manusia dapat terselamatkan dari bahayanya.   

Tabiat Semut, Rayap dan Laba-laba Mufaddal berkata: saya berkata: tuanku anda telah menjelaskan kepadaku akan hewan-hewan berkaki empat juga segala apa yang dapat dijadikan ibrah darinya [sekarang] terangkanlah kepadaku tentang semut dan burung! Imampun bersabda: Wahai Mufaddal perhatikanlah wajah semut (jenis semut yang sangat kecil) yang sangat lemah dan kecil apakah engkau menemukan kekurangan padanya hingga segala kebutuhannya tidak dapat terpenuhi? Dari manakah kesempurnaan serta keserasian dalam penciptaan semut kecil ini? Tidak lain hanya dari Sang Pencipta yang telah meciptakan segala makhluk yang besar maupun yang kecil. Perhatikanlah kehidupan semut, bagaimana ia mengangkat makanan dan mengumpulkannya dengan cara bergotong royong! 

lihatlah ketika sekelompok dari mereka memindahkan makanannya ke tempat yang tinggi untuk ditimbun, bukankah ini akan mengingatkan kita akan usaha sekelompok manusia yang memindahkan makanan ke rumah mereka? Bahkan dalam hal ini semut tampak lebih semangat dan sungguh-sungguh dibanding manusia. Apakah engkau tidak melihat bahwa ketika mereka mengangkat dan memindahkan biji-bijian serta makanan ke sarangnya satu sama lainnya saling membantu, seperti layaknya sekelompok manusia? 
Setelah itu mereka akan membelah biji-bijian itu menjadi dua sehingga tidak dapat tumbuh di dalam sarangnya yang akan menjadikan usaha dan kerjanya sia-sia. Dan jika biji-bijian tersebut basah tekena air, mereka langsung mngeluarkan biji-biji tersebut dan mengeringkannya. Juga selain di tempat-tempat yang tinggi, semut-semut tidak akan membuat sarangnya [untuk menghindari] agar air tidak masuk ke dalam sarang dan menenggelamkan mereka. 
Semua ini bukan dihasilkan dari akal dan pikiran mereka, akan tetapi Allah Swt demi maslahat mereka telah membekalinya dengan insting dan kecerdikan. Perhatikanlah seekor rayap yang umumnya disebut dengan (singa lalat) bagaimana ia menjalani kehidupan sehari-harinya, yang mana kemampuan muslihat dan memperdaya telah diberikan kepadanya! Ketika ia merasa ada seekor lalat di dekatnya dalam beberapa saat ia akan berdiam dan tidak bergerak seperti mayat, hingga jika seekor lalat itu melihatnya dan mengiranya [telah mati] kemudian hinggap di atasnya, sang rayappun dengan sangat sigap dan cepat akan segera menyergapnya. 
Setelah itu ia akan selalu mencengkram dan menjaganya agar lalat tersebut tidak dapat lepas dan lari dari cengkramannya kemudian iapun akan memakannya saat ia merasa bahwa [buruannya] telah lemah dan tidak bernyawa. Dengan cara inilah seekor rayap dapat mempertahankan kehidupannya. 
Adapun laba-laba, ia membangun sarangnya dan menjadikannya sebagai perangkap lalat-lalat [serangga-serangga] kemudian ia akan bersembunyi di tengah-tengah sarangnya dan jika seekor lalat telah terperangkap di sarangnya dengan perlahan-lahan ia akan menggulungnya hingga [lemah tak berdaya dan] layak untuk dimakannya. Dengan cara inilah ia dapat menghidupi dirinya. Serangga itu [seekor rayap] menggambarkan cara berburunya seekor anjing dan singa. Dan hewan ini [laba-laba] menggambarkan cara berburunya seekor hewan yang berburu dengan menggunakan perangkap dan jaring. Lihatlah hewan yang lemah dan kecil ini, bagaimana dalam tabiatnya telah dibekali dengan kecerdikan yang mana manusiapun tidak mampu melakukan pekerjaan tersebut kecuali dengan tipu muslihat atau menggunakan alat-alat! jika pada serangga yang kecil seperti semut, rayap dan lainya terdapat pelajaran dan ibrah yang dapat diambil darinya, ini dikarenakan kekecilan [kerendahan] dan ketakberdayaan yang dimilikinya. Karena sesuatu yang berharga dan bernilai tinggi bisa saja dimiliki oleh suatu yang kecil dan tidak berharga, dan hal ini sama sekali tidak akan mengurangi kadar dan nilai sesuatu tersebut. Sebagaimana jika keping dinar emas ditimbang dengan sepotong besi [hal ini] sama sekali tidak akan menurunkan nilai emas tersebut.   

Hikmah Serta Keserasian yang Terkandung dalam Penciptaan Burung Wahai mufaddal perhatikanlah tubuh dan penciptaan seekor burung! Sesungguhnya ketika ditakdirkan bahwa sesekor burung dapat terbang di udara, Allah telah menciptakan badannya dengan beban yang sangat ringan, sebagai ganti dari empat kaki [telah diciptakan untuknya] dua kaki dan sebagai ganti dari lima jari-jari [telah dibekali untuknya] empat jari-jari dan sebagai ganti dari dua lubang kencing dan kotoran [telah diciptakan untuknya] satu lubang. Sebagaimana bagian bawah perahu berbentuk lancip dan tajam agar dapat membelah air, demikian pula dengan dada dan bagian depan seekor burung menyerupai bagian bawah perahu sehigga dapat membelah udara dengan mudah dan ia dapat terbang kapan saja ia menginginkannya. 


Sayap dan buntutnyapun dibekali dengan bulu-bulu yang panjang agar ia dapat terbang dengan mudah. Seluruh badannya diselimuti dengan bulu sehingga udara tidak dapat menembus badannya dan ia dapat terbang di ketinggian udara dengan nyaman. Sebagaimana yang telah ditakdirkan pula bahwa makanan burung dihasilkan dari biji-bijian dan daging dan juga ia harus memakannya dengan cara menelannya tanpa mengunyahnya terlebih dahulu, oleh karena itu ia tidak dibekali dengan gigi dan bibir seperti layaknya manusia, namun telah diberikan kepadanya paruh yang tajam dan keras, agar dengannya ia dapat mengambil dan memakan makanannya tanpa harus memecahkan biji-bijian dan mengunyah daging yang dapat merusak paruhnya. Dikarenakan seekor burung tidak memiliki gigi, dan makanan yang ditelannya adalah biji yang keras dan daging yang mentah, namun di dalam tubuhnya terdapat hawa panas yang dapat meleburkan dan mencerna biji-bijian meskipun tanpa dikunyah terlebih dahulu. Dikarenakan manusia tidak memiliki kemampuan ini [jika manusia memakan biji-biji ini tanpa dikunyah terlebih dahulu] maka biji tersebut akan tetap terjaga seperti keadaan semula, akan tetapi biji-bijian ini jika masuk ke tubuh seekor burung, maka ia akan hancur lebur dan tidak akan ada bekasnya. 

Dan juga burung-burung telah ditakdirkan sebagai hewan yang bertelur dan tidak dapat mengandung, sehingga tidak akan memberatkannya saat ia terbang. Sesungguhnya jika ia dapat mengandung dan anaknya membesar diperutnya [seperti hewan menyusui lainnya], tentulah ini akan memberatkannya dan akan membuatnya tidak dapat berdiri dan tidak mampu untuk terbang. 
Alhasil seekor burung telah dibekali dengan segala sesuatu yang sesuai dengan ciri khas dan kebutuhannya. Sebagian burung-burung yang selalu terbang dan berpergian ini, akan mengerami telurnya selama satu minggu, sebagian lagi sampai dua minggu dan sebagian lainnya hingga tiga minggu sampai telurnya menetas dan itiknya ke luar dari telur. Ketika itiknya telah menetas, ia akan meniupkan angin keparuhnya agar tembolok [itiknya] dapat membesar dan iapun dapat memberi makan kepadanya, setelah itu ia akan memberikan makan dengan makanan yang layak untuknya sampai itiknya membesar. Siapakah yang telah mengajarinya untuk mengambil makanan serta menyimpannya dalam tembolok, dan kemudian mengeluarkannya setelah [beberapa saat makanan tersebut] menetap di temboloknya untuk diberikan kepada itiknya? Dan mengapa ia rela menanggung segala kesulitan ini? Bukankan ia tidak memiliki akal dan pikiran? 
Dan bukankah tidak ada sesuatu yang dapat diharapkan dari itiknya sebagaimana manusia berharap dari putranya, seperti untuk: kebanggaan, kemuliaan, pertolongan dan penerus keturunannya? Allah Swt berdasarkan kasih sayang dan rahmat-Nya telah menciptakan seekor burung sedemikin rupa sehingga meskipun ia tidak dapat memahami sesuatu, namun berdasarkan insting dan kecerdikan yang telah diberikan kepadanya, ia dapat menyayangi itik-itiknya dan memberinya makan sehingga spesiesnya akan tetap lestari. 

Perhatikanlah seekor ayam betina, bagaimana ia memiliki keinginan untuk bertelur dan merawat itik-itiknya! Padahal ia tidak memiliki tempat atau sarang yang layak dan cukup untuk menampung telur-telur di dalamnya! 

Setelah bertelur, induk ayam akan menahan rasa lapar dan tidak akan memakan sesuatu agar ia dapat mengeramkan telurnya sampai telurnya menetaskan itik-itiknya. Bukankan ini semata demi menjaga kelestarian spesiesnya? Bukankah seekor ayam betina tidak memiliki akal dan pikiran? Lantas atas dasar apa ia berusaha keras dalam menjaga spesiesnya? Semua ini tidak lain kecuali Sang maha Penciptalah yang telah membekali kemampuan dan kecerdikan itu kepadanya!   

Penciptaan Telur Burung dan Hikmah yang Terkandung Di Dalamnya Ambillah pelajaran serta ibrah yang terkandung dalam telur burung ! Dimana di dalamnya terdapat bahan yang berwarna kuning dan cairan yang kental dan berwarna putih. Sebagian darinya [kuningnya] akan membentuk menjadi seekor itik dan sebagian lagi [putihnya] akan menjadi makanannya selama ia berada di dalam telur. Lihatlah hikmah yang terkandung di dalamnya! Dikarenakan seekor itik ayam dibesarkan di dalam kurungan dinding-dinding yang keras dan tidak ada jalan untuk masuknya sesuatu ke dalam, maka di dalam [telur itu] telah dibekali sekedar makanan yang dapat memenuhi kebutuhannya hingga ia keluar dari telur tersebut. 

Seekor itik bagaikan seorang tahanan yang dipenjara di dalam bui yang di kelilingi oleh dinding-dinding yang kokoh dan tinggi, sehingga tidak ada satu jalanpun yang dapat dilalui untuk mengantarkan makanan kepadanya. Maka dari itu ia dibekali dengan makanan yang dapat mencukupinya sampai ia dapat keluar dari penjara telurnya.   

Keajaiban Tembolok Seekor Burung Wahai Mufaddal perhatikanlah penciptaan tembolok [burung] dan hikmah yang terkandung di dalamnya! Lorong jalannya makanan dari tembolok ke rempela sangatlah sempit, hanya dengan cara perlahan-lahan makanan [dari tembolok] dapat masuk ke dalamnya. [Ketika memakan sesuatu] seekor burung untuk menelan biji selanjutnya ia tidak perlu menunggu biji pertama masuk ke rempelanya, karena ini akan membuat pekerjaannya menjadi lambat dan lama sehingga ia tidak akan mendapatkan makanan yang cukup untuk dirinya [oleh sebab itu seekor burung dengan sangat cepat akan memakan dan menelan makanannya dan kemudian menimbunnya di temboloknya]. 

Dikarenakan kecermatannya, seekor burung akan segera menelan makanannya, maka dari itu temboloknya diciptakan mirip dengan buntalan yang tergantung di bagian depannya sehinga kapan saja ia menelan [makanannya] dengan cepat akan masuk dan tertampung di dalamnya, akan tetapi makanan tersebut [yang telah tertampung di tembolok] akan masuk ke rempela dengan perlahan-lahan. Pada tembolok burung, juga terdapat hikmah tertentu, yaitu: sebagian burung-burung memberi makan itik-itiknya dari makanan yang telah tersimpan dalam tembolok, dengan mengeluarkan makanan dari tempat yang dekat, [jelas] ini akan lebih memudahkannya.   

Keragaman Warna Pada Tubuh Seekor Burung Mufaddal berkata: sebagian orang-orang yang ingkar [akan penciptaan Allah] menyangka bahwa perbedaan warna dan bentuk burung-burung, adalah merupakan hasil dari percampuran dan tumpang tindih yang terjadi begitu saja tanpa adanya perencanaan sebelumnya serta tujuan dibaliknya. 

Imam As bersabda: Wahai Mufaddhal engkau melihat warna yang bermacam-macam dan indah serta teratur yang ada pada seekor burung merak dan burung gagak, [warna-warna ditubuhnya] bagaikan lukisan yang dilukis di atas tubuh mereka, bagaimana mungkin keindahan ini dihasilkan secara kebetulan dan tanpa pengaturan serta ada dengan sendirinya tanpa tujuan? Dan bagaimana tumpang tindih yang terjadi begitu saja dapat mewujudkan satu bentuk teratur dan serasi? Tidak diragukan lagi [semua ini] bukan dihasilkan secara kebetulan dan ada dengan begitu saja, karena suatu yang terjadi secara kebetulan sama sekali tidak akan menghasilkan suatu yang teratur dan serasi, akan tetapi sesuatu yang dihasilkannya akan tidak teratur dan berantakan.   

Bulu Seekor Burung Perhatikanlah bagaimana bentuk bulu-bulu seekor burung! Dimana engkau melihat [bulu-bulu ini] mirip seperti pakaian yang ditenun dari benang yang sangat halus dan lembut, bulu-bulu ini tersusun sangat rapih layaknya tenunan lembaran-lembaran benang yang satu dengan lainnya saling mengikat dan merekat, dan ketika engkau menariknya ia tidak akan terlepas seluruhnya [dari badan] akan tetapi hanya sedikit darinya yang akan tecabut, [bulu-bulu ini diciptakan demikian] agar hawa dapat masuk diselah-selahnya dan seekor burung dapat terbang dengan mudah tanpa merasa berat di udara. Di bagian tengah bulunya ada semacam tiang yang kokoh dan tegak berdiri sehingga kekokohannya dapat menjaga bagian dari bulu-bulunya. Namun meskipun bagian tengah bulu burung amat kokoh dan kuat tetapi di dalamnya kosong (kopong) sehingga tidak akan memberatkan seekor burung saat ia terbang.   


Manfaat Panjangnya Kaki Sebagian Burung Wahai Mufaddhal apakah engkau telah melihat burung-burung yang memiliki dua kaki yang panjang? Dan apakah engkau mengetahui apa saja manfaat dari panjang kakinya? Burung-burung yang memiliki dua kaki yang panjang ini, biasanya engkau lihat berada di tempat berair. Sebagaimana layaknya seorang pengintai yang berada di atas menara, burung ini selalu mengintai dan memperhatikan sesuatu di dalam air. jika ia melihat sesuatu yang dapat dimakannya ia akan melangkah secara perlahan dan menangkapnya, [pada saat itu] perutnya tidak akan menyentuh air hingga air tidak bergelombang yang akan menyebabkan buruannya takut dan lari. 

Dengan demikian, dua kaki ini diciptakan untuk memudahkannya dalam 
memenuhi kebutuhan serta mencari makanan guna kehidupannya. 

Perhatikanlah keserasian yang terkandung dalam penciptaan burung ini! Seekor burung yang memiliki dua kaki yang panjang iapun memiliki leher yang panjang pula, sehingga dengan itu ia dapat mengambil makanan dari permukaan tanah. Seandainya burung ini memiliki leher yang pendek, maka sudah barang tentu ia tidak akan mampu mengambil sesuatu dari atas tanah. Selain itu panjang paruhnya akan membantu lehernya hingga dapat memudahkan pekerjaannya. Tidakkah engkau perhatikan, bahwa segala sesuatu yang engkau lihat telah diciptakan dengan paling sempurna dan sangat beraturan dan seluruh keberadaannya telah ditakdirkan dengan sangat bijaksana!   


Burung-burung Pipit Ketika Mencari Makanan Perhatikanlah burung-burung pipit, bagaimana ia mencari makanannya pada siang hari! meskipun makanannya tidak tersedia [didepan matanya] akan tetapi dengan terus mencari dan berusaha ia akan mendapatkannya. Demikian halnya dengan seluruh makhluk yang ada. Maha suci Zat yang telah menyediakan dan memberi mereka rezki kepada tiap-tiap makhluk-Nya dengan cara menebarkannya di antara mereka, dan tidak menjadikan mereka sulit atau tidak mampu untuk mendapatkannya. 

Dia telah menjadikan seluruh makhluk-Nya selalu membutuhkan [rezkinya], namun Dia tidak menghendaki para makhluk-Nya bisa mendapatkan rezkinya tanpa sedikitpun usaha, karena hal ini tidaklah maslahat dan akan merugikan diri mereka sendiri. Karena jika segala makanan sehari-hari mereka telah tersedia begitu saja di hadapan mereka, maka hewan-hewan akan terus memakannya sampai mereka mati [dikarenakan kekenyangan] dan manusiapun akan menganggur dan tidak memiliki pekerjaan yang mana ini akan menjerumuskan mereka pada kerusakan, kemaksiatan dan segala kemungkaran.   

Kehidupan Burung Hantu, Celepuk dan Kelelawar Apakah engkau mengetahui apa makanan burung-burung yang hanya keluar pada malam hari, seperti burung hantu, celepuk dan kelelawar? Saya berkata: tidak wahai tuanku. Beliau bersabda: Sesungguhnya makanan mereka adalah serangga-serangga yang berterbangan di udara seperti nyamuk, laron, belalang dan lebah, Kerena serangga-serangga ini berterbangan di udara dan selalu memenuhinya. Untuk mengetahui kenyataan ini, pada malam hari engkau dapat menyalakan lampu di atas atap atau di pelataran rumah, sehingga engkau akan melihat serangga-serangga ini berkumpul di sekelilingnya. jika serangga-serangga ini bukan berasal dari sekitar lampu, lantas dari mana ia datang? Jika ada yang mengatakan bahwa mereka datang dari gurun sahara. 

Kita katakan: apakah jarak yang jauh ini dapat ditempuh dalam jangka waktu yang singkat? Dan juga bagaimana dari jarak yang sangat jauh mereka dapat melihat sinar lampu di dalam rumah sehingga berdatangan ke arahnya? Ini adalah sebagai bukti bahwa serangga-serangga selalu bertebaran dan memenuhi udara. 
Nah! serangga-serangga inilah yang menjadi makanan (santapan) burung-burung malam saat mereka terbang di udara. 
Sekarang lihatlah makanan burung-burung yang hanya keluar pada malam hari ini yang telah disediakan dari serangga-serang yang ada di mana-mana! Dari sini dapat diketahui [salah satu dari] rahasia dan manfaat diciptakannya serangga yang berterbangan ini, sangatlah bodoh orang yang menyangka bahwa [keberadaan] mereka hanya sia-sia dan tidak ada manfaat yang terkandung dalam penciptaannya.   

Struktur Tubuh Seekor Kelelawar Seekor kelelawar telah diciptakan dengan sangat menakjubkan dan mengagumkan yang mana [bentuk tubuhnya] merupakan pertengahan antara bentuk burung dan hewan berkaki empat. [Bentuk] penciptaannya lebih banyak menyerupai hewan berkaki empat, karena seekor kelelawar memiliki telinga yang panjang, gigi, dan bulu, dan iapun dapat melahirkan anak, menyusui dan membuang air kecil. Selain itu, ketika berjalan iapun menggunakan kedua tangan dan kakinya, yang mana semua ini jelas tidak sesuai dengan ciri-ciri seekor burung. Kelelawar termasuk jenis burung yang terbang pada malam hari dan pemakan serangga-serangga yang bertebaran di udara. 

Sebagian orang mengira bahwa kelelawar hanya menghirup angin dan tidak memakan sesuatu. Ini tidak dapat dibenarkan dilihat dari dua sisi: 
1.    Keluarnya kotoran dan air seni tidak akan disebabkan kecuali dari makanan; 
2.    Memiliki gigi; jika kelelawar tidak memakan sesuatu, lantas untuk apa ia dibekali dengan gigi. Dan kita dapat lihat bahwa tidak ada satu makhlukpun yang diciptakan tanpa hikmah dan manfaat. Burung-burung malam ini sangat bermanfaat bagi manusia, hingga kotorannyapun dapat digunakan [untuk pupuk dan lainya] dan yang lebih penting lagi ialah penciptaannya yang menakjubkan yang menjadi bukti akan maha kuasa Sang penciptanya, yang mana Dia akan menciptakan segala sesuatu yang diinginkan-Nya berdasarkan maslahat yang diketehui-Nya.   

Kecerdikan Seekor Burung yang Kecil Dalam Mempertahankan Dirinya Adapun mengenai burung kecil yang dikenal dengan abu tamrah (arb, lebih kecil dari burung pipit) disaat ia berada di sarangnya dan tiba-tiba ia melihat seekor ular yang besar menghampiri sarangnya dan dengan mulutnya yang terbuka lebar telah siap untuk melahapnya. Saat burung itu merasa sangat ketakutan dan kebingungan bagaimana ia dapat lolos dari ular itu, jika ia melihat sebatang duri ia akan segera mengambilnya dan menancapkannya di mulut ular, dikarenakan itu sang ular akan melingkar-lingkar dan membalik-balikkan tubuhnya sampai dirinya mati. 

Sungguh! jika aku tidak mengabarkan kepadamu akan hal ini, apakah akan terlintas di benakmu dan juga selainmu bahwa duri memiliki manfaat seperti ini dan seekor burung yang kecil memiliki kecerdikan demikian. Ambillah pelajaran dan ibrah dari hal ini dan juga dari yang lainnya! Ketahuilah bahwa segalanya memiliki manfaat dan maslahat yang sangat banyak dan tak terhitung yang mana dengan perantara terjadinya sesuatu atau informasi dari seseorang [manfaat-manfaat tersebut] dapat diketahui.   
Lebah, Madunya dan Sarangnya Lihatlah! Bagaimana lebah telah membuat madu dengan cara bergotong-royong. Juga perhatikanlah! Bagaimana kecerdikan, kemahiran serta ketelitian mereka dalam membangun sarang dan rumah mereka yang berbentuk segi enam. Sesungguhnya jika engkau perhatikan dengan benar pekerjaan mereka, engkau akan mendapatkannya sangat rapih dan menakjubkan. Demikian juga ketika engkau memperhatikan hasil dari pekerjaan mereka, maka engkau akan mendapatkannya merupakan suatu yang berharga dan mulia serta baik kedudukannya ditengah masyarakat. Namun jika engkau melihat pelaku pekerjaan ini, engkau akan mendapatkannya sangat dungu dan bodoh terhadap dirinya apalagi terhadap selainnya. Ini adalah bukti yang jelas bahwa pekerjaan dan segala hasilnya yang penuh hikmah dan berharga ini bukan semata terlahirkan dari seekor lebah [yang dungu dan bodoh] akan tetapi ia terilhami dari sisi Zat yang telah memberikan kecerdasan dan fitrah kepadanya sehingga untuk manfaat yang kembali kepada manusia, Dia telah mengilhami kepada para lebah untuk menjalankan pekerjaan ini.   Belalang adalah Hewan yang Lemah dan Juga Kuat Lihatlah belalang betapa lemah dan kuatnya dia! Ketika engkau melihat penciptaan tubuhnya maka engkau akan mendapatkannya [termasuk] hewan yang paling lemah. Namun jika sekumpulan darinya bergerak menuju satu negeri layaknya pasukan tentara yang menyerang, maka tidak ada seorangpun yang dapat membebaskan negeri itu dari serangannya. Apakah engkau tidak melihat meskipun seorang raja dimuka bumi ini, mengerahkan seluruh pasukan berjalan dan penunggang kuda untuk membebaskan tanah airnya [daerahnya] agar terbebas dari serangan belalang, maka ia tidak akan mampu melakukannya. Apakah ini tidak menjadi bukti akan kekuasaan Allah Swt yang dapat mengirim mahkluk-Nya yang paling lemah kepada makhluk-Nya yang terkuat, akan tetapi makhluk yang kuat tidak mampu menandinginya?   

Banyaknya Belalang Perhatikanlah belalang-belalang bagimana ia menyebar keseluruh permukaan bumi seperti layaknya air bah. Yang mana mereka telah memenuhi gunung, gurun, perkotaan dan perdesaan, hingga jumlahnya yang banyak ini dapat menutupi cahaya matahari. jika hal ini merupakan hasil buatan tangan [selain tangan Allah Swt] sampai kapan ia dapat mengumpulkan jumlah yang sangat banyak ini? Dan akan memakan waktu berapa tahun? Ambillah contoh ini sebagai argumen untuk membuktikan kekuasan Allah yang mutlak yang tidak akan pernah meminta pertolongan dari selain-Nya!   


Penciptaan Ikan Perhatikan dengan baik seekor ikan dengan segala keserasian dan hikmah yang terkandung dalam penciptaannya! Dalam penciptaannya ia tidak dibekali dengan kaki karena ia hidup di dalam air dan tidak butuh berjalan. Dan ia juga tidak dibekali dengan paru-paru karena di dalam air ia tidak dapat bernafas. Sebagai ganti dari tangan dan kaki, ia telah dibekali dengan sirip-sirip yang keras dan kuat. Sebagaimana layaknya pengendara perahu yang dapat menjalankan perahunya dengan mendayung air, begitu pula seekor ikan dengan menggerakkan sirip-siripnya untuk menendang air, iapun dapat bergerak dan berenang. 

Tubuhnyapun diselimuti oleh sisik-sisik yang keras dan menancap kedalam yang menyerupai susunan keping-keping baja yang kecil, agar dapat melindunginya dari segala bahaya dan dari sesuatu yang dapat melukainya. Penglihatan seekor ikan amatlah lemah, selain itu air pun dapat mencegah penglihatannya, oleh sebab itu sebagai ganti dari kekurangan yang dimilikinya, ia telah dibekali dengan penciuman yang tajam sehingga dari jarak yang sangat jauh ia dapat mencium bau makanan dan buruannya, dan dengan mengendusnya ia akan bergerak menghampirinya. jika [kemampuan] ini tidak diberikan kepadanya, maka bagaimana ia dapat mengetahui letak makanannya? Dan ketahuilah bahwa di antara mulut dan telinga ikan terdapat lubang-lubang yang menyambungkan antara mulut dan telinganya. 
Seekor ikan selalu menghirup air ke dalam mulutnya dan mengeluarkannya melalui lubang telinganya agar ia dapat seperti hewan-hewan lain yang merasakan kenyamanan dan kenikmatan ketika menghirup udara segar.   Sebab Banyaknya Anak Ikan Sekarang perhatikan dan renungkanlah akan banyaknya keturunan ikan dan hikmah yang terkandung didalamnya! jika engkau melihat di dalam perut seekor ikan terdapat banyak sekali telur-telur yang tak terhitung jumlahnya, hal itu semata untuk memudahkan pekerjaan [dalam memenuhi kehidupan] para pemangsa ikan yang jumlahnya tidak sedikit.Hingga binatang buaspun yang ada di hutan ia akan bersembunyi di tepi air guna memburu seekor ikan, jika ada seekor ikan melewatinya, maka iapun akan segera menagkapnya. Ketika binatang-binatang buas, burung-burung, para manusia dan ikanpun memakan ikan maka sangatlah layak dan bijak jika ikan diberikan anak yang berjumlah sangat banyak dan tak terhitung.   

Luasnya Hikmah Sang Pencipta dan Dangkalnya Ilmu Manusia jika engkau ingin mengetahui luasnya hikmah Sang Pencipta dan dangkalnya pengetahuan manusia, maka tengoklah lautan dengan segala apa yang ada di dalamnya berupa ikan-akan yang beragam jenisnya, hewan-hewan laut, kerang-kerang dan berbagai jenis hewan lainnya yang tidak terhitung jumlahnya! Dan engkau tidak akan mengetahui segala manfaat dari seluruh penciptaan ini kecuali hanya sebagian kecil darinya yang engkau dapat mengetahuinya dikarenakan terjadinya sesuatu, seperti halnya: warna merah yang manusia mengetahuinya lantaran seekor jenis keong. [cerita peyingkapan ini sebagai berikut]: ketika seekor anjing berjalan di tepi laut, kebetulan ia menemukan seekor keong kemudian iapun memakannya, sehingga darah keong itu mewarnai mulutnya. [Ketika melihat mulut anjing ini] masyarakat mengagumi keindahan warnanya, dan akhirnya mereka menjadikannya sebagai bagian dari warna. Demikian juga dengan kasus-kasus lainya, yang terkadang lantaran kejadian tertentu menusia dapat mengetahui dan menyingkap hakikat sesuatu. 


Mufaddhal berkata: saat pembicaraan sampai disini, waktu dhuhurpun tiba, dan tuanku Imam Shadiq As segera berdiri untuk menunaikan shalat dan beliau bersabda: Besok pagi segeralah datang kehadapanku! Kemudian aku pun berpamit dari hadapan beliau. Dikarenakan pengetahuan dan ilmu-ilmu yang telah diajarkan Imam As kepadaku, aku pun merasa sangat gembira dan bahagia dan penuh syukur kepada Allah Swt atas segala yang telah diberkati kepadaku, dan malam itu aku lewati dengan perasaan yang gembira dan bahagia. 

SERI TAUHID MUFADDHAL [4]

 Pada hari ketiga di pagi hari, aku [kembali] datang ke hadapan tuanku [Imam Ja’far Shadiq As], setelah beliau mengizinkan aku masuk dan duduk [di dalam rumah], beliaupun bersabda: Segala puji bagi Allah Swt yang telah memilih kami [sebagai pemimpin umat] dan tidak memilih selain kami, dengan ilmu-Nya Dia telah memuliakan kami dan dengan kemurahan hati-Nya Dia telah menolong dan membantu kami. Barang siapa yang [mengingkari] dan berpaling dari kami, maka ia akan terjerumus kedalam api neraka, dan barang siapa yang berlindung dibawah naungan kami, maka ia akan memasuki surga. Wahai Mufaddhal aku telah jelaskan kepadamu akan hikmah penciptaan manusia dengan segala keserasian yang terkandung di dalamnya dan juga berbagai karakter yang sarat dengan hikmah yang dapat dipetik darinya. Demikian pula akupun telah menjelaskan kepadamu tentang penciptaan berbagai hewan. Sekarang aku akan menerangkan kepadamu tentang [penciptaan] langit, matahari, bulan, bintang-bintang, planet-planet, malam, siang, cuaca panas, dingin, angin, keempat unsur asli yaitu tanah, air, udara dan api, dan juga tentang hujan, cadas-cadas, gunung, bumi, batu, pohon kurma serta pepohonan lainnya beserta segala hikmah dan bukti [akan kebesaran Allah Swt] yang terkandung didalamnya.

Rahasia yang Terkandung pada Warna Langit 

Lihatlah hikmat dan manfaat yang terkandung dalam warna langit! Sesungguhnya warna ini merupakan warna yang amat selaras yang dapat menguatkan penglihatan, sehingga jika seseorang mengalami cidera di matanya, maka para dokter akan menyarankannya agar selalu memandang dan menfokuskan penglihatannya ke warna hijau yang agak kehitam-hitaman, dan sebagian dari dokter ahli pun mewasiatkan kepada seseorang yang penglihatannya lemah agar ia senantiasa memandang ke arah bejana berwarna hijau yang dipenuhi dengan air. Renungkanlah bagaimana Allah Swt telah menciptakan langit dengan warna sedemikian, sehingga seseorang akan tertarik untuk memandangnya dan dengan selalu memandangnya tidak akan mengakibatkan penglihatannya menjadi lemah! Dengan demikian hasil serta kesimpulan yang telah dicapai oleh para ilmuan melalui berbagai penelitian dan eksperimen, ternyata telah terkandung dalam penciptaan yang agung ini, agar orang-orang yang bijak dapat memetik ibrah darinya dan orang-orang atheis (mulhid) dapat merenungkan [realitas ini]. Semoga Allah membinasakan mereka! "Kemanakah mereka akan melarikan diri." (Qs. at-Taubah [9]: 30)   

Terbit dan Terbenamnya Matahari 

Wahai Mufaddhal! Perhatikanlah terbit dan terbenamnya matahari yang mengakibatkan terjadinya pergantian siang dan malam! Jika matahari tidak terbit, maka tatanan dunia ini akan kacau, dan manusia pun tidak akan mampu menjalani kehidupannya dan memenuhi segala kebutuhannya. Alam yang selalu diselimuti dengan kegelapan akan berdampak buruk bagi manusia. Tanpa adanya cahaya (matahari), manusia akan kehilangan manfaat dari cahayanya serta kehidupannya pun akan terasa sangat menyulitkan. Manfaat dari terbitnya matahari amatlah jelas, sehingga tidak perlu untuk dijelaskan lebih mendalam lagi. Tetapi, (sekarang) perhatikanlah terbenamnya matahari! jika matahari tidak terbenam, maka manusia tidak dapat tenang dan beristirahat, padahal jiwa dan raganya sangat memerlukan istirahat, yang (dengannya) dapat memberikan kekuatan kepada lambung guna mencerna makanan hingga dapat tersalurkan ke seluruh anggota tubuh. Selain itu, ketamakan seseorang pun dapat mendorongnya untuk selalu terus beraktifitas serta memaksa tubuhnya untuk senantiasa bekerja. Sungguh betapa banyak manusia -lantaran ketamakannya dalam mencari dan mengumpulkan harta-, ia tidak akan berhenti bekerja dan beristirahat, kecuali jika malam telah tiba dan kegelapan telah menyelimutinya. Demikian juga (dengan terbenamnya matahari), terik panas matahari tidak akan selalu menyengat bumi, sehingga seluruh makhluk hidup (yang ada di bumi) termasuk segala tumbuhan dan hewan-hewan, tidak akan punah lantaran sengatan terik matahari. Oleh karenanya Allah Swt dengan sangat bijaksana, (telah mengatur peredaran matahari sehingga) ia akan terbit pada saat tertentu dan akan terbenam pada saat tertentu pula, mirip seperti sebuah lampu yang terkadang dinyalahkan oleh penghuni rumah takala ia ingin mengerjakan sesuatu, dan terkadang (lampu itu) dimatikan di saat ia ingin tidur dan beristirahat. (dari sini jelaslah bahwa) Perputaran siang dan malam yang tiba secara silih berganti, ialah demi kemaslahatan dan kelestarian alam semesta ini.

Rahasia Empat Musim dalam Setahun 

Sekarang lihatlah bagaimana ketinggian dan tergelincirnya matahari sehingga dapat menyebabkan datangnya empat musim dalam setiap tahun! Renungkanlah manfaat dan rahasia yang terkandung di dalamnya! Pada musim dingin tumbuhan dan pepohonan akan menelurkan sel-sel buah yang bakal menghasilkan buah-buahan, angin pun akan selalu berhembus kencang yang akan menyebabkan berkumpulnya awan dan turunnya hujan, (dan dengannya) tubuh manusia dan hewan pun akan menjadi kuat. Pada musim semi, sel-sel yang ada pada tumbuhan –yang telah dihasilkan pada musim dingin- akan bergerak dan bereaksi sehingga mengakibatkan tumbuhnya (ranting dan dedaunan) pada tumbuhan, serta merekahnya bunga-bunga pada pepohonan. Hewan-hewan pun akan sibuk mencari pasangan. Pada musim panas udara akan menjadi panas dan buah-buahan akan matang, bahan-bahan yang tersisa di tubuh akan mencair, permukaan bumi akan mengering hingga siap untuk dibangun sesuatu diatasnya Pada musim gugur, udara akan menjadi bersih, segala penyakit akan terangkat, tubuh akan menjadi sehat, malam akan menjadi panjang sehingga ada kesempatan untuk mengerjakan sesuatu, cuaca pun akan menjadi segar. Selain itu masih banyak lagi hikmat dan manfaat lainnya yang jika aku menyebutkannya [satu-persatu], maka pembicaraan ini akan menjadi panjang.

Pergerakan Matahari Sebagai Sarana untuk Mengetahui Waktu dan Musim

Sekarang perhatikanlah pergerakan matahari di antara dua belas bintang[1] yang mengakibatkan pergantian tahun, dan juga segala hikmat yang terkandung didalamnya! Pergerakan matahari ini merupakan faktor terjadinya musim-musim (misim dingin, panas, semi dan gugur). Dengan pergerakan matahari ini, makanan pokok dan buah-buahan dapat menjadi matang [hingga dapat dikonsumsi], dan setelah sampai batas akhir dari pertumbuhannya (mengering), iapun akan kembali tumbuh dan membesar seperti sediakala. Apakah engkau tidak mengetahui bahwa masa dalam setahun ialah bergesernya matahari dari satu titik ke titik semula? Dengan adanya perputaran bulan dan tahun inilah – yang terjadi sejak diciptakannya alam semesta ini hingga saat ini- zaman atau masa tertentu dapat diketahui, dan dengannya manusia dapat mengetahui kadar umur dan masa yang telah yang telah dilaluinya, ia dapat mengetahui kapan ia menerima atau membayar piutangnya, kapan ia menyewa dan melakukan transaksi, serta [perhitungan waktu] ia pun dapat mengatur segala urusan lainnya. Dengan pergeseran matahari perputaran masa satu tahun akan sempurna dan perhitungan waktu dapat dilakukan dengan tepat dan benar. Perhatikanlah bagaimana matahari telah menyinari bumi ini secara sempurna! Jika matahari hanya terbit atau hanya berada di salah satu belahan bumi ini, maka cahayanya tidak akan sampai ke permukaan bumi lainnya, karena gunung-gunung dan dataran-dataran tinggi akan menghalangi cahayanya [untuk sampai ke berbagai belahan bumi lainnya]. Oleh karena itu, ia telah ditakdirkan untuk terbit dari bagian timur di pagi hari yang sinarnya akan tampak terbentang kebagian barat, kemudian secara berangsur-angsur ia akan terus bergerak, hingga pada akhirnya ia pun akan terbenam di bagian barat, dengan demikian tidak ada satu belahan bumi pun yang terhalang dari sinarnya, serta kebutuhannya akan cahaya matahari pun dapat terpenuhi. Seandainya pergeseran matahari, tahun dan bulan sedikit saja menyimpang dan matahari tidak dapat menghempaskan sinarnya, bagaimana mungkin manusia akan dapat bertahan hidup? Tidakkah engkau melihat! Bagaimana manusia telah diberkati dengan pengaturan [alam] yang sangat mengagumkan ini. meskipun tidak memiliki ikhtiar, tanpa mengalami kerusakan [planet-planet] terus berputar dan tidak bergeser dari orbitnya guna kemaslahatan dan kelanggengan alam semesta.

Bulan adalah Sarana untuk Mengetahui Bulan-bulan Qamariah 

Perhatikanlah peredaran bulan yang merupakan petunjuk yang cermat untuk manusia mengetahui bulan-bulan Qamariah (Muharam, Safar, Rabiul Awwal, Rabiuts Tsani, Jumadil Awwal, Jumadits Tsani, Rajab, Sya'ban, Ramadhan, Syawal, Dzulqaidah dan Dzulhijjah, red). Akan tetapi hitungan tahun tidak dapat dilakukan berdasarkan peredarannya, karena peredaran bulan bukanlah faktor terjadinya musim-musim dan tumbuhnya pepohonan serta buah-buahan. Maka dari itu, bulan-bulan dan tahun-tahun Qamariah memiliki perbedaan dengan bulan-bulan dan tahun-tahun Masehi, yang mana salah satu bulan Qamariah terkadang tiba di saat musim dingin dan terkadang juga tiba di musim panas.   Sebagian dari Manfaat Cahaya Bulan Perhatikanlah sinar bulan yang menerangi malam hari serta manfaat yang terkandung di dalamnya! meskipun suasana yang gelap dibutuhkan oleh manusia dan hewan agar mereka dapat beristirahat, dan juga tumbuhan agar ia dapat mengasumsi udara yang sejuk, akan tetapi kegelapan yang pekat pun tidaklah maslahat bagi mereka. Karena hal ini dapat menghalangi mereka untuk melakukan pekerjaan tertentu di malam hari, padahal betapa banyak orang yang terpaksa harus menyelesaikan pekerjaannya di malam hari, baik lantaran mereka tidak memiliki kesempatan yang cukup untuk menyelesaikannya di siang hari, atau lantaran hawa panas yang menyengat. Maka di malam harilah mereka akan mengerjakan pekerjaannya seperti; membajak tanah, memerah susu, menebang pepohonan dsb. Dengan demikian sinar bulan dapat membantu manusia untuk menjalani aktifiasnya di saat ia membutuhkannya. Selain itu [cahaya bulan pun] dapat dimanfaatkan oleh orang-orang yang sedang dalam perjalanan. Bulan hanya akan bersinar pada malam-malam tertentu dan sinarnya pun tidak sekuat sinar matahari, sehingga ia tidak akan menyebabkan manusia untuk terus bekerja keras seperti takala di siang hari dengan tanpa menyisakan waktu untuk beristirahat yang mana ini dapat membinasakannya. Sungguh karakter yang terdapat pada bulan, yang mana terkadang ia bersinar secara sempurna dan terkadang hanya sebagian darinya [yang bersinar] dan kadang mengalami gerhana, semua ini merupakan bukti akan kekuasaan Allah Swt yang telah menciptakannya dengan karakter yang demikian guna kemaslahatan alam semesta, sehingga orang-orang yang bijak dapat memetik ibrah dan hikmat darinya.

Perbedaan Sistem Pergerakan yang Ada pada Bintang-bintang 

Wahai Mufaddhal! Perhatikanlah bintang-bintang dan juga perbedaan jalur lintas mereka! Sebagian dari bintang–bintang tersebut tidak akan keluar dari garis orbitnya dan hanya berputar bersamaan dengan beberapa bintang lainnya, dan sebagian lagi bergerak secara bebas melayang di luar angkasa serta bergerak menuju arah yang berbeda [dengan bintang lainnya].           Masing-masing dari bintang memiliki dua putaran dan gerakan yang berbeda, pertama; perputarannya menelusuri garis orbitnya yang bergerak menuju ke arah barat, dan kedua; perputaran pada porosnya sendiri yang bergerak ke arah timur. Mirip seperti seekor semut yang berada di atas batu gilingan yang sedang diputar, dimana pada kondisi ini batu gilingan berputar ke arah kanan dan seekor semut bergerak ke arah kiri. Di saat itu semut tersebut memiliki dua gerakan yang berbeda, pertama; adalah gerakan dirinya yang bergerak ke arah depan, dan kedua; gerakan yang diakibatkan lantaran putaran batu gilingan yang memaksanya untuk bergerak ke arah yang berlawanan (ke belakang).           Tanyakanlah kepada orang-orang yang ingkar! Apakah pergerakan dan perputaran bintang-bintang yang penuh dengan keteraturan dan keseimbangan, terjadi secara kebetulan? Apakah keberadaannya hanya sia-sia belaka, tidak memiliki tujuan serta tidak ada yang menciptakannya? jika benar demikian, lantas mengapa seluruh bintang-bintang tidak tetap pada posisinya [dan tidak bergerak]? Apa faktor yang menyebabkan sebagian bintang-bintang hanya berputar pada garis orbitnya, dan sebagian yang lain bergerak secara bebas?. Kesia-siaan yang berarti [tidak memiliki perasaan dan keberaturan serta keseimbangan], bagaimana mungkin dapat melahirkan dua sistem gerakan yang sangat cermat serta penuh dengan perhitungan? Ini semua menandakan bahwa dua sistem pergerakan dan perputaran yang ada, dilahirkan dari rancangan yang cermat, bijak dan penuh dengan perhitungan yang matang, dan tidak seperti apa yang dikatakan orang-orang yang mungkir, bahwa semua ini ada dengan sendirinya tanpa memiliki tujuan tertentu.           
Jika seseorang bertanya; mengapa sebagian bintang-bintang bergerak secara [teratur dan] bersamaan, namun sebagian lainnya berpindah dari satu titik ke titik lain dengan secara bebas? Kami katakan; jika seluruh bintang-bintang bergerak pada jalur yang sama, maka pergeseran bintang serta perpindahannya dari satu titik ke titik lain, tidak dapat lagi dijadikan sebagai petunjuk, karena dengan perantara peredaran bintang-bintang, sesuatu yang terjadi didunia ini dapat diungkap [dan diketahui]. Demikian pula, jika seluruh bintang-bintang senantiasa bergeser dan berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain, maka mereka tidak akan memiliki ciri khas dan posisi tertentu untuk dapat diindentifikasi, karena sesuatu yang selalu bergerak hanya dapat dikenali jika di antaranya terdapat sesuatu yang tetap. Sebagaimana layaknya seseorang yang sedang menempuh perjalanan [yang pindah dari satu daerah ke daerah lain], lantaran daerah-daerah itulah arah perjalannya dapat diketahui. Maka dari itu, jika bintang-bintang hanya memiliki satu sistem pergerakan, maka keserasian, keberaturan dan segala manfaat dari perputarannya akan sirna, seandainya hal ini terjadi, barulah seseorang dapat mengatakan bahwa pergerakan bintang-bintang terjadi hanya secara kebetulan, tidak beraturan, sia-sia serta tidak memiliki tujuan.           
Singkatnya, perbedaan sistem bergerakan bintang-bintang dan juga manfaat serta maslahat yang terkandung didalamnya, merupakan bukti yang jelas bahwa bintang-bintang tersebut [telah diatur] dengan penuh kebijakan dan perhitungan.   

Sebagian Manfaat dari Keberadaan Bintang           

Perhatikanlah sebagian bintang-bintang yang hanya akan tampak pada masa tertentu dan sembunyi di masa tertentu pula, seperti; bintang Tsurayya (Kartika), bintang Gemini dan bintang Canopus! Sesungguhnya jika seluruh bintang-bintang tersebut tampak pada saat yang bersamaan, maka tidak satupun darinya yang dapat dijadikan sebagai sarana petunjuk arah, sehingga tidak ada lagi manfaat dari tampak dan tersembunyinya bintang taurus dan bintang gemini yang biasa dimanfaatkan oleh orang-orang untuk menjalani sebagian aktifitasnya.           
Oleh karena itu, bintang-bintang tersebut tidak akan muncul atau sembunyi secara bersamaan, namun masing-masing darinya akan muncul dan bersembunyi [secara bergantian], sehingga orang-orang dapat memanfaatkan keberadaan masing-masing dari bintang tersebut. Bintang kartika beserta sejumlah bintang bagiannya, tidak akan tampak dan sembunyi pada saat-saat tertentu, kecuali ada maslahat tertentu. Demikian pula dengan galaksi Ursa mayor yang selalu tampak [di langit] lantaran ada maslahat tertentu, dimana sekumpulan bintang-bintang ini dapat dijadikan sebagai alat petunjuk arah bagi orang-orang -baik yang sedang berada di lautan atau yang di darat- disaat mereka tidak dapat mengetahui arah perjalanannya. Sekumpulan bintang-bintang ini tidak pernah sembunyi, sehingga pada malam hari orang-orang akan dapat melihatnya dan menjadikannya sebagai alat petunjuk arah jalan mereka kapan saja mereka kehendaki dan kemana saja mereka akan pergi. Dengan demikian kedua perkara ini [mucul dan sembunyinya bintang-bintang] mengandung maslahat tertentu. Selain itu, keberadaan bintang-bintang tersebut pun memiliki beragam manfaat lainnya, dimana dengan perantaranya, dapat diketahui kapan saat yang cocok untuk melakukan sebagian pekerjaan, seperti; membajak tanah, bercocok tanam, melakukan perjalanan -baik melalui laut atau darat-, dan juga kejadian-kejadian yang akan terjadi pun dapat diperkirakan, seperti; turunnya hujan, [arah hembusan] angin, cuaca panas dan cuaca dingin.           
Dalam perjalanan malam hari, orang-orang biasa memanfaatkan sinar bintang untuk menghindar dari daerah-daerah yang berbahaya atau gelombang ombak yang besar. Sungguh dengan berterbangannya bintang-bintang dilangit -yang mana posisinya terkadang berada depan dan terkadang dibelakang, pada satu saat muncul dan disaat yang lainya bersembunyi-, banyak hikmah dan maslahat yang terkandung didalamnya.           
Bintang-gemintang ini bergerak dengan kecepatan yang amat tinggi jauh dari apa yang dibayangkan. Seandainya matahari, bulan dan bintang-gemintang berada dekat dengan kita sehingga kita dapat mengetahui betapa cepat gerakan yang dimilikinya, apakah kecepatan gerakannya dan kekuatan cahayanya yang menyambar bagaikan kilatan petir, tidak akan merusak penglihatan seseorang dan mengakibatkannya menjadi buta? Jika sekelompok orang berkumpul didalam sebuah kubah (ruangan tertutup) yang sekelilingnya dipenuhi dengan lampu-lampu yang memiliki sinar yang kuat, ketika seluruh lampu-lampu ini dinyalahkan secara bersamaan, maka sinar lampu-lampu ini akan menyilaukan pandangannya sehingga merekapun akan menundukkan wajahnya.           Perhatikanlah bagaimana jalur perputaran dan pergerakan planet-planet tersebut telah ditakdirkan berada di tempat yang sangat jauh, sehingga tidak akan membahayakan penglihatan seseorang atau menyebabkannya menjadi buta. Planet-planet ini bergerak dan berputar dengan sangat cepat sesuai dengan kapasitas yang dibutuhkan. Bintang-bintang pun memiliki sepercik cahaya yang dapat sampai ke kita, sehingga jika di satu malam bulan tidak tampak, kitapun masih bisa melihat [sesuatu disekitar kita] dan juga kita dapat melakukan sesuatu jika diperlukan atau pada saat-saat darurat. Terkadang pada kondisi tertentu, seseorang terpaksa harus menelusuri kegelapan malam, seandainya disaat itu tidak ada sedikit pun cahaya yang menerangi jalannya, bagaimana mungkin ia dapat beranjak dari tempatnya [dan menempuh perjalanannya].           
Lihatlah keagungan dan kebesaran yang terkandung dalam keberaturan ini, dimana Allah Swt telah menjadikan malam pada masa tertentu karena kebutuhan makhluk-Nya, namun di tengah kegelapan yang pekat, Dia juga menciptakan sepercik cahaya demi kemaslahatan dan kepentingan yang telah disebutkan di atas.   Matahari, Bulan, Planet-planet dan Bintang-bintang Merupakan Argumen akan Keberadaan Sang Pencipta           
Perhatikanlah tata surya ini! Dengan matahari, bulan, planet-planet dan bintang-gemintangnya! Bagaimana planet-planet tersebut senantiasa berputar di jagat raya, yang mana keberaturan yang amat cermat ini telah menciptakan pergantian malam dan siang serta tibanya empat musim [dalam setahun], sehingga bumi beserta segala penghuninya -berupa manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan- dapat memperoleh manfaat dari keberadaan mereka sebagaimana yang telah aku jelaskan.           
Apakah belum jelas bagi orang-orang yang berakal sehat, bahwa pengaturan yang amat cermat dan penuh perhitungan ini, adalah hasil ciptaan sang Pencipta yang Mahakuasa dan bijaksana?           
Jika seseorang berkata; bahwa perputaran serta pergerakan [planet-planet tersebut] terjadi begitu saja secara kebetulan. Kita katakan; mengapa Anda tidak mengatakan demikian pada sebuah kincir angin yang dirancang sedemikian rupa sehingga ia akan terus berputar [memompa air] untuk mengairi kebun-kebun yang penuh dengan pepohonan dan tumbuhan?           Seandainya ada seseorang yang mengatakan bahwa alat ini ada dan muncul secara kebetulan, maka apakah tanggapan masyarakat dan apa yang akan mereka katakan jika mereka mendengar ucapan ini? Bagaimana Anda dapat mengatakan bahwa kincir air -yang dibuat dengan sederhana dan hanya untuk maslahat sebidang tanah- tidak akan muncul tanpa ada yang membuatnya. Akan tetapi perputaran [planet-planet] yang sangat agung yang telah dirancang dengan cermat -yang jauh di atas kemampuan manusia- demi maslahat seluruh belahan bumi beserta segala isinya, dengan segala [manfaat] yang dimilikinya, Anda katakan bahwa semua ini terjadi tanpa ada yang menciptakannya dan yang mengaturnya? Jika perputaran [planet-planet ini] dapat mengalami kerusakan seperti yang biasa terjadi pada alat-alat yang digunakan manusia untuk mengerjakan sesuatu, apakah manusia memiliki keahlian atau kemampuan untuk memperbaikinya?   Kadar Siang dan Malam Hari           Wahai Mufaddhal! Renungkanlah kadar waktu siang dan malam! Bagaimana ia telah dibatasi dengan kadar waktu tertentu demi kemaslahatan para makhluk yang ada. [biasanya] Panjang waktu malam dan siang hari tidak melebihi dari lima belas jam. Pernahkah kau bayangkan apa yang akan terjadi jika masa siang hari memanjang sampai seratus atau dua ratus jam? Apakah kondisi seperti ini tidak akan membinasakan seluruh makhluk hidup baik manusia, hewan atau tumbuhan? Jika siang hari memiliki waktu yang sangat panjang seperti ini, maka hewan tidak akan berhenti berkeliaran untuk mencari makanannya, dan manusia pun tidak akan bekerja dan beraktifitas, dimana hal ini dapat membinasakan mereka. Selain itu tumbuh-tumbuhan lantaran sinar matahari yang senantiasa menerpanya, mereka akan mengering serta terbakar dan binasa.           
Demikian pula seandainya malam hari memiliki batas waktu yang sangat panjang, maka kondisi seperti ini akan menghalangi manusia dan hewan-hewan untuk berupaya guna memenuhi kehidupannya, sehingga mereka akan mati kelaparan. Pohon-pohon pun tidak akan mendapatkan cahaya matahari, sehingga ia akan menjadi busuk dan rusak, sebagaimana yang engkau temukan pada kondisi tumbuhan yang diletakkan pada tempat yang hampa dari sinar matahari.   

Manfaat Cuaca Panas dan Dingin           

Perhatikanlah cuaca panas dan dingin, bagaimana keduanya [datang silih berganti] menyelimuti bumi ini! Dua cuaca ini -dengan naik turun derajatnya- merupakan faktor munculnya empat musim dalam satu tahun, [yang mana semua ini terjadi] demi kemaslahatan bagi manusia dan seluruh makhluk lainnya.           
Cuaca dingin dan panas bagaikan alat penyamak tubuh yang berguna untuk menguatkan serta mengokohkan badan. Seandainya cuaca dingin dan panas tidak ada, maka tidak ada akan ada lagi yang dapat menyegarkan dan memanaskan tubuh, dan tubuh pun akan mengalami kerusakan dan akan binasa.           
Perhatikanlah, bagaimana keduanya datang silih berganti secara berangsur-angsur! Pada masa tertentu derajatnya akan menurun sedikit demi sedikit, dan pada waktu yang lain derajatnya akan naik dengan pelahan-lahan, sehingga [pada akhirnya] naik dan turunnya temperatur cuaca akan sampai pada batas akhirnya. Seandainya dua cuaca ini datang secara tiba-tiba, maka hal akan berdampak buruk bagi tubuh dan akan menyebabkannya menjadi sakit. Seperti halnya jika salah satu dari kalian keluar dari satu ruangan yang sangat panas dan langsung memasuki ruangan yang sangat dingin, jelas tindakan ini dapat berdampak buruk baginya dan dapat mengakibatkan dirinya sakit.           
Oleh karena itu, Allah Swt telah mengatur kedua cuaca ini –agar datang silih berganti secara gradual- menjaga keselamatan dan kesehatan para makhluk-Nya. Jika realitas ini terjadi tanpa pengturan dan rancangan, lantas mengapa cuaca [panas dan dingin] tidak datang secara tiba-tiba, akan tetapi keduanya datang silih berganti secara berangsur-angsur sehingga dapat menjamin keselamatan seluruh makhluk?           
Jika seseorang mengatakan; bahwa pergantian cuaca yang terjadi secara berangsur-angsur ini, lantaran pergerakan matahari yang juga terjadi secara gradual, serta jaraknya yang terkadang mendekat dan menjauh dari bumi. Kita tanyakan kembali kepadanya; apakah yang menyebabkan berangsur-angsurnya gerakan matahari serta mendekat dan menjauhnya dari bumi? Jika dikatakan bahwa berangsur-angsurnya pergeseran matahari dikarenakan jauhnya jarak antara ufuk timur dan ufuk barat, kita tanyakan kembali; apakah faktor yang mengakibatkan hal ini terjadi [jauhnya jarak antara ufuk barat dan timur]? Apapun jawaban yang diberikan, pertanyaan ini akan selalu dapat dilontarkan “Mengapa dapat terjadi demikian?”            
Hingga pada akhirnya kita akan sampai pada kesimpulan, bahwa alam semesta ini dapat bergerak dengan penuh dengan keberaturan dan mengandung tujuaan tertentu.           
jika tidak ada cuaca panas, maka buah-buahan yang keras dan pahit tidak akan dapat matang dan memiliki rasa yang lezat. Jika tidak ada cuaca dingin, maka tanaman tidak akan membuahkan hasil, biji-bijian tidak akan tumbuh lebat sehingga dapat memenuhi kebutuhan pokok manusia dan segala benih-benih pohonan yang ditaburkan di tanah pun tidak akan dapat tumbuh.           Tidakkah engkau melihat, bahwa cuaca ingin dan panas dengan segala manfaat dan faedah yang terkandung didalamnya, namun ia dapat menyebabkan tubuh seseorang menjadi lemah dan sakit? Sungguh di dalamnya terdapat ibrah dan hikmah bagi orang-orang yang berfikir! Fenomena ini merupakan bukti bahwa ia (cuaca dingin dan panas) dilahirkan dari pengaturan Zat yang Mahabijaksana, demi kemaslahatan alam dan segala yang ada di dalamnya. 

Sebagian Manfaat Angin           

Wahai Mufaddhal! Aku akan mengabarkan kepadamu tentang angin beserta karakter yang dimilikinya. Tidakkah kau melihat, seandainya angin tidak berhembus, maka akan banyak musibah yang akan terjadi. Seluruh makhluk hidup [yang ada di bumi] akan terancam oleh kematian, orang-orang yang sehat akan menjadi sakit dan orang-orang yang sakit akan mengalami kematian, buah-buahan akan rusak dan tumbuh-tumbuhan akan membusuk, wabah penyakit akan menyebar, makanan-makan pokok pun akan rusak.           Oleh karena itu, hembusan angin merupakan hasil ciptaan Zat yang masa bijaksana yang diciptakan demi kemaslahatan para makhluk-Nya.   

Antara Udara dan Suara           

Aku akan mengabarkan kepadamu akan manfaat lain dari udara (angin). Sesungguhnya suara yang dihasilkan dari getaran atau bergesekan sesuatu ini, akan diantarkan oleh udara hingga dapat sampai ke telinga seseorang. Manusia senantiasa berbicara sepanjang siang hari dan di sebagian malam untuk memenuhi segala kebutuhannya. Seandainya suara yang keluar dari mulut mereka ini menetap diudara seperti layaknya tulisan yang tetap diatas kertas, maka dunia (udara) ini akan dipenuhi dengan suara-suara tersebut, dan hal ini jelas akan merugikan dan berdampak buruk untuk manusia. Selain itu mereka pun harus selalu mengganti dan memperbaharui suara-suara mereka melebihi kertas-kertas yang mereka ganti [ketika mereka menulis], karena lafadh-lafadh yang dihasilkan dari ucapan seseorang lebih banyak dari pada lafadh-lafadh yang dihasilkan dari tulisannya. Oleh karenanya, Pencipta yang amat bijaksana dan angung telah menciptakan udara ini bagaikan kertas yang lembut yang dapat menjadi sarana pengantar gelombang suara, sehingga segala kebutuhan seluruh makhluk-Nya dapat terpenuhi. Dan dengan sendirinya suara-suara ini akan lenyap dan udara pun akan kembali menjadi jernih, hal ini akan terus berlanjut tanpa henti.           
Petiklah hikmah dan ibrah (pelajaran) yang terkandung pada udara serta manfaatnya! Sesungguhnya ia adalah sumber kehidupan bagi tubuh [manusia] dengan benafas dan menghirup udara, tubuh akan dapat bertahan hidup.           Udara dapat mengantarkan gelombang suara dari jarak yang jauh, iapun dapat membawa bau yang semerbak dari satu tempat ke tempat yang lain. Tidakkah kau perhatikan bahwa aroma sesuatu dapat tercium dari arah datangnya angin, demikian pula halnya dengan suara.           
Tidakkah engkau ketahui bahwa udara yang panas dan dingin telah diciptakan untuk kemaslahatan alam semesta, dan angin yang berhembus pun merupakan bagian dari udara. Hembusan angin selain dapat menyegarkan tubuh, ia pun dapat mengantarkan awan dari satu tempat ke tempat lainnya sehingga awan-awan dapat berkumpul padat yang akan menimbulkan hujan yang bermanfaat bagi seluruh kehidupan. Di saat turunnya hujan hembusan angin akan menyebarkan awan-awan, menerpa pepohonan, menggerakkan perahu-perahu, melindungi makanan [agar tidak rusak], mendinginkan air, memadamkan api dan mengeringkan segala sesuatu yang lembab. Singkatnya ia merupakan sumber kehidupan segala yang ada di permukaan bumi. Seandainya angin tidak berhembus maka tanaman, manusia dan hewa-hewan akan mati dan segala sesuata akan rusak dan binasa.   

Bentuk Bumi           

Wahai Mufaddhal! Perhatikanlah bagaimana Allah Swt telah menciptakan empat unsur asli ini (tanah, air, udara dan api) agar segala yang dibutuhkan oleh makhluk-Nya dapat terpenuhi. Salah satu dari [nikmat] itu ialah, permukaan bumi yang sangat luas ini. Jika permukaan bumi tidak luas seperti ini, bagaimana ia dapat menampung tempat tinggal seluruh manusia serta perkebunan dan persawahannya, juga tempat-tempat gembalaan, hutan-hutan yang dipenuhi dengan pepohonan, gurun sahara yang terbentang luas, tambang-tambang bumi yang berharga dan penuh dengan manfaat?           Mungkin orang-orang yang tidak mengetahui akan manfaat dari sahar-sahara yang kering dan tanah-tanah yang tandus yang membahayakan, akan bertanya-tanya “apakah manfaat dari semua ini?”. Ketahuilah: bahwa itu semua merupakan tempat tinggal hewan-hewan buas dan lahan tempat mereka mencari makanan. Selain itu, seandainya didaerah tertentu terjadi konflik sehingga memaksa penduduknya untuk meninggalkan daerah tersebut, maka mereka dapat mengungsi dan pergi menuju gurun dan sahar tersebut. Berapa banyak gurun-gurun dan lahan tandus yang telah berubah menjadi istana-istana dan surga-surga lantaran berpindah dan menetapnya orang-orang di kawasan tersebut? Seandainya bumi ini tidak luas, maka lingkup kehidupan manusia akan terasa sangat sempit, dan jika terjadi konflik tertentu yang memaksa mereka untuk meninggalkan tanah air mereka, maka mereka tidak akan menemukan tempat yang layak [sebagai tempat pengungsian mereka].           Demikian pula perhatikanlah bentuk penciptaan bumi ini! Bumi telah diciptakan dengan kondisi yang tenang seakan-akan ia hanya tetap dan sama sekali tidak bergerak, sehingga layak untuk menjadi tempat tinggal dan menetapnya sesuatu. Manusia pun dapat memenuhi segala kebutuhannya, dapat duduk dengan tenang, dapat tidur dengan nyenyak dan melakukan segala aktifitasnya dengan leluasa.           
Jika bumi tidak tenang dan senantiasa bergetar, maka manusia tidak akan dapat mendirikan bangunan, memahat kayu dan mengerjakan seluruh industri lainnya, bahkan mereka pun tidak akan dapat hidup dengan mudah di muka bumi ini. Lihatlah kondisi manusia ketika terjadi gempa bumi! meskipun ia hanya terjadi beberapa saat saja, namun orang-orang akan segera berlarian meninggalkan rumah dan tempat tinggal mereka.           
Jika seseorang berkata; Mengapa gempa bumi harus terjadi? Kita jawab: bahwa terjadinya gempa bumi serta musibah lainnya, merupakan peringatan bagi manusia agar mereka tidak lupa dan merasa takut, sehingga mereka menjauhi segala perbuatan maksiat. Demikian juga halnya segala musibah dan bencana yang menimpa jiwa dan harta mereka, yang mana [dibalik semua ini] terkandung maslahat, rahmat dan pengampunan untuk diri mereka.          
 jika yang tertimpa [musibah] adalah orang-orang yang saleh, maka bagi mereka akan digantikan dengan pahala serta nikmat di akhirat yang tidak dapat dibandingkan dengan kenikmatan yang ada di dunia. Terkadang bencana (azab) diturunkan di dunia ini guna maslahat seluruh atau sekelompok dari manusia.     
Selain itu, bumi telah diciptakan oleh Allah SWT dengan memiliki tabiat yang dingin dan kering. Demikian halnya dengan batu. Yang menjadi perbedaan antara batu dan tanah ialah batu [memiliki tabiat] lebih kering dari pada tanah. Pernahkan engkau bayangkan seandainya seluruh permukaan bumi ini keras seperti batu, apakah pepohonan yang merupakan sumber makanan bagi manusia dan hewan-hewan, akan dapat tumbuh di permukaannya? Apakah dengan kondisi seperti ini, tanah dapat dibajak atau didirikan bangunan diatasnya? Tidakkah kau melihat bahwa tanah tidak kering dan keras seperti batu, akan tetapi ia telah diciptakan dengan kondisi seperti ini -yang lembut dan lunak- agar ia dapat di oleh untuk menjadi sumber kehidupan.   Manfaat dari Air dan Faktor Melimpahnya           
Salah satu dari rancangan Allah Swt dalam penciptaan bumi ini, ialah pemukaan bumi bagian utara biasanya memiliki dataran yang lebih tinggi dibanding dengan bagian selatan. Mengapa Allah Swt telah menciptakan bumi dengan rancangan seperti ini? Tidak lain adalah, supaya air dapat mengalir di atas pemukaan bumi serta dapat menyiraminya dan ia pun dapat mengalir dan tumpah ke lautan.           
Sebagaimana sebuah atap [rumah], yang mana salah satu bagiannya dibuat agak tinggi dan sisi lainnya agak lebih rendah, supaya air dapat mengalir dan tidak tergenang di atasnya. Demikian pula bagian utara pemukan bumi telah diciptakan lebih tinggi dari bagian selatan lantaran faktor yang serupa. Seandainya tidak dirancang seperti demikian, maka air akan menetap dan tergenang di sebagian permukaan bumi, yang akan mengakibatkan orang-orang tidak akan dapat memperoleh manfaat darinya, dan jalan-jalan pun akan terputus.          
Demikian pula seandainya air tidak memiliki kapasitas yang berlimpah, serta tidak selalu terus mengalir dari mata air sehingga tidak dapat memenuhi sungai-sungai dan parit-parit, maka ia tidak akan dapat menjamin seluruh kebutuhan manusia, seperti; minum, memberi minum hewan peliharaan, mengairi sawah-sawah dan ladang. Dan juga untuk kehidupan hewan-hewan buas, burung-burung, binatang-binatang liar serta ikan-ikan pun tidak akan memiliki tempat untuk hidup, dan berbagai manfaat lainnya yang engkau ketahui akan tetapi engkau lengah akan kebesaran dan keagungannya.           Seperti yang telah aku jelaskan, bahwa air merupakan sumber kehidupan bagi seluruh makhluk hidup yang ada di muka bumi ini. Oleh karenanya ia pun memiliki rasa yang tawar dan segar yang dapat menyegarkan dahaga orang yang meneguknya.           
Dengan air, tubuh kita serta berbagai barang lainnya dapat dibersihkan dari segala kotoran, tanah dapat disirami dan diolah hingga layak untuk dijadikan tempat gembalaan atau lahan bekerja, api yang melahap rumah, harta serta membahayakan jiwa seseorang dapat dipadamkan, orang yang sedang lelah dengan mandi atau berendam di air dapat kembali menjadi segar, serta masih banyak lagi manfaat lainnya yang dapat engkau ketahui takala engkau membutuhkannya.          
jika engkau ragu akan manfaat air laut yang sangat banyak dan berlimpah, dan engkau mengatakan; apakah manfaat yang terkandung di dalamnya? Ketahuilah! Bahwa ia merupakan tempat tinggal ikan-ikan serta hewan-hewan laut lainnya yang tak terhitung jumlahnya, dan di dalamnya juga terdapat mutiara-mutiara, batu-batu Yaqut (Ruby), Ambar (jenis minyak wangi yang diambil dari ikan) dan berbagai macam kekayaan alam lainnya yang dapat dikeluarkan dari lautan. Selain itu, ditepi-tepi laut dapat ditumbuhi dengan pepohonan Gaharu (Cendana) -yang memiliki aroma yang semerbak yang dapat dibuat minyak wangi- dan [pepohonan lainnya] yang berguna untuk membuat obat.           
Lautan pun merupakan kendaraan bagi para pedagang yangmana dengan menempuh jalur laut, mereka dapat memindahkan barang-barang dagangannya dari satu daerah yang sangat jauh. Dengan mengarungi lautan, mereka dapat membawa barang-barang dari negeri Cina ke Irak demikian [sebaliknya] dari negeri Irak ke Cina.           
Tidak diragukan lagi, seandainya air laut tidak dapat dijadikan sebagai sarana untuk membawa barang-barang dan semua barang harus dibawa dengan cara dipikul, maka barang-barang tersebut tidak akan dapat dipindahkan dari tempatnya dan akan tetap berada di tangan pemiliknya. Karena biaya pengangkatan dan pemindahan barang-barang tersebut akan melibihi harganya, sehingga tidak ada seorang pun yang ingin memindahkannya [ke daerah yang jauh], dan hal ini akan berdampak: 
1.     Akan banyak barang-barang yang berharga dan bermanfaat yang tidak dapat tersalurkan ke tangang orang-orang yang memerlukannya. 
2.     Akan banyak orang-orang yang akan kehilangan mata pencahariannya yang dihasilkan dari perdagangan dan pengiriman barang-barang.   

Manfaat udara yang Memenuhi Bumi ini           

Demikian juga halnya dengan udara, seandainya ia tidak padat dan tidak memenuhi [ruang-ruang bumi ini] maka manusia pun akan merasa sesak tercekik asap dan uap, [serta tanpa adanya udara] uap yang ada pun tidak dapat berubah menjadi awan atau kabut. Penjelasan lebih lanjut tentang udara telah diterangkan sebelumnya.   

Api dan Manfaatnya           

Seandainya api memiliki karakter yang sama seperti angin dan air yang dapat menyebar [ke seluruh penjuru bumi], maka dunia ini dan seisinya pun akan terbakar. Namun dikarenakan ia mengandung banyak manfaat dimana pada saat tertentu manusia sangat membutuhkannya, maka ia telah diciptakan secara tersimpan dalam jisim-jisim (objek-objek) tertentu, sehingga ia dapat diperoleh takala diperlukan. Api memiliki karakter dapat menyambar dan menyala pada lampu minyak dan kayu bakar sesuai dengan kapasitas yang dibutuhkan, dan juga [ia tidak diciptakan] dengan karekter seperti air dan udara sehingga ia terhalang untuk melahap dan membakar segala sesuatu. Namun ia [diciptakan] dengan kondisi dan kapasitas tertentu, sehingga selain ia dapat memenuhi berbagai kebutuhan manusia, iapun tidak akan mendatangkan kerugian bagi mereka.           
Selain itu, api pun memiliki karakter lainnya, dimana hanya manusialah yang dapat menggunakan dan memanfaatkannya, karena memang hanya manusialah yang memerlukannya, yang mana tanpa keberadaan api kehidupan sehari hari manusia akan terasa sangat sulit. Adapun [kehidupan] hewan-hewan tidak memerlukan keberadaan api, dan juga tidak membutuhkan manfaat darinya. Oleh karenanya, berdasarkan takdir Ilahi ini [dimana Dia telah menciptakan manusia selalu membutuhkan api dalam kehidupan sehari-harinya], maka manusia pun telah dibekali dengan tangan-tangan serta jari-jari yang layak untuk membuat dan menyalahkan api, yang mana fasilitas ini tidak diberikan kepada hewan-hewan. Namun sebagai gantinya hewan-hewan telah dibekali dengan kekuatan yang lebih (kekebalan tubuh) sehingga mereka tidak akan mengalami kesulitan seperti yang manusia alami takala api tidak ada.           Sekarang aku akan mengabarkan kepadamu akan peranan dan fungsi api, yang tampak seperti suatu yang sepele namun pada kenyataannya ia sangatlah berharga. Sesuatu yang sepele ini tidak lain adalah lampu-lampu yang digunakan orang-orang, sehingga mereka dapat menjalani kehidupan mereka di malam hari. Seandainya tidak ada api, maka –di malam hari- orang-orang akan merasakan seperi hidup di dalam kuburan yang gelap gulita. Pada kondisi seperti ini, siapakah yang dapat membaca juga menulis? Dan siapakah yang dapat merenung pada malam hari? Dan jika di malam hari ada seseorang yang menderita sakit parah yang membutuhkan obat dan pengobatan, apakah yang dapat dilakukan untuknya? Demikian juga, dalam mamatangkan makanan, menghangatkan badan, mengeringkan sesuatu, mengolah sesuatu dan lain sebagainya, tidak diragukan lagi api memiliki peranan yang sangat besar dan sangat jelas sehingga tidak perlu lagi untuk dijelaskan.   

Turunnya Hujan pada Masa-masa Tertentu dan Manfaat dari Perubahan Cuaca   Wahai Mufaddhal! Perhatikanlah hujan yang turun dan berhenti pada saat tertentu demi kemaslahatan dunia ini! Seandainya hujan turun tanpa henti atau sebaliknya [hujan tidak pernah turun], maka hal ini akan mengakibatkan kerusakan dan kerugian. Apakah engkau tidak melihat jika hujan turun terus-menerus, maka tumbuh-tumbuhan dan sayur-sayuran akan mengalami kerusakan, tubuh hewan-hewan akan menjadi lemah, udara akan menjadi dingin, berbagai macam penyakit akan menjangkit dan mewabah, jalan-jalan serta jembatan-jembatan akan menjadi rusak.           

Begitu juga jika cuaca selalu terang [tidak pernah turun hujan], maka tanah akan menjadi kering, tumbuh-tunbuhan akan terbakar dan mata-mata air akan tersumbat, jelas keadaan seperti ini akan merugikan menusia. Selain itu, udara yang kering pun akan banyak menimbulkan berbagai macam penyakit.           Lain halnya jika kedua cuaca ini datang silih berganti, maka temperatur udara pun akan selaras [tidak akan terlalu dingin atau terlalu panas], karena masing-masing cuaca ini akan mencegah dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh salah satu darinya, sehingga segala sesuatunya akan berjalan dengan baik dan normal.           
jika ada seseorang yang berkata; Mengapa kedua cuaca ini tidak dirancang sedemikian rupa sehingga tidak dapat menimbulkan kerugian? Jawabnya ialah; supaya [di dunia ini] manusia dapat mengalami sakit dan kesulitan, yang dapat menjauhkannya dari perbuatan maksiat. Sebagaimana orang yang sedang sakit membutuhkan obat yang pahit guna kesembuhannya, demikian pula halnya dengan seseorang yang semena-mena dan lalai, ia pun perlu merasakan kesulitan dan rasa sakit [yang dapat mengingatkannya], sehingga ia tidak akan terjerumus dalam kejahatannya dan dapat kembali ke jalan yang benar.           Jika ada seorang raja yang membagikan emas dengan jumlah besar kepada rakyatnya, bukankah rakyatnya akan mengagungkan dan mengelu-elukannya? Padahal [apa yang dibagikannya itu] tidak ada nilainya dibanding turunnya hujan yang telah menyirami seluruh permukaan bumi, yang mana lantaran hujan inilah biji-bijian dapat tumbuh [hingga menjadi makanan pokok]. Sungguh ia lebih berharga dari seluruh emas dan perak yang ada di bumi ini.           
Apakah engkau tidak melihat bahwa sebutir air hujan merupakan nikmat yang besar dan sangat berharga, akan tetapi orang-orang lalai akan nikmat tersebut. Terkadang [turunnya hujan] telah menghalangi seseorang untuk memenuhi hajatnya, lantaran kebodohannya akan nikmat yang besar, ia merasa kecewa dan menganggap bahwa hajatnya lebih penting dibanding manfaat turunnya hujan, padahal turunnya hujan membawa maslahat dan kebaikan untuk dirinya, tidakannya ini lantaran kebodohannya akan peranan serta manfaat yang terkandung didalamnya.   

Manfaat Turunnya Hujan dan Hikmah yang Terkandung di dalamnya           Lihatlah manfaat turunnya hujan! Sesungguhnya ia telah ditakdirkan agar turun ke permukaan bumi dari tempat yang tinggi, sehingga ia dapat menyirami dataran-dataran yang tinggi. Seandainya ia memancar dari sebagian permukaan bumi, maka ia tidak akan dapat menyirami dataran yang tinggi, dan ladang perkebunan pun akan menjadi sedikit, tidakkah engkau melihat bahwa ladang yang diairi dengan air sungai [atau parit] lebih sedikit dibanding dengan ladang yang diairi dengan air hujan?           

Dengan turunnya hujan, tanah akan menjadi subur sehingga dataran bumi yang luas dan kawasan di kaki-kaki gunung dapat diolah dan dibajak sehingga akan menghasilkan panen dan produksi yang melimpah. Dan dengan adanya hujan, manusia –di negeri manapun ia berada- tidak perlu lagi menanggung beban pemindahan air dari satu tempat ke tempat lain, dan tidak akan ada lagi perselisihan dan pertengkaran yang terjadi di antara mereka lantaran masalah air, dan orang-orang yang mampu dan kuat pun tidak akan memonopolinya dan tidak memberikannya kepada orang-orang yang lemah.           
Selain itu, takala air hujan telah ditakdirkan untuk turun ke bumi ini secara berangsur-angsur, maka ia akan mengguyur bumi ini setetes demi tetes sehingga ia dapat merembas ke dalam tanah serta membahasahinya. Seandainya air hujan turun ke bumi ini dengan cara tumpah sekaligus [seperti layaknya airbah], maka selain ia tidak akan dapat merembes ke dalam tanah, ia pun dapat merusak ladang-ladang yang diterpanya. Oleh karenanya ia akan turun sebutir demi sebutir sehingga dapat menyuburkan tanah dan ladang-ladang yang disiraminya serta menumbuhkan benih-benih yang ada di dalamnya.           
Turunnya hujan mengandung manfaat lainnya seperti; melembabkan tubuh, membersihkan dan menjernihkan udara sehingga penyakit yang tersebar di udara yang kotor dapat terbasmi, ia pun dapat membasmi ulat yang menyerang tumbuh-tumbuhan serta pepohonan, dan masih banyak lagi manfaat lainnya.           
Jika seseorang berkata; bukankah pada musim-musim tertentu, derasnya hujan yang turun dapat menimbulkan berbagai kerugian? Apakah turunnya hujan es tidak akan merusak tumbuh-tumbuhan dan ladang-ladang? Dan juga uap yang diakibatkan darinya yang tersebar di udara, tidak akan menimbulkan penyakit pada tubuh dan menyebabkan kerusakan pada tumbuh-tumbuhan? Kita katakan: Ya! Memang terkadang hujan turun dengan sangat lebat dan berlebihan, dan itu pun untuk kemaslahatan manusia sediri, dimana dengan [bencana yang ditimbulkan oleh]nya dapat mencegah manusia untuk melakukan berbagai maksiat dan terus-menerus mengerjakannya. Pada kondisi seperti ini, kemaslahatan urusan agama dan akherat lebih diutamakan dibanding kerugian yang mungkin menimpa harta kekayaannya.   

Manfaat Keberadaan Gunung           

Wahai Mufaddhal! Lihatlah gunung-gunung yang terdiri dari bebatuan dan tanah! Orang-orang yang lalai mengatakan; bahwa gunung-gunung yang ada adalah sesuatu yang berlebihan yang tidak ada manfaatnya. Padahal [pada kenyataannya] gunung-gunung tersebut banyak memiliki manfaat.           
Di puncak-puncak gunung [biasanya] dipenuhi oleh salju, sehingga orang-orang yang membutuhkannya dapat memperoleh manfaat darinya. Yang mana salju tersebut akan mencair dan mata-mata air pun akan memancarkan air yang berlimpah, sehingga air dapat berkumpul dan mengalir ke sungai-sungai serta parit-parit dan dikawasan pergunungan pun dapat ditumbuhi dengan pohon-pohon serta tumbuh-tumbuhan obat yang mana tumbuhan tersebut tidak dapat tumbuh di dataran rendah.           
Gunung-gunung juga merupakan gua-gua dan tempat persembunyian hewan-hewan buas yang berbahaya. Dengan adanya gunung-gunung, orang-orang dapat membuat benteng-benteng yang tinggi dan kokoh untuk menghalau musuh-musuh mereka.           
Bebatuan yang ada di gunung-gunungpun dapat digunakan untuk mendirikan bangunan-bangunan atau dijadikan sebagai batu gilingan. Demikian pula [di dasar-dasar gunung] banyak menyimpan kekayaan alam.           
Dan masih banyak lagi manfaat-manfaat yang dimiliki gunung-gunung yang mana hanya Sang Penciptanyalah yang mengetahui seluruhnya.   

Tambang-tambang Bumi dan Kebutuhan Manusia           

Wahai Mufaddhal! Lihatlah tambang-tambang yang mengandung berbagai kekayaan bumi! Seperti; Kapur, Besi, Arsenic, Batubara, Batu Celak, Mercuri (air raksa), Tembaga, Timah, Perak, Emas, batu Zabarjad, batu Yaqut (Ruby), batu Zamrud (Emerald), serta beragam batu berharga lainnya. Demikian pula segala sesuatu yang dihasilkan dari dalam perut bumi, seperti; Aspal, Sulfat (belerang), minyak dan berbagai kekayaan alam lainnya, yang mana orang-orang senantiasa menggunakannya untuk memenuhi segala kebutuhannya.           Apakah belum jelas bagi orang-orang yang berakal sehat dan dapat berfikir, bahwa segala kekayaan ini telah disimpan di dalam perut bumi untuk perbekalan manusia, sehingga takala mereka membutuhkannya, mereka dapat mengeluarkannya serta memanfaatkannya.           
Selain itu, kebanyakan orang-orang –dengan ketamakan dan keserakahan yang dimilikinya- mereka tidak memiliki keahlian yang memadai untuk mengeluarkan dan mengolah kekayaan alam tersebut. Karena jika [masing-masing] dari mereka memiliki kemampuan untuk mengolahnya, maka tidak diragukan lagi mereka akan terus mengeluarkan dan mengolahnya, sehingga perak dan emas akan menjadi banyak dan nilainya pun akan jatuh serta tidak lagi berharga di mata masyarakat.           
Akibatnya emas dan perak tidak dapat lagi dijadikan sarana untuk berjual beli atau melakukan transaksi lainnya.Tidak akan ada lagi orang-orang yang akan datang kepada seorang raja dengan membawa emas dan perak untuk membayar pajak, dan juga tidak akan ada lagi orang yang akan mengumpulkannya untuk dibagikan kepada orang-orang yang lemah dan membutuhkan.Meskipun demikian, manusia telah dibekali dengan keahlian untuk membuat kuningan dari tembaga, dan membuat kaca dari pasir, perak dari timah dan emas dari perak, yang mana perkara ini tidak akan mendatangkan kerugian bagi mereka [meskipun hasil produksi ini banyak ditemukan].           
Perhatikanlah! Bagaimana manusia telah diberikan kemampuan untuk mencapai kehendaknya yang tidak berdampak buruk untuk mereka, namun mereka tidak dibekali keahlian untuk menggapai kehendaknya yang dapat merugikan diri mereka sendiri.           
Barang siapa yang menelusuri masuk ke tambang-tambang, maka ia akan sampai ke satu lembah yang besar yang dipenuhi air yang mengalir dengan sangat deras -dimana ia tidak akan mengetahui kedalamannya dan juga tidak mampu untuk menyebranginya-, dibalik lebah itulah terdapat gunung dari perak.           
Sekarang renungkanlah hikmat yang terkandung pada realitas ini! Sesungguhnya Allah Swt menghendaki agar hamba-hamba-Nya menyaksikan kekuasaan-Nya dan kekayaan-Nya yang luas, sehingga mereka mengetahui sendainya Dia menginginkan untuk memberikan gunung perak kepada manusia, Ia-pun mampu untuk melakukannya. Namun hal itu tidaklah maslahat bagi manusia, karena jika hal ini terjadi, maka nilai kekayaan-kekayaan alam akan jatuh dimata masyarakat, dan tidak akan membawa keuntungan buat mereka.           
Realitas ini dapat kita temukan; terkadang orang-orang membuat suatu barang yang bagus dan berharga. Barang tersebut akan tetap memiliki nilai yang tinggi jika jumlahnya sedikit dan sulit ditemukan, namun ketika jumlahnya telah menjadi banyak dan orang-orang pun banyak yang memilikinya, maka nilai barang tersebutpun akan jatuh dan harganya akan menurun. Singkatnya rendah dan tinggi harga sesuatu disebabkan julahnya yang sedikit.   

Sebagian Manfaat dari Pepohonan           

Wahai Mufaddhal! Lihatlah pohon-pohon ini, beserta segala manfaatnya yang dapat menutupi kebutuhan manusia! Buah-buah yang dihasilkannya selain dapat dimakan, ia pun dapat dimanfaatkan sebagai makanan hewan peliharaan. Kayu-kayunya selain dapat digunakan sebagai bahan bakar, ia pun bermanfaat untuk bahan membuat beragam produksi. Selain itu, dedaunan, ranting-ranting, pongkolnya juga berguna untuk kebutuhan lainnya.           
Tidakkah engkau melihat seandainya buah-buahan yang biasa kita konsumsi, telah tersedia dan berada di atas tanah serta tidak tumbuh di antara ranting-ranting pohon, maka betapa banyak kerugian yang akan kita tanggung? Pada kondisi seperti ini meskipun kebutuhan kita akan buah-buahan telah terjamin, namun kita akan kehilangan berbagai mafaat dari kayu-kayu, kayu bakar, jerami dan semua yang tadi aku sebutkan, yang mana semua ini sangatlah penting dan berharga.           
Demikian pula tumbuhan dan pepohonan merupakan pemandangan yang sangat indah, dimana keindahannya tidak dapat dibandingkan dengan pesona alam lainnya.   

Rahasia Berlimpahnya Biji-bijian           

Wahai Mufaddhal! Perhatikanlah biji-bijian yang selalu tumbuh dengan lebat! Satu butir biji dapat menghasilkan kurang lebih seratus butir bijian, dimana semestinya satu butir biji hanya dapat menghasilkan satu butir biji pula. Apakah faktor yang menyebabkannya dapat tumbuh lebat seperti ini? Tidak lain kecuali agar bahan-bahan pokok serta biji-bijian dapat tersedia dengan berlimpah, penghasillan dan mata pencaharian para petanipun dapat terjamin sampai masa panen berikutnya. Tidakkah engkau melihat jika seorang raja ingin memakmurkan negerinya, maka solusinya ialah, selain ia harus memberikan benih-benih yang bagus kepada rakyatnya untuk ditanam di ladang-ladang mereka, iapun harus menjamin kebutuhan hidup mereka hingga masa panen.           Perhatikanlah bagaimana perkara yang bijak ini dapat engkau temukan pada penciptaan Allah Swt, diman berkat kesuburan yang dianugrahkannya, benih-benih dapat menghasilkan biji-bijian yang berlimpah. Sehingga, selain ia dapat menjamin kehidupan para penanamnya, iapun dapat menyediakan benih-benih yang dapat digunakan untuk bercocok tanam kembali.           
Demikian pula halnya dengan pepohonan lainya, yang dapat menghasilkan buah-buah dengan kapasitas yang berlimpah, dimana satu pongkol pohon dapat tumbuh ranting-ranting dan daun-daun serta buah-buahan yang melimpah. Mengapa demikian? Tidak lain kecuali agar orang-orang dapat memotong [kayunya] guna dimanfaatkan untuk kebutuhannya. Penebangan pohon-pohon tidak akan mengakibatkan kepunahan pohon tersebut, karena akar pohon akan tetap hidup dan tumbuh di dalam tanah. Seandainya akar pohon hanya menetap pada posisinya [di dalam tanah] dan tidak dapat tumbuh, maka orang-orang tidak akan dapat memotongnya untuk menutupi segala kebutuhannya. Juga jika hama tertentu menyerangnya, maka ia akan punah tanpa meninggalkan tunas.   

Bentuk Biji-bijian           

Perhatikanlah bentuk biji-bijian, sepeti; biji adas (lentil-ing), kacang hijau, kacang buncis dan bijian lainnya! Biji-bijian tersebut tersimpan di dalam kulitnya yang dapat melindunginya dari kerusakan, sampai biji-bijian tersebut tumbuh dan menguat. Kulit biji-bijian bagaikan selaput pelindung janin. Biji gandum dan yang sejenisnya akan tumbuh didalam satu bungkusan yang kuat sementara di bagian atasnya terdapat tangkai-tangkai yang berfungsi untuk mencegah burung-burung untuk terus memakannya, sehingga tidak akan menimbulkan kerugian bagi para penanamnya.           
Jika seseorang berkata; apakah burung-burung tidak memakan gandum dan biji-bijian? Kita katakan: Ya! Mereka telah ditakdirkan demikian. Seekor burung juga merupakan makhluk Allah Swt, oleh karenanya Allah telah membekalinya dengan makanan yang tersedia di muka bumi ini. Adapun biji-bijian dijaga dengan demikian, supaya burung-burung tidak sekaligus memakannya yang akan membahayakan diri mereka sendiri. Sesungguhnya seekor burung jika ia mendapatkan sebutir biji yang sama sekali tidak memiliki pelindung, maka ia akan segera menegrap dan memakannya, dan ini akan mendorongnya untuk makan melebihi kapasitasnya yang dapat mengakibatkan kematiannya. Selain itu para petanipun tidak akan mendapatkan hasil panen tanamannya. Oleh karenanya biji-biji tersebut diselimuti dengan kulit yang akan menjaganya dan melindunginya, sehingga burung-burung akan memakannya sesuai dengan kebutuhannya. sebagian besar dari hasil panen yang ada pun dapat dinikmati oleh manusia, karena manusialah yang lebih layak untuk mendapatkannya, lantaran merekalah yang telah berjerih payah dalam menanam dan menyiraminya, dan juga mereka lebih membutuhkan biji-biji gandum tersebut dari pada burung-burung.   Pepohonan dan Tumbuh-tumbuhan           Perhatikanlah penciptaan pohon-pohonan dan tumbuh-tumbuhan! Sebagaimana layaknya hewan-hewan, merekapun senantiasa membutuhkan makanan, namun di sisi lain, pohon-pohon tidak seperti hewan yang memiliki mulut yang biasa digunakan untuk mengambil makanannya. Oleh karenanya akar pohon akan menancap ke dalam tanah agar dapat menyerap makanan dan menyalurkannya ke ranting-ranting, daun-daun serta buah-buahnya. Dengan demikian, tanah bagaikan seorang ibu yang senantiasa merawat pohon, dan akar-akar bagaikan mulut-mulutnya yang menyuap makanan dari dalam tanah. Fenomena ini mirip seperti induk hewan yang sedang menyusui anak-anaknya.           
Tidakkah engkau perhatikan bahwa tiang-tiang kemah diikat dari segala arah sehingga ia dapat tegak berdiri serta tidak miring atau terjatuh. Demikian halnya dengan pepohonan, seluruh urat-urat dan akar-akarnya akan menancap dan masuk kedalam tanah dengan ke segala arah, sehingga ia dapat berdiri dengan tegak dan kokoh. Seandainya pepohanan tidak memiliki akar, maka bagaimana pohon Kurma yang tinggi dan pohon-pohon yang besar lainnya dapat bertahan dari terpaan angin topan?          
 Lihatlah kebijakan yang terdapat dalam penciptaan Allah SWT, yang jauh lebih dahulu dari keahlian manusia dalam membuat sesuatu, yang mana mereka telah terinspirasi darinya [penciptaan Allah] untuk membuat dan mengokohkan kemah-kemah. Rancangan seperti ini telah terdapat pada penciptaan pohon-pohon jauh sebelum mereka [merancang sebuah kemah], karena penciptaan tumbuh-tumbuhan jauh lebih dahulu sebelum pembuatan kemah-kemah. Apakah engkau tidak melihat bahwa tiang-tiang dan penyanggah kemah terbuat dari kayu pepohonan. Dengan demikian industri [yang dihasilkan manusia] telah terilhami dari penciptaan yang ada. 

Penciptaan Dedaunan serta Kriteria yang Dimilikinya           

Wahai Mufaddhal! Sekarang perhatikanlah bentuk penciptaan daun-daunnan! Sebagaimana yang engkau lihat bahwa seluruh permukaan daun dipenuhi dengan serat-serat yang menyerupai urat-urat, sebagian dari urat-urat tersebut ada yang berukuran agak besar yang menjulur secara vertikal dan horizontal, dan sebagian lagi ada yang berkuran kecil dan halus yang tampak seperti dijahit dengan teliti di antara urat yang asli (yang berukuran agak besar).           Seandainya manusia dengan tangan yang dimilikinya melakukan pekerjaan ini, maka dalam jangka waktu satu tahun pun, ia tidak akan mampu membuat meskipun satu lembar daun. Dan ketika mengerjakannya, ia akan memerlukan alat-alat, berbagai gerakan, daya upaya dan bercakap. Sementara di musim semi, dengan jangka waktu beberapa hari saja permukaan bumi, lautan, gunung-gunung dan gurun-gurun akan ditumbuhi dan dipenuhi dengan dedaunan. Yang mana proses ini terjadi semata-mata berdasarkan kehendak Allah Swt tanpa sedikit pun ucapan, kerja keras dan gerakan.           
Layak untuk engkau kehatui apa manfaat dari urat-urat daun yang sangat kecil dan haus tersebut! Urat-urat yang memenuhi dedaunan ini merupakan sarana untuk mengantar air dan zat makanan, mirip seperti urat-urat yang tersebar di seluruh tubuh yang dapat mengantarkan makanan ke seluruh bagian tubuh. Urat-urat inti daun yang berukuran agak besar [selain yang telah disebutkan] ia pun memiliki fungsi lainnya. Dimana dengan kekokohan yang dimilikinya, urat-urat tersebut dapat menjaga daun sehingga tidak lemah dan tidak mudah sobek. Sehingga engkau dapat melihat lembaran daun mirip seperti lembaran sesuatu yang dibuat dari kain yang sisi-sisinya dijepit dengan kayu agar menjadi kuat dan tidak bergetar. Singkatnya segala produksi [yang di hasilkan manusia] manggambarkan akan penciptaan Allah Swt, meskipun hasil produksi yang ada tidak akan menyerupai penciptaan secara sempurna.   

Rahasia Biji Buah-buahan           

Perhatikanlah biji buah dan manfaat yang terkandung di dalamnya! Biji berada persis di bagian dalam buah sehingga ia dapat mengantikan possisi pohonnya jika terjadi sesuatu yang dapat menghalangi pertumbuhan [buah]. Posisi biji buah seperti sesuatu yang berharga dan penting, yang mana [sebagian darinya] diletakkan di tempat lain, sehingga jika terjadi sesuatu yang menimpanya, maka sebagian lainnya masih tersisa dan terjaga di tempat yang lain.           Selain itu biji yang kuat dan keras dapat melindungi buah yang lembut. Seandainya tidak demikian, maka buah akan pecah dan mudah terkontaminasi serta akan cepat mengalami kerusakan. Sebagian dari biji buah dapat dimakan dan sebagian darinya dapat diolah menjadi minyak yang dapat digunakan untuk berbagai maslahat tertentu. [sekarang] Telah jelas bagi engkau akan manfaat dari biji buah.           
Sekarang perhatikanlah! Mengapa biji-biji dapat menghasilkan buah kurma dan buah anggur? Sebagai ganti dari buah Kurma dan Anggur yang lezat rasanya, mengapa biji tersebut tidak menghasilkan buah yang pahit, seperti Lotus, atau Sycamore? Tidak lain adalah untuk kemaslahatan dan kenikmatan manusia.   Pohon-pohon akan Kembali Tumbuh Setelah Mengalami Kematian           Lihatlah keajaiban yang terdapat pada penciptaan pepohonan! Engkau melihat bahwa dalam setiap tahun, pohon-pohon akan mengalami kematian, akan tetapi secara alami sejumlah kalori masih terkandung pada kayu-kayunya yang akan menghasilkan benih-benih buah. Kemudian [benih-benih buah itu] akan menyebar ke seluruh bagian pohon, sehingga pepohonan dapat menyediakan untukmu berbagai macam buah-buahan yang lezat rasanya, sebagaimana layaknya seseorang yang menjamumu dengan berbagai makanan dan masakan yang enak rasanya. Engkau melihat ranting-ranting pohon bagaikan tangan-tangan yang menyodorkan buah-buahan segar kepadamu. Pongkol pohon, seakan-akan duduk dihadapanmu seraya memberikan hadian kepadamu. Siapakah yang telah mewujudkan sesuatu yang agung dan penuh dengan keberaturan ini? Tidak lain kecuali Sang Pencipta yang maha bijaksana. Mengapa [Ia menciptakannya] dengan demikian? Tidak lain kecuali agar manusia dapat memperoleh kenikmatan dan manfaat dari buah-buahan ini.           Sungguh mengherankan! Manusia bukannya mensyukuri segala nikmat ini, namun mereka malah mengingkari Sang Pemberi nikmat.   

Penciptaan Buah Delima yang Mengagumkan           

Petiklah hikmah yang terkandung dalam buah delima yang mengekspresikan akan rancangan yang cermat. Engkau dapat melihat sisi-sisi buah delima diselimti dengan gumpalan lemak, dan biji-bijinya tersusun dengan rapih seakan-akan ada tangan yang menyusunnya. Engkaupun dapat melihat biji-biji tersebut terbagi menjadi beberapa bagian, yang mana di setiap bagiannya dselimuti dengan selaput yang sangat lembut yang dibentuk dengan sangat cermat, juga seluruh permukaannyapun diselimuti dengan kulit yang kuat. Merupakan suatu rancangan yang teliti dan cermat, bahwa buah delima tidak hanya berisi biji-biji semata [namun mengandung lemat dan selaput]. Seandainya didalam buah delima hanya terdapat biji-bijinya saja, maka jalur makanan menuju biji-bijinyapun akan tertutup. Oleh karenanya diantara biji-biji terdapat segumpalan lemak, yang mana biji-biji tersebut akan menyambung kepadanya dan menyerap zat makanan darinya. Tidakkah engkau melihat bahwa biji-biji Delima tumbuh diselimuti gumpalan lemak tersebut, kemudian mereka pun diselimuti dengan selaput yang dapat menyanggahnya, sehingga kokoh dan tidak dapat bergeser. Selain itu, permukaan buah Delima diselimuti dengan kulit yang kokoh dan kuat yang dapat melindungi biji-bijinya agar tidak mengalami kerusakan.           
Semua ini hanya sedikit contoh dari sekian banyak keajaiban yang dimiliki oleh buah Delima. Barang siapa yang ingin mempelajari masalah ini lebih dalam lagi, maka ia akan mendapatkan [keagungan] yang lebih dari ini. Namun apa yang telah aku utarakan kepadamu telah cukup sebagi bukti dan pelajaran. 

Tanaman Merambat yang Lemah dan Buahnya yang Besar           

Wahai Mufaddhal! Perhatikanlah tanaman merambat dengan beragam hikmat yang dikandungnya! Jenis pohon ini memiliki buah-buah yang bebannya berat, seperti; buah Labu, Melon, Ketimun dan buah Semangka. Sesungguhnya takala jenis tanaman ini ditakdirkan untuk menghasilkan buah-buah ini, maka ia pun telah diciptakan untuk tumbuh dengan cara merambat di atas tanah. Seandainya pohon ini tumbuh dengan cara berdiri tegak sebagai mana pohon-pohon yang lain, maka ia tidak akan dapat menanggung beban buah-buahan yang berat ini, dan tangkainya akan patah serta rusak sebelum buah-buahnya masak dan sempurna.           
Lihatlah bagaimana tangkai tanaman ini merambat di atas tanah sehingga ia dapat meletakkan beban berat buah-buahnya tersebut diatas tanah. Juga engkau dapat melihat, satu pohon Labu atau Semangka, dengan merambat di atas tanah, ia dapat menghasilkan buah yang banyak yang tumbuh disekelilingnya, seakan-akan pohon tersebut adalah seekor induk kucing yang sedang dikelilingi oleh anak-anaknya yang sedang menyusu darinya.   
Masa Panen Buah-buahan Akan Tiba Saat Orang-orang Membutuhkannya           Perhatikanlah bagaimana berbagai pepohonan akan menghasilkan buah-buahnya disaat orang-orang membutuhkannya! Sebagai contoh; sebagian buah-buahan akan matang [dan dapat dipetik] di saat musim panas yang membakar, sehingga orang-orang akan berantusias untuk memakannya. Seandainya buah-buahan [yang biasa masak pada] musim dingin akan matang pada musim panas, maka orang-orang akan enggan memakannya lantaran buah-buahan ini akan berdampak buruk untuk tubuh mereka.           
Tidakkah kau perhatikan, terkadang buah Ketimun masak pada musim dingin, maka tidak akan ada yang ingin memakannya kecuali orang yang tidak peduli dengan apa yang dimakannya, apakah ia dapat menguntungkannya atau merugikannya.   

Manfaat-manfaat yang Terkandung dalam Pohon Kurma           

Wahai Mufaddhal, perhatikanlah pohan kurma! Takala ia memiliki jenis betina yang membutuhkan reproduksi, ia pun telah dibekali dengan jenis jantan, sehingga meskipun tanpa pecangkokkan, proses reproduksinya dapat terealisasi. Pohon Kurma jantan layaknya seekor hewan yang jantan yang mengawini hewan betina agar dapat hamil sementara ia sediri tidak bisa hamil.      Perhatikanlah pongkol pohon Kurma, bagaimana ia telah diciptakan! Engkau melihatnya dipenuhi dengan benang-benang dan serat-serat, seakan-akan ia adalah hasil jaitan sesorang. Yang mana hal ini telah menjadikan pongkol Kurma kuat dan kokoh, sehingga ia tidak mudah patah atau terbelah saat memikul pelepah-pelepahnya yang berat, dan juga ia tidak akan tumbang ketika diterpa oleh angin yang berhembus kencang. Pohon kurma sedemikian kokoh dan kuat sehingga ia dapat digunakan untuk membuat atap, jembatan dan lain sebagainya.           
Demikian pula halnya dengan kayu pohon Kurma, yang mana ia pun dipenuhi dengan serat-serat dan benang-benang yang saling mengikat. Kekokohan yang dimilikinya ini, tidak lain ialah agar dapat digunakan sebagai sarana untuk membuat sesuatu. Perhatikanlah! Seandainya ia tidak kokoh dan keras seperti batu, maka ia tidak akan dapat digunakan untuk membuat atap-atap, jendela-jendela, kursi-kursi, lemari-lemari dan lainnya.           
Salah satu keistemewaan yang dimiliki oleh kayu ialah, ia akan terapung di atas air dan tidak akan tenggelam. Semua orang telah mengetahui akan ciri khas kayu ini, akan tetapi mereka lalai akan besarnya hikmat yang terkandung di dalamnya. Seandainya kayu tidak memiliki karakter seperti ini, bagaimana kapal laut dan perahu-perahu lainnya dapat membawa beban yang beratnya seperti gunung? Bagaimana orang-orang dapat membawa barang-barang [dagangan] dari satu segeri ke negeri yang lain dengan mudah? Seandainya kayu tidak [memiliki karakter] seperti ini, maka orang-orang akan mengalami kesulitan untuk membawa barang-barang dagangan mereka, sehingga barang-barang tersebut akan menumpuk di satu negeri sementara di negeri lain barang-barang itu sama sekali tidak dapat di temukan.   

Khasiat Tumbuh-tumbuhan Obat           

Perhatikanlah tumbuh-tumbuhan obat, yang mana masing-masing dari mereka memiliki khasiat untuk digunakan sebagai obat tertentu! Sebagian dari tumbuh-tumbuhan tersebut memiliki khasiat [dimana ramuannya] dapat menjalar ke persendian-persendian tubuh dan menghilangkan sel-sel tubuh yang berlebihan, seperti pohon Andewi. Sebagian yang lain berkhasiat dapat menguras cairan tubuh [yang berlebihan] seperti tumbuhan Aftiman. Sebagiannya lagi berkhasiat untuk mencegah angin [masuk ke tubuh] dan menyembuhkan berbagai macam tumor, seperti tumbuhan Sakbina (jenis tumbuhan yang biasa tumbuh di kawasan Persia). Demikian pula dengan dengan berbagai jenis tumbuhan obat lainnya.          
 Siapakah yang telah meberikan khasiat tertentu kepada tumbuhan-tumbuhan ini? Tidak lain kecuali Dzat yang telah menciptakannya untuk maslahat tertentu. Siapakah yang telah menjadikan orang-orang mampu menyingkap [khasiat-khasiat yang dimiliki] tumbuh-tumbuhan ini? Tidak lain kecuali Dia-lah yang telah meberikan khasiat tertentu kepada tumbuhan tersebut. Bagaimana kita dapat mengatakan bahwa semua ini dapat terjadi secara kebetulan seperti yang dikatakan oleh sebagian orang?           
Pada hakikatnya manusia telah dibekali dengan kecerdasan, akal pikiran dan kemampuan untuk melakukan penelitian, sehingga mereka dapat menyingkap khasiat-khasiat tersebut [yang terkandung dalam tumbuh-tumbuhan obat].           Akan tetapi bagaimana dengan hewan-hewan yang mana merekapun dapat mengetahui khasiat yang terkandung dalam tumbuh-tumbuhan obat tersebut? Sebagian dari binatang buas dengan tumbuhan obatlah mereka mengobati luka-luka yang dideritanya. Sebagian burung akan meminum air laut untuk menyembuhkan penyakit tertentu yang dideritanya dan setelah itu penyakitnyapun akan sembuh. Dan masih masih banyak lagi kasus seperti ini.           Mungkin engkau akan meragukan [manfaat dari] tumbuh-tumbuhan yang terdapat di gurun-gurun dan sahara-sahar, yang mana tidak ada seorang pun yang tinggal di sana, dan engkau mengira bahwa tumbuhan tersebut adalah suatu yang berlebihan dan tidak ada manfaatnya. Namun pada hakikatnya tidaklah demikian. Tumbuh-tumbuhan tersebut merupakan makanan untuk bianatang-binatang buas, dan biji-bijiannya sebagai santapan untuk burung-burung, kayu-kayunya yang kering dapat digunakan oleh manusia untuk kayu bakar, serta banyak dari tumbuhan tersebut yang dapat digunakan untuk menyembuhkan [berbagai penyakit] .           
Selain itu sebagian tumbuh-tumbuhan tersebut dapat digunakan untuk menyamak kulit dan sebagiannya lagi dapat digunakan sebagai [zat pewarna] yang dapat mewarnai sesuatu, serta masih banyak lagi manfaat lainnya.           Engkau ketahui bahwa pohon Papirus adalah termasuk jenis pepohonan yang sangat kecil. Akan tetapi pohon ini -dan yang sejenisnya- mengandung beragam manfaat. Dari pohon Papirus ini, dapat dibuat kertas-kertas yang diperlukan oleh para raja dan para pedagang, [darinyapun] dapat dibuat tikar yang biasa digunakan kebanyakan orang, kulitnya dapat dimanfaatkan untuk membungkus bejana-bejana air suapaya tidak mudah pecah, serta masih banyak lagi manfaat lainnya.           
Segala sesuatu, baik yang kecil maupun yang besar, yang berharga atau yang hina, mesti mengandung manfaat dan maslahat tertentu, maka petiklah ibrat darinya! Paling hinanya sesuatu adalah kotoran manusia dan hewan, yang mana keduanya adalah suatu yang kotor dan najis. Namun [meskipun demikian] keduanya dapat dimanfaatkan sebagai pupuk yang dapat menyuburkan tumbuhan -yang mana fungsi ini tidak dimiliki oleh selainnya-, bahkan tidak ada tumbuhan yang dapat tumbuh dengan subur kecuali yang jika diberi pupuk dengan kotoran hewan atau manusia yang manusia sendiri merasa jijik dan enggan mendekatinya.           
Ketahuilah bahwa harga dan nilai sesuatu tidak tergantung pada kedudukannya [secara lahir], akan tetapi tinggi dan rindahnya nilai sesuatu amatlah relatif. Mungkin suatu tertentu tidak ada harganya jika dijual dipasar-pasar, namun dibidang ilmu dan penelitian, ia dapat memiliki harga yang sangat tinggi.           Maka dari itu, janganlah kau merendahkan sesuatu, lantaran nilainya yang tampak rendah! Seandainya para pakar kimia dapat mengungkap manfaat serta khasiat yang terkandung pada kotoran manusia, maka mereka akan membelinya dengan harga yang mahal dan tinggi.           
Mufaddhal! berkata waktu Dzuhur pun telah tiba, dan tuanku [Imam Shadiq As] segera berdiri untuk menunaikan shalat seraya bersabda: sampai ketemu besok pagi Insya Allah Ta’ala. Lantas aku pun beranjak dari hadapan beliau dengan hati yang senang atas apa yang telah diajarkan dan dianugrahkan kepadaku, seraya bersyukur kepada Allah Swt atas inayah (perhatian) yang telah diberikan-Nya kepadaku, dan malam itu pun aku lewati dengan perasaan yang bahagia.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar