Total Tayangan Halaman

Minggu, 25 Oktober 2015

KHASIYAT DOA JAUSAN KABIR






Dibawah ini kami sertakan khasiyat setiap ayat yang kami ambil dari buku Doa Perisai Hidup (Doa Jawsyan Kabir), penerbit Misbah, cetakan Agustus 2003. Namun sebenarnya setiap khasiat yang tercantum di bawah ini tidak baku dan tidak mewakili 100% dari makna yang terkandung pada setiap nomor do’a. Karena pola klasifikasinya dalam setiap nomor do’a lebih kepada kesamaan ritme/rima, bukan pada kesamaan makna. Sehingga beberapa khasiat tampak diulang-ulang dalam beberapa nomor ayat. Oleh karena itu silahkan Anda menggali makna dan khasiyat dalam setiap nomor doa ini sesuai dengan penghayatan batin Anda masing-masing, atau mengikuti saja yang tertera di bawah ini:

JAWSYAN KABIR 01: untuk meminta pertolongan
JAWSYAN KABIR 02: untuk penolak bala
JAWSYAN KABIR 03: untuk mendapat kemenangan dan keluasan rizki
JAWSYAN KABIR 04: untuk ketinggian harga diri
JAWSYAN KABIR 05: untuk menghasilkan keberkahan
JAWSYAN KABIR 06: untuk mendapat nikmat yang lebih
JAWSYAN KABIR 07: untuk mendapat kedudukan
JAWSYAN KABIR 08: untuk menghadang berbagai bencana
JAWSYAN KABIR 09: untuk menghasilkan keberkahan
JAWSYAN KABIR 10: untuk mengangkat masalah
JAWSYAN KABIR 11: untuk mencegah musibah
JAWSYAN KABIR 12: untuk mendapat ampunan
JAWSYAN KABIR 13: untuk kecukupan segala urusan
JAWSYAN KABIR 14: untuk membuka urusan-urusan yang tertutup
JAWSYAN KABIR 15: untuk keselamatan dari pertanyaan kubur
JAWSYAN KABIR 16: untuk kesuksesan
JAWSYAN KABIR 17: untuk hajat dan keperluan
JAWSYAN KABIR 18: untuk kemudahan ketika melewati shirath
JAWSYAN KABIR 19: untuk mengatasi rasa takut di waktu tidur
JAWSYAN KABIR 20: untuk menghilangkan rasa gelisah
JAWSYAN KABIR 21: untuk kebaikan perilaku
JAWSYAN KABIR 22: untuk kecintaan dan menutupi aib
JAWSYAN KABIR 23: untuk negeri, harga diri, dan kedudukan
JAWSYAN KABIR 24: untuk menerangi hati dan mengangkat kejatuhan
JAWSYAN KABIR 25: untuk keberkahan dan kesucian perbuatan
JAWSYAN KABIR 26: untuk mencegah bahasa lisan dan ziarah ke Baitul Haram
JAWSYAN KABIR 27: untuk melihat keagungan dan mencegah orang zalim
JAWSYAN KABIR 28: untuk pertolongan dan keamanan dari rasa takut
JAWSYAN KABIR 29: untuk kelapangan rizki
JAWSYAN KABIR 30: untuk jalan kebaikan dan meninggalkan dosa
JAWSYAN KABIR 31: untuk mencegah sakit mata dan mengekalkan nikmat
JAWSYAN KABIR 32: untuk kemenangan atas musuh
JAWSYAN KABIR 33: untuk menemukan barang yang tercuri
JAWSYAN KABIR 34: untuk mencegah segala penyakit dan menghilangkan rasa gelisah
JAWSYAN KABIR 35: untuk kesetiaan janji
JAWSYAN KABIR 36: untuk mengatasi rasa takut dari musuh
JAWSYAN KABIR 37: untuk mencegah keburukan musuh
JAWSYAN KABIR 38: untuk membuka jalan keluar
JAWSYAN KABIR 39: untuk mengangkat kemiskinan
JAWSYAN KABIR 40: untuk mengganti kekalahan dan pertolongan
JAWSYAN KABIR 41: untuk keselamatan dari bala dan tenggelam
JAWSYAN KABIR 42: untuk menghilangkan sakit demam
JAWSYAN KABIR 43: untuk mengatasi rasa takut di malam hari
JAWSYAN KABIR 44: untuk mencegah rasa sakit
JAWSYAN KABIR 45: untuk mengatasi rasa takut saat tidur dan untuk kemuliaan
JAWSYAN KABIR 46: untuk penjagaan dan pertolongan
JAWSYAN KABIR 47: untuk penerangan hati dan mata
JAWSYAN KABIR 48: untuk keagungan dan kemuliaan
JAWSYAN KABIR 49: untuk penyakit sulit buang air kecil
JAWSYAN KABIR 50: untuk penyakit jantung berdebar dan keselamatan
JAWSYAN KABIR 51: untuk mencegah berbagai penyakit dan bala
JAWSYAN KABIR 52: untuk kegelisahan dan kelapangan
JAWSYAN KABIR 53: untuk pertolongan gaib dan menyingkirkan marabahaya
JAWSYAN KABIR 54: untuk keterasingan dan keselamatan dari api neraka
JAWSYAN KABIR 55: untuk mengatasi rasa sakit pada perut
JAWSYAN KABIR 56: untuk mendapatkan kekuasaan dan kedudukan
JAWSYAN KABIR 57: untuk mendapatkan akhlak terpuji
JAWSYAN KABIR 58: untuk mendapatkan petunjuk dan bimbingan
JAWSYAN KABIR 59: untuk pengobatan rasa sakit dan harapan
JAWSYAN KABIR 60: untuk penyembuhan, kekuatan dan kecukupan
JAWSYAN KABIR 61: untuk mencegah kesempitan jiwa
JAWSYAN KABIR 62: untuk perniagaan dan panjang umur
JAWSYAN KABIR 63: untuk kebebasan dari penyakit dan perbaikan segala persoalan
JAWSYAN KABIR 64: untuk mengatasi penyakit mata dan menambah daya lihat
JAWSYAN KABIR 65: untuk meminta keturunan dan kemudahan dalam urusan
JAWSYAN KABIR 66: untuk penjagaan dan kesembuhan luka
JAWSYAN KABIR 67: untuk perantara dan cahaya mata
JAWSYAN KABIR 68: untuk infeksi mata dan susah tidur
JAWSYAN KABIR 69: untuk kecintaan dan mata hati
JAWSYAN KABIR 70: untuk panjang umur dan kehidupan yang kekal
JAWSYAN KABIR 71: untuk kekekalan nikmat dan mencegah rasa sakit
JAWSYAN KABIR 72: untuk mendapatkan kerajaan dan kebaikan
JAWSYAN KABIR 73: untuk mencegah rasa sakit dan ujian-ujian
JAWSYAN KABIR 74: untuk kesendirian dan penyucian akhlak
JAWSYAN KABIR 75: untuk mendapatkan kemuliaan dan rahmat
JAWSYAN KABIR 76: untuk mendapatkan kedudukan yang tinggi
JAWSYAN KABIR 77: untuk mendapatkan pertolongan dalam pekerjaan
JAWSYAN KABIR 78: untuk mendapatkan pertolongan dan perlindungan
JAWSYAN KABIR 79: untuk kelimpahan rizki dan menghilangkan kefakiran
JAWSYAN KABIR 80: untuk mengatasi penyakit dalam
JAWSYAN KABIR 81: untuk penuntasan masalah yang belum selesai
JAWSYAN KABIR 82: untuk menahan amarah
JAWSYAN KABIR 83: untuk mendapatkan ampunan, kemuliaan dan rahmat
JAWSYAN KABIR 84: untuk mendapatkan rumah tinggal
JAWSYAN KABIR 85: untuk mengangkat keterasingan
JAWSYAN KABIR 86: untuk mendapatkan kemasyhuran, kecintaan dan kewibawaan
JAWSYAN KABIR 87: untuk mengangkat kefakiran, problem dan gangguan
JAWSYAN KABIR 88: untuk mengetahui kabar ghaib dan ampunan
JAWSYAN KABIR 89: untuk penjagaan dan jalan keluar pada segala urusan
JAWSYAN KABIR 90: untuk mencegah dari suara dan kebuasan hewan
JAWSYAN KABIR 91: untuk kesendirian, keterasingan dan mencegah kezaliman
JAWSYAN KABIR 92: untuk kecukupan perkara dan pekerjaan
JAWSYAN KABIR 93: untuk kekayaan, keberhasilan dan pemberian
JAWSYAN KABIR 94: untuk keluasan rizki, kembali dari pelarian dan panjang umur
JAWSYAN KABIR 95: untuk mendapatkan kebaikan dan sampai kepada kecintaan
JAWSYAN KABIR 96: untuk penjagaan rumah, harta, jiwa
JAWSYAN KABIR 97: untuk segala sebab dan penaklukan
JAWSYAN KABIR 98: untuk mencegah segala bala
JAWSYAN KABIR 99: untuk doa dan permohonan agar diterima
JAWSYAN KABIR 100: untuk mendapatkan kekayaan, penjagaan dan kedudukan



Referensi : 


Kitab Khazânah al-Asrâr fi al-Khutum wa al-Adzkâr .
(Sayyid ‘Ala‘uddin al-A’lami,)
cetakan Beirut 2002 M.
kitab Zâdul Ma’âd

(Al-‘Allamah Al-Majlisi)


Penjelasan diatas tersedia di beberapa situs dan tersedia dalam beberapa bahasa. Atau dapat dilihat di buku Doa Perisai Hidup (Doa Jawsyan Kabîr), Penerbit Misbah, Jakarta, cetakan Agustus 2003, yang dikutip dari kitab Khazânah al-Asrâr fî al-Khutum wa al-Adzkâr, karya Sayyid ‘Ala`uddin al-A’lami, cetakan Beirut 2002, juz II/328. Atau di buku yang lebih dulu hadir, berjudul: Doa Mustajab Bagi Kehidupan Dunia dan Akhirat (Jawsyan Kabir, Asmaul Husna), yang diterbitkan oleh Yayasan Fatimah, Condet, Jakarta Timur, cetakan ke-1 Juli 2001, cetakan ke-3 Maret 2002. Dan akan Anda dapati kedua buku tersebut didesain oleh orang yang sama.

Sebelum Anda Download File Do'a di bawah ini 
Mohon Do,a kan saya :
RusliHandreas  DAN M.MUHRIKAIZI  dan   keluarga
selaku pengelola website blog : 

Do'a kanlah Saya agar Saya berkah baik rejeqi ,
kesehatan,serta ketenangan Batin.
Perlu di ketahui jika anda Ber Do,a kebaikan untuk orang lain,
insya Allah Do,a kebaikan itu akan berbalik kepada Anda.
Perbanyak atau photo copy lalu bagikan kepada sanak keluarga
Untuk di amalkan .
Semoga dengan menyebarluaskan Do,a JAUSYAN KABIR
Ini insya allah anda pun akan mendapat kebaikan Amiin.

Cara Donloud klik tulisan dibawah ini

Jawsyan Kabir Color

KH. HASYIM ASY’ARI TIDAK PERNAH MENYESATKAN SYIAH AHLULBAYT TAPI MENYESATKAN WAHABI






ASSALAMU ALAIKUM
Saat ini kita Kaga Usah kita dengerin Fitnah Wahabi yang sering membawa nama KH. Hasyim Asy’ari bahwa beliau nihhh menyesatkan Syiah bahkan mengkafirkan Syi’ah… semua itu bohong , Wahabi itu tukang bohong,calon pembohing adalah calon penghuni neraka.
Dan tidak ada perbedaan pendapat antara KH. Hasyim Asy’ari dengan Gusdur , kite tau Gusdur membela Syi’ah dan tidak menyesatkan Syi’ah.
soal KH. Hasyim Asy’ari ,, Lahhh tau mana Gusdur dengan bocah bocah wahabi ?
pertama langsung kita tabayyun pada kitab beliau ,, yg sering dibawa bawa oleh Wahabi….
Kitab Risalah Ahlissunnah Wal-Jamaa’ah..
pertama lagi nihhh perlu diketahui bahwa kitab ini sesungguh nya di tulis untuk membendung faham faham wahabi yg dipelopori oleh Muhammad Abduh , dan Rasyid Ridho yg mana beliau terang terangan sebut nama nya,,,,
pertama lagi nihhhh justru dalam kitab beliau nihhh Pandangan beliau justru menyesatkan wahabi .
ومنهم فرقة يتبعون رأي محمد عبده ورشيد رضا، ويأخذون من بدعة محمد بن عبد الوهاب النجدي، وأحمد بن تيمية وتلميذيه ابن اقيم وابن عبد الهادى، فحرموا ما أجمع المسلمون على ندبه، وهو السفر لزيارة قبر رسول الله صلى الله عليه وسلم، والفوهم فيما ذكر وغيره. قال ابن تيمية في فتاويه: وإذا سافر لاعتقاده أنها أي زيارة قبر النبي صلى الله عليه وسلم طاعة كان ذلك محرما بإجماع المسلمين فصار التحريم من الأمور المقطوع به. قال العلامة الشيخ محمد بخيت الحنفي المطيعي في رسالته المسماة “تطهير الفؤاد من دنس الإعتقاد”: وهذا الفريق قد ابتلي المسلمون بكثير منهم سلفا وخلفا، فكانوا وصمة وثلمة في المسلمين وعضوا فاسدا يجب قطعه حتى لا يعدى الباقي، فهو كالمجذوم يجب الفرار منه، فإنهم فريق يلعبون بدينهم، يذمون العلماء سلفا وخلفا، ويقولون إنهم غير معصومين فلا ينبغي تقليدهم، لا فرق في ذلك بين الأحياء والأموات، ويطعنون عليهم ويلقون الشبهات، ويذرونها في عيون بصائر الضعفاء لتعمى أبصارهم عن عيوب هؤلاء، يقصدون بذلك إلقاء العداوة والبغضاء بحلولهم الجو ويسعون في الأرض فسادا، يقولون على الله الكذب وهم يعلمون، يزعمون أنهم قائمون بالأمر بالمعروف والنهي عن المنكر، حاضون الناس على اتباع الشرع واجتناب البدع، والله يشهد أنهم لكاذبون. قلت: ولعل وجهه أنهم من أهل البدع والأهواء. قال القاضي عياض في الشفا: وكان معظم فسادهم على الدين وقد يدخل في أمور الدنيا بما يلقون بين المسلمين من العداوة الدينية التي تسرى لدنياهم. قال العلامة ملا على القارى في شرحه: وقد حرم الله تعالى الخمر والميسر لهذه العلة كما قال تعالى {إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ }
ومنهم رافضيون يسبون سيدنا أبا يكر وعمر رضي الله عنهما ويكرهون الصحابة رضي الله عنهم ويبالغون هوى سيدنا علي وأهل بيته رضوان الله عليهم. قال السيد محمد في شرح القاموس: وبعضهم يرتقي إلى الكفر والزندقة أعاذنا الله والمسلمين منها. قال القاضي عياض في الشفا: عن عبد الله بن مغفّل رضي الله عنه قال: قال رسولُ اللّهِ صلى الله عليه وسلم: {اللّهَ اللّهَ في أَصْحَابِي اللّهَ اللّهَ في أَصْحَابِي، لا تَتّخِذوهُمْ غَرَضاً بَعْدِي، فَمَنْ أَحَبّهُمْ فَبِحُبّي أَحَبّهُمْ، وَمَنْ أَبْغَضَهُمْ فَبِبُغْضِي أَبْغَضَهُمْ، وَمَنْ آذَاهُمْ فَقَدْ آذَانِي، وَمَنْ آذَانِي فَقَدْ آذَى اللّهَ، وَمَنْ آذَى اللّهَ يُوْشِكُ أَنْ يَأْخُذَه}، وقال رسولُ اللّهِ صلى الله عليه وسلم: {لاَ تَسُبُّوا أَصْحَابِي، فَمَنْ سَبَّهُمْ فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللهِ وَالمَلاَئِكَةِ وَالنَاسِ أَجْمَعِيْنَ، لاَ يَقْبَلُ اللهُ مِنْهُ صَرْفاً ولاَ عَدْلاً}، وقال صلى الله عليه وسلم: {لاَ تَسُبُّوا أَصْحَابِي، فإنهُ يَجِىْءُ قَوْمٌ فِيْ آخِرِ الزَمَانِ يَسُبُّوْنَ أَصْحَابِيْ، فَلاَ تُصَلوّا عَلَيْهِمْ، وَلاَ تُصَلَوّا مَعَهُمْ، وَلاَ تناكِحُوْهُمْ، وَلاَ تُجَالِسُوْهُمْ، وَإِنْ مَرِضُوْا فَلاَ تَعُوْدُوْهُم }، وعنه صلى الله عليه وسلم: {مَنْ سَبَّ أَصْحَابِيْ فَاضْرِبُوْه}، وقد أعلم النبي صلى الله عليه وسلم أن سبهم وأذاهم يؤذيه، وآذى النبي صلى الله عليه وسلم حرام، فقال: {لاَ تُؤْذُوْني فِيْ أَصْحَابِيْ، وَمَنْ آذَاهُمْ فَقَدْ آذَانِيْ}، وقال: {لا تؤذوني في عائشة}، وقال في فاطمة رضي الله عنها: {بضعة مني، يؤذيني ما آذاها}.
——-
Perhatikan :
ومنهم فرقة يتبعون رأي محمد عبده ورشيد رضا، ويأخذون من بدعة محمد بن عبد الوهاب النجدي، وأحمد بن تيمية وتلميذيه ابن اقيم وابن عبد الهادى
Firqah yang mengikuti Pandangan Muhammad Abduh ( mesir ) dan Rasyid Ridho Yang mane mereka mengambil nya dari BID’AH Muhammad bin Abdul Wahab An Najed dan Ibnu Taimiyah dan murid nye yakni Ibnu Qayyim dan Ibnu Abdil Hadi…….
قلت: ولعل وجهه أنهم من أهل البدع والأهواء
Qultu ( Aku berpendapat ) : HakikatnyA merekalah Golongan Ahli Bid’ah sesungguhnya dan Golongan yang mengikuti Hawa Nafsu nya .
————-
perhatikan dan perhatikan : kelompok wahabi sangat jelas disebut bahkan sampe Muhammad bin Abdul wahab dan Ibnu Taimiyah serta Ibnu Qayyim dan Ibnu Abdil Hadi , bahwa mereka adalah Ahli Bid’ah , Pendusta dan pengikut hawa nafsu… dan beliau menyatakan pendapatnya
————
adapun paragraf kedua , yg tentang Rafidhoh
ومنهم رافضيون يسبون سيدنا أبا يكر وعمر رضي الله عنهما ويكرهون الصحابة رضي الله عنهم ويبالغون هوى سيدنا علي وأهل بيته رضوان الله عليهم
dan diantara Firqah Firqah selain Ahlusunnah adalah Rafidhoh , Rafidhoh mencaci Sayyidana Abi Bakar wa Umar Ra , dan membenci Para Sahabat Nabi Ra , dan berlebihan ( Ghullat ) terhadap Sayyidina Ali dan Ahlulbayt Ra.
—-
beliau tidak jelas menyebutkan Ulama2 nya , Siapa ? hanya kelompok Rafidhoh… dan kelompok Rafidhoh sessuai ciri tersebut bahkan oleh Syi’ah sendiri di anggap menyimpang… dan jelas yang dimaksud adalah kaum Ghullat yang menuhankan Sayyidina Ali.
mereka yang mengaku Rafidhoh ( Ghullat ) dan mencaci maki Abu Bakar umar , yang difatwa haram mencaci maki Abu Bakar Umar oleh Rahbar dan Ulama Marja’ Syi’ah ..
Rafidhoh bukan Syiah Itsna Asyariyah,Syiah Itsna Asyariyah dimulai sejak Zaman Imam Ali sebagai Syi’ah dan telah dikabarkan serta dibentuk dan dikaderisasi sejak zaman Nabi saw.
Adapun Ghullat Rafidhoh , adalah kelompok lain dan berbeda dari Syi’ah.atau juga kelompok diluar SYIAH,bisa kaum turunan Qodariyah atau Jabariyah.
dan KH. Hasyim Asy’ari tidak berpendapat tentang Rafidhoh , beliau menukil pendapat Sayyid Muhammad ( Abul Fayadh Zubaidi ) dan Qadhi Iyadh , jadi itu bukan pendapat dari beliau…
dan perhatikan :
وبعضهم يرتقي إلى الكفر والزندقة أعاذنا الله والمسلمين منها
dan sebagian dari mereka terjerumus hingga pada tingkat kekufuran dan kezindiqan.
itu bukan pendapat KH. Hasyim Asy’ari tapi Sayyid Muhammad , dan itu Rafidhoh ( kaum jabariyah dan qodariyah ) bukan Syi’ah Itsna Asyari.
dan itu juga kalimatnya adalah Ba’dhahum ( Sebagian ) Artinya tidak semua Rafidhoh berpenyakit kufur dan zindiq , karena Rafidhoh ini tidak terbentuk sebagai Mazhab atau Manhaj tapi hanya sekedar pemikiran alias Ghuluw Ghuluw orang orang sinting belaka , tidak sampai terbentuk Mazhab.
tidak ada Fiqih nya , Tidak ada Ulama nya , Tafsir nya, Kitab2 nya dll…
dan itu padahal Rafidhoh adalah Kelompok yang paling parah dan oleh Syi’ah sendiri dianggap menyimpang.
————-
kesimpulan :
– KH. Hasyim Asy’ari tidak pernah membahas Syi’ah dalam Kitab Tersebut akan tetapi yg dibahas Rafhidhoh Ghullat ( kelompok ini difatwai menyimpang oleh Ulama Syi’ah ).
– KH. Hasyim Asy’ari tidak pernah berpendapat akan tetapi mengutip pendapat ulama lain , kecuali tentang wohabi , beliau terang terangan berpendapat bahwa Ibnu Taimiyah – Muhammad bin abdul wahab – ibn qoyyim – ibn abdil hadi adalah Ahli bid’ah sesunggguhnya dan pengikut hawa nafsu.
– Justru KH.Hasyim Asyari ,Gusdurlah dan Kiyai NU yang membela Syiah
KH. HASYIM ASY’ARI TERANG TERANGAN BERKATA BAHWA GEMBONG GEMBONG WAHABI YAKNI IBNU TAIMIYAH , IBNU QAYYIM , IBNU ABDIL HADI DAN MUHAMMAD BIN ABDUL WAHAB ADALAH AHLI BID’AH SESUNGGUH NYA , PENDUSTA DAN PENGIKUT HAWA NAFSU..
jadi klo ada yang ngaku ulama NU tapi ngutip ngutip ibnu taimiyah,,, mungkin dari wahabi yang pura pura jadi orang NU
( biasa perbuatan orang wahabi menghalalkan segara cara )
——————
Perhatikan :
ومنهم فرقة يتبعون رأي محمد عبده ورشيد رضا، ويأخذون من بدعة محمد بن عبد الوهاب النجدي، وأحمد بن تيمية وتلميذيه ابن اقيم وابن عبد الهادى
Firqah yang mengikuti Pandangan Muhammad Abduh ( mesir ) dan Rasyid Ridho Yang mana mereka mengambil nya dari BID’AH Muhammad bin Abdul Wahab An Najed dan Ibnu Taimiyah dan murid nye yakni Ibnu Qayyim dan Ibnu Abdil Hadi…….
قلت: ولعل وجهه أنهم من أهل البدع والأهواء
Qultu ( Aku berpendapat ) : Hakikatnya merekalah Golongan Ahli Bid’ah sesungguhnya dan Golongan yang mengikuti Hawa Nafsu nye .
————-
perhatikan dan perhatikan : kelompok wohabi sangat jelas disebut bahkan sampai Muhammad bin Abdul wahab dan Ibnu Taimiyah serta Ibnu Qayyim dan Ibnu Abdil Hadi , bahwa mereka adalah Ahli Bid’ah , Pendusta dan pengikut hawa nafsu… dan beliau menyatakan pendapatnya
MOGA BERMANFAAT

Kamis, 22 Oktober 2015

TAFSIR SURAT AL JUM'AH AYAT 9 - 10 DAN KELEBIHAN MALAM JUM'AT

Hadis Jabir al-Ja'fi dan Abu Ja'far A.S Tentang Surah al-Jumu'at

Diriwayatkan daripada Jabir al-Ja'fi berkata: Pada suatu malam aku berada di sisi Abu Ja'far a.s. Aku membaca ayat dalam Surah al-Jumu'at (62) :9-10 "Wahai mereka yang beriman,apabila diseru untuk menunaikan solat pada hari Jumaat, maka bersegeralah kamu (fa-s'au) kepada mengingati Allah (zikri l-Lahi)". Beliau a.s. berkata: Bagaimana anda membacanya wahai Jabir? Aku berkata: "Wahai mereka yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan solat pada hari Jumaat, maka bersegeralah kamu (fa-s'au) kepada mengingati Allah. Beliau a.s berkata: Ini adalah tahrif wahai Jabir.

Aku berkata: Bagaimana aku membacanya-Allah telah menjadikan diri aku tebusan anda-? Beliau a.s berkata: fa mdhau ila zikri l-Lahi, bukan fa-s'au ila zikri l-Lahi, begitulah ia diturunkan. Jika ia adalah Sa'yan seperti di dalam ayat, maka ia bererti 'adwan (berlari dengan cepat) sedangkan Rasulullah s.a.w tidak menyukainya. Baginda s.a.w. membenci lelaki yang berlari dengan cepat bagi menunaikan solat.

Wahai Jabir! Kenapakah hari Jumaat dinamakan Jumaat? Aku berkata: Anda beritahu aku, Allah telah menjadikan diri aku tebusan anda. Beliau a.s. berkata: Wahai Jabir, Allah menamakan hari Jumaat sebagai Jumaat kerana pada hari itu dikumpulkan mereka yang terdahulu (al-Awwalin), mereka yang terkemudian (al-Akhirin). Kesemua makhluk Allah yang terdiri daripada Jin, manusia dan segala yang telah dijadikan oleh Tuhan kita terdiri daripada langit, bumi, laut, syurga, neraka. Segala yang dijadikan Allah di dalam al-Mithaq. Dia telah mengambil al-Mithaq daripada mereka untuk-Nya dengan ketuhanan-Nya (al-Rububiyyah). Untuk Muhammad s.a.w dengan kenabiannya (al-Nubuwwah). Untuk Ali a.s dengan kewaliannya (al-Wilayah).

Pada hari itu Allah berfirman kepada langit dan bumi dalam Surah Fussilat (41 ) :11 "Datanglah kamu berdua menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa. Mereka berdua menjawab: Kami datang dengan suka hati " Justeru itu Allah menamakannya Jumaat kerana Dia telah mengumpulkan pada hari tersebut mereka yang terdahulu dan mereka yang terkemudian. Kemudian Dia berfirman: Wahai mereka yang beriman,apabila diseru untuk menunaikan solat (al-Salat) pada hari Jumaat" iaitu hari Dia telah mengumpulkan kamu padanya. Al-Salat adalah Amir al-Mukminin a.s. Yang dimaksudkan dengan al-Salat ialah al-Wilayah iaitu al-Wilayah al-Kubra. Pada hari itu para nabi, para rasul dan para malaikat, malah setiap suatu yang dijadikan Tuhan; manusia dan Jin, langit, bumi dan mukminun mengucap talbiah kepada Allah a.w (fa mdhau ila zikri l-Lahi).

Zikri l-Lahi adalah Amir al-Mukminin a.s wa dharu l-Bai'a (tinggalkanlah jual beli). Apa yang dimaksudkan dengan al-Bai'a adalah yang pertama (Abu Bakr). Dhali-kum (yang demikian itu) iaitu baiah Amir al-Mukminin a.s dan wilayahnya. Khairun la-kum (lebih baik bagi kamu) dari baiah yang pertama (Abu Bakr) dan wilayahnya sekiranya kamu mengetahui (in kuntum ta'lamun). Fa-idha qudiati s-Salatu (apabila selesai menunaikan solat) iaitu baiah Amir al-Mukminin a.s, fa ntasyiru fi l-Ardh (bertebaranlah kamu di bumi). Apa yang dimaksudkan dengan al-Ardh (bumi) adalah para wasi (al-Ausiya'). Allah memerintahkan supaya mentaati mereka dan mewalikan mereka sebagaimana Dia telah memerintahkan supaya mentaati Rasul dan mentaati Amir al-Mukminin a.s. Allah menggantikan nama mereka dengan nama al-Ardh sebagai kinayah. Wa- btaghu fadhla l-Lahi. Maka Jabir berkata: wa- btaghu min fdhli l-Lahi. Abu Ja'far a.s berkata: Ini juga tahrif, tidak sebagaimana ia diturunkan iaitu carilah kelebihan Allah ke atas para wasi "Dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung"

Kemudian Allah a.w berfirman: Wahai Muhammad, idha raau (apabila mereka yang syak atau menentang melihat) tijaratan (perniagaan) iaitu yang pertama (Abu Bakr) atau lahwan (permainan) iaitu yang kedua ('Umar) mereka kembali kepadanya (insarafu ilai-ha). Aku berkata: Infadhdhu ilai-ha. Beliau a.s berkata: Ini juga tahrif .Apa yang diturunkan ialah insarafu ilaiha di tempat infadhdhu ilai-ha. Wa taraku-ka (mereka telah meninggalkan kamu) bersama Ali sedang berdiri. Katakanlah wahai Muhammad ma inda-l-Lahi (apa yang ada di sisi Allah) iaitu wilayah Ali dan para wasi yang lain khairun mina l-Lahwi wa t-Tijarati (lebih baik daripada perniagaan dan permainan) iaitu lebih baik daripada baiah kepada yang pertama dan yang kedua bagi mereka yang bertakwa. Allah adalah sebaik baik pemberi rezeki.


Kelebihan Hari Jumaat dan Malamnya

Diriwayatkan daripada Jabir bin Yazid daripada Abu Ja'far a.s bahawa beliau a.s. ditanya tentang hari Jumaat dan malamnya. Beliau a.s. berkata: Malamnya bercahaya, harinya berseri, tiada satu hari di bumi di mana matahari condong lebih bebas daripada neraka selain pada hari Jumaat. Sesiapa mati pada hari Jumaat di dalam keadaan mengetahui hak Ahlu l-Bait a.s akan ditulis untuknya terlepas (bara'ah), daripada neraka dan terlepas daripada azab kubur. Sesiapa yang mati pada malam Jumaat, dia akan dibebaskan ('utiqa)daripada neraka .

Ali bin Mihziyar meriwayatkan secara marfu' kepada Abu Abdullah a.s berkata: Sesiapa mati pada malam Jumaat di dalam keadaan mengetahui hak kami, dia dibebaskan daripada neraka dan ditulis untuknya terlepas daripada azab kubur.

Hadis Mubahalah



Bismillaahi r-Rahmani r-Rahim

Abu Bakr bin Muhammad bin Ibrahim al-'Allaf al-Hamdani di Hamadan telah memberitahu aku berkata: Abdullah bin Ja'far bin Muhammad bin Ja'far bin Musa bin Syazan al-Bazzaz telah memberitahu kami dengan katanya: Abu Abdullah al-Husain bin Muhammad bin Sa'id al-Bazzaz yang dikenali dengan Ibn al-Matbaqi, dan Ja'far al-Daqqaq telah memberitahu kami, mereka berdua berkata: Abu al-Hasan Muhammad bin al-Faidh bin Fayyadh al-Dimasyqi di Dimsyiq telah memberitahu kami dengan katanya: Ibrahim bin Abdullah anak saudara lelaki Abd al-Razzaq telah memberitahu kami, berkata: Abd al-Razzaq bin Hammam al-San'ani telah memberitahu kami, berkata: Mu'ammar bin Rasyid telah memberitahu kami, berkata: Muhammad bin al-Munkadir telah memberitahu kami daripada bapanya daripada datuknya berkata: Al-Sayyid dan al-'Aqib adalah dua orang paderi Najran berserta rombongannya yang terdiri tujuh puluh orang telah datang mengunjungi Nabi s.a.w. Aku telah berada bersama mereka dan di kalangan kami diadakan pengajaran Injil secara ringkas, iaitu pengajaran Injil oleh pengeluar dana mereka. Tiba-tiba seekor baghal betina terjatuh, maka paderi itu berkata: Terjatuhlah orang yang kami mendatanginya dari jauh (Rasulullah s.a.w). Lantas sahabatnya bernama al-'Aqib berkata: Andalah yang terjatuh dan terbalik. Paderi itu berkata: Kenapakah begitu?

Al-'Aqib berkata: Kerana anda telah menjatuhkan Nabi al-Ummiy Ahmad. Paderi berkata: Bagaimana anda mengetahuinya? Al-'Aqib berkata: Tidakkah anda membaca daripada al-Miftah al-Rabi' daripada wahyu kepada al-Masih: Katakanlah kepada Bani Israel: Alangkah jahilnya kamu!. Kamu melahirkan diri kami dengan hiasan dunia di sisi ahlinya dan ahli kamu. Sedangkan di dalam hati kamu di sisi aku seperti bangkai yang busuk. Wahai Bani Israel! Berimanlah dengan Rasul-Ku al-Ummiy, ia akan lahir pada akhir zaman. Mukanya seperti bulan penuh purnama, mempunyai seekor unta betina merah dihiasi dengan cahaya, mempunyai maruah yang baik dan pakaian yang kasar. Dia adalah penghulu kepada mereka terdahulu di sisi-Ku, orang terakhir yang paling mulia, akan menurut sunnah-Ku, akan memasuki syurga-Ku, pejuang dan di tangannya kaum musyrikin kerana-Ku, bergembiralah dengan berita tersebut. Wahai Bani Israel! Perintahlah Bani Israel supaya menolong dan membantunya.

Isa berkata: Quddus, quddus. Siapakah hamba yang soleh ini? Hati aku telah mencintainya sekalipun mata aku tidak pernah melihatnya? Dia berkata: Beliau adalah daripada anda dan anda adalah daripadanya, beliau adalah ipar anda daripada ibu anda, sedikit anak, berkahwin ramai, tinggal di Makkah iaitu tempat asas yang telah diletakkan Ibrahim. Keturunannya daripada zuriat yang diberkati (Mubarakah) iaitu madu ibu anda di syurga. Beliau mempunyai beberapa keadaan; matanya tidur, tetapi hatinya jaga. Beliau memakan hadiah, tetapi tidak memakan sedekah. Beliau mempunyai kolam (haudh) di pinggir Zamzam sehingga ke tempat jatuhnya matahari.

Padanya dua minuman daripada jenis Rahiq dan Tasnim. Padanya piala-piala yang banyak seperti bilangan bintang di langit. Siapa yang meminumnya maka dia tidak akan dahaga selama-lamanya. Itu adalah kerana Aku telah melebihkannya ke atas semua rasul. Perbuatannya menepati perkataannya secara rahsia atau terang-terangan. Alangkah bagusnya untuk dirinya. Alangkah bagusnya untuk umatnya yang menghidupkan agamanya dan mati di atas sunnahnya dan bersama-sama Ahlu l-Baitnya. Mereka cenderung dalam keadaan beriman, tenang dan diberkati. Pada musim kemarau dan kesusahan beliau menyeru-Ku, maka langit menurunkan hujan dengan lebat sehingga dilihat kesan keberkatannya. Aku akan memberkati apa yang dilakukannya. Beliau berkata: Ilahi, namakannya. Dia berkata: Ya. Namanya Ahmad iaitu Muhammad rasul-Ku kepada semua makhluk, yang paling hampir kedudukannya dengan-Ku, yang paling banyak mendapat syafaat-Ku. Beliau tidak memerintahkan melainkan apa yang Aku suka dan beliau melarang apa yang Aku benci.

Sahabat al-'Aqib berkata kepadanya: Kenapa anda mengemukakan kepada kami orang yang sebegini sifatnya? Al-'Aqib berkata: Kita akan menyaksikan keadaannya, kita melihat akan bukti-buktinya. Jika ia benar sebagaimana yang dikatakan (yakun huwa huwa), kita akan menolongnya dengan perdamaian. Kita meneguhnya dengan harta-harta kita daripada penganut-penganut agama kita di dalam keadaan beliau tidak menyedari rancangan kita. Jika beliau seorang pendusta, maka pendustaannya ke atas Allah sudah cukup bagi kita. Paderi berkata: Kenapa apabila anda melihat tanda-tandanya anda tidak mengikutinya?

Beliau berkata: Tidakkah anda lihat bagaimana mereka menghormati kita, melayani kita dan membenarkan kita membina gereja-gereja serta meninggikan suara kita di dalamnya dan bagaimana jiwa boleh menerima agama yang menyamakan yang mulia dengan yang hina. Apabila mereka datang ke Madinah, para sahabat Rasulullah s.a.w melihat mereka dan berkata: Kami belum pernah melihat rombongan Arab yang lebih cantik daripada mereka, yang mempunyai perasaan, dan pakaian di atas mereka. Rasulullah s.a.w pada masa itu telah berada jauh dari Masjid, maka aku telah menghadiri solat rombongan itu. Mereka berdiri dan mengerjakan solat di Masjid Rasulullah s.a.w ke arah timur. Beberapa lelaki di kalangan sahabat Rasulullah s.a.w memahamkan mereka dengan menghalang mereka. Rasulullah s.a.w datang sambil bersabda: Tinggalkan mereka dan apabila mereka menyelesaikan solat, mereka duduk di sisi Rasululah s.a.w. dan mengadakan dialog dengannya.

Mereka berkata: Wahai Abu al-Qasim! Berhujahlah dengan kami tentang Isa? Baginda s.a.w bersabda: Isa adalah seorang hamba Allah dan Rasul-Nya serta kalimat-Nya yang telah dicampakkan kepada Maryam dan roh daripada-Nya. Seorang daripada mereka berkata: Isa adalah anak lelaki-Nya dan orang yang kedua daripada dua. Sementara yang lain pula berkata: Isa adalah yang ketiga daripada tiga: Bapa, ibu dan roh al-Qudus. Kami telah mendengarnya di dalam al-Qur'an yang telah diturunkan kepada anda iaitu ayat: Kami telah melakukannya, kami telah menjadikannya dan kami telah menciptakannya.

Jika Ia adalah Satu, nescaya Dia akan berkata: Aku telah mencipta (khalaq-tu), aku telah menjadikannya (ja'al-tu) dan aku telah melakukannya (fa'al-tu). Pada saat itu Nabi s.a.w telahpun menerima wahyu yang diturunkan kepadanya pada permulaan Surah Ali Imran sehingga enam puluh ayat. Di antaranya Surah Ali Imran (3):61"Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu, maka katakanlah (kepadanya) Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak-kamu,wanita kami dan wanita kamu, diri kami dan diri kamu,kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada mereka yang dusta"

Rasulullah s.a.w telah menceritakan kepada mereka tentang kisah ini dan membaca ke atas mereka al-Qur'an, sebahagian mereka berkata kepada yang lain: Demi Tuhan, ia telah datang kepada kamu dengan lebih jelas daripada cerita sahabat kamu.

Rasulullah s.a.w berkata kepada mereka: Sesungguhnya Allah a.w telah memerintahkan aku supaya bermubahalah dengan kamu. Mereka berkata: Jika begitu, besok kami bermubahalah dengan kamu. Mereka berkata: Sehingga kita menunggu dengan apakah beliau bermubahalah besok. Adakah dengan pengikut-pengikutnya yang biasa atau dengan keluarganya daripada ahli Safwah dan Taharah? Kerana mereka adalah tunjang para nabi dan rujukan mereka. Setelah tiba keesokan harinya, Nabi s.a.w berjalan di waktu pagi di kanannya Ali, di kirinya al-Hasan dan al-Husain, dan di belakang mereka adalah Fatimah a.s. Di atas mereka kain Najran sementara di atas bahu Rasulullah s.a.w kain kasar yang sederhana tebal.

Maka baginda s.a.w. memerintahkan supaya berhenti di antara dua pohon, kemudian baginda s.a.w. membersihkan tempat di antara keduanya. Baginda s.a.w. meletakkan kain (al-Kisa') di atas kedua-dua pohon tersebut dan memasukkan ahli keluarganya di bawah kain tersebut. Kemudian baginda s.a.w. memasukkan bahunya di sebelah kiri bersama-sama mereka di bawah kain berpegang kepada panahnya, mengangkat tangan kanannya ke langit untuk bermubahalah. Orang ramai melihat dengan tekun. Warna al-Sayyid dan al-'Aqib berubah menjadi kuning, fikiran mereka berdua hampir terbantut. Seorang daripada mereka berdua berkata kepada sahabatnya: Adakah kita akan bermubahalah dengannya?

Beliau berkata: Tidakkah anda mengetahui bahawa tidak ada satu kaum pun yang bermubahalah dengan seorang nabi kecuali yang muda mereka akan membesar dan yang tua mereka akan tinggal. Aku fikir anda tidak akan mampu menghadapi bahayanya. Justeru berilah kepadanya harta dan senjata yang beliau kehendaki, kerana beliau adalah seorang ahli peperangan. Katakan kepadanya: Adakah dengan mereka itu anda bermubahalah dengan kami supaya beliau (Nabi s.a.w) tidak terfikir bahawa kami telah mengetahui kelebihannya dan kelebihan Ahlu l-Baitnya pada awal-awal lagi.

Apabila Nabi s.a.w mengangkat tangannya ke langit untuk bermubahalah, seorang daripada mereka berdua berkata: Rahbaniyyah yang mana satu ini?! Jika lelaki itu membuka mulutnya untuk bermubahalah, nescaya kami tidak akan kembali kepada kelurga dan harta kami. Mereka berdua berkata: Wahai Abu al-Qasim! Adakah dengan mereka itu anda akan bermubahalah dengan kami? Baginda s.a.w. berkata: Ya, mereka itu adalah orang yang paling terkemuka di atas muka bumi ini selepas aku di sisi Allah s.w.t, dan yang paling hampir kepada-Nya. Kedua-dua paderi itu menjadi cemas dan berkata kepadanya: Wahai Abu al-Qasim! Kami akan memberi kepada anda seribu pedang, seribu baju besi dan seribu perisai daripada kulit. Seribu dinar setiap tahun dengan syarat baju besi, pedang dan perisai di sisi anda diberi pinjam sehingga kaum kami datang selepas kami, maka kami akan memberitahu mereka tentang pendapat kami sama ada menerima Islam, jizyah atau memberi barang-barang yang dijanjikan (al-Muqata'ah) setiap tahun.

Nabi s.a.w berkata: Aku telah menerima perkara tersebut daripada kamu berdua. Demi Yang telah mengutus aku dengan kekeramatan, jika kamu bermubahalah dengan aku dan dengan mereka di bawah kain, nescaya Allah akan membakar kamu dengan api dan mereka di sekelilingnya lebih cepat dari kelipan mata. Maka Jibrail turun ke atasnya dan berkata: Wahai Muhammad, Allah memberi salam kepadamu dan berfirman: Demi kekuatan-Ku, Kemuliaan-Ku dan ketinggian tempat-Ku, jika penghuni langit dan penghuni bumi bermubahalah dengan mereka di bawah kain (al-Kisa'), nescaya langit akan runtuh dan bumi akan terputus-putus. Tidak ada sesuatu pun yang dapat berdiri di atasnya lagi. Maka Nabi s.a.w. mengangkat tangannya sehingga dapat dilihat keputihan ketiaknya. Baginda s.a.w. bersabda: Bagi mereka yang telah menzalimi kamu akan hak kamu dan tidak mengambil berat tentang upah yang telah difardukannya oleh Allah pada kamu, maka laknat Allah mengikuti mereka sehingga hari Kiamat.

Rabu, 14 Oktober 2015

Surat Tentang Ujian Amir al-Mukminin Ali bin Abu Talib A.S





Bismillahi r-Rahmani r-Rahim. Diriwayatkan bahawa Amir al-Mukminin Ali bin Abu Talib a.s sedang duduk di masjid dan di sisinya sekumpulan orang ramai. Mereka berkata kepadanya: Beritahukan kami sesuatu, wahai Amir al-Mukminin. Maka beliau a.s. berkata: Aduhai kamu, sesungguhnya percakapan aku sulit dan menyulitkan (inna kalami sa'bun wa mustas'abun), tidak dapat difahami melainkan oleh mereka yang alim. Mereka berkata: Anda mesti memberitahu kami sesuatu. Beliau a.s. berkata: Datanglah bersama kami, lantas beliau memasuki rumah dan berkata: Akulah yang telah tinggi dan perkasa('alau-tu fa-qahar-tu).

Akulah yang menghidupkan dan mematikan (uhyi wa umitu). Akulah yang pertama dan yang akhir, yang zahir dan batin. Lantas mereka memarahinya dan berkata: Beliau a.s. telah menjadi kafir (kafara) dan mereka terus berdiri. Maka Ali a.s berkata kepada pintu: wahai pintu, tutup dan berkata: Tidakkah aku telah berkata kepada kamu: Sesungguhnya percakapan aku sulit dan menyulitkan, tidak boleh difahami melainkan oleh mereka yang alim? Datang, aku akan menerangkannya kepada kamu.

Adapun kata-kata aku: Akulah yang telah tinggi dan perkasa, maka akulah yang telah meninggikan kamu dengan pedang ini, maka aku telah menguasai kamu sehingga kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Adapun kata-kata aku, aku menghidupkan dan mematikan, maka akulah yang menghidupkan sunnah Rasulullah s.a.w dan akulah yang mematikan bid'ah. Adapun kata-kata aku: Akulah yang pertama, maka akulah yang pertama beriman dengan Allah dan menerima Islam. Adapun kata-kata aku, akulah yang akhir, maka akulah yang terakhir meletakkan kain ke atas Nabi s.a.w dan mengapankannya. Adapun kata-kata aku, akulah yang zahir dan yang batin, maka di sisi aku ilmu zahir dan batin. Mereka berkata: Anda telah menyelamatkan kami dan Allah telah menyelamatkan anda .

Ja'far bin Ahmad bin Isa bin Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Ja'far bin Abu Talib daripada Ya'qub al-Kufi berkata: Musa bin Ubaid telah memberitahu kami daripada Umru bin Abu al-Miqdam daripada Abu Ishaq daripada al-Harith daripada Jabir daripada Abu Ja'far daripada Muhammad bin al-Hanafiyyah berkata: Ketua Yahudi datang kepada Ali bin Abu Talib a.s selepas beliau a.s. kembali daripada peperangan Nahrawan. Beliau sedang duduk di masjid Kufah, berkata: Wahai Amir al-Mukminin! Sesungguhnya aku ingin bertanyakan anda tentang perkara-perkara yang tidak diketahui akannya melainkan oleh seorang nabi atau wasi nabi.

Beliau a.s berkata: Tanyalah apa yang terlintas di hati anda, wahai saudara Yahudi. Yahudi berkata: Sesungguhnya kami dapati di dalam kitab bahawa sesungguhnya Allah a.w apabila mengutus seorang nabi, Dia memerintahkan supaya nabi itu mengambil daripada ahli baitnya orang yang akan melaksanakan perintah Tuhannya pada umatnya selepasnya serta membuat perjanjian kepadanya tentang mereka supaya beliau mematuhinya dan beramal dengannya pada umatnya selepasnya. Sesungguhnya Allah s.w.t menguji para wasi pada masa hidup para nabi dan menguji mereka selepas kematian para nabi. Beritahu kepada aku berapa kali Allah menguji para wasi pada masa hidup para nabi? Berapa kali Dia menguji mereka selepas kematian para nabi? Dan apakah kesudahan perintah para wasi apabila Allah meredai ujian mereka?

Ali a.s berkata kepadanya: Demi Yang telah membelah laut untuk Bani Israel, dan Yang telah menurunkan Taurat ke atas Musa. Jika aku memberitahu anda dengan benar apa yang anda akan kemukakannya adakah anda akan memperakuinya? Ketua Yahudi berkata: Ya. Beliau a.s berkata: Demi Yang tiada tuhan selain daripada-Nya, jika aku membenarkan anda, adakah anda akan menerima Islam? Ketua Yahudi berkata: Ya. Ali a.s berkata: Sesungguhnya Allah menguji para wasi pada masa hidup para nabi pada tujuh tempat bagi menguji ketaatan mereka.

Apabila Allah telah meredai mereka dengan ujian itu, maka Dia memerintahkan para nabi supaya mengambil mereka sebagai para wali pada masa hidup mereka dan para wasi selepas kematian mereka. Justeru Allah menjadikan ketaatan kepada para wasi di tengkuk umat sebagai sambungan kepada ketaatan kepada para nabi a.s. Kemudian Allah menguji para wasi selepas kematian para nabi pada tujuh tempat bagi menguji kesabaran mereka. Apabila Allah telah meredai mereka dengan ujian itu, maka Dia akan mengakhiri mereka dengan kesyahidan bagi menghubungi mereka dengan para nabi. Justeru Allah telah menyempurnakan kebahagiaan untuk mereka.

Ketua Yahudi berkata kepadanya: Anda memang benar wahai Amir al-Mukminin. Beritahu kepada kami berapa kali Allah a.w telah menguji anda pada masa hidup Muhammad s.a.w? Dan berapa kali Dia telah menguji anda selepas kematiannya? Dan bagaimanakah kesudahan perintah anda? Lantas Ali a.s memegang tangannya dan berkata: Bangun bersama kami, aku akan memberitahu anda mengenainya wahai saudara Yahudi. Sebahagian daripada para sahabatnya berdiri dan berkata: Wahai Amir al-Mukminin, beritahu kepada kami mengenainya bersamanya. Beliau a.s berkata: Aku khuatir hati kamu tidak boleh menanggungnya. Mereka berkata: Kenapa begitu, wahai Amir al-Mukminin?

Beliau a.s. berkata: Kerana beberapa perkara yang telah jelas kepada aku tentang beberapa orang daripada kamu. Al-Asytar terus berdiri dan berkata: Wahai Amir al-Mukminin, beritahulah kepada kami perkara tersebut, demi Allah, sesungguhnya kami mengetahui bahawa sesungguhnya tiada di atas bumi ini seorang wasi nabi selain daripada anda dan kami mengetahui bahawa Allah tidak akan mengutus seorang nabi selepas nabi kita, dan sesungguhnya ketaatan kepada anda adalah di atas tengkuk kami bersambung dengan ketaatan kepada nabi kita. Maka Ali a.s pun duduk berhadapan ketua Yahudi dan berkata: Wahai saudara Yahudi, sesungguhnya Allah a.w telah mengujiku pada masa hidup Nabi kami s.a.w pada tujuh tempat. Maka Dia telah mendapati aku mengenainya -tanpa membersihkan diri aku dengan nikmat Allah- mentaati-Nya (muti'an la-hu).

Ketua Yahudi berkata: Tentang apa, tentang apa wahai Amir al-Mukminin? Beliau a.s berkata: Pertamanya Allah s.w.t telah mewahyukan kepada Nabi kami tentang kenabian, kemudian kerasulan. Aku adalah yang termuda di dalam keluarga aku. Aku telah memberi perkhidmatan aku kepadanya di rumahnya dan aku melaksanakan
suruhannya di hadapannya. Maka baginda s.a.w menyeru yang muda dan yang tua mereka kepada syahadah "tiada tuhan melainkan Allah, dan sesungguhnya beliau adalah pesuruh-Nya". Lantas mereka menentangnya, menjauhinya dan menyisihkannya, kerana semua orang menentangnya.

Mereka membesar-besarkan apa yang telah dibentangkan kepada mereka kerana hati mereka tidak dapat menanggungnya dan akal mereka tidak dapat memahaminya. Aku telah menyahut seruan Rasulullah s.a.w seorang diri di dalam keadaan segera, taat dan yakin, tanpa menimbulkan sesuatu di hati aku. Kami tinggal di dalam keadaan sedemikian selama tiga musim, pada masa itu tidak ada makhluk di muka bumi mengerjakan solat dan memperakui apa yang dikurniakan Allah kepada Rasul-Nya selain daripada aku dan anak perempuan Khuwailid-rahima-ha l-Lah- Kemudian baliau s.a. berpaling kepada para sahabatnya dan berkata: Tidakkah ianya begitu? Mereka menjawab: Ya, wahai Amir al-Mukminin.

Kedua: Wahai saudara Yahudi, sesungguhnya Quraisy sentiasa berfikir dan bekerja keras untuk membunuh Nabi s.a.w sehingga ke akhir hari mereka berkumpul bersama-sama Iblis laknatu l-Lah yang telah hadir di dalam majlis tersebut di dalam bentuk seorang lelaki Thaqif yang buta sebelah matanya. Iblis telah berusaha keras sehingga mereka bersepakat untuk melantik seorang lelaki dari setiap kabilah. Kemudian setiap lelaki daripada mereka mengambil pedangnya. Kemudian mereka akan mendatangi Nabi s.a.w yang sedang tidur di atas hamparannya, lalu mereka membunuhnya dengan pedang-pedang mereka semua dengan satu pukulan seorang lelaki. Lantaran itu, mereka membunuhnya dan apabila mereka membunuhnya, Quraisy tidak akan menyerahkan lelaki mereka untuk diadili. Justeru darahnya akan menjadi sia-sia, maka Jibrail a.s telah turun ke atas Nabi s.a.w, lalu memberitahu kepadanya mengenai hal itu dan menceritakan malam yang mereka akan berkumpul untuk membunuh nabi s.a.w. dan waktu mereka akan mendatangi rumahnya.

Lalu Jibrail memerintahkan nabi s.a.w. supaya keluar untuk ke gua Hira'. Rasulullah s.a.w memberitahu aku tentang berita tersebut dan memerintahkan aku supaya aku tidur di tempat tidurnya bagi mempertahankan dirinya dengan diri aku. Aku telah mempercepatkan diri aku kerana mentaatinya dan bergembira dengannya dan diri aku. Aku tidur di atas hamparannya. Beberapa orang lelaki Quraisy di dalam diri mereka untuk pembunuhan Nabi s.a.w. Apabila mereka memasuki rumah yang aku tidur di dalamnya maka aku bangkit dengan pedangku, lalu aku mempertahankan diri aku daripada mereka sebagaimana telah diketahui oleh orang ramai. Kemudian beliau a.s. berhadapan dengan para sahabatnya dan berkata: Tidakkah ia begitu? Mereka menjawab: Ya, wahai Amir al-Mukminin.

Ketiga: Wahai saudara Yahudi, sesungguhnya dua anak lelaki Rabi'ah dan anak lelaki 'Utabah adalah pahlawan Quraisy telah menyeru untuk bertarung di hari Badr. Tidak ada makhluk yang telah menyahuti cabarannya. Rasulullah s.a.w telah membangkitkan semangat aku bagi menentang mereka sedangkan aku adalah sahabat yang paling muda dan kurang pengalaman di dalam peperangan. Maka Allah telah membunuh Walid dan Syaibah dengan tangan aku di samping mereka kenamaan Quraisy yang aku telah membunuh mereka pada hari itu. Ini tidak termasuk mereka yang telah dijadikan sebagai tawanan aku, sepupu aku telah mati syahid pada hari itu-rahimahu l-Lah-Kemudian beliau a.s. berpaling kepada para sahabatnya dan berkata: Tidakkah ia begitu? Mereka menjawab: Ya, wahai Amir al-Mukminin.

Keempat: Wahai saudara Yahudi, Quraisy dan Arab telah berkumpul dan mengadakan perjanjian di kalangan mereka bahawa mereka tidak akan berpaling ke belakang sehingga mereka membunuh Rasulullah s.a.w, dan membunuh kami bersamanya Bani 'Abd al-Muttalib. Mereka melengkapkan diri mereka dengan peralatan perang sehingga mereka bertapak di Madinah di dalam keadaan masih percaya kepada perancangan mereka. Maka Jibrail telah turun ke atas Rasulullah s.a.w memberitahu kepadanya tentang perkara tersebut. Rasulullah s.a.w telah mempersiapkan dirinya bersama-sama Muhajirin dan Ansar. Quraisy datang dan berkhemah di al-Khandaq (parit), menyangka bahawa mereka kuat sedangkan kami lemah. Rasulullah s.a.w. menyeru mereka dengan kekerabatan dan silaturahim, tetapi mereka menolaknya. Malah mereka lebih sombong lagi. Pahlawan mereka pada masa itu adalah 'Umru bin 'Abd Wuddin menjerit seperti unta ganas menyeru untuk bertarung memegang lembingnya pada satu masa dan memegang pedangnya pada masa yang lain pula.
Tiada seorang pun berani tampil menentangnya. Rasulullah s.a.w telah membangkitkan semangat aku dan memakaikan aku kainnya dengan tangannya, serta memberikan kepada aku pedangnya Dhu l-Fiqar. Maka aku keluar menuju kepadanya sementara perempuan-perempuan Madinah menangis kerana kasihan kepada aku bagi menentang Ibn 'Abd Wuddin al-'Amiri, maka Allah telah membunuhnya dengan tangan aku. Arab tidak mengakui orang lain sebagai pahlawan selain daripadanya. Al-'Amiri memukul aku dengan pukulan ini -Beliau a.s. telah memberi isyarat kepada tubuhnya. Allah telah mengalahkan Quraisy dan Arab dengan pukulan aku terhadap mereka. Kemudian beliau a.s. berpaling kepada para sahabatnya dan berkata: Tidakkah ia begitu? Mereka menjawab: Ya, wahai Amir al-Mukminin.

Kelima: Wahai saudara Yahudi, sesungguhnya penduduk Makkah datang kepada kami semenjak awal lagi telah mengumpul kabilah-kabilah Arab dan Quraisy bagi menuntut bela di atas kematian kaum musyrikin Quraisy pada hari Badr dan al-Khandaq. Maka Jibrail a.s turun ke atas Rasulullah s.a.w memberitahu kepadanya tentang perkara tersebut. Lantas Rasulullah s.a.w dan para sahabatnya membuat persiapan di Uhud. Musyrikin menentang kami secara serentak. Beberapa kaum muslimin mati syahid dan yang lain menerima kekalahan.

Semoga Allah memaafkan mereka. Aku telah berada bersama-sama Rasulullah s.a.w sementara Muhajirin dan Ansar pulang ke rumah mereka di Madinah. Semua berkata: Nabi s.a.w telah dibunuh dan para sahabatnya juga telah dibunuh. Allah telah menghina kaum musyrikin, aku telah mengalami luka di hadapan Nabi s.a.w melebihi tujuh puluh luka di antaranya di sini dan di antaranya di sini. Kemudian beliau a.s. telah menunjukkannya dengan tangannya. Semoga Allah memberi pahala-Nya kepada aku pada hari itu, Insya' Allah. Kemudian beliau a.s. berpaling kepada para sahabatnya dan berkata: Tidakkah ia begitu? Mereka berkata: Ya, wahai Amir al-Mukminin.

Keenam: Wahai saudara Yahudi, kami telah datang bersama Rasulullah s.a.w. di bandar sahabat anda Khaibar yang dikawal oleh lelaki Yahudi dan pahlawan-pahlawan daripada Quraisy. Kami bertembung dengan mereka seperti bukit yang terdiri daripada kuda, senjata, dan tentera yang ramai. Semuanya menyeru untuk bertarung dan memulakan peperangan tiada seorang pun di kalangan sahabat kami bertarung melainkan mereka membunuhnya sehingga aku diseru untuk bertarung. Setiap orang telah mementingkan dirinya, sebahagian daripada sahabat aku berkata kepada yang lain: Hentam mereka, wahai Abu al-Hasan, bangun. Maka Rasulullah s.a.w telah mendorong aku bagi menentang mereka.

Maka tidak seorang pun daripada mereka bertarung dengan aku melainkan aku telah membunuhnya. Tidak berdiri seorang panglima berkuda di hadapan aku melainkan aku menikamnya, aku telah menerkam kepada mereka seperti terkaman seekor singa jantan kepada mangsanya sehingga aku telah memasuki bandar mereka seorang diri. Aku telah membunuh siapa saja daripada lelaki mereka padanya dan aku telah menawan perempuan-perempuan mereka sehingga aku telah membuka Khaibar seorang diri, tiada seorang pun yang telah menolong aku selain daripada Allah. Kemudian beliau a.s. berpaling kepada para sahabatnya dan berkata: Tidakkah ia begitu? Mereka berkata: Ya, wahai Amir al-Mukminin.

Ketujuh: Wahi saudara Yahudi, sesungguhnya Rasulullah s.a.w. apabila mengarahkan bagi pembukaan Makkah, baginda s.a.w. suka memaafkan mereka dan menyeru mereka kepada Allah a.w pada kali terakhir sebagaimana baginda s.a.w. menyeru mereka kepada-Nya pada permulaannya. Baginda s.a.w. menulis kepada mereka memberi peringatan kepada mereka tentang azab Tuhan mereka, mengharap mereka mendapat pengampunan daripada Tuhan mereka dan baginda s.a.w. membentangkan kepada mereka akhir Surah al-Bara'ah. Semua para sahabatnya menjadi keberatan untuk membawa Surah al-Bara'ah kepada penduduk Makkah.

Apabila baginda s.a.w. melihat keadaan sedemikian, maka baginda s.a.w. melantik seorang lelaki untuk membawanya kepada penduduk Mekah. Maka Jibrail datang kepadanya dan berkata: Wahai Muhammad, sesungguhnya tidak boleh menunaikan tugasan daripada anda melainkan seorang lelaki daripada keluarga anda. Lantas Rasulullah s.a.w. memberitahu perkara tersebut kepada aku dan mengarah aku supaya membawanya kepada penduduk Makkah. Lantaran itu, aku mendatangi Makkah dan penduduknya sebagaimana kamu telah mengetahui sikap mereka terhadap aku. Maka aku menyampaikan perutusan Nabi s.a.w dan aku telah membaca suratnya kepada mereka. Semuanya telah menemui aku dengan ugutan dan kecaman, melahirkan kemarahan dan kebencian daripada lelaki dan perempuan mereka. Kemudian beliau a.s. berpaling kepada para sahabatnya dan berkata: Tidakkah ia begitu? Mereka menjawab: Ya, wahai Amir al-Mukminin.

Beliau a.s. berkata: Wahai saudara Yahudi, ini tujuh tempat di mana aku berserta Rasulullah s.a.w telah diuji oleh Allah. Maka Dia telah mendapati aku mengenainya, dengan kurniaan-Nya, taat kepada-Nya, tiada seorang pun yang menghadapi ujian seperti aku. Jika aku berkata sedemikian, nescaya kata-kata aku akan menggemparkan mereka, kerana Allah telah melarang mengangkat diri sendiri. Mereka berkata: Anda memang benar wahai Amir al-Mukminin. Demi Allah! Sesungguhnya Allah telah memberi kelebihan kepada anda dengan kekerabatan anda dengan Nabi kita s.a.w, dan Dia telah membahagiakan anda dengan menjadikan anda sebagai saudaranya (akha-hu), kedudukan anda dengannya sepertilah kedudukan Harun di sisi Musa.

Dia telah melebihkan anda di beberapa tempat di mana anda telah menyertainya, saat-saat kesusahan yang anda telah mengalaminya, simpanan pengalaman anda yang anda sebutkan dan lebih banyak daripada itu anda tidak menyebutnya di mana tiada seorang muslim setanding dengan anda, orang yang berkata sedemikian adalah orang yang telah menyaksikan anda di kalangan kami bersama Rasulullah s.a.w dan orang yang telah menyaksikan anda di kalangan kami selepasnya.

Lantaran itu, beritahu kepada kami, wahai Amir al-Mukminin, tentang ujian Allah terhadap anda selepas Nabi kita s.a.w di mana anda telah menghadapinya dan anda telah bersabar ke atasnya. Jika kami mahu, kami boleh memberitahu anda perkara yang kami mengetahuinya, tetapi kami suka mendengar daripada anda perkara tersebut sebagaimana kami telah mendengarnya daripada anda tentang ujian Allah terhadap anda pada masa hidupnya, maka anda telah mentaati-Nya mengenainya.

Beliau a.s. berkata: Wahai saudara Yahudi, sesungguhnya Allah telah menguji aku selepas kematian Nabi-Nya pada tujuh tempat. Maka Dia telah mendapati aku padanya, tanpa meninggi diri aku, dengan kurniaan-Nya dan nikmat-Nya, seorang yang sabar.

Pertama: Tiada terdapat untuk aku secara khusus dan bagi muslimin secara umum seorang yang aku telah menemaninya. Aku berpegang kepadanya, aku meminta tidur kepadanya secara pura-pura. Aku mendekati diri kepada Allah dengan mentaatinya, aku bergembira ketika senang, berehat ketika susah selain daripada Rasulullah s.a.w.

Baginda s.a.w. yang telah mendidik aku ketika kecil, menolong aku, ketika besar, memaksa aku daripada keyatiman, dan membebaskan aku dari meminta-minta, menjaga aku dari pencarian aku, menanggung diri aku, keluarga aku dan anak-anak. Ini adalah pengurusan dunia. Baginda s.a.w. telah mengkhususkan aku dengan darjat-darjat yang membawa aku kepada tempat yang tinggi di sisi Allah. Telah berlaku kepada aku dengan kematian Rasulullah s.a.w perkara yang aku tidak pernah menduganya bahawa jika bukit dibawa secara paksa, nescaya ia akan berlaku. Aku melihat orang ramai di kalangan keluarga aku di antara kesedihan dan tidak dapat mengawal diri serta tidak tahan menanggung kesusahan. Aku telah membawa diri aku bersabar selepas kematiannya.

Aku terus berdiam diri dan melakukan perkara yang telah diperintahkan Allah kepada aku; menyempurnakan jenazah dan mengerjakan solat ke atasnya, meletaknya di liang kubur, menghimpunkan amanah Allah, kitab-Nya, janji-Nya yang kami telah menanggungnya untuk makhluk-Nya. Kami telah meletaknya kepada mereka. Air mata, kecaman nafas, penderitaan dan musibat yang besar tidak melalaikan aku dari melakukan hak yang wajib bagi Allah dan Rasul-Nya ke atas aku. Aku telah menunaikan apa yang diperintahkan kepada aku. Maka aku telah menghadapinya dengan penuh kesabaran dan perhitungan. Kemudian beliau a.s. berpaling kepada para sahabatnya dan berkata: Tidakkah ia begitu? Mereka menjawab: Ya, wahai Amir al-Mukminin.

Kedua: Wahai saudara Yahudi, sesungguhnya Rasulullah s.a.w telah melantik aku menjadi amir pada masa hidupnya ke atas semua umatnya (ammara-ni fi hayati-hi 'ala jami'i ummati-hi) dan telah mengambil baiah daripada mereka yang telah menghadirinya di kalangan mereka dengan ketaatan kepada perintah aku. Baginda s.a.w. telah memerintahkan penyaksi (al-Syahid) menyampaikannya kepada yang ghaib (al-Ghaib) tentang perkara tersebut. Maka akulah penyampai perintah Rasulullah s.a.w kepada mereka apabila aku telah menghadirinya dan aku menjadi Amir ke atas mereka yang telah berada bersama-sama aku di kalangan mereka apabila aku berpisah dengan Rasulullah s.a.w. Tiada sebarang pertengkaran daripada seorang makhluk yang meresahkan jiwa aku di dalam suatu perkara pada masa hidup Nabi s.a.w dan selepas kematiannya.

Kemudian Allah telah memerintahkan Rasul-Nya supaya mengarahkan tentera yang dipimpin oleh Usamah bin Zaid bergerak ke sasarannya pada saat baginda s.a.w. sakit yang membawa kepada kewafatannya. Rasulullah s.a.w tidak meninggalkan seorang pun daripada kabilah-kabilah Arab, Quraisy, Aus, Khazraj dan orang lain yang baginda s.a.w. khuatir akan menentang aku.

Begitu juga baginda s.a.w. tidak meninggalkan seorang pun di kalangan mereka yang melihat aku dengan mata kemarahan ('Ain al-Baghdha') yang terdiri daripada mereka yang aku terpaksa membunuh bapa, saudara atau kerabat mereka melainkan baginda s.a.w telah mengarahkan mereka supaya berada di dalam tentera tersebut. Begitu juga beliau tidak meninggalkan Muhajirin, Ansar, muslimin dan orang lain yang terdiri daripada mualaf dan munafikin supaya menyertai tenteranya bagi membersihkan hati mereka yang tinggal bersama-sama aku di Madinah dengan kehadirannya s.a.w. Dan supaya tiada seorang pun yang akan berkata sesuatu yang aku tidak suka di sisi Rasulullah s.a.w. Dan tiada seorang pun yang menentang al-Wilayah dan pelaksanaan urusan rakyat selepasnya. Kemudian perintah akhirnya mengenai urusan umatnya adalah penerusan tentera Usamah; supaya tidak seorang pun daripada mereka tersebut meninggalkannya.

Aku tidak menyedari selepas kematian Rasulullah s.a.w melainkan beberapa lelaki yang telah diutus bersama-sama Usamah dan tenteranya telah meninggalkan pusat tentera mereka. Kumpulan itu telah menuju ke tempat lain dan menyalahi perintah Rasulullah s.a.w. Mereka bersegera untuk membatalkan perjanjian yang telah di meterai oleh Allah kepada aku dan Rasul-Nya di tengkuk mereka. Maka mereka telah membatalkannya, sebaliknya mereka telah menjadikan perjanjian untuk mereka dengan suara yang bising, tanpa berbicara dengan seorang pun daripada kami Bani 'Abd al-Muttalib.

Atau meneruskan istiqamah baiah aku di tengkuk mereka. Mereka telah melakukan semua ini ketika aku sibuk dengan urusan penyempurnaan jenazah Rasulullah s.a.w, kerana ia adalah yang terpenting dan lebih berhak untuk dimulai dengannya. Semuanya wahai saudara Yahudi, menjadikan hati aku berat dan bencana menimpa aku adalah besar. Maka aku telah bersabar ke atasnya, kerana ia (khilafah) berlaku sebaik saja peristiwa kematian rasul. Kemudian beliau a.s. berpaling kepada para sahabatnya dan berkata: Tidakkah ia begitu? Mereka menjawab: Ya, wahai Amir al-Mukminin.

Ketiga: Wahai saudara Yahudi, al-Qaim selepas Nabi s.a.w. pernah berjumpa dengan aku memohon maaf pada setiap hari pemerintahannya. Beliau juga berjumpa dengan orang lain mengenai apa yang telah dilakukannya tentang hak aku dan penolakan baiah aku. Beliau telah meminta penyelesaian aku, maka aku berkata: Hari-harinya akan berlalu, hak aku akan kembali kepada aku di mana Allah telah menjadikannya untuk aku sebagai perkara yang mudah tanpa aku melakukan sesuatu pada Islam seperti apa yang dilakukan olehnya. Kerana hampir masanya dengan jahiliah di dalam tuntutan hak aku secara pertelingkahan, kemungkinan ada orang berkata mengenainya: Ya dan ada pula orang berkata: Tidak. Maka ia bertukar daripada kata-kata kepada perbuatan, sebahagian daripada para sahabat Rasulullah s.a.w yang istimewa, yang lebih terkenal dengan nasihat kerana Allah, Rasul-Nya s.a.w, kitab-Nya dan agama-Nya Islam telah datang kepada aku baik secara rahsia atau terang-terangan menyeru aku supaya mengambil balik hak aku. Mereka akan mengorbankan diri mereka untuk menolong aku agar mereka dapat mengembalikan hak baiah aku di tengkuk mereka. Maka aku berkata: Sabar sedikit, mudah-mudahan Allah mengembalikan perkara tersebut dengan mudah, tanpa pertengkaran dan penumpahan darah.

Orang ramai menjadi tidak menentu selepas kematian Rasulullah s.a.w. Mereka yang tidak layak telah berebut-rebut untuk mendapatkan jawatan khalifah selepas kematiannya. Sebahagian mereka berkata: Amir hendaklah daripada golongan kami, orang yang berkata sedemikian adalah mereka yang mahu jawatan khalifah diambil oleh orang lain selain daripada aku. Manakala hampir kematian al-Qaim (Abu Bakr) dan telah berlalu hari-harinya, jawatan khalifah telah berpindah kepada sahabatnya ('Umar) selepasnya. Perkara ini merupakan saudara kembar kepada perkara yang lalu dan kedudukan aku adalah sama sahaja.

Beberapa orang sahabat Rasulullah s.a.w. berkumpul dan berkata kepada aku sebagaimana mereka telah berkata kepada aku pada kali pertama. Kata-kata aku yang kedua dan pertama adalah sama; aku terus bersabar, yakin dan kasihanbelas terhadap kumpulan yang telah dijinakkan oleh Rasulullah s.a.w dengan kelembutan dan kekuatan, dengan pengorbanan dan pedang sehingga mereka dapat tinggal dengan aman, kenyang, gembira, pakaian, tempat tinggal dan kain selimut sedangkan kami Ahlu Bait Muhammad s.a.w tidak mempunyai rumah yang beratap.

Tidak berpintu dan tidak pula berpagar selain daripada pelepah kurma dan seumpamanya dan tidak mempunyai halaman dan kain selimut. Kebanyakan kami hanya mempunyai satu kain untuk mengerjakan solat dan menghabiskan siang dan malam dengan kelaparan. Kadangkala Allah telah mengurniakan kepada kami al-Fai' dan menjadikan hak kami secara khusus, tanpa menjadikannya hak orang lain. Demikianlah keadaan kami sebagaimana aku telah katakan. Rasulullah s.a.w dapat mempengaruhi pemilik-pemilik harta kerana menjinakkan mereka.

Maka aku adalah orang yang lebih berhak untuk tidak memecah-belah kumpulan yang telah dijinakkan oleh Rasulullah s.a.w dan tidak membawanya kepada rancangan yang tidak sampai kepada matlamatnya atau kehabisan ajalnya. Jika aku melantik diri aku (nasab-tu nafsi) dan aku menyeru mereka supaya menolong aku nescaya mereka di sisi aku. Dalam keadaan ini urusan aku akan berada di atas salah satu kedudukan sama ada menjadi pengikut yang berjuang (mutbi'un muqatil) atau akan dibunuh (maqtul ). Jika ia tidak mengikut orang ramai atau ia menjadi hina dan menjadi kafir dengan kehinaannya jika ia tidak menolong aku atau tidak mentaati aku. Sesungguhnya telah diketahui umum bahawa kedudukan aku di sisinya s.a.w sepertilah kedudukan Harun di sisi Musa. Ini bererti sebarang penentangan terhadap aku atau tidak mentaati aku adalah menepati penentangan kaum Musa terhadap Harun dan tidak mentaatinya.

Aku telah melihat orang ramai berebut-rebut untuk mendapatkannya, menolak nafas panjang dan terus bersabar sehingga Allah membukanya atau melaksanakan apa yang disukai-Nya. Bagi menambah habuan aku daripada Allah aku terus mengiringi kumpulan yang aku telah katakan kepada kamu. Urusan Allah adalah kadar yang telah ditetapkan, jika aku tidak mempertahankan diri aku di dalam keadaan ini, wahai saudara Yahudi, kemudian aku menuntut hak aku, nescaya aku adalah orang yang paling layak di kalangan mereka yang telah menuntutnya, kerana keilmuan para sahabat Rasulullah s.a.w tentang hak aku termasuk para sahabat yang berada di hadapan anda.

Aku pernah mempunyai ramai pengikut, mempunyai keluarga yang mulia, mentaati perintah, mempunyai hujah yang paling terang, mempunyai manaqib dan athar yang banyak, Islam awal, kekerabatan aku, lebih-lebih lagi hak aku dengan wasiat yang tidak ada jalan keluar bagi sesiapapun daripadanya dan baiah yang terdahulu di tengkuk mereka bagi mereka yang telah memberi baiah kepadanya. Sesungguhnya Nabi s.a.w telah mati dan sesungguhnya wilayah umat adalah di tangannya dan di rumahnya, bukan di tangan mereka yang telah merampasnya dan bukan di rumah mereka, malah di rumah Ahlu Baitnya yang telah disucikan Allah daripada kotoran dosa merupakan Uli al-Amri selepasnya. Bukan orang lain di dalam semua keadaan. Kemudian beliau a.s. berpaling kepada para sahabatnya dan berkata: Tidakkah ia begitu? Mereka menjawab: Ya, wahai Amir al-Mukminin.

Keempat: Wahai saudara Yahudi, sesungguhnya Umar selepas sahabatnya pernah bermesyuarat dengan aku di dalam beberapa perkara yang sukar, lalu beliau melaksanakannya menurut pendapat aku. Aku dan sahabat aku tidak mengetahui seorang pun yang telah berbincang dengannya selain daripada aku dan tiada seorang pun yang ingin menjadi khalifah selepasnya selain daripada aku. Apabila datang angan-angannya tanpa kesakitan sebelumnya dan tanpa perintah yang dikeluarkan ketika kesihatannya, maka aku tidak syak lagi bahawa aku akan mengembalikan hak aku dengan mudah dan itulah yang aku tuntut.

Sesungguhnya Allah akan melakukan perkara itu di atas sebaik-baik yang aku harapkan. Di antara perbuatannya ialah, dia telah mengakhiri urusannya dengan melantik enam orang dan akulah yang keenam mereka. Umar telah menyamakan aku dengan mereka. Dia tidak menyebut tentang waris aku dengan Rasulullah s.a.w sebagaimana dia tidak menyebut tentang kekerabatan aku, menantu dan nasab, tiada seorang daripada mereka telah memeluk Islam lebih awal daripada aku, dan tidak mempunyai athar seperti athar-atharku, malah dia telah menjadikan syura di kalangan kami, dia telah menjadikan anak lelakinya hakim ke atas kami dan memerintahkannya supaya memenggal leher kami berenam jika kami tidak melaksanakan perintahnya. Cukuplah dengan kesabaran ini wahai saudara Yahudi.

Mereka telah menghabiskan hari-hari mereka semuanya, setiap orang bercakap untuk dirinya, dan aku telah menahan diriku daripadanya. Hanya apabila mereka bertanya kepada aku tentang urusanku, maka aku berbincang dengan mereka pada hari-hari aku dan hari-hari mereka mengenai athar-atharku dan athar-athar mereka. Aku menerangkan kepada mereka apa yang mereka tidak mengetahuinya tentang hak aku ke atasnya dan bukan hak mereka. Aku telah menyebut kepada mereka tentang janji Rasulullah s.a.w untuk aku ke atas mereka dan sokongannya terhadap baiah aku di tengkuk mereka, cinta kepada pemerintahan dengan menggunakan kekuatan tangan dan lidah di dalam suruhan dan larangan, cenderung kepada dunia dengan menuruti mereka sebelum mereka bagi merampas apa yang tidak dijadikan Allah untuk mereka.

Aku telah memberi ingatan kepada setiap orang daripada mereka tentang hari-hari Allah dan apa yang akan terjadi kepada setiap orang daripada mereka. Apabila mereka tidak mendapati aku selain daripada hujah yang terang berpandukan al-Kitab dan wasiat Rasulullah s.a.w untuk memberi setiap orang daripada mereka apa yang telah dijadikan Allah untuknya dan menegahnya apa yang tidak dijadikan Allah untuknya. Maka makin bertambah kedegilan mereka, lantas mereka memindahkannya daripada aku kepada Ibn 'Affan kerana tamak dunia. Ibn 'Affan tidak layak jika dibandingkan dengan mereka yang berada di dalam majlis itu. Kemudian aku tidak mengetahui ke manakah mereka telah menghabiskan "waktu petang" mereka sehingga mereka telah melahirkan kesesalan mereka dan berpatah-balik menentangnya.

Setiap orang mencela dirinya dan mencela para sahabatnya. Kemudian hari-hari tidak lama berlalu dengan Ibn 'Affan sehingga mereka telah mengkafirkannya (akfaru-hu), melepaskan diri mereka daripadanya (tabarra'u min-hu). Kemudian Ibn 'Affan telah mendatangi para sahabatnya secara khusus dan semua para sahabat Rasulullah s.a.w secara umum meminta mereka supaya menarik balik baiah mereka kepadanya dan dia akan bertaubat kepada Allah daripada kesalahannya. Ini adalah lebih besar daripada peristiwa yang lalu, tetapi aku terus bersabar di atas penderitaan ini . Ahli majlis syura dahulu telah datang kepada aku, setiap orang telah meminta aku supaya membuang Ibn 'Affan dan mengambil hak aku daripadanya. Setiap orang telah memberi sokongannya dan baiahnya sehingga mati di bawah bendera aku atau Allah mengembalikan kepada aku hak aku.

Kemudian selepas itu sekali lagi mereka diuji mengenainya dengan bermacam-macam ujian, sekali dengan mencukur kepala, sekali dengan janji-janji pengasingan diri dan sekali dengan menepati tempat-tempat tertentu, semuanya janji-janji kosong yang tidak ditepati. Demi Tuhan, wahai saudara Yahudi, aku tidak bertindak kali ini sebagaimana aku tidak bertindak di masa-masa yang lalu, kerana aku melihat pengekalan jawatan mereka lebih baik daripada memusnahkannya. Aku telah mengetahui sesungguhnya jika aku menanggungnya di atas panggilan maut, aku dapat melakukannya, adapun tentang diri aku semuanya telah mengetahui bahawa kematian di sisi aku sepertilah kedudukan minuman air sejuk pada hari panas terik bagi mereka yang amat dahagakan air (inna l-Mauta 'indi bi-manzilati al-Syurbati al-Baridati fi l-Yaumi al-Syadidi l-Harri min dhi al- 'atasyi al-Sada).
Sesungguhnya aku telah berjanji kepada Allah dan Rasul-Nya apabila bapa saudara aku ('ammi) Hamzah, saudara aku Ja'far dan sepupu aku 'Ubaidah di dalam suatu urusan kerana Allah dan Rasul-Nya, maka mereka telah mendahului aku, dan aku telah tinggal selepas mereka. Maka Allah telah menurunkan ayat Surah al-Ahzab (33):23 "Di antara mereka mukmin itu ada mereka yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur.Dan di antara mereka ada(pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikitpun tidak merubah"

Adapun mereka yang telah gugur adalah Hamzah, 'Ubaidah dan Ja'far, sementara aku sedang menunggu. Wahai saudara Yahudi, aku tidak akan merubah. Apa yang telah membuatkan aku menahan diri aku daripada Ibn 'Affan adalah kerana aku telah mengetahui tentang akhlaknya bahawa dia akan menyeru keluarganya sama ada yang jauh mahu pun yang dekat untuk membunuhnya atau memecatnya. Lantaran itu aku berada di dalam keadaan 'uzlah. Maka aku telah bersabar dan aku tidak bercakap mengenainya walaupun satu huruf selain daripada "Tidak" dan bukan "Ya". Kemudian satu kumpulan datang kepada aku. Aku -Allah telah mengetahui- benci kerana aku tahu ketamakan mereka mengumpul harta dan bersuka ria di bumi. Mereka menyedari bahawa perkara sedemikian tidak ada di sisi aku. Apabila mereka tidak mendapatinya di sisi aku, mereka telah mencari alasan yang lain. Kemudian beliau a.s. berpaling kepada para sahabatnya dan berkata: Tidakkah ia begitu? Mereka menjawab: Ya, wahai Amir al-Mukminin.

Kelima: Wahai saudara Yahudi, sesungguhnya mereka yang telah memberi baiah kepada aku, apabila mereka menarik baiah daripada aku, mereka mengajak seorang perempuan untuk menentangku sekalipun aku pemimpin perempuan itu dan wasi ke atasnya. Mereka membawa perempuan itu di atas unta betina dan memaksanya supaya bermusafir melintasi padang pasir dan daratan. Anjing al-Hauab telah menyalaknya. Alamat penyesalan terserlah pada mereka setiap detik dan keadaan. Satu kumpulan telah memberi baiah kepada aku kali kedua selepas baiah pertama pada masa hidup Nabi s.a.w sehingga mereka datang kepada penduduk setempat, tangan mereka pendek, janggut mereka panjang, akal mereka kecil, pendapat mereka adalah ganjil, jiran Badwi yang mengharungi lautan!.

Maka 'Aisyah membawa mereka untuk menentang aku dengan pedang-pedang mereka tanpa ilmu, melontar anak-anak panah mereka tanpa fahaman. Aku berdiri di atas dua perkara. Kedua-duanya aku tidak menyukainya. Jika aku menegah diri aku, nescaya mereka tidak akan kembali dan jika aku meneruskannya, nescaya aku akan sampai kepada perkara yang aku tidak menyukainya. Lantaran itu, aku telah mengemukakan hujah di dalam bentuk amaran dan peringatan; aku menyeru perempuan itu supaya kembali ke rumahnya dan mereka yang telah membawanya supaya setia dengan baiah mereka terhadap aku dan tidak membatalkan janji Allah pada aku yang telah memberi kepada mereka setiap perkara yang aku mampu melakukannya.

Aku berbincang dengan mereka. Maka ada yang kembali. Aku memberi peringatan kepada mereka, maka ada yang menerimanya. Kemudian aku berhadapan dengan orang ramai dan mengemukakan perkara yang sama. Namun mereka menjadi lebih bertambah jahil dan melampau. Apabila mereka enggan melainkan 'Aisyah untuk memimpin mereka, maka ke atas merekalah kekalahan dan penyesalan. Pada merekalah kehancuran dan pembunuhan. Aku telah membawa diri aku pada perkara yang aku tidak dapat mengelakkannya.

Aku berusaha sehingga ke akhirnya sebagaimana aku telah berusaha pada peringkat awalnya; menahan diri dari melakukannya. Kamu melihat aku, jika aku menahan diri aku, sebagai seorang yang menolong mereka melakukan kerosakan dan pembunuhan, menjadikan perempuan yang kurang akal sebagai hakim dalam semua perkara seperti yang dilakukan oleh bangsa Rom, raja Saba' dan umat yang terdahulu. Maka aku terjebak dengan perkara yang aku tidak menyukainya dan aku membiarkan perempuan dan tenteranya melakukan apa yang mereka kehendaki sebagaimana aku telah perjelaskan kedudukan dua golongan ini. Aku tidak gopoh di dalam perkara ini melainkan selepas aku melakukan apa yang sepatutnya; aku telah menangguhkannya, membuat penelitian, menghantar utusan, bercakap secara lisan, memberi peringatan, memberi amaran dan memberi kepada mereka apa yang sepatutnya, tetapi mereka enggan melainkan peperangan. Maka Allah "menyampaikan" (balagha) kepada aku dan kepada mereka apa yang Dia kehendaki dan Dia menjadi saksi di atas perkara tersebut. Kemudian beliau a.s. berpaling kepada para sahabatnya dan berkata: Tidakkah ia begitu? Mereka menjawab: Ya, wahai Amir al-Mukminin.

Keenam: Wahai saudara Yahudi, Tahkim dua orang hakim dan memerangi anak lelaki kepada perempuan yang memakan hati (akilati al-Akbad) iaitu seorang taliq yang menentang Allah, Rasul-Nya dan mukminin semenjak pembukaan Makkah secara kekerasan. Aku telah mengambil baiahnya dan baiah bapanya untuk aku bersamanya pada hari itu dan pada tiga tempat selepasnya. Sebelum itu bapanya adalah orang yang pertama yang memberi salam kepada aku sebagai wali mukminin dan mendesak aku supaya bangkit menentang mereka yang telah merampas hak aku sebelum aku. Dia memperbaharui baiahnya kepada aku pada setiap kali beliau datang kepada aku. Dia menguap di hadapan aku hasil daripada pemakanan harta muslimin dan menguasai mereka bagi mendapatkan sedikit perkara yang akan binasa dan meluputkan banyak perkara yang kekal.

Apa yang paling pelik sekali adalah apabila dia melihat Tuhanku mengembalikan hak aku kepada aku dan meletakkannya (hak) kepada tempatnya. Terputus harapannya untuk menjadi orang keempat pada agama Allah dan pada amanahnya yang kami telah membawanya sebagai hakim. 'Umru bin al-'As telah lari daripada aku, lalu dipujuk oleh Mu'awiyah supaya menyokongnya. Kemudian dia telah bersama Mu'awiyah selepas ditawarkan kepadanya untuk menjadi gabenor Mesir. Lantaran itu, adalah haram ke atasnya mengambil al-Fai' di atas pembahagiannya walaupun satu dirham.

Dan haram ke atas mereka yang bertanggung-jawab di dalam harta mereka menyampaikan dirham kepadanya di atas haknya dan mengampuninya di atas apa yang diambilnya. Dia mulai memerintahkan negeri dengan zalim. Siapa yang memberi baiah kepadanya, maka dia meredainya. Dan siapa yang menyalahinya, maka dia akan menentangnya. Kemudian dia menghadapi aku dengan menarik balik baiahnya kepada aku, mengubah suasana negara timur dan barat, utara dan selatan. Berita itu sampai kepada aku mengenai perkara tersebut. Maka seorang lelaki yang mempunyai mata sebelah dari Thaqif telah mendatangi aku, memberi isyarat kepada aku supaya aku melantik Mu'awiyah pada tempatnya. Dengan ini aku senang memecatnya selepas itu. Aku telah bermesyuarat dengan orang yang aku percayai nasihatnya untuk Allah, Rasul-Nya, untuk aku dan mukminin. Maka nasihatnya tentang Mu'awiyah adalah seperti pendapat aku. Dia telah melarang aku untuk melantiknya dan memberi peringatan kepadaku supaya tidak melibatkan Mu'awiyah dengan urusan muslimin supaya menyaksikan bahawa aku tidak mengambil mereka yang sesat sebagai pembantu. Aku telah mengarah seorang saudara di Jilah satu kali dan saudara al-Asy'ariyyin satu kali supaya tidak menyokongnya.

Kedua-dua orang tersebut cenderung kepada dunia mereka dan menurut hawa nafsunya. Apabila aku melihatnya melampaui hukum-hukum Allah dengan angkuh, maka aku telah bermesyuarat dengan para sahabat Muhammad di kalangan ahli Badr di mana Allah telah meredai mereka dan mereka pula telah meredai-Nya ketika mereka memberi baiah dan lain-lain. Semua pendapat mereka selari dengan pendapat aku di dalam memerangi Mu'awiyah. Maka aku telah bertindak bersama para sahabat aku bagi menentangnya dengan menghantar surat-surat aku pada setiap tempat menyerunya supaya kembali kepada hakikatnya; mematuhi aku.

Sebaliknya dia telah bertindak menentang aku dan bercita-cita ke atas ku dan mengenakan syarat-syarat kepada aku yang tidak diredai Allah, Rasul-Nya dan muslimin. Di antara syaratnya dia meminta aku supaya menyerahkan para sahabat Muhammad s.a.w yang terpilih kepadanya. Antaranya; 'Ammar bin Yasir. Orang seperti Ammar, demi Tuhan, sewaktu kami telah datang bersama Nabi s.a.w. Maka baginda s.a.w tidak menghitung kami berlima melainkan Ammar keenam mereka, dan tidak menghitung kami berempat melainkan Ammar adalah kelima mereka. Mu'awiyah telah mensyaratkan supaya mereka dikembalikan kepadanya supaya dia dapat membunuh dan menyulakan mereka.

Darah Uthman telah mengalir, demi Tuhan, Mu'awiyah tidak berkumpul untuk mempertahankan Uthman dan tidak pula mengumpulkan orang ramai bagi membunuhnya melainkan dia dan para sahabatnya daripada pokok yang dilaknati di dalam al-Qur'an. Setelah aku tidak menyahuti syaratnya, dia meneruskan keangkuhannya dan kezalimannya, memerintahkan mereka yang tidak berfikiran jauh, lalu mereka mematuhinya. Dia telah memberi kepada mereka apa yang mereka kehendaki. Aku membentangkan mereka kepada Allah selepas memberi peringatan dan keuzuran.

Setelah aku mendapatinya lebih bertambah keangkuhan dan kezaliman, maka kami telah menghadapinya dengan peperangan sehingga Allah memberikan kami kemenangan ke atas musuh-musuh-Nya dan musuh kami, bendera Rasulullah s.a.w berada di tangan kami. Allah sentiasa memburu parti syaitan dengannya sehingga dia (Mu'awiyah) mati. Dia adalah pembawa bendera bapanya. Aku telah memeranginya bersama-sama Rasulullah s.a.w pada semua tempat, lantaran itu dia tidak dapat menyelamatkan dirinya melainkan melarikan diri. Lantas dia menunggang kudanya dan membalikkan benderanya tanpa mengetahui bagaimana dia akan bertindak. Lalu dia meminta pertolongan dengan pendapat 'Umru bin al-'As supaya mashaf-mashaf diangkat di hadapan orang ramai dan berkata: Sesungguhnya anak lelaki Abu Talib dan partinya adalah ahli yang berwawasan dan rahmat.

Sesungguhnya mereka telah menyeru anda kepada kitab Allah pada peringkat pertama dan akan menyahuti anda pada peringkat kedua. Maka Mu'awiyah menerima pendapatnya, kerana tidak ada jalan lain bagi mengelakkan dirinya daripada pembunuhan selain daripadanya. Justeru itu dia mengangkat beberapa mashaf dan menyeru orang ramai kepada apa yang ditulisnya. Maka beberapa orang sahabat aku telah cenderung kepada mashaf-mashaf tersebut selepas kehilangan pilihan mereka dan kegigihan mereka di dalam memerangi musuh-musuh Allah dan musuh-musuh mereka di atas kesedaran mereka. Mereka menyangka bahawa Mu'awiyah setia kepada seruannya. Justeru mereka telah menerima seruannya dan datang kepada aku. Maka aku berkata kepada mereka: Itu adalah tipu muslihat daripadanya dan 'Umru bin al-'As bersama-samanya. Sesungguhnya tipu muslihat adalah lebih hampir kepada mereka berdua daripada kesetiaan kepada seruan mereka. Tetapi mereka dipihakku tidak menerima kata-kata aku. Mereka juga tidak mematuhi perintah aku.

Malah mereka enggan kecuali dari menerima seruan Mu'wiyah. Aku suka atau tidak dan aku mahu atau tidak sehingga sebahagian mereka berkata kepada sebahagian yang lain: Sekiranya beliau (Ali a.s) tidak melakukannya, maka kaitlah beliau dengan anak lelaki 'Affan atau tolakkannya kepada anak lelaki Hindun sekali gus. Maka aku berusaha dengan keras -Allah telah mengetahui usaha aku- Aku tidak meninggalkan satu tujuan pun di dalam diri aku melainkan aku telah menyampaikannya supaya mereka menerima aku dan pendapat aku tetapi mereka tidak melakukannya sehingga aku meminta mereka supaya bersabar seketika. Namun mereka juga tidak mahu melakukannya selain daripada syeikh ini- Beliau a.s. memberi isyarat dengan tangannya kepada Asytar- dan sekumpulan keluarga aku.

Demi Allah, tidak ada yang telah menghalang aku dari meneruskan wawasan aku melainkan aku khuatir dua orang ini akan dibunuh- Beliau a.s. telah memberi isyarat dengan tangannya kepada al-Hasan dan al-Husain a.s- Maka dengan ini akan terputuslah keturunan Rasulullah s.a.w dan zuriatnya bagi umatnya. Aku juga khuatir dua orang ini akan dibunuh -Beliau a.s. telah memberi isyarat dengan tangannya kepada Abdullah bin Ja'far dan Muhammad bin al-Hanafiyyah r.a. Sesungguhnya aku mengetahui jika aku tidak mempunyai kedudukan ini, nescaya mereka berdua tidak akan mengambil sikap sedemikian. Justeru aku telah bersabar di atas apa yang dikehendaki oleh mereka serta apa yang telah diketahui oleh Allah mengenainya terlebih dahulu.

Apabila kami meletakkan pedang-pedang kami dari menentang mereka, maka mereka meminta supaya diadakan penghakiman (tahkim ) di dalam perkara tersebut; mereka telah memilih pendapat-pendapat dan meninggalkan mashaf-mashaf dan hukum al-Qur'an. Maka aku enggan dihakimi sedemikian pada agama Allah Yang Esa, kerana penghakiman sedemikian adalah salah. Tanpa syak lagi, setelah mereka juga enggan, maka aku mahu seorang daripada keluarga aku menjadi hakim atau orang yang aku meredai pendapatnya dan akalnya. Orang yang aku percaya dengan nasihatnya, kasih sayangnya dan agamanya. Aku telah mengemukakannya tanpa menamakan sesiapapun daripada keluarga aku. Tetapi anak lelaki Hindun menghalangnya.

Aku telah menyeru kebenaran kepadanya, tetapi dia telah membelakanginya, malah dia telah memaksa kezalimannya ke atas kami. Semuanya kerana para sahabat aku mematuhinya di dalam perkara tersebut. Mereka juga enggan kecuali mengalahkan aku secara tahkim, maka aku telah melepaskan diri aku kepada Allah daripada mereka dan aku telah menyerahkan perkara tersebut kepada mereka. Maka mereka telah memilih seorang yang kurang ilmu untuk mewakili mereka. Kemudian wakil tersebut telah ditipu oleh 'Umru bin al-'As. Penipuan itu terserlah di timur dan di barat. Orang terkena tipu pula melahirkan penyesalan yang tidak terhingga. Kemudian beliau a.s. berpaling kepada para sahabatnya dan berkata: Tidakkah ia begitu? Mereka menjawab: Ya, wahai Amir al-Mukminin.

Ketujuh: Wahai saudara Yahudi, sesungguhnya Rasulullah s.a.w telah berjanji kepada aku supaya aku berperang pada saat hari-hari akhir aku ke atas sekumpulan daripada para sahabat aku. Mereka itu berpuasa di siang hari dan bangkit mengerjakan solat di waktu malam, membaca kitab Allah. Mereka terkeluar daripada agama kerana perselisihan mereka dengan aku. Peperangan mereka (muharabati-him )terhadapku seperti keluarnya anak panah dari lontaran. Di kalangan mereka adalah Dhu al-Thadyah yang telah mengakhiri aku dengan pembunuhan mereka dengan kebahagiaan. Setelah aku kembali ke tempat aku ini -selepas majlis tahkim- sebahagian daripada mereka mengeluarkan kata-kata cacian sesama mereka kerana telah menyokong tahkim dua lelaki dan mereka tidak mendapati jalan keluar selain berkata: Amir kita sepatutnya tidak memberi baiah kepada mereka yang telah bersalah di kalangan kita.

Dan beliau sepatutnya meneruskan pendapatnya untuk membunuh dirinya dan mereka yang telah menyalahinya di kalangan kita. Sesungguhnya beliau telah menjadi kafir kerana mengikuti kita. ketaatannya kepada kita adalah di dalam kesalahan. Justeru pembunuhannya adalah halal bagi kita. Lantas mereka bersepakat di dalam keadaan tersebut dan keluar dengan angkuh dan menyeru dengan suara yang tinggi: La hukma illa li-l-Lah (tiada penghakiman melainkan untuk Allah). Kemudian mereka telah berpecah kepada tiga golongan, satu golongan di Nakhilah dan golongan kedua di Haraura' dan golongan yang ketiga melintasi ke arah timur sehingga menyeberangi Dajlah. Golongan ini telah menguji setiap muslim yang telah dijumpainya.

Sesiapa yang telah memberi baiah kepada mereka, maka mereka membiarkannya hidup. Sesiapa yang telah menyalahi mereka akan dibunuh. Maka aku keluar kepada golongan pertama dan kedua satu demi satu menyeru mereka kepada ketaatan kepada Allah, mengikuti kebenaran dan kembali kepada-Nya. Kedua-dua golongan ini enggan melainkan pedang. Maka aku pun menyerahkan penghakiman mereka kepada Allah. Allah telah membunuh mereka. Jika mereka tidak menentang aku, nescaya aku telah mendapat sokongan yang kuat. Tetapi Allah telah kehendaki sedemikian. Kemudian aku telah menulis kepada golongan ketiga. Aku mengarahkan utusan aku kepada mereka.

Mereka terdiri daripada para sahabat yang mulia, ahli ibadat dan zuhud di dunia, tetapi mereka enggan melainkan mengikut dua golongan yang terdahulu. Lantas aku mempercepatkan pembunuhan mereka, aku keluar sehingga aku telah memotong Dajlah daripada mereka. Aku mengutus al-Asytar, al-Ahnaf bin Qais al-Kindi dan Sa'id bin Qais al-Kindi kepada mereka. Setelah mereka enggan melainkan pedang maka aku memerangi mereka. Wahai saudara Yahudi, sesungguhnya Allah telah membunuh mereka sehingga individu yang terakhir. Pada ketika itu mereka berjumlah empat ribu orang atau lebih. Tetapi tidak ada seorang pun yang terlepas dariku. Aku mengeluarkan Dhu al-Thadyah yang telah terbunuh ke hadapan. Mereka melihatnya. Dia mempunyai payu dara seperti payu dara seorang wanita. Kemudian beliau a.s. berpaling kepada para sahabatnya dan berkata: Tidakkah ia begitu? Mereka menjawab: Ya, wahai Amir al-Mukminin.

Beliau a.s. berkata: Sesungguhnya aku telah melaksanakan tujuh dan tujuh perkara, wahai saudara Yahudi dan masih tinggal yang lain di mana aku telah menghampirinya. Maka para sahabat Ali a.s. menangis dan begitu juga ketua Yahudi. Mereka berkata: Wahai Amir al-Mukminin, beritahu kepada kami tentang perkara yang lain itu? Beliau a.s. berkata: Perkara yang lain itu adalah akan menjadi merah di tempat ini -Beliau a.s. memberi isyarat dengan tangannya kepada janggutnya-daripada tempat ini -Beliau a.s. memberi isyarat kepada pangkal lehernya.

Beliau a.s. berkata: Maka telah berlakulah riuh-rendah dengan tangisan di masjid Jamik sehingga semua orang di dalam rumah di Kufah keluar dalam keadaan takut dan ketua Yahudi telah memeluk Islam di tangan Amir al-Mukminin a.s serta merta. Beliau terus menetap di Kufah sehingga terbunuhnya Amir al-Mukminin a.s. Setelah beliau a.s. dibunuh maka Ibn Muljam -la'ana-hu l-Lah- ditangkap. Ketua Yahudi tersebut datang dan berdiri di hadapan al-Hasan a.s. Orang ramai di sekelilingnya sementara Ibn Muljam di hadapannya. Dia berkata: Wahai Abu Muhammad, bunuhlah dia, nescaya Allah membunuhnya. Sesungguhnya aku telah membaca di dalam kitab-kitab yang telah diturunkan ke atas Musa bin Imran; ini adalah jenayah yang paling besar di sisi Allah daripada jenayah anak lelaki Adam yang telah membunuh saudaranya dan pembunuh unta betina kaum Thamud .