MENELADANI
RASULULLAH SAW
A. Pendahuluan.
Kelahiran Nabi Muhammad merupakan
peristiwa yang tiada bandingnya dalam sejarah umat manusia, karena
kehadirannya telah membuka zaman baru dalam pembangunan peradaban dunia bahkan
alam semesta (rahmatan li al-’alamin 21:107) Beliau adalah utusan Allah
SWT yang terakhir sebagai pembawa kebaikan dan kemaslahatan bagi seluruh umat
manusia.
Michael Hart dalam bukunya “The
One Hundred Ranking of Most Influenting Person in History, artinya
Seratus Tokoh Besar Yang Paling Berpengaruh Sepanjang Sejarah Peradaban Manusia”,
menempatkan beliau sebagai orang nomor satu dalam daftar seratus orang yang
memiliki pengaruh sangat besar dalam sejarah. Hart berkata; “Muhammad Saw
terpilih untuk menempati posisi pertama dalam urutan seratus tokoh dunia yang
paling berpengaruh, karena beliau merupakan satu-satunya manusia yang memiliki
kesuksesan yang paling hebat di dalam kedua bidang-bidang sekaligus, yakni
bidang agama dan bidang dunia”. Bahkan di dalam “Encyclopedia Brittanica” ia
disebut sebagai “The Most Succesful of all Prophets and all Religious
Personalities”, sebagai pemimpin yang paling sukses di antara para Nabi,
para pemimpin Agama, dan para pemimpin lainnya dalam mereformasi peradaban
manusia sedunia.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka
pantaslah jika kita saat ini harus terus mendalami perjalanan hidup beliau agar
kita dapat lebih dihikmati dan kemudian diteladani akhlaknya dalam setiap
sendi-sendi kehidupan kita.
B. Dalil Meneladani Rasulullah saw :
1.
Dalil al-Qur’an.
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ
اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ
وَذَكَرَ اللهَ كَثِيرًا {الأحزاب : 21}
Artinya : “Sesungguhnya telah ada
pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang
yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah.”
Tafsirnya :
قَالَ نَاصِرُ الدِّ يْن أَبُوْ
اْلخَيرِْ عَبْدُاللهِ بْنِ عُمَرِ بْنِ ُمحَمَّد اَلْبَيْضَاوِي فِى تفسيره أَنْوَارُ
التَّنْزِ يْلِ وَ أَسْرَارُ التَّأْوِيْلِ أنّ أية {لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى
رَسُولِ الله أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ} خصلة حسنة من حقها أن يؤتسى بها
“Nashiruddin Abu al-Khair
Abdullah bin Umar bin Muhammad al-Baidhawi di dalam tafsirnya “Anwar al-Tanzil
wa Asrar al-Ta’wil” bahwa ayat “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah
itu suri teladan yang baik bagimu” menunjukkan adanya tabi’at yang baik pada
diri Rasulullah di mana setiap muslim wajib untuk meneladaninya.”
2.
Dalil Hadits Rasulullas saw.
لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى
أَكُوْنَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِيْنَ
“Tidaklah beriman salah seorang
dari kalian hingga saya yang lebih dia cintai daripada orang tuanya,
anak-anaknya, dan seluruh manusia”
Berkata Abdullah bin Hisyam, “Kami
bersama Nabi dan Nabi sedang memegang tangan Umar bin Al-Khathab, Umar pun
berkata kepadanya”:
َلأَنْتَ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ كُلِّ
شَّيْءٍ إِلاَّ مِنْ نَفْسِي
”Sesungguhnya engkaulah yang
paling aku cintai dari segala sesuatu kecuali dari diriku sendiri”
Nabi berkata:
لاَ وَالَّّذِي نَفْسِي
بِيَدِهِ حَتَّى أَكُوْنَ أَحَبَّ إِلَيْكَ مِنْ نَفْسِكَ
”Tidak (cukup demikian) wahai
Umar, demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, hingga akulah yang lebih
engkau cintai daripada dirimu sendiri.”
Umar lalu berkata;
فَإِنَّهُ الآنَ وَاللهِ لأَنْتَ
أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ نَفِسِي
”Sesungguhnya sekarang, demi
Allah, engkaulah yang lebih aku cintai daripada diriku sendiri”.
Nabi berkata : الآنَ يَا
عُمَرُ “Sekarang (barulah sempurna) wahai Umar.”
C. Silsilah Nabi Muhammad saw dan
Keluarga.
D. Sekilas Tentang Nabi Muhammad
saw.
1.
Kelahiran Nabi Muhammad saw.
Para penulis sirah (biografi)
Muhammad pada umumnya sepakat bahwa ia lahir di Tahun Gajah,
yaitu tahun 570
M. di kota Mekkah, di bagian Selatan Jazirah Arab, suatu tempat yang ketika itu
merupakan daerah paling terbelakang di dunia, jauh dari pusat perdagangan,
seni, maupun ilmu pengetahuan. Ayahnya, Abdullah meninggal dalam perjalanan dagang di Yastrib, ketika Muhammad masih dalam kandungan.
Hampir semua ahli hadits dan sejarawan sepakat bahwa
Muhammad lahir di bulan Rabiulawal, kendati mereka berbeda pendapat tentang tanggalnya. Di
kalangan Syi’ah,
sesuai dengan arahan para Imam yang merupakan keturunan langsung Muhammad, menyatakan
bahwa ia lahir pada hari Jumat, 17 Rabiulawal; sedangkan kalangan Sunni percaya bahwa ia lahir pada hari Senin, 12 Rabiulawal
atau (2 Agustus
570M).
2.
Masa Remaja.
Dalam masa remajanya, diriwayatkan
bahwa Muhammad percaya sepenuhnya dengan ke-Esaan Tuhan. Ia hidup dengan cara
amat sederhana dan membenci sifat-sifat angkuh dan sombong. Ia menyayangi
orang-orang miskin, para janda dan anak-anak yatim serta berbagi penderitaan
dengan berusaha menolong mereka. Ia juga menghindari semua kejahatan yang biasa
di kalangan bangsa Arab pada masa itu seperti berjudi, meminum minuman keras, berkelakuan kasar dan lain-lain, sehingga ia dikenal
sebagai as-Shadiq (yang benar) dan al-Amin (yang terpercaya). Ia
senantiasa dipercayai sebagai penengah bagi dua pihak yang bertikai di kampung
halamannya di Mekkah.
E. Perjuangan Muhammad saw. Setelah
Menjadi Nabi dan Rasul Allah.
1.
Awal Mula Mendapatkan Wahyu.
Muhammad dilahirkan di tengah-tengah
masyarakat terbelakang yang senang dengan kekerasan dan pertempuran. Ia sering
menyendiri ke Gua Hiro, sebuah gua bukit dekat Mekah, yang kemudian dikenali
sebagai Jabal An-Nur karena bertentangan sikap dengan kebudayaan Arab pada
zaman tersebut. Di sinilah ia sering berpikir dengan mendalam, memohon kepada
Allah supaya memusnahkan kekafiran dan kebodohan.
Pada suatu malam tanggal 17
Ramadhan, bersamaan dengan 06 Agustus 610 Masehi 203 tahun 41 dari kelahirannya
atau ketika usia manusia yang mulia yang digelari orang sebagai Al-Amin itu
mencapai 40 tahun 6 bulan 8 hari (tahun Qamariyah/Bulan) atau berusia 39 tahun
3 bulan 8 hari (tahun Syamsiah/Matahari), turunlah Malaikat Jibril kepadanya
untuk menyampaikan wahyu yang telah ditetapkan oleh Tuhan, dan menyatakan
Kalimah Allah bahwa pada malam itu juga beliau diangkat menjadi Nabi dan Rasul
Allah, menjadi penerus risalah para Nabi sebelumnya, ketika ia sedang
bertafakur di Gua Hiro’. Jibril membangkitkannya dan menyampaikan wahyu Allah di
telinganya. Ia diminta membaca. Ia menjawab, “Saya tidak bisa membaca”. Jibril
mengulangi tiga kali meminta agar Muhammad membaca, tetapi jawabannya tetap
sama. Akhirnya, Jibril berkata: “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu
yang menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang
Maha Pemurah, yang mengajar manusia dengan perantaraan (menulis, membaca). Dia
mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”
Wahyu turun kepadanya secara
berangsur-angsur dalam jangka waktu 23 tahun. Wahyu tersebut telah diturunkan
menurut urutan yang diberikan Muhammad, dan dikumpulkan dalam kitab bernama al-Mushhaf
yang juga dinamakan al-Quran (bacaan). Kebanyakan ayat-ayatnya mempunyai arti yang
jelas, sedangkan sebagiannya diterjemahkan dan dihubungkan dengan ayat-ayat
yang lain. Sebagian ayat-ayat adapula yang diterjemahkan oleh Muhammad sendiri
melalui percakapan, tindakan dan persetujuannya, yang terkenal dengan nama as-Sunnah.
Al-Quran dan as-Sunnah digabungkan bersama merupakan panduan dan cara hidup
bagi “mereka yang menyerahkan diri kepada Allah”, yaitu penganut agama Islam.
1.
Dakwah Rasulullah setelah Mendapatkan wahyu.
Selama tiga tahun pertama, Muhammad
hanya menyebarkan agama terbatas kepada teman-teman dekat dan kerabatnya.
Kebanyakan dari mereka yang percaya dan meyakini ajaran Muhammad adalah para
anggota keluarganya serta golongan masyarakat awam, antara lain Khadijah,
Ali, Zayd dan Bilal.
Namun pada awal tahun 613, Muhammad mengumumkan secara terbuka agama Islam. Banyak tokoh-tokoh bangsa Arab
seperti Abu Bakar, Utsman bin Affan, Zubair bin Al Awwam,
Abdul Rahman bin Auf, Ubaidillah bin Harits,
Amr
bin Nufail masuk Islam dan bergabung membela
Muhammad.
Akibat halangan dari masyarakat
jahiliyyah di Mekkah, sebagian orang Islam disiksa, dianiaya, disingkirkan dan
diasingkan. Penyiksaan yang dialami hampir seluruh pengikutnya membuat lahirnya
ide berhijrah (pindah) ke Habsyah. Negus, raja Habsyah, memperbolehkan orang-orang Islam berhijrah
ke negaranya dan melindungi mereka dari tekanan penguasa di Mekkah. Muhammad
sendiri, pada tahun 622 hijrah ke Madinah, kota yang berjarak sekitar 200 mil (320
km) di sebelah Utara Mekkah.
2.
Dakwah Setelah Terbentuknya Negara Madinah.
Mengetahui bahwa banyak masyarakat
Islam berniat meninggalkan Mekkah, masyarakat
jahiliyah
Mekkah berusaha menghalang-halanginya, karena beranggapan bahwa bila dibiarkan berhijrah
ke Yathrib, orang-orang Islam akan mendapat peluang untuk mengembangkan agama
mereka ke daerah-daerah yang lain. Setelah berlangsung selama kurang lebih dua
bulan, masyarakat Islam dari Mekkah pada akhirnya berhasil sampai dengan
selamat ke Yathrib, yang kemudian dikenal sebagai Madinah atau “Madinatun Nabi”
(kota Nabi).
Di Madinah,
pemerintahan (kalifah) Islam diwujudkan di bawah pimpinan Muhammad. Umat Islam
bebas beribadah (shalat) dan bermasyarakat di Madinah. Quraish Makkah yang
mengetahui hal ini kemudian melancarkan beberapa serangan ke Madinah, akan
tetapi semuanya dapat diatasi oleh umat Islam. Satu perjanjian damai kemudian
dibuat dengan pihak Quraish. Walaupun demikian, perjanjian itu kemudian
diingkari oleh pihak Quraish dengan cara menyerang sekutu umat Islam.
Pada tahun ke-8 setelah berhijrah ke
Madinah, Muhammad berangkat kembali ke Makkah dengan pasukan Islam sebanyak
10.000 orang. Penduduk Makkah yang khawatir kemudian setuju untuk menyerahkan
kota Makkah tanpa perlawanan, dengan syarat Muhammad kembali pada tahun
berikutnya. Muhammad menyetujuinya, dan ketika pada tahun berikutnya ia kembali
maka ia menaklukkan Mekkah secara damai. Muhammad memimpin umat Islam
menunaikan ibadah haji, memusnahkan semua berhala yang ada di sekeliling
Ka’bah, dan kemudian memberikan amnesti umum dan menegakkan peraturan agama
Islam di kota Mekkah.
F. Orang-Orang Barat Meneladani
Rasulullah Muhammad SAW.
Karen Armstrong, seorang biarawati
Katolik Roma selama tujuh tahun dan kemudian menjadi seorang ilmuwan, melakukan
penelitian serius tentang Tuhan dan menulisnya dalam sebuah buku lumayan tebal
tentang The History of God (Sejarah Tuhan). Tuhan kaum Muslimin mendapat
tempat istimewa dalam buku tersebut. Ia menyelidiki lagi kehidupan Paulus,
tidak sebagai pemeluk Katolik, tetapi sebagai peneliti yang netral, dan
menghasilkan serangkaian acara TV yang kontroversial: The First Christian.
Kemudian, ia mencoba memahami Islam dengan meneliti tokoh utamanya, Muhammad
saw. Ia melaporkan hasil penelitiannya dalam “Muhammad: A Western Attempt to
Understand Islam”.
Ketika melaporkan kehidupan Paulus,
mantan biarawati Katolik tersebut menggambarkan Paulus seperti seorang
kritikus. Namun, ketika melaporkan Muhammad saw., ia nampak sebagai pembela
Muhammad yang luar biasa. Dengan jeli dan gigih ia menjelaskan kekeliruan
pandangan Barat tentang Rasulullah saw. Ia begitu terlihat membela kehormatan
Rasulullah lebih tajam dan lebih jernih daripada Husain Haikal, penulis sejarah
Rasulullah yang masyhur itu.
Karena Armstong menulis panjang
lebar. Kita simak penggalannya:
“Tahun-tahun yang penuh gejolak
di Madinah telah menunjukkan betapa sulitnya dan betapa berbahayanya mencoba
membangun kembali masyarakat sesuai rencana Tuhan. Al-Qur’an tidak meminta
orang Islam meninggalkan akal sehatnya atau duduk berpangku tangan menunggu
Tuhan untuk menyelamatkan mereka dengan mukjizat. Islam adalah agama praktis
dan realistis, yang melihat intelegensi manusia dan wahyu Ilahi berada
berdampingan dan bekerjasama secara serasi. Daripada berkelana dengan cara yang
tidak duniawi di sekitar bukit-bukit Galilea, berkhutbah dan menyembuhkan
seperti Yesus dalam Gospel, Muhammad harus terlibat dalam perjuangan politik
untuk mereformasi masyarakatnya dan para pengikutnya bersumpah untuk melakukan
perjuangan ini. Muhammad berhasil menciptakan masyarakat Madinah yang kuat dan
lepas dari kekacauan di sekitarnya. Kelompok kabilah lainnya mulai bergabung,
walaupun tidak seluruhnya komit dengan visi keagamaannya. Supaya tetap hidup,
umat harus kuat dan perkasa, tetapi tujuan utama Muhammad bukan kekuatan politik
tetapi menciptakan masyarakat yang baik.”
Karen Armstrong bukanlah orang Barat
yang kali pertama menulis tentang kekagumannya terhadap Rasulullah saw. Para
ilmuwan yang komprehensif mengkaji kehidupan Rasulullah pasti akan mengakui
pesona tersebut, secara sembunyi-sembunyi atau terang-terangan. “Jika kita
mengukurnya kebesarannya dengan pengaruh, dia seorang raksasa sejarah. Ia
berjuang meningkatkan tahapan ruhaniah dan moral suatu bangsa yang tenggelam
dalam kebiadaban karena panas dan kegersangan gurun. Dia berhasil lebih
sempurna dari pembaharu manapun, belum pernah ada orang yang begitu
berhasil mewujudkan mimpinya seperti dia,” tulis Will Durrant dalam The
Story of Civilizaton. “Dia datang seperti sepercik sinar dari langit,
jatuh ke padang pasir yang tandus, kemudian meledakkan butir-butir mesiu yang
membakar angkasa Delhi ke Granada,” ujar Thomas Carlyle dalam On Heros and
Hero Worship.
Karen Armstrong, Will Durrant, dan
Thomas Carlyle adalah ilmuwan Barat yang hidup jauh dari Rasulullah. Mereka tak
pernah melihat Rasulullah. Bahkan merekapun tidak beriman dengan ajaran yang
dibawa Rasulullah saw. Mereka hanya menyaksikan lewat lembaran sejarah yang
sampai kepada mereka. Mereka adalah orang yang kebetulan tertarik
mempelajari budaya Timur (oriental). Tetapi pesona dan pengaruh
kepemimpinan Nabi Muhammad saw. begitu membekas, sehingga mereka berusaha
melukiskan kebesaran Rasulullah saw.
Renungan untuk setiap muslim tentang
fitnah (Berupa Karikatur) yang ditujukan kepada Rasulullah saw. di era modern
ini oleh orang-orang Denmark. Di mana Rasulullah Muhammad saw digambarkan
dengan dinamit di Kepalanya. Muhammad saw Dengan Bentuk Babi dan Kepala Setan.
Lalu apakah kita juga akan menjadi
orang-orang yang menjatuhkan martabat Nabi dengan selalu berbuat maksiat dan
dosa???????? Semoga Allah swt selalu membimbing kita untuk dapat terus
mengikuti jalan Rasulullah saw yag HAK dan semoga di hari persidangan akhirat
(hisab) kelak,,kita mendapatkan syafa’at dari Rasulullah Muhammad saw
Tidak ada komentar:
Posting Komentar