. Menjamak Dua Rakaat Ketika Bermukim
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ جَمَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ بَيْنَ الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ وَالْمَغْرِبِ وَالْعِشَاءِ
بِالْمَدِينَةِ فِي غَيْرِ خَوْفٍ وَلَا مَطَرٍ (فِي حَدِيثِ وَكِيعٍ قَالَ قُلْتُ
لِابْنِ عَبَّاسٍ لِمَ فَعَلَ ذَلِكَ قَالَ كَيْ لَا يُحْرِجَ أُمَّتَهُ وَفِي
حَدِيثِ أَبِي مُعَاوِيَةَ قِيلَ لِابْنِ عَبَّاسٍ مَا أَرَادَ إِلَى ذَلِكَ قَالَ
أَرَادَ أَنْ لَا يُحْرِجَ أُمَّتَهُ)
442. Dari Ibnu Abbas RA, dia berkata.
"Rasulullah SAW pernah menjamak shalat Zhuhur dengan Ashar, dan menjamak
Maghrib dengan Isya' di Madinah, bukan karena khauf (sedang berperang) dan bukan karena hujan." Dalam hadits Waki', dia berkata, 'Aku
tanyakan kepada Ibnu Abbas, 'Mengapa beliau melakukan demikian?' Ibnu Abbas
menjawab. 'Agar beliau tidak menyulitkan umatnya.'" Menurut Abu Muawiyah, ia berkata. "Di
tanyakan kepada Ibnu Abbas, 'Apa maksud Nabi berbuat demikian?' Dia menjawab,
"Beliau bermaksud untuk tidak menyulitkan umatnya.'" {Muslim 2/152}
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ جَمَعَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَ الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ
وَالْمَغْرِبِ وَالْعِشَاءِ بِالْمَدِينَةِ مِنْ غَيْرِ خَوْفٍ وَلَا مَطَرٍ
فَقِيلَ لِابْنِ عَبَّاسٍ مَا أَرَادَ إِلَى ذَلِكَ قَالَ أَرَادَ أَنْ لَا يُحْرِجَ
أُمَّتَهُ
1211. Dari Ibnu Abbas RA, dia berkata,
"Rasulullah SAW pernah menjama' shalat Dzuhur dengan Ashar, dan antara
Maghrib dengan Isya' di Madinah, bukan karena ketakutan, dan bukan pula karena
hujan. " Lalu dikatakan kepada Ibnu Abbas, "Apakah yang beliau
maksudkan itu? " Kata Ibnu Abbas, "Beliau bermaksud supaya tidak
memberatkan ummatnya. " {Shahih: Muslim)
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ
حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ جَعْفَرٍ عَنْ الْعَلَاءِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ
أَنَّهُ دَخَلَ عَلَى أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ فِي دَارِهِ بِالْبَصْرَةِ حِينَ
انْصَرَفَ مِنْ الظُّهْرِ وَدَارُهُ بِجَنْبِ الْمَسْجِدِ فَقَالَ قُومُوا
فَصَلُّوا الْعَصْرَ قَالَ فَقُمْنَا فَصَلَّيْنَا فَلَمَّا انْصَرَفْنَا قَالَ
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ تِلْكَ
صَلَاةُ الْمُنَافِقِ يَجْلِسُ يَرْقُبُ الشَّمْسَ حَتَّى إِذَا كَانَتْ بَيْنَ
قَرْنَيْ الشَّيْطَانِ قَامَ فَنَقَرَ أَرْبَعًا لَا يَذْكُرُ اللَّهَ فِيهَا
إِلَّا قَلِيلًا
160. Ali bin Hujr menceritakan kepada kami, Isma'il bin
Ja'far menceritakan kepada kami dari Al Ala bin Abdurrahman: Ia masuk ke dalam
rumah Anas bin Malik di Bashrah ketika ia kembali dari shalat Zhuhur, sedangkan
rumahnya di samping masjid, lalu ia berkata, "Berdirilah, dan kerjakanlah
shalat Ashar." Ia berkata, "Maka kami berdiri dan mengerjakan shalat.
" Ketika kami telah selesai, ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah
bersabda, "Itu adalah shalat orang
munafik, duduk menunggu matahari sehingga apabila matahari berada di antara dua
tanduk setan maka ia berdiri lalu mematuk (shalat) empat kali, dan tidaklah ia
berdzikir kepada Allah kecuali sedikit. " Shahih:
Shahih Abu Daud (420) dan Shahih Muslim
Abu
Isa berkata, "Hadits ini shahih."
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ صَلَّى
بِنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالْمَدِينَةِ
ثَمَانِيًا وَسَبْعًا الظُّهْرَ وَالْعَصْرَ وَالْمَغْرِبَ وَالْعِشَاءَ قَالَ فِي
غَيْرِ مَطَرٍ
1214.
Dari Ibnu Abbas RA, dia berkata, "Rasulullah SAW pernah mengerjakan
shalat bersama kami di Madinah delapan dan tujuh rakaat, yaitu Dzuhur dengan
Ashar, dan Maghrib dengan Isya'" (Shahih: Muttafaq Alaih). Dalam
suatu riwayat, dari Ibnu Abbas, dia berkata, "... bukan waktu hujan.
" (Shahih)
عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ أَنَّ
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ فِي غَزْوَةِ تَبُوكَ إِذَا
ارْتَحَلَ قَبْلَ أَنْ تَزِيغَ الشَّمْسُ أَخَّرَ الظُّهْرَ حَتَّى يَجْمَعَهَا
إِلَى الْعَصْرِ فَيُصَلِّيَهُمَا جَمِيعًا وَإِذَا ارْتَحَلَ بَعْدَ زَيْغِ
الشَّمْسِ صَلَّى الظُّهْرَ وَالْعَصْرَ جَمِيعًا ثُمَّ سَارَ وَكَانَ إِذَا
ارْتَحَلَ قَبْلَ الْمَغْرِبَ أَخَّرَ الْمَغْرِبَ حَتَّى يُصَلِّيَهَا مَعَ
الْعِشَاءِ وَإِذَا ارْتَحَلَ بَعْدَ الْمَغْرِبِ عَجَّلَ الْعِشَاءَ فَصَلَّاهَا
مَعَ الْمَغْرِبِ
1220.
Dari Muadz bin Jabal RA, bahwasanya Nabi SAW pada perang Tabuk, apabila
berangkat sebelum matahari tergelincir, beliau mengakhirkan Dzuhur sampai
beliau mengumpulkannya di waktu Ashar, lalu dikerjakan keduanya secara jama'.
Apabila berangkat setelah tergelincir matahari, beliau shalat Dzuhur dan Ashar
secara jama', lalu melanjutkan perjalanan. Apabila berangkat sebelum Maghrib,
beliau mengundurkan Maghrib sampai mengerjakannya bersama Isya. Apabila
berangkat setelah Maghrib, beliau mempercepat shalat Isya, lalu dikerjakannya
bersama pada waktu shalat Maghrib. {Shahih)
274. Menjama'
(Mengumpulkan) Dua Shalat
أَنَّ مُعَاذَ بْنَ جَبَلٍ
أَخْبَرَهُمْ أَنَّهُمْ خَرَجُوا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فِي غَزْوَةِ تَبُوكَ فَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَجْمَعُ بَيْنَ الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ وَالْمَغْرِبِ وَالْعِشَاءِ
فَأَخَّرَ الصَّلَاةَ يَوْمًا ثُمَّ خَرَجَ فَصَلَّى الظُّهْرَ وَالْعَصْرَ
جَمِيعًا ثُمَّ دَخَلَ ثُمَّ خَرَجَ فَصَلَّى الْمَغْرِبَ وَالْعِشَاءَ جَمِيعًا
1206.
Dari Muadz bin Jabal RA, bahwasanya mereka keluar bersama Rasulullah SAW
pada waktu perang Tabuk. Rasulullah SAW biasanya menjama' antara Dzuhur dengan
Ashar, dan menjama' antara Maghrib dengan Isya'. Pada suatu hari beliau
mengakhirkan shalat, kemudian keluar, lalu mengerjakan shalat Dzuhur dengan
Ashar secara jama'. Setelah itu beliau masuk, kemudian beliau pergi lagi dan
mengerjakan shalat Maghrib dan Isya" secara jama' juga. {Shahih: Muslim)
20. Awal Waktu Shalat Ashar
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّهُ أَخْبَرَهُ أَنَّ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُصَلِّي الْعَصْرَ
وَالشَّمْسُ مُرْتَفِعَةٌ حَيَّةٌ فَيَذْهَبُ الذَّاهِبُ إِلَى الْعَوَالِي
فَيَأْتِي الْعَوَالِيَ وَالشَّمْسُ مُرْتَفِعَةٌ
215. Dari Anas
bin Malik RA, bahwasanya Rasulullah SAW shalat Ashar pada saat matahari sedang
tinggi dan panasnya sangat menyengat, maka orang-orang pergi ke puncak yang
tinggi, lalu ketika sampai di sana matahari pun masih tinggi. {Muslim 2/109}
عَنْ الْعَلَاءِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَنَّهُ
دَخَلَ عَلَى أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ فِي دَارِهِ بِالْبَصْرَةِ حِينَ انْصَرَفَ مِنْ
الظُّهْرِ وَدَارُهُ بِجَنْبِ الْمَسْجِدِ فَلَمَّا دَخَلْنَا عَلَيْهِ قَالَ
أَصَلَّيْتُمْ الْعَصْرَ فَقُلْنَا لَهُ إِنَّمَا انْصَرَفْنَا السَّاعَةَ مِنْ
الظُّهْرِ قَالَ فَصَلُّوا الْعَصْرَ فَقُمْنَا فَصَلَّيْنَا فَلَمَّا
انْصَرَفْنَا قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَقُولُ تِلْكَ صَلَاةُ الْمُنَافِقِ يَجْلِسُ يَرْقُبُ الشَّمْسَ حَتَّى إِذَا
كَانَتْ بَيْنَ قَرْنَيْ الشَّيْطَانِ قَامَ فَنَقَرَهَا أَرْبَعًا لَا يَذْكُرُ
اللَّهَ فِيهَا إِلَّا قَلِيلًا
216. Dari Al
'Ala bin Abdurrahman bahwa ia pernah mendatangi Anas bin Malik radhiyallahu
'anhu di rumahnya di kota Bashrah, ketika itu kami baru selesai shalat
Zhuhur, sedangkan rumahnya terletak di sebelah masjid. Ketika kami masuk ke
dalam rumahnya, ia bertanya, "Apakah kalian telah menunaikan shalat
Ashar?" maka kami menjawab, bahwa kami baru saja menunaikan shalat Zhuhur.
Dia berkata, "Kerjakanlah shalat Ashar!" Lalu kami melaksanakan
shalat Ashar. Ketika kami selesai shalat Ashar, ia berkata, "Aku telah
mendengar Rasulullah SAW berkata, 'Demikian itu adalah shalat orang munafik,
mereka duduk-duduk memperhatikan matahari {menganggap waktunya masih lama},
sehingga ketika matahari itu berada di antara dua tanduk syetan barulah ia
bangun dan shalat empat rakaat dengan tergesa-gesa tanpa mengingat Allah di
dalam shalat kecuali hanya sedikit.'" {Muslim 2/110}
Tidak ada komentar:
Posting Komentar