Allah
berfirman :
"Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan
Bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu,
Kamilah yang memberi rezki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi
orang yang bertakwa." (QS
: Thaha : 132)
Maka wajib atas setiap wali
mangajari anak-anaknya untuk mencintai shalat sejak dini. Agar mudah bagi seorang
wali dalam masalah ini, maka hendaknya dia mengikuti langkah-langkah berikut
ini :
1. Seorang anak wajib selalu melihat
pada diri ayah dan ibunya sikap kepedulian dan ketekunan terhadap shalat.
Misalnya, jika seorang anak meminta izin untuk tidur sebelum isya' maka ia
mendengar dari sang ayah secara spontan dan meyakinkan perkataan:
"Sebentar lagi Isya', kita nanti shalat Isya' bersama-sama dulu kemudian
kita tidur dengan izin Allah", demikian dan seterusnya.
2. Jika si kecil sakit, wajib
membiasakannya tetap mengerjakan shalat semampunya, hingga tumbuh terbiasa dan
mengetahui bahwa tidak ada udzur baginya untuk meninggalkan shalat. Jika engkau
berada dalam safar, ajarilah dia rukhshah (keringanan hukum) dalam
safar, yaitu shalat qashar dan jama', serta melihat nikmat Allah dalam rukhshah
tersebut, dan bahwa Islam itu dipenuhi dengan rahmat dan kemudahan.
3. Wajib mengajari anak secara
bertahap dalam mengerjakan shala-shalat sunnah setelah mereka konsisten dengan
yang wajib.
4. Mengajari mereka berhitung dan
pengambilan perumpamaan yang dikaitkan dengan shalat. Contoh : seorang
laki-laki shalat dua rakaat, kemudian dia shalat zhuhur empat rakaat, maka
berapa rakaat yang telah dikerjakannya? Jika dia tumbuh besar maka contoh
pertanyaannya : jarak antara seorang laki-laki dengan rumahnya adalah 500 m,
sementara satu langkah dia membutuhkan jarak 40 cm, maka berapa langkahkah yang
dia butuhkan untuk bisa sampai ke masjid, pulang dan perginya? Maka jika engkau
mengetahui bahwa Allah akan memberikan 10 kebaikan pada setiap langkah, maka
berapa kebaikankah yang dia peroleh? Begitu seterusnya.
5. Memperhatikan adanya air hangat
pada waktu musim dingin, kadang-kadang seorang anak lari dari shalat karena
tidak tahan terhadap air dingin. Ini secara umum. Adapun berkenaan dengan
anak-anak wanita, maka kita membuat mereka cinta terhadap perkara-perkara yang
kadang tampak kecil dan remeh, akan tetapi memiliki pengaruh yang dalam,
seperti menyediakan jilbab kecil seperti jilbab ibunya, kemudian mengadakan
sajadah-sajadah kecil khusus untuk bocah wanita tersebut.
6. Jika kita memperhatikan kemalasan
anak pada usia 5-7 tahun, maka mungkin kita bisa membiarkannya melakukan shalat
dua rakaat hingga pada kemudian hari dia bisa merasakan manisnya shalat.
Kenudian kita ajarkan kepadanya jumlah rakaat zhuhur, ashar, dan
menyempurnakannya dari dirinya sendiri.
7. Mungkin juga kita menyemangati
anak yang malas berwudhu dengan permainan batalyon wudhu', di mana anak yang
malas tersebut dijadikan pemimpin dan dialah yang mulai untuk berwudhu'.
Anggotanya adalah setiap individu di rumah, yang semuanya mengikuti permainan
tersebut.
8. Wajib mengajari anak, bahwa
bersegera menuju shalat adalah bersegera menuju sorga, dan memungkinkan untuk
mendapatkan kebaikan yang ada di dalamnya.
9. Wajib membiasakan sang anak untuk
pergi ke masjid sejak kecil, dan wajib bagi sang ayah untuk memantau
gerak-gerik sang anak di dalam masjid kemudian menyampaikan nasihatnya di
rumah.
Dan yang terakhir, ketahuilah bawa
putra-putra anda adalah amanah di pundak-pundak anda, anda semua akan dimintai
pertanggung-jawaban tentang mereka pada hari kiamat. Oleh karena itu, hendaknya
setiap orang dari kita membersihkan diri dari segala sandungan.
Wassalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar