DENGAN
NAMA ALLAH YANG SENANTIASA MENGASIHANI
DAN SANGAT MENGASIHANI
KITAB INI DINAMAKAN
HEMBUSAN KASTURI
YANG MENERANGKAN BERKENAAN
DAN SANGAT MENGASIHANI
KITAB INI DINAMAKAN
HEMBUSAN KASTURI
YANG MENERANGKAN BERKENAAN
Kelebihan membaca Maulid Nabi Kita
MUHAMMAD sebaik-baik manusia, muga-muga Allah Ta'ala mengurniakan sepenuh-penuh
ketentaraman dan sebesar-besar kesejahteraan kepadanya, dan semuga-muga Allah
Ta'ala mengampunkan penyusun kitab ini dan penulisnya (serta penterjemahnya)
dan sekalian orang-orang lslam lelaki dan perempuan.
Amin !
Amin !
Diharap pembaca-pembaca yang mulia
akan memandang kandungan kitab ini dengan redha dan senang hati dan sedia
membetulkan apa-apa yang salah atau tersilap karena penyusun sesebuah kitab
tidaklah terkeluar danpada tujuh perkara, sebagaimana yang pernah dikatakan
oleh setengah-setengah ulama' pada masa dahulu, yaitu: Apabila seorang alim
yang waras akalnya menyusun sebuah kitab maka tidak dapat tidak kandungannya
itu kadang-kadang dicipta olehnya sendiri yang belum ada pada masa dahulu, ataupun
ada perkara-perkara yang kurang sempurna atau tidak sempurna yang disempurnakan
olehnya, ataupun ada perkara-perkara yang tidak jelas dijelaskan olehnya atau
ada perkara-perkara yang panjang yang diringkaskan olehnya dengan tidak
merusakkan sedikit pun maknanya ataupun ada perkara-perkara yang bercerai-cerai
yang dikumpulkan olehnya ataupun ada perkara-perkara yang salah yang dibetulkan
olehnya. Maka di dalam hal-hal yang tersebut kesilapan atau kesalahan harus
(mubah) terjadi.
Bagi sesiapa yang ikhlas (yaitu
membuat sesuatu kebajikan dengan tujuan mengharapkan keredhaan Allah dan
terselamat daripada azab Neraka) maka ada balasan yang besar untuknya pada sisi
Allah.
Penulisnya yang Jahil:
Muhammad bin Abdullah As Suhaimi.
Muhammad bin Abdullah As Suhaimi.
DARI
PENTERJEMAH
Adalah kitab ini yang bernama
'HEMBUSAN KASTURI' asalnya disusun di dalam Bahasa Arab oleh Kiayi Agong As
Saiyid Muhammad bin Abdullah As Suhaimi, tetapi memandangkan besar faedahnya,
lebih-lebih lagi jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Melayu sebagaimana sedia
maklum, dari itu saya telah membuat demikian muga-muga ia akan mendatangkan
faedah sedikit sebanyak kepada pembaca-pembaca sekalian.
Sekiranya didapati apa-apa kesalahan
di dalam terjemahan ini daripada Bahasa Arab kepada Bahasa Melayu maka yang
demikian ialah karena kesalahan atau kesilapan penterjemahnya, dari itu
diharaplah supaya dibetulkan kesalahan itu dengan ikhlas serta dimaafkan si
penterjemah yang telah mencoba seberapa yang terdaya dalam terjemahannya.
Terima kasih.
Penterjemah.
Terima kasih.
Penterjemah.
Md. Taha Suhaimi.
KEPUJIAN
KEPADA ALLAH
Pujian yang sebenar adalah tertentu
bagi Allah yang telah mengurniakan suatu ni'mat yang amat besar kepada kita
sekalian dengan menzahirkan penghulu sekalian manusia dan pula Ia telah
menentukan masa kezahiran Penghulu itu pada bulan Rabiul Awwal yang gemilang.
Aku saksikan bahwa tidak ada Tuhan yang sebenar melainkan Allah yang esa, yaitu
tidak ada sekutu bagi Nya. Muga-muga dengan penyaksian ini terhapuslah dosaku
dan dosa pembaca-pembaca sekalian, samada dosa yang besar ataupun yang kecil. Dan
aku saksikan pula bahwa penghulu kita dan nabi kita Muhammad sall - Allahu
'alaihi wa sallam ialah seorang hambaNya dan pesuruhNya yang mempunyai beberapa
mu'jizat (yaitu perkara-perkara yang luar biasa yang tidak dapat dilakukan oleh
manusia yang biasa) yang semakin lama semakin tersiar sebutannya, dan muga-muga
Allah Ta'ala mengurniakan juga keselamatan dan kesejahteraan kepada keluarganya
dan sahabat-sahabatnya sekalian dan muga-muga keselamatan dan keseiahteraan itu
kekal sehingga Hari Mahsyar (yaitu hari yang di dalamnya sekalian manusia akan
dihidupkan kembali selepas matinya lalu berkumpul untuk dikira dan ditimbang
pahala dan dosa masing-masing sebelum di masukkan kedalam Surga atau Neraka).
SAYA
MULAKAN
Sesudah itu maka berkatalah saya
yang hina dan fakir lagi berdosa, Muhammad bin Abdullah, yang dikenali di
antara orang dengan gelaran Suhaimi yang berharapkan rahmat Allah, yang
bermazhab Asy Syafi'i di dalam Fiqeh dan bermazhab Al Asy'ari didalam Tauhid
dan menjalankan Tarikah Al 'Alawiah dan kemudian Tarikah Al Muhammadiah, yang
bergurukan Asy Syeikh An Nawawi dan kemudian Az Zawawi dan yang berasal
daripada Jajahan Wanasaba (Wonosobo) di dalam negeri Jawa, muga-muga Allah
Ta'ala dengan lemah-lembutNya dan belas kasihanNya menjadikan dia bekerja bersungguh-sungguh
di dalam pekerjaan kebajikan yang zahir dan batin dan menyiarkan ilmu syariat
dan ilmu akhirat.
Bahwasanya saya telah menyusun kitab
ini ialah untuk menggalakkan dan menyukakan serta menjadikan orang mengambil
berat tentang mengingatkan Nabi kita Muhammad s.a.w. dengan membanyakkan
selawat dan salam kepadanya dan membaca kisah-kisah maulidnya serta
kasidah-kasidahnya dan lain-lain perbuatan kebajikan dan ketaatan kepada Allah
Ta'ala.
Maka tidak ada satu perkara yang
lebih memberi manafaat untuk menerangkan hati serta menyampaikan orang-orang
yang menuntut untuk 'sampai' kepada Allah melainkan dengan banyak mengingatkan
Nabi s.a.w. dan mengucapkan selawat kepadanya karena bahwasanya dengan tekun
dan tetap membuat demikian maka orang itu akan memperolehi cahaya yang banyak
dan dengan berkatnya ia akan dapat 'berhubung' dengan Nabi Muhammad s.a.w.
ataupun dapat berkumpul dengan sesiapa yang bolehmenyampaikan dia kepada Nabi
s.a.w. dengan syarat ia menjalankan ibadat dan menjauhkan maksiat serta
menghiasi dirinya dengan perangai yang baik, terutamanya pada akhir zaman
apabila kekurangan orang-orang yang menunjuk ajar serta banyak pula campur-aduk
terjadi di dalam hukum-hukum agama di antara orang ramai.
SEBAIK-BAIK
PERKARA
Maka sebaik-baik perkara pada masa
ini ialah bekerja bersungguh-sungguh mencari ilmu yang berfaedah, (terutamanya
ilmu agama Islam) dan menyiarkannya, oleh karena bekerja untuk yang demikian
itu, serta dengan niat yang betul adalah lebih baik daripada puasa siang hari
dan beribadat sepanjang malamnya dan lebih baik daripada berkhalwat dan bertapa
bahkan lebih balk daripada segala perkara-perkara yang lain daripada itu
(tetapi puasa dan berkhalwat itu memang ada faedahnya juga). Bahkan sebenarnya
tidak ada suatu amalan yang lebih dikasihi oleh Nabi s.a.w. pada masa ini
melainkan bekerja untuk mengajar umatnya akan Syariatnya. Dan tidak ada sesuatu
yang lebih diredhai oleh Allah Ta'ala melainkan seperti apa yang tersebut itu,
karena sekalian Rasul-rasul dan Nabi-nabi alaihimussalam diutuskan untuk yang
demikian itu.
TUJUAN
KITAB INI
Maka sekarang marilah kita membaca
kandungan kitab ini: Sanya mula-mula makhluk yang dijadikan oleh Allah Ta'ala
ialah Nur (cahaya) Nabi kita Muhammad s.a.w., dan telah melimpah padanya
tanda-tanda kenabian daripada ketika itu, tetapi sebelum itu Allah Ta'ala saja
yang ada, bahkan belum ada masa dan belum ada matahari dan bulan.
Telah diriwayatkan daripada Jabir Bin Abdullah Al-Ansari (seorang sahabat Nabi s.a.w.) bahwa ia telah bertanya kepada Nabi s.a.w. tentang mula-mula makhluk yang telah dijadikan oleh Allah Ta'ala, lalu dijawab oleh Nabi
Telah diriwayatkan daripada Jabir Bin Abdullah Al-Ansari (seorang sahabat Nabi s.a.w.) bahwa ia telah bertanya kepada Nabi s.a.w. tentang mula-mula makhluk yang telah dijadikan oleh Allah Ta'ala, lalu dijawab oleh Nabi
Artinya: "Hai Jabir,
sesungguhnya Allah Ta'ala telah menjadikan sebelum segala makhluk ialah Nur
Nabi engkau daripada NurNya." Maka mulalah Nur itu berjalan ke sana ke
mari dengan kudrat Allah Ta'ala dengan menurut ke mana saja yang Allah Ta'ala
kehendaki. Dan belum ada pada masa itu Lauh Mahfuz dan Qalam, dan belum ada
Surga dan Neraka, dan belum ada langit dan matahari dan bulan dan manusia dan
jin.
Dan telah bersabda Rasulullah s.a.w. lagi:
Dan telah bersabda Rasulullah s.a.w. lagi:
Artinya: "Akulah mula-mula
Nabi yang dijadikan (yaitu dengan dijadikan cahaya yang tersebut itu), dan
penghabisan sekali yang diutuskan, dan adapun sebabnya aku diutuskan selepas
sekalian Nabi-nabi yang lain itu ialah supaya umat Nabi-nabi yang lain itu
tidak mengetahui akan apa-apa keaiban umatku."
ULAMA'
BERSELISIH
Ulama' telah berselisih pendapat
tentang apa benda yang telah dijadikan oleh Allah Ta'ala setelah dijadikan nur
Nabi kita Muhammad s.a.w. itu, maka oleh karena hal ini tidak ada kena mengena
dengan tujuan kitab ini maka kita akan tinggalkan saja perbincangan dan
pendapat-pendapat Ulama' dalam perkara itu.
TULISAN
PADA 'ARASY
Dan telah diriwayatkan bahwa apabila
Allah Ta'ala telah menjadikan Arasy, maka la telah menulis di atasnya dengan
cahaya: La ilaha ill-Allah Muhammadur-Rasulullah. (Artinya: Tiada tuhan yang
sebenar melainkan Allah, Muhamad ialah pesuruh Allah.)
Maka apabila Nabi Adam alaihissalam
keluar daripada surga ia lihat pada tiang 'Arasy dan pada segala tempat di
dalam surga itu nama Muhammad bersambung dengan nama Allah, lalu ia berkata:
"Hai Tuhanku, dengan berkat kehormatan cucuku ini, kurniakanlah rahmat
kepada datuknya (yaitu Nabi Adam)". Lalu Nabi Adam telah mendengar satu
teriakan: "Hai Adam, jika engkau minta syafa'at (pertolongan) kepada kami
dengan berkat Muhammad untuk langit dan bumi, niscaya kami akan memberi
syafa'at itu kepada engkau."
MULA-MULA
TULISAN DI DALAM LAUH
Telah diriwayatkan daripada Ibni
'Abbas radhi-Allah-'anhuma bahwa Nabi kita s.a.w. telah bersabda:
Artinya: Mula-mula sekali yang
ditulis dengan Qalam di dalam Lauh Mahfuz dengan perintah Allah Ta'ala ialah:
Sesungguhnya Akulah Allah, tidak ada tuhan melainkan Aku. Muhammad ialah
hambaKu dan pesuruhKu dan pilihan Ku dari makhlukKu. Barangsiapa menurut akan
hukumKu dan sabar terhadap percobaanKu dan bersyukur tentang ni'mat-ni'matKu
niscaya Aku akan menulisnya sebagai seorang yang benar-benar percayakan Aku dan
Aku akan membangkitkan (menghidupkan) dia di Hari Kiamat kelak di dalam
golongan orang-orang yang benar-benar mempercayakan Aku waktu di dunia, tetapi
barangsiapa yang tidak syukur tentang ni'mat-ni'matKu, maka cobalah ia keluar
daripada bawah langitKu dan carilah tuhan yang lain daripada Aku.
Dan di dalam satu riwayat yang lain
pula ada tersebut begini:
Apabila Qalam menulis: La ilaha ill
Allah, maka ia pun berkata: " Hai Tuhanku, se- sungguhnya aku telah
mengetahui namaMu yang maha besar: Lailaha illaAllah. Tetapi siapakah pula
Muhammad yang Engkau hubungkan namanya dengan Engkau?" Lalu menjawablah
Allah Ta'ala: "Hai Qalam, demi kuatkuasaKu, jika tidak karena Muhammad
niscaya tidaklah Aku jadikan engkau dan tidaklah Aku jadikan satupun daripada
makhluk-makhlukKu. Engkau tulislah: "Hai anak cucu Adam, barangsiapa
taatkan Allah, niscaya Allah akan masukkan dia ke dalam Surga dan barangsiapa
durhaka ke dimasukkan ke dalam Neraka."
Dan begitulah ditulis oleh Qalam
bagi tiap-tiap umat sehingga sampai kepada umat Muhammad s.a.w. maka Qalam pun
menulis: "Hai umat Muhammad, barangsiapa taatkan Allah niscaya Allah akan
masukkan dia kedalam Surga dan barangsiapa durhaka kepada Allah (maka Qalam pun
hendak menulis: "Niscaya Allah akan masukkan dia kedalam Neraka"),
tiba-tiba datanglah satu teriakan: "Beradablah hai Qalam !" Lalu
Qalam pun ketakutan dan menggeletar selama seribu tahun dengan sebab kehebatan
kudrat Allah dan setelah itu maka Qalam itupun berkata: "Hai Tuhanku,
apakah yang aku akan tuliskan (bagi umat Muhammad itu)?" Jawab Allah
Ta'ala: "Tuliskan: Umat yang berdosa dan Tuhan yang sangat pengampun."
(Yakni Allah Ta'ala mudah mengampunkan apabila mereka bertaubat atau meminta
ampun).
Dan pada lain riwayat ada dinyatakan
bahwa Allah Ta'ala telah berfirman pula: "Sesungguhnya Aku sangat mudah
menerima taubat, Aku menerima taubat dari sesiapa yang mau bertaubat."
APABILA
ADAM DIJADIKAN
Telah diriwayatkan bahwa apabila
Allah Ta'ala menjadikan Nabi Adam alaihis salam maka Ia telah meletakkan Nur
(cahaya) Nabi kita Muhammad s.a.w. itu pada belakang Nabi Adam. Maka
malaikat-malaikat telah berdiri di belakang Nabi Adam berbaris untuk melihatkan
gemerlapan cahaya Nabi kitia s.a.w. tadi yang tidak dapat ditahan oleh sebarang
baju, lalu Nabi Adam telah berkata: "Hai Tuhanku, jadikanlah cahaya ini di
hadapanku supaya malaikat-malaikat berada di hadapanku." Maka Allah Ta'ala
pun menjadikan cahaya itu di dahinya. Kemudian Nabi Adam berkata: "Hai
Tuhanku jadikanlah cahaya ini pada tempat yang aku boleh melihatnya." Maka
Allah Ta'ala pun meletakkan cahaya itu pada jari telunjuk tangannya, lalu Nabi
Adam pun melihat akan cahaya itu, dan keadaan Nabi Adam pun menjadi bertambah
elok dan berseri.
CAHAYA
SAHABAT-SAHABAT
Kemudian Nabi Adam bertanya:
"Hai Tuhanku, adakah lagi baki (sisa) cahaya itu di belakangku?"
Jawab Allah Ta'ala: "Ya ada, cahaya sahabat-sahabatnya." Nabi Adam
berkata: "Hai Tuhanku, pindahkanlah cahaya itu kepada lain-lain
jariku." Maka Allah Ta'ata pun memindahkan nur Saiyidina Abu Bakar kepada
jari tengahnya dan nur Saiyidina Omar kepada jari manisnya dan nur Saiyidina
Utsman kepada jari kelengkingnya dan nur Saiyidina Ali kepada ibu jarinya. Maka
jadilah cahaya-cahaya itu gemerlapan pada jari-jari Nabi Adam alaihis salam
selama ia berada di dalam Surga. Tetapi apabila ia turun ke dunia dan
mengerjakan pekerjaan dunia maka cahaya-cahaya itu telah hilanglah daripada
jari-jarinya dan kembali kembali kepada belakangnya.
KETURUNAN
SUCI
Sesungguhnya Allah Ta'ala telah
membersihkan sekalian datuk nenek Nabi kita s.a.w. yang mulia itu daripada zina
jahiliah, yaitu tidak pernah ada di antara mereka itu (daripada Nabi Adam a.s.
hingga Nabi Muhammad s.a.w.) seseorang yang telah bernikah dengan ibu tirinya
atau dua adik beradik perempuan dimadukan atau sebagainya (karena hukum kawin
yang seperti itu ialah haram serta tidak sah di dalam Islam.)
Rasulullah s.a.w. telah bersabda:
Rasulullah s.a.w. telah bersabda:
Artinya: Aku tidak dizahirkan
(diberanakkan) daripada zina jahiliah walau barang sedikit pun bahkan aku tidak
dizahirkan melainkan daripada kawin secara Islam, (yaitu dengan ijab dan kabul
dan dengan saksi-saksi yang bukan kafir karena pada masa itu mereka adalah dari
ahlil-fitrah, yaitu masa yang kosong daripada sebarang nabi-nabi dan
ahlil-fitrah itu tidak dihukumkan kafir.)
BAU
KASTURI
Sanya adalah Abdul Muttalib (ninda
Nabi s.a.w:) itu keluar daripadanya bau kasturi yang sangat harum dan pula
ternyata cahaya Rasulullah s.a.w. itu terang pada dahinya. Dan apabila anak
Ielakinya Abdullah, sampai usianya 13 tahun (dan ada pula ahli sejarah yang
mengatakan 30 tahun), maka Abdul Muttalib telah mengahwinkan dia dengan Aminah
binti Wahab bin Abdi Manaf bin Zahrah dan adalah Abdullah tadi pada masa itu
berpangkat tinggi di dalam kaum Bani Zahrah dari segi keturunan dan kemuliaan.
KEZAHIRAN
NABI S.A.W.
Kemudian ahli sejarah telah
menyebutkan bahwa apabila Abdullah berkawin dengan Aminah maka mereka pun
bersatu dan Aminah pun telah mulalah mengandungkan Nabi s.a.w. pada hari Itsnin
(dan ada pula ulama' yang mengatakan pada malam Jumaat dalam bulan Rajab, yaitu
hari yang pertama di dalamnya dan Aminah telah menzahirkannya pada bulan
Rabi'ul Awwal menurut pendapat ahli sejarah yang lebih tepat. Dan lama masa
dikandungkan dia s.a.w. itu ialah sembilan bulan menurut pendapat yang sah,
tetapi menurut pendapat yang mahsyur pula ialah dua belas bulan.
Maka menurut pendapat yang lebih
tepat ialah bahwa Nabi kita s.a.w. telah dizahirkan pada hari Itsnin selepas
terbit fajar dan itulah satu waktu yang berkat. Dan ia (s.a.w.) telah
dizahirkan di Mekah dan tidak harus kita percayakan lain daripada Mekah itu
tempat kezahirannya.
Dan perkara-perkara yang tersebut
itu sayugialah diajarkan oleh ibu bapa kepada anak-anak mereka apabila mereka
sampai umur 7 tahun, yaitu sudah jadi "mumaiyiz".
Dan Nabi Kita s.a.w. telah dizahirkan dengan keadaannya sudah sedia berkhatan serta juga sudah terpotong pusatnya. Rasulullah s.a.w. sendiri telah bersabda:
Artinya: Setengah daripada kemuliaan yang telah dikurniakan oleh Allah Ta'ala kepadaku ialah aku telah dizahirkan sedia terkhatan dan tidak seorang pun telah melihat auratku.
Dan Nabi Kita s.a.w. telah dizahirkan dengan keadaannya sudah sedia berkhatan serta juga sudah terpotong pusatnya. Rasulullah s.a.w. sendiri telah bersabda:
Artinya: Setengah daripada kemuliaan yang telah dikurniakan oleh Allah Ta'ala kepadaku ialah aku telah dizahirkan sedia terkhatan dan tidak seorang pun telah melihat auratku.
DINAMAKAN
MUHAMMAD
Ahli-ahli sejarah telah berselisih
pendapat tentang adakah bundanya s.a.w. yang telah menamakan dia Muhammad
ataukah datuknya yang membuat demikian? Dan adakah Nabi s.a.w. telah diberi
nama itu pada malam yang ia dizahirkan itu ataukah pada hari yang ke tujuh
selepas ia dizahirkan?
Telah diriwayatkan oleh Imam Baihaqi
daripada Ibni Hasan An Natukhi bahwa apabila sampai hari yang ke tujuh selepas
dizahirkan Nabi s.a.w. maka nindanya, Abdul Muttalib, telah menyembelih
binatang-binatang (untuk membuat aqiqah) dan telah menjemput Kaum Quraisy untuk
menjamu mereka dan apabila telah selesai jamuan itu maka mereka pun bertanya:
"Apakah engkau namakan dia?" Dijawab oleh nindanya: "Aku namakan
dia Muhammad (artinya: yang dipuji). Aku berharap Allah Ta'ala memujinya di
langit dan makhluk Allah Ta'ala memujinya di bumi."
Dan ada pula ahli sejarah yang
mengatakan bahwa nindanya telah menamakan dia Muhammad ialah karena nindanya
itu telah bermimpi bahwa satu utas rantai perak telah keluar daripada
belakangnya lalu rantai itu telah memanjang sehingga satu hujungnya telah sampai
ke langit dan satu hujungnya lagi telah sampai ke bumi dan satu lagi ke timur
dan satu lagi ke barat. Kemudian rantai itu telah memendek kembali sehingga
menjadi seolah-olah sebuah pohon yang hijau yang pada salah satu daunnya ada
cahaya, tiba-tiba orang-orang yang di timur dan orang-orang yang di barat
bergantung padanya, lalu ia menceritakan mimpinya itu, dan telah dita'birkan
mimpi itu oleh ahli ta'bir mimpi kepada Abdul Muttalib bahwa seorang
kanak-kanak akan di zahirkan daripada belakangnya yang akan menjadi ikutan oleh
orang-orang timur orang-orang barat, dan akan dipuji oleh penghuni langit dan
penghuni bumi. Dan beserta dengan itu maka ibunya telah menceritakan bahwa is
telah datangi oleh satu yang datang dan memberitahu kepadanya bahwa, "Apabila
engkau menzahirkan budak itu maka hendaklah engkau namakan dia Muhammad".
ABU
LAHAB
Telah diriwayatkan bahwa apabila
Nabi s.a.w. dizahirkan maka seorang hamba perempuan yang bernama Thuwaibah
telah datang kepada Abu Lahab, (yaitu salah seorang bapa saudara Nabi s.a.w.
dan tuan punya hamba itu) lalu hamba itu memberitahu kepadanya berkenaan
kezahiran seorang lelaki bagi saudaranya, Abdullah. Maka Abu Lahab telah berasa
amat suka lalu ia terus memerdekakan hamba itu pada ketika itu juga. Kemudian
ia telah mengupah akan bekas hambanya itu supaya menyusukan Nabi, s.a.w.
selepas kezahirannya itu selama beberapa hari.
Kemudian telah diriwayatkan bahwa
selepas matinya Abu Lahab itu maka ada seoranq telah mimpi berjumpa dan
bertanya kepadanya: "Apa hal engkau sekarang?" Jawab Abu Lahab:
"Aku di dalam neraka tetapi keadaanku telah diringankan pada tiap-tiap
malam Itsnin, karena aku dapat mengalir air di antara celah jariku sekedar
banyak ini," (lalu ia tunjukkan kepada lekok di ibu jarinya)," dan
yang demikian itu ialah dengan sebab aku memerdekakan Thuwaibah apakala ia
memberitahu kepadaku tentang kezahiran Muhammad, dan pula aku telah mengupah
Thuwaibah untuk menyusukan dia." Demikianlah riwayat itu.
Maka sekiranya beginilah hal Abu
Lahab yang kafir musyrik itu (di dalam Quran telah diturunkan satu surah khas
untuk mencelanya) dibalas dengan baik di dalam api neraka dengan sebab
kesukaannya pada hari kezahiran Nabi yang terpilih s.a.w. itu maka bagaimanakah
pula hal seorang yang mempercayakan keesaan Tuhan sepanjang umurnya yang
bergembira dengan hari kezahiran Nabi s.a.w. dan bersedekah pula karena
cintakan dia.
Demi sesungguhnya tidak dapat tiada
balasan untuk orang yang seperti ini daripada Allah Ta'ala yang maha Pemurah
itu ialah memasukkan dia dengan kelebihanNya dan kemurahanNya ke dalam Surga
yang penuh dengan ni'mat untuk selama-lamanya.
Maka dapatlah diketahui daripada apa
yang tersebut itu bahwa mengambil berat tentang Maulidnya s.a.w. yang mulia itu
ialah satu daripada sebesar-besar perkara yang boleh mendekatkan seseorang
kepada Tuhan. Dan hal yang demikian itu boleh didapati dengan memberi makanan
kepada fakir miskin, dan membaca Quran dan membaca kisah sejarah Nabi s.a.w.
dan kasidah-kasidah berkenaan dengannya, dan lain-lain perkara yang tidak
mengandungi perkara perkara yang haram atau makhruh.
FAEDAH
MAULID
Telah berkata Ibnul Jauzi bahwa satu
daripada perkara-perkara yang telah mujarrab (yaitu telah dicoba dan didapati
benar) ialah bahwa meraikan atau merayakan Maulid Nabi s.a.w. itu akan
mendatangkan keamanan yang penuh pada sepanjang-panjang tahun itu di tempat
yang diadakan keramaian Maulid itu.
Sanya seorang raja yang bernama Abu
Sa'id Al Mudzaffar telah mempunyai sebuah kota bernama Irbil yang jauhnya dua
batu daripada bandar AI Musul, adalah seorang raja yang bijaksana, berani,
gagah, pintar, alim dan adil, la telah berlebih-lebihan pada tentang meraikan
dan merayakan Maulid Nabi s.a.w. dan telah mengeluarkan belanja tiap-tiap tahun
untuk yang demikian itu sebanyak 300,000 dinar. Dan perbuatannya itu telah
dipersetujui oleh ulama'-ulama' dan orang-orang saleh keseluruhannya.
Dan di dalam setengah-tengah
perayaan Maulid yang diadakan oleh raja itu maka setengah-setengah orang telah
menghitung di dalam jamuannya ada 5.000 ekor kambing panggang dan 10.000 ekor
ayam dan 100.000 mangkok dan 300.000 pinggan besar yang mengandungi gula-gula
dan manisan-manisan yang berbagai rupa dan rasa.
Dan pula ia telah menyediakan percuma satu rumah besar untuk sesiapa saja yang datang daripada mana-mana pihak dan arah yang tidak mempunyai tempat tinggal. Dan raja itu telah membelanjakan wang untuk rumah itu tiap-tiap tahun 100.000 dinar, padahal baju raja itu sendiri hanya daripada kain kapas yang keras dan pula tidak lebih daripada lima helai. Isterinya pernah menegurnya tentang hal pakaiannya itu, tetapi ia pernah menjawab: "Aku memakai pakaian-pakaian yang demikian itu lebih baik daripada aku memakai pakaian-pakaian yang mahal dengan tidak mengambil berat terhadap orang faqir dan miskin."
Dan pula ia telah menyediakan percuma satu rumah besar untuk sesiapa saja yang datang daripada mana-mana pihak dan arah yang tidak mempunyai tempat tinggal. Dan raja itu telah membelanjakan wang untuk rumah itu tiap-tiap tahun 100.000 dinar, padahal baju raja itu sendiri hanya daripada kain kapas yang keras dan pula tidak lebih daripada lima helai. Isterinya pernah menegurnya tentang hal pakaiannya itu, tetapi ia pernah menjawab: "Aku memakai pakaian-pakaian yang demikian itu lebih baik daripada aku memakai pakaian-pakaian yang mahal dengan tidak mengambil berat terhadap orang faqir dan miskin."
PERMULAAN
PERAYAAN MAULID
Kata Syeikh As Sakhawi bahwa
perayaan Maulid itu mula-mula telah terjadi selepas kurun yang ketiga. Kemudian
maka berkekalanlah orang-orang Islam di lain-lain negeri dan bandar yang besar
meraikan Maulid itu. Dan mereka telah bersedekah pada malamnya dengan berbagai-bagai
sedekah dan mengambil berat tentang membaca Maulid s.a.w. yang mulia itu dan
telah nyatalah daripada berkatnya itu bahwa mereka telah mendapat
kelebihan-kelebihan yang banyak.
HUKUM
MERAYAKAN MAULID
Di dalam fatwa-fatwa Al Hafiz As
Sayuti rahimah Ullah, di dalam bab "walimah" (memberi jamuan) bahwa
ia telah ditanya tentang merayakan Maulid Nabi s.a.w. di dalam bulan Rabi'ul
Awwal, apa hukumnya daripada syara'? Dan adakah didapati pahala oleh orang yang
melakukannya atau tidak? Dijawab oleh As Sayuti, "Pada pendapatku bahwa
cara merayakan Maulid Nabi s.a.w. itu ialah orang-orang berkumpul beramai-ramai
dan membaca sedikit daripada ayat Quran dan menceritakan kisah-kisah berkenaan
Maulid s.a.w. perkara-perkara yang luar biasa (mu'jizat) yang terjadi pada masa
Nabi s.a.w dizahirkan dan kemudian mengeluarkan makanan untuk dimakan oleh
orang ramai tadi dan selepas itu mereka pun bersurailah dengan tidak
mengerjakan apa-apa lain daripada yang tersebut itu."
BID'AH
HASANAH
Sanya perbuatan-perbuatan sebagaimana
yang tersebut itu ialah Bid'ah Hasanah yang dibalas dengan pahala bagi
orang-orang yang membuatnya karena di dalam perbuatan-perbuatan yang tersebut
itu ada erti membesarkan nilai Nabi kita Muhammad s.a.w. dan menzahirkan
kesukaan dan kegembiraan terhadap kezahirannya yang mulia.
Demikianlah yang telah di sebutkan oleh guru-guru kami muga-muga Alah Ta'ala mencurahkan rahmatNya ke atas mereka.
Telah berkata Imam Abu Syamah, guru Syeikh An Nawawi, "Satu daripada perkara-perkara yang dicipta dan diadakan pada zaman kita ialah perkara yang dilakukan tiap-tiap tahun pada hari asalnya yang dizahirkan Nabi s.a.w. (yaitu dua belas Rabi'ul Awwal) seperti bersedekah dan mengerjakan lain-lain kebajikan dan menyatakan kesukaan serta menghiaskan diri dan tempat kediaman karena yang demikian itu selain daripada membuat baik kepada orang-orang faqir, maka ia juga menandakan cinta kepada Nabi s.a.w. dan membesarkan dia di dalam hati orang yang menjalankan perayaan Maulid itu, sebagai syukur kepada Allah Ta'ala karena la telah mengutus Rasulullah sebagai satu rahmat kepada manusia sekalian.
Demikianlah yang telah di sebutkan oleh guru-guru kami muga-muga Alah Ta'ala mencurahkan rahmatNya ke atas mereka.
Telah berkata Imam Abu Syamah, guru Syeikh An Nawawi, "Satu daripada perkara-perkara yang dicipta dan diadakan pada zaman kita ialah perkara yang dilakukan tiap-tiap tahun pada hari asalnya yang dizahirkan Nabi s.a.w. (yaitu dua belas Rabi'ul Awwal) seperti bersedekah dan mengerjakan lain-lain kebajikan dan menyatakan kesukaan serta menghiaskan diri dan tempat kediaman karena yang demikian itu selain daripada membuat baik kepada orang-orang faqir, maka ia juga menandakan cinta kepada Nabi s.a.w. dan membesarkan dia di dalam hati orang yang menjalankan perayaan Maulid itu, sebagai syukur kepada Allah Ta'ala karena la telah mengutus Rasulullah sebagai satu rahmat kepada manusia sekalian.
MEMBESARKAN
NABI S.A.W.
Telah berkata guru bagi guru kami
Sidi Ahmad bin Zaini Dahlan rahima Ullah, "Telah menjadi adat bagi orang
bahwa apabila mereka mendengar orang yang membaca Maulid itu menyebut pada
arah: "Nabi s.a.w. dizahirkanlah daripada ibunya", maka mereka pun
bangun berdiri sebagai memuliakan dan membesarkan dia s.a.w., maka bangun
berdiri itu memanglah baik, karena yang demikian itu ada pengertian membesarkan
Nabi s.a.w. Sesungguhnya banyak ulama' yang menjadi ikutan oleh orang ramai
telah membuat seperti itu."
Kata AI Halbi di dalam kitabnya 'As
Sirah': "Sesungguhnya telah diceritakan oleh setengah-setengah ulama'
bahwa pada suatu masa di zaman Imam As Subki, ramai ulama' telah berkumpul di
sisinya, lalu salah se daripada mereka telah melagu-lagukan satu nasyid (yaitu
syair penggalak) dikarang oleh As Sarsari untuk memuji-muji Nabi s.a.w., maka
pada ketika itu bangunlah Imam As Subki beserta semua mereka yang ada di majlis
termasuk qadhi-qadhi dan orang-orang besar, lalu terjadilah mesra yang besar di
dalam majlis itu. Sanya, merayakan Maulid Nabi s.a.w. dengan orang-orang
berkumpul ramai untuknya ialah satu perkara yang baik (mustahsan).
HADITS
NABI S.A.W.
Telah di riwayatkan satu hadith Nabi
s.a.w. seperti berikut:
Artinya: "Barangsiapa
membesarkan hari kezahiranku niscaya aku akan menjadi penolongnya pada hari
kiamat dan barangsiapa membelanjakan satu dirham untuk Maulidku maka
seolah-olah ia membelanjakan emas sebanyak sebuah gunung untuk agama Allah."
Dan telah berkata Saiyidina Abu
Bakar As Siddiq radhi Allahu 'anhu: "Barangsiapa membesarkan Maulid Nabi
s.a.w. maka sesungguhnya ia akan menjadi temanku di dalam Surga."
Dan telah berkata Saiyidina Umar
radhi Allahu 'anhu: "'Barangsiapa membesarkan Maulid Nabi s.a.w. maka
sesungguhnya ia menghidupkan agama Islam."
Dan telah berkata pula Saiyidina
Utsman radhi Allahu 'anhu: "Barang- siapa mengeluarkan satu dirham untuk
membaca Maulid Rasulullah s.a.w. maka seolah-olah ia mati syahid didalam
peperangan Badar dan Hunain."
Dan telah berkata Saiyidina Ali
karamallahu wajhahu: "Barangsiapa membesarkan Maulid Nabi s.a.w. maka ia
tidak akan keluar daripada dunia melainkan keadaannya di dalam iman."
Dan telah berkata Imam Syafi'i
rahimah Ullah: "Barangsiapa mengum- pulkan orang-orang Islam untuk
menyambut Maulid Nabi s.a.w. dengan membaca Maulid itu dan mengadakan
syarahan-syarahan berkenaannya serta menyediakan makanan bagi mereka dan
membuat lain-lain kebajikan, niscaya Allah Ta'ala akan membangkitkan mereka di
hari kiamat bersama dengan wali-wali, orang-orang yang mati syahid dan
orang-orang yang saleh dan ia akan berada di dalam Surga yang penuh dengan
ni'mat."
PERKATAAN-PERKATAAN
AULIA'
Telah berkata Al Hasan AI Basri,
(muga-muga Allah Ta'ala memuliakan rohnya): "Aku ingin kalaulah aku
mempunyai emas sebanyak gunung Uhud, niscaya aku akan membelanjakannya untuk
membaca Maulid Rasulullah s. a. w."
Dan telah berkata AI Junaid AI Baghdadi rahimah Ullah: "Barangsiapa hadir pada majlis Maulid Nabi s.a.w. dan membesarkan keadaan majlis itu maka sesungguhnya ia telah menang dengan iman."
Dan telah berkata AI Junaid AI Baghdadi rahimah Ullah: "Barangsiapa hadir pada majlis Maulid Nabi s.a.w. dan membesarkan keadaan majlis itu maka sesungguhnya ia telah menang dengan iman."
Dan telah berkata Ma'ruf Al Kukhi
(muga-muga Allah memuliakan rohnya): "Barangsiapa menyediakan makanan
untuk membaca Maulid Rasulullah s.a.w. dan mengumpulkan orang-orang Islam serta
menyalakan lampu dan memakai pakaian-pakaian yang baru den berwangi-wangi serta
bercantek dengan tujuan membesarkan Maulidnya s.a.w. maka Allah Ta'ala akan
ngumpulkan dia di padang Mahsyar di hari kiamat kelak bersama dengan
kelompok-kelompok yang pertama di antara Nabi-nabi dan ia akan mendapat
setinggi-tinggi tempat di dalam Surga."
Dan telah berkata As Sirri As
Saqati: "Barangsiapa pergi ke tempat yang ada dibaca di situ Maulid Nabi
s.a.w. maka sesungguhnya ia diberi satu daripada kebun-kebun Surga karena ia
pergi ke tempat itu tidak lain karena cinta kepada Rasulullah s.a.w."
Dan telah bersabda Rasulullah s.a.w.
Artinya: "Barangsiapa
cintakan aku niscaya ia akan berada bersamaku di Surga."
Sedia maklum bahwa menyambut Maulid
Nabi s.a.w. dengan cara- cara yang telah tersebut dahulu itu nyatalah berarti
kita cinta kepadanya.
Dan telah berkata Sultan Wali-wali
('Arifin), Jalaluddin As Suyuti rahimah Ullah: "Barangsiapa orang Islam
yang dibacakan di dalam rumahnya Maulid Nabi s.a.w. niscaya Allah Ta'ala akan
menghilangkan den menjauhkan kemarau dan kecelakaan, balak, penderitaan,
kebencian, hasad, kejahatan dengki terhadap ahli-ahli rumah itu dan apabila ia
mati maka Allah Ta'ala akan memudahkan dia menjawab akan soalan-soalan Munkar
dan Nakir dan akan mendapat tempat bersama orang-orang yang benar disisi Tuhan
yang Maha Kuasa lagi Maha Besar kerajaanNya."
Dan ia berkata lagi: "Tiada
sebuah rumah atau masjid atau tempat dibaca di dalamnya akan Maulid Nabi s.a.w.
melainkan Malaikat-malaikat melindungkan ahli-ahli tempat itu dan Allah Ta'ala
akan melimpahkan rahmatNya kepada mereka dan Malaikat-malaikat yang berpangkat
besar seperti dan Jibrl dan Mikail, Israfil, Quryail, Ainail dan lain-lainnya
mendoakan kebaikan sesiapa yang menganjurkan dan menyebabkan adanya majlis
bacaan Nabi s.a.w."
Demikianlah dinyatakan oleh guru kami daripada kitab 'Wasail'.
Demikianlah dinyatakan oleh guru kami daripada kitab 'Wasail'.
MURAH
REZEKI
Barangsiapa membaca Maulid
Rasulullah s.a.w. pada wang perak di dan kemudian ia mencampurkan wang itu
dengan wang-wangnya yang lain, niscaya tuan punya wang itu akan mendapat berkat
dan tidak akan menjadi papa dan tangannya tidak akan kosong dengan berkat
Maulid Rasulullah s.a.w.
Dan telah berkata Imam Al Yafi'i,
"Barangsiapa mengumpulkan orang- orang Islam untuk sesuatu majlis membaca
Maulid Nabi s.a.w. dan menyediakan makanan danmengadakan tempat baginya dan
mengerjakan lain-lain kebajikan maka Allah Ta'ala akan membangkitkan dia pada
hari Kiamat bersama-sama dengan Wali-wali dan orang-orang yang saleh dan
orang-orang yang mati syahid dan ia akan berada di dalam Surga Na'im."
LAGI
KELEBIHAN MAULID
Telah dihikayatkan bahwa pada zaman
Amirul mu'minin Harun Ar Rasyid bahwa ada seorang muda di dalam bandar Basrah
yang terlalu pemboros dan buruk perangai dan ahli-ahli negeri itu telah
memandang kepadanya dengan pandangan yang hina dengan sebab perbuatan dan
perangainya yang buruk itu. Tetapi pemuda ini, apabila sampai bulan Rabiul
Awwal maka ia telah membasuh pakaian-pakaiannya dan berwangi-wangi serta
berhias dan mengadakan jamuan dan pula ia telah meminta dibacakan kisah Maulid
Nabi s.a.w. di dalam jamuan itu, maka ia tetaplah mengerjakan seperti itu
tiap-tiap tahun selama beberapa tahun.
Kemudian apabila ia mati maka
penduduk-penduduk negeri itu telah mendengar suatu teriakan berkata:
"Datanglah wahai ahli Basrah dan saksikanlah jenazah seorang Wali Allah
Ta'ala karena dia itu mulia di sisi Allah."
Maka orang-orang Basrah pun datanglah kepada jenazahnya dan mengebumikannya, kemudian mereka telah melihatnya didalam mimpi bahwa ia sedang bersiar-siar dengan pakaian dan perhiasan ahli Surga, yaitu 'sondosen wastabraq', lalu ia telah ditanya, "Sebab apa engkau telah menerima kelebihan besar ini?" Jawab pemuda itu: "Sebab aku membesarkan Maulid Nabi s.a.w."
Maka orang-orang Basrah pun datanglah kepada jenazahnya dan mengebumikannya, kemudian mereka telah melihatnya didalam mimpi bahwa ia sedang bersiar-siar dengan pakaian dan perhiasan ahli Surga, yaitu 'sondosen wastabraq', lalu ia telah ditanya, "Sebab apa engkau telah menerima kelebihan besar ini?" Jawab pemuda itu: "Sebab aku membesarkan Maulid Nabi s.a.w."
SATU
LAGI HIKAYAT.
Telah dihikayatkan juga bahwa pada
zaman Khalifah Abdul Malik bin Maruan bahwa ada seorang muda yang elok parasnya
di dalam negeri Syam dan ia suka bermain dengan menunggang kuda. Maka pada satu
hari ia telah menunggang kudanya dengan laju melalui hadapan pintu Gedung
Khalifah itu tiba-tiba terlanggarlah dengan salah seorang anak baginda yang
kebetulan ada di situ, lalu anak baginda itu pun mati.
Maka berita itu telah sampailah
dengan segera kepada Khalifah dan Khalifah pun memerintahkan supaya pemuda itu
dibawa menghadapnya. Apabila pemuda itu telah hampir kepada Khalifah maka
teringatlah pada hatinya hendak bernazar bahwa sekiranya Allah Ta'ala
melepaskan dia daripada angkara itu maka ia akan mengadakan jamuan yang besar
dan ia akan meminta dibacakan Maulid Nabi s.a.w. di dalam majlis jamuan itu.
Apabila pemuda itu sampai di hadapan
Khalifah dan Khalifah memandang kepadanya, tiba-tiba baginda telah tertawa,
padahal baru sebentar tadi baginda telah berasa terlalu murka, lalu baginda
bertanya kepada pemuda itu: "Adakah engkau pandai ilmu sihir?" Jawab
pemuda itu, "Demi Allah tidak sekali-kali hai Amirul mu'minin."
Berkata baginda: "Baiklah aku ampunkan engkau, tetapi katakanlah kepada
aku apakah rahasia engkau?" Jawab pemuda itu: "Aku telah berkata di
dalam hatiku, sekiranya Allah melepaskan aku daripada angkara yang sangat berat
ini, aku akan mengadakan satu jamuan bagi Maulid Nabi s.a.w."
Baginda berkata: "Tadi aku
sudah ampunkan engkau dan sekarang ambillah pula seribu dinar untuk
perbelanjaan Maulid Nabi s.a.w. itu dan engkau sekarang terlepaslah daripada
sebarang balasan bagi membunuh anakku itu."
Maka pemuda itu pun keluarlah dan telah selamat daripada balasan bunuh dan telah menerima pula seribu dinar ialah dengan berkat Maulid Nabi s.a.w.
Maka pemuda itu pun keluarlah dan telah selamat daripada balasan bunuh dan telah menerima pula seribu dinar ialah dengan berkat Maulid Nabi s.a.w.
MENGAMBIL
BERAT
Sayugialah semua orang-orang Islam
mengambil berat dan gemar membaca Maulid Penghulu Besar kita keturunan Adnan
itu, karena dengan sebabnya telah dijadikan sekalian arwah dan benda-benda,
dari itu memang sesuai dibelanjakan harta benda untuk mengingatkannya dan
membesarkannya. Muga-muga Allah Ta'ala menjadikan kita sekalian gemar dan suka
membaca Maulid Nabi kita yang mulia itu dengan berkekalan dan membelanjakan
uang baginya pada masa-masa dan hari-hari yang tertentu. Amin !
SATU
ADAT
Kerap juga terjadi di negeri kita
ini orang-orang bertepuk tangan dan memukul gendang dan menari-nari dan memukul
dandi (gendang besi) ketika Zikrullah dan ketika membaca Maulid Nabi s.a.w.
sedangkan tidak disuruh oleh Syara' membuat demikian. Bahkan kadang-kadang hal
ini boleh membawa kepada kekafiran. (Kita berlindung dengan Allah daripada yang
demikian itu.) Telah dipetik oleh guru kami daripada Abu Bakar bin Al Hisni
bahwa jenis kafir itu banyak, tidak dapat dikira, maka setengah daripadanya
ialah membaca Quran dengan memukul gendang.
Ibnu Hajar telah memetik daripada At Tartusi yang tujuan ringkasnya ialah: Menurut pendapat ketua-ketua ahli Sufi bahwa menari-nari dan memukul gendang di dalam majlis Zikrullah atau di dalam ketika membaca selawat dan memuji Nabi s.a.w. adalah sesat dan salah karena Islam itu tiada lain hanyalah apa yang terkandung di dalam kitab Allah dan Hadits Nabi s.a.w.
Ibnu Hajar telah memetik daripada At Tartusi yang tujuan ringkasnya ialah: Menurut pendapat ketua-ketua ahli Sufi bahwa menari-nari dan memukul gendang di dalam majlis Zikrullah atau di dalam ketika membaca selawat dan memuji Nabi s.a.w. adalah sesat dan salah karena Islam itu tiada lain hanyalah apa yang terkandung di dalam kitab Allah dan Hadits Nabi s.a.w.
PERBUATAN
SAMIRI
Adapun menari atau bergendang ketika
beribadat itu tidaklah disuruh oleh Allah atau Nabi s.a.w. tetapi
perbuatan-perbuatan yang seperti itu mula-mula sekali telah diadakan oleh
Samiri dan kawan-kawannya ketika Samiri membuat patung anak lembu (sebagaimana
ada tersebut kejadiannya di dalam Quran), lalu mereka pun bangun menari-nari
dan mengadakan lain-lain perkara yang tidak disuruh oleh agama Nabi Musa
alaihis salam, maka perbuatan-perbuatan yang seperti itu ialah perbuatan agama
kafir dan perbuatan orang-orang yang menyembah lembu.
Demikian juga lebih kurang tersebut di dalam kitab Al Qurtubi.
Demikian juga lebih kurang tersebut di dalam kitab Al Qurtubi.
Imam Al Tartusi menambah kata bahwa
orang-orang yang mula-mula memukul gendang di dalam majlis-majlis ibadat yang
seperti itu ialah orang- orang Zindik (yaitu orang-orang yang zahirnya Islam
tetapi batinnya kafir) untuk hendak menarik dan menjauhkan orang-orang Islam
daripada ajaran kitab Allah.
Di dalam majlis-majlis yang adakan
oleh Rasulullah s.a.w. dengan sahabat-sahabatnya maka mereka telah menjaga
sopan-santun yang penuh, dari itu sayugialah Sultan dan wakil-wakilnya (atau
ketua-ketua agama) melarang orang-orang yang bergendang dan menari itu hadir di
dalam masjid dan lain-lainnya dan tidak harus (tidak boleh) bagi seseorang yang
percaya Allah dan Hari Kiamat hadir bersama-sama mereka itu dan menolong mereka
itu di dalam kesesatan mereka. Inilah pendapat mazhab Syafi'i dan Maliki dan Abu
Hanifah dan lain-lain lagi golongan Imam-imam (Ketua-ketua) agama Islam.
BERTEPUK
TANGAN
Adapun bertepuk tangan saja maka
Imam Ibnu Hajar cenderung menghukumkan makhruh didalam segala hal (jika di luar
sembahyang) walaupun dengan tujuan bermain-main dan bersuka-suka. Tetapi Imam
Ramli mengharamkannya samada di dalam sembahyang atau di luarnya kalau karena
bermain-main dan bersuka-suka.
PUKUL
GENDANG
Tentang hukum memukul gendang maka
Imam Ibnu Hajar telah menyatakan bahwa menurut pendapat yang muktamad adalah
halal dengan tidak makhruh jika di dalam majlis perkawinan atau khatan atau
sebagainya. (Nabi s.a.w. pernah bersabda: "Sukakanlah majlis perkawinan
walaupun dengan memukul sebiji gendang.")
MENARI
KETIKA KESUKAAN
Adapun menari dalam majlis
perkawinan atau khatan atau sebagainya (dengan tidak bercampur lelaki dengan
perempuan) maka Imam lbnu Hajar menghukumkannya makhruh. Tetapi jika menari itu
bercampur lelaki dengan perempuan atau dengan cara yang boleh menimbulkan nafsu
maka haramlah hukumnya samada dilakukan oleh lelaki ataupun perempuan.
Muga-muga Allah Ta'ala menjadikan
kita sekalian di dalam golongan umatnya s.a.w. yang selamat dan sejahtera dan
akan berkumpul di Padang Mahsyar bersama-sama Nabi s.a.w. Amin!
TERSEBUT
DI DALAM TAURAT
Telah diriwayatkan oleh seorang yang
sangat alim yaitu An Najmul Ghaidzi rahimah Ullah bahwa Allah Ta'ala telah
menyatakan di dalam kitab Taurat bahwa la berfirman kepada Nabi kita Muhammad
s.a.w. "Aku jadikan umatmu sebaik-baik umat di dalam golongan manusia dan
aku jadikan umatmu umat yang pertengahan dan aku jadikan umatmu umat yang
pertama dan penghabisan dan aku jadikan umatmu tidak harus membaca khutbah
melainkan lebih dahulu menyebutkan bahwa mereka mengaku bahwa engkau adalah
hambaku dan pesuruhku. Dan aku jadikan sebagian daripada umatmu itu hati mereka
seperti 'Kitab Injil' bagi mereka (yaitu mereka hafaz Quran, ataupun mereka
senantiasa ingatkan hukum Allah).
PERNYATAAN
SEORANG YAHUDI
Telah diriwayatkan pula oleh 'Ata'
bin Yasar daripada Ka'ab Al-Ahbar (yaitu seorang Yahudi yang telah memeluk
Islam di zaman sahabat) bahwa Ka'b Al Ahbar itu telah berkata: "Bapaku
telah mengajar kepadaku kitab Taurat (Kitab suci Yahudi) melainkan satu surah
saja yang tidak diajarkannya kepadaku, bahkan dibungkusnya dan disimpannya di
dalam peti saja."
"Apabila bapaku mati maka aku
telah membuka bungkusan itu, tiba- tiba pada surah yang di dalam bungkusan itu
aku telah membaca berkenaan seorang Nabi yang akan keluar pada akhir zaman. la
akan diperanakkan di Mekah dan akan berhijrah ke Madinah dan kekuasaannya di
Syam. la menggunting rambutnya dan mengikat pinggangnya. Adalah ia sebaik-baik
Nabi dan umatnya sebaik-baik umat. Mereka membesarkan Allah dengan segala
kemuliaan. Mereka berbaris di dalam sembahyang sebagai mereka berbaris di dalam
peperangan. Hati mereka ialah Quran mereka. Mereka memuji Allah di dalam segala
masa kesempitan aan kemewahan, satu pertiga daripada mereka akan terus masuk
Surga dengan tiada dihisab (yaitu tiada dikira dosa dan pahala mereka) di
padang mahsyar nanti dan satu pertiga daripada mereka telah membuat salahdan
berdosa tetapi Allah Ta'ala mengampunkan mereka dan satu pertiga lagi telah
membuat dosa besar maka malaikat-malaikat (di padang Mahsyar) pun berkata
kepada Allah Ta'ala: "Hai Tuhan kami, kami dapati mereka telah
menganiayakan diri mereka dan kami dapati dosa-dosa yang dilakukan oleh mereka
adalah seperti beberapa buah gunung, hanya sanya mereka tetap mengaku bahwa
tiada tuhan yang sebenar melainkan Allah dan bahwa Muhammad ialah pesuruh
Allah."
Lalu dijawab oleh Allah Ta'ala:
"Demi kemuliaanKu dan kehormatanKu. Aku tidaklah menyamakan orang yang
ikhlas kepada Aku dengan mengakui keesaanKu itu sebagaimana orang yang
mendustakan Aku (dengan mengatakan Tuhan ada anak ataupun sekutu atau sebagainya).
Dari itu masukkanlah mereka ke dalam Surga dengan sebab rahmatKu."
NABI
MUSA.
Telah tersebut di dalam
setengah-setengah "Khabar" bahwa Nabi Musa alaihissalam telah
bersabda: "Hai Tuhanku, sesungguhnya aku dapati ada tersebut di dalam
kitab Taurat satu umat yang ialah sebaik-baik umat diantara golongan manusia
maka jadikanlah umat itu umatku." Berfirman Allah Ta'ala: "Itu ialah
umat Muhammad." Bersabda lagi Nabi Musa: "Hai Tuhanku, sesungguhnya
aku dapati ada tersebut di dalam kitab Taurat satu umat yang pergi Haji, dan
apabila mereka kembali daripada Haji itu maka segala dosa mereka diampuni, maka
jadikanlah umat itu umatku." Jawab Allah Ta'ala: "Itu ialah umat
Muhammad." Bersabda Nabi Musa lagi: "Hai Tuhanku, sesungguhnya aku
dapati ada tersebut di dalam kitab Taurat satu umat yang kitab suci mereka
ialah di dalam dada mereka (yakni mereka hafaz kandungan kitab Allah), maka
jadikanlah umat itu umatku." Jawab Allah Ta'ala: "Itu ialah umat
Muhammad." Bersabda lagi Nabi Musa: "Hai Tuhanku, sesungguhnya aku
dapati ada tersebut di dalam kitab Taurat satu umat yang berpuasa satu bulan
lalu diampunkan dosa mereka selama sebelas bulan yang lalu, maka jadikanlah
umat itu umatku." Firman Allah Ta'ala: "Itu ialah umat
Muhammad." Bersabda lagi Nabi Musa: "Hai Tuhanku, sesungguhnya aku
dapati tersebut di dalam kitab Taurat tentang satu umat yang ialah penghabisan
umat di dalam Islam tetapi terdahulu masuk Surga maka jadikanlah dia
umatku." Dijawab oleh Allah Ta'ala: "Itu ialah umat Muhammad,"
lalu bersabda Nabi Musa: "Hai Tuhanku, jikalau begitu, jadikanlah aku
seorang daripada golongan umat Muhammad."
Maka itulah sebabnya Nabi kita
Muhammad s.a.w. telah bersabda:
Artinya: "Sekiranya Musa
hidup sekarang maka tak dapat tidak ia akan menurut Syariatku."
KABUL
AHBAR
Telah berkata Kabul Ahbar lagi:
"Aku telah dapati ada
tersebut di dalam kitab Taurat bahwa apabila umat Muhammad s.a.w. berjalan di
atas bumi maka mereka memintakan ampun bagi umat itu sekalian, dan aku telah
dapati bahwa ada bersama tiap-tiap seorang daripada mereka itu satu landasan
daripada cahaya yaitulah Islam, dan aku telah dapati bahwa apabila seorang
daripada mereka sujud maka apabila ia mengangkat kepalanya niscaya Allah Ta'ala
mengampunkan dosanya, dan aku telah dapati mereka berpuasa satu bulan dalam tiap-tiap
tahun, yaitu bulan Ramadhan, dan bagi tiap-tiap sehari mereka berpuasa maka
Allah Ta'ala menjauhkan mereka daripada api Neraka sejauh perjalanan 500 tahun,
dan aku dapati mereka berbahagia dan mempunyai sebaik-baik tempat kembali,
yaitu Surga."
AMPUNAN
ALLAH
Tersebut di dalam kitab 'Raudhatul
Ulama':
"Telah bersabda Nabi Musa
alaihis salam: "Hai Tuhanku, ampunkanlah aku dan Bani Israil." Firman
Allah Ta'ala: "Aku telah ampunkan Muhammad dan umatnya dan pahala mereka
(umat Muhammad) pada sisiKu sama sebagaimana pahala Nabi-nabi. KemurkaanKu
terhadap mereka itu jauh. Aku terima amalan daripada mereka itu sedikit, tetapi
Aku beri pahala dan rahmat kepada mereka itu banyak. Dan Aku tidak menolak
permohonan taubat daripada mereka itu selama mereka berkata: La ilaaha illallah
(yaitu Tiada Tuhan melainkan Allah)." Lalu Nabi Musa pun tunduk sujud dan
berkata: "Hai Tuhanku, jadikanlah aku di dalam golongan umat
Muhammad." Maka Allah Ta'ala pun berfirman: "Engkau dan sekalian
Nabi-nabi memang termasuk di dalam golongan umat Muhammad." Muga-muga
Allah Ta'ala mengurniakan sebanyak-banyak salam dan sejahtera kepada mereka itu
sekalian. Amin!
KELEBIHAN
MENGUCAP SELAWAT KEATAS NABI S.A.W.
Allah Ta'ala berfirman di dalam
Quran:
Artinya: "Sesungguhnya Allah
dan Malaikat-malaikatNya berselawat ke atas Nabi itu (Muhammad), wahai mereka
yang beriman, banyakkanlah olehmu mengucapkan selawat dan salam keatasnya."
(Quran)
Syeikh At Taimi telah meriwayatkan
bahwa Rasulullah s.a.w. telah bersabda:
Artinya: "Banyakkanlah mengucap
selawat kepadaku karena mengucap selawat kepadaku itu ialah menjadi kafarah
(yaitu menebus dosa) dan zakat bagimu. Maka barangsiapa mengucap selawat
kepadaku sekali niscaya Allah Ta'ala memberi selawat kepadanya sepuluh kali."
Dan telah diriwayatkan bahwa Nabi
s.a.w. telah bersabda:
"Tiga
jenis manusia akan berada didalam lindungan Tuhan yang Maha mengasihani lagi
Maha tinggi pada hari yang tidak ada perlindungan melainkan padaNya
(Tuhan)", lalu Rasulullah s.a.w. telah ditanya: "Siapakah mereka itu,
hai Rasulullah?" Jawabnya: "Mereka itu ialah orang yang menghilangkan
kesusahan daripada orang yang susah di antara umatku dan orang yang
menghidupkan syariatku dan orang yang banyak mengucap selawat bagiku."
Dan telah diriwayatkan daripada
Rasulullah s.a.w. lagi bahwa ia telah bersabda:
Artinya: "Barangsiapa
menulis selawat bagiku di dalam sebuah kitab niscaya malaikat-malaikat akan
senantiasa memintakan ampun baginya selagi tulisan namaku itu ada di dalam
kitab itu."
CAHAYA
MUKA S.A.W.
Telah diriwayatkan daripada Sitti
Aishah bahwa ia telah berkata: "Sedang aku menjahit baju pada waktu sahur
(subuh sebelum fajar) maka jatuhlah jarum daripada tanganku tiba-tiba kebetulan
lampu pun padam, lalu masuklah padaku Rssulullah s.a.w. maka aku telah dapat
memungut jarum itu daripada cahaya wajahnya, lalu aku berkata, "Hai
Rasulullah alangkah bercahaya wajahmu?" dan seterusnya aku bertanya:
"Siapakah yang tidak akan melihat mu pada Hari Kiamat?" Jawab
Rasulullah: "Orang yang bakhil (lokek)." Aku bertanya lagi:
"Siapakah orang yang bakhil itu ?" Jawab Rasulullah:
Artinya: "Dialah orang yang ketika disebut namaku di sisinya is tiada mengucapkan selawat bagiku."
Artinya: "Dialah orang yang ketika disebut namaku di sisinya is tiada mengucapkan selawat bagiku."
BERDOA
Telah diriwayatkan daripada Nabi
s.a.w. lagi:
Artinya: "Jika kamu memohon
(berdoa) kepada Allah akan sesuatu hajat maka mulakanlah doamu itu dengan
menyebutkan selawat bagiku, karena Allah Ta'ala lebih pemurah daripada apabila
diminta dua hajat lalu la hanya mengurniakan satu hajat saja dan menolak hajat
yang satu lagi." (Tujuan hadits ini ialah bahwa orang yang memohon
selawat untuk Nabi s.a.w. itu tidak akan ditolak bahkan akan dikabulkan dengan
mudah dan Allah Ta'ala pula sangat pemurah, dari itu apabila selawat itu
dikabulkan dengan mudah maka hajat lain yang disertakan dengan selawat itupun
dikabulkan dengan mudah juga).
Dan telah berkata Al-Bara' bin 'Azib
radhi-Allahhu 'anhu bahwa Rasulullah s.a.w. telah bersabda:
Artinya: "Segala doa itu
terdinding daripada langit sehingga orang yang berdoa itu mengucapkan selawat
untuk Muhammad dan untuk keluarga Muhammad."
Dan daripada Anas radhi-Allahhu
'anhu daripada Nabi s.a.w.
Artinya: "Jangan pukul
anak-anak kecilmu yang menangis karena tangisan mereka itu selama empat bulan
ialah zikir, dan empat bulan kemudiannya ialah mengucapkan selawat bagi
Muhammad, dan empat bulan lagi ialah doa bagi ibu bapa mereka."
KIJANG
DAN ANAKNYA
Telah diriwayatkan oleh Abu Na'im di
daiam kitab yang bernama "AI-Hilyah" bahwa seorang lelaki sedang lalu
di sisi Nabi s.a.w. dengan mem- bawa seekor kijang yang telah ditangkap
olehnya, lalu Allah Ta'ala (yang berkuasa menjadikan semua benda-benda
bercakap) telah menjadikan kijang itu bercakap kepada Nabi s.a.w.: "Hai
Pesuruh Allah, sesungguhnya aku ada mempunyai beberapa ekor anak yang masih
menyusu, dan sekarang ini aku sudah ditangkap maka mereka sedang lapar, oleh
itu haraplah perintahkan orang ini melepaskan aku supaya aku dapat pergi
menyusukan anak-anakku itu, dan sesudah itu aku akan balik ke mari."
Bersabda Rasulullah s.a.w.: "Bagaimana halnya kalau engkau tak balik ke
mari lagi?" Jawab kijang itu: "Kalau aku tidak balik ke mari, nanti
Allah Ta'ala akan melaknatkan aku sebagaimana la melaknatkan orang yang tidak
mengucapkan selawat bagi engkau apabila disebut nama engkau disisinya."
Lalu Nabi s.a.w. pun bersabda kepada orang itu: "Lepaskanlah kijang itu buat sementara, dan aku jadi penjamin baginya."
Kijang itupun dilepaskan, dan kemudian ia kembali kembali ke situ. Maka turunlah Malaikat Jibril alaihissalam dan berkata: "Hai Muhammad, Allah Ta'ala mengucapkan salam kepada engkau dan la (Allah Ta'ala) berfirman: "Demi kemuliaanKu dan kehormatanKu, sesungguhnya Aku lebih kasihankan umat Muhammad daripada kijang itu kasihankan anak-anaknya, dan Aku akan kembalikan mereka kepada engkau sebagaimana kijang itu kembali kepada engkau."
Alhamdulillah, kami ucapkan pujian yang sebanyak-banyaknya kepada Allah karena la menjadikan kami di antara golongan umat Muhammad s.a.w.
Lalu Nabi s.a.w. pun bersabda kepada orang itu: "Lepaskanlah kijang itu buat sementara, dan aku jadi penjamin baginya."
Kijang itupun dilepaskan, dan kemudian ia kembali kembali ke situ. Maka turunlah Malaikat Jibril alaihissalam dan berkata: "Hai Muhammad, Allah Ta'ala mengucapkan salam kepada engkau dan la (Allah Ta'ala) berfirman: "Demi kemuliaanKu dan kehormatanKu, sesungguhnya Aku lebih kasihankan umat Muhammad daripada kijang itu kasihankan anak-anaknya, dan Aku akan kembalikan mereka kepada engkau sebagaimana kijang itu kembali kepada engkau."
Alhamdulillah, kami ucapkan pujian yang sebanyak-banyaknya kepada Allah karena la menjadikan kami di antara golongan umat Muhammad s.a.w.
JIRAN
YANG JAHAT
Telah diriwayatkan oleh salah
seorang yang salih begini: "Pada suatu masa aku ada seorang jiran yang
jahat dan menzalimkan dirinya sendiri, dan aku telah menyuruhnya bertaubat
kepada Allah tetapi ia enggan. Tetapi apabila ia mati aku telah
bermimpimelihatnya di dalam Surga lalu akupun bertanya kepadanya:
"Bagaimanakah engkau boleh menerima kedudukan yang seperti ini?"
Ia menjawab: "Pada suatu masa aku telah hadir di sisi seorang yang sedang meriwayatkan hadits dan aku telah mendengar la berkata bahwa barangsiapa mengangkat suaranya apabila mengucap selawat bagi Nabi s.a.w. niscaya diwajibkan dia mendapat Surga. Maka aku pun mengangkat suaraku mengucap selawat bagi Nabi s.a.w. lalu orang ramai pun telah menurut mengangkat suara mereka mengucap selawat bagi Nabi s.a.w. maka Allah Ta'ala telah mengampunkan kami sekalian."
Ia menjawab: "Pada suatu masa aku telah hadir di sisi seorang yang sedang meriwayatkan hadits dan aku telah mendengar la berkata bahwa barangsiapa mengangkat suaranya apabila mengucap selawat bagi Nabi s.a.w. niscaya diwajibkan dia mendapat Surga. Maka aku pun mengangkat suaraku mengucap selawat bagi Nabi s.a.w. lalu orang ramai pun telah menurut mengangkat suara mereka mengucap selawat bagi Nabi s.a.w. maka Allah Ta'ala telah mengampunkan kami sekalian."
MENAMAKAN
KANAK-KANAK MUHAMMAD
Beberapa hadits telah diriwayatkan
untuk menyatakan beberapa kelebihan bagi anak-anak yang dinamakan Muhammad atau
Ahmad mudah-mudahan menggalakkan orang-orang menamakan anak mereka dengan salah
satu nama-nama itu.
Daripada Anas bin Malik radhi Allahu 'anhu bahwa Rasulullah s.a.w. telah bersabda:
Daripada Anas bin Malik radhi Allahu 'anhu bahwa Rasulullah s.a.w. telah bersabda:
Artinya: Akan berdiri dua orang
hamba Allah di hadapan Allah Ta'ala di padang Mahsyar lalu Allah Ta'ala
memerintahkan kedua-dua mereka, maka berkatalah mereka kedua: "Hai Tuhan
kami bagaimanakah berhak masuk Surga?" Lalu berfirman Allah Ta'afa:
"Hai hambaKu berdua, masuklah kedua-dua kamu ke dalam Surga karena Aku
telah bersumpah kepada diriKu bahwa orang yang namanya Ahmad atau Muhammad itu
tidak akan masuk Neraka."
Dan telah diriwayatkan daripada
Ja'afar bin Muhammad bahwa apabila terjadi Hari Kiamat maka akan berteriak satu
teriakan: "Bangunlah hai sesiapa yang namanya Muhammad dan masuklah ke
dalam Surga sebagai kehormatan kepada Nabi Muhammad s.a.w."
Dan pada suatu riwayat yang lain
pula, bahwa akan berteriaklah suatu yang berteriak pada Hari Kiamat: "Hai
Muhammad," lalu Nabi s.a.w. pun mengangkat kepalanya pada tempat itu maka
Allah Ta'ala pun berfirman: "Saksikanlah bahwa Aku mengampunkan tiap-tiap
sesiapa yang namanya sama dengan nama Muhammad."
DAPAT
ANAK LELAKI
Telah diriwayatkan daripada Abu
Umamah radhi Allahu 'anhu: "Barangsiapa mendapat anak lelaki lalu ia
namakan dia Muhammad karena hendakkan berkatnya, maka dia dan anaknya akan
masuk Surga." (Ini telah disebutkan oleh penulis kitab 'AI Firdaus'.)
Dan daripada Ali bin Abu Talib
karamallahu wajhah bahwa ia telah berkata: "Tidak ada suatu hidangan
makanan yang disimpan lalu datang hadir padanya seorang yang namanya Ahmad atau
Muhammad melainkan Allah Ta'ala memuliakan rumah itu dua kali ganda."
HENDAK
ANAK LELAKI
Telah diriwayatkan oleh Ibnu Abi
Malikah daripada Ibnu Juraij daripada Nabi s.a.w. yang telah bersabda:
Artinya: "Barangsiapa ada isteri yang sedang mengandung dan bercita-cita hendak menamakan anak yang masih di dalam rahim itu Muhammad maka Allah Ta'ala akan mengurniakan kepadanya anak lelaki dan jika ada seorang yang bernama Muhammad di dalam sebuah rumah niscaya Allah Ta'ala mengurniakan berkat di dalam rumah itu."
Dan telah berkata Jalilah binti Abdul Jalil kepada Rasulullah s.a.w., "Hai Rasulullah, aku ini seorang perempuan yang tiada mempunyai anak lelaki yang hidup." Jawab Rasulullah s.a.w.:
Artinya: "Barangsiapa ada isteri yang sedang mengandung dan bercita-cita hendak menamakan anak yang masih di dalam rahim itu Muhammad maka Allah Ta'ala akan mengurniakan kepadanya anak lelaki dan jika ada seorang yang bernama Muhammad di dalam sebuah rumah niscaya Allah Ta'ala mengurniakan berkat di dalam rumah itu."
Dan telah berkata Jalilah binti Abdul Jalil kepada Rasulullah s.a.w., "Hai Rasulullah, aku ini seorang perempuan yang tiada mempunyai anak lelaki yang hidup." Jawab Rasulullah s.a.w.:
Artinya: "Engkau bernazarlah
kepada Allah bahwa apabila engkau mendapat anak lelaki maka engkau akan namakan
budak itu Muhammad."
Maka Jalilah pun membuat demikian,
lalu anak lelakinya telah hidup selamat dan baik.
MEMULIAKAN
NAMA MUHAMMAD
Telah bersabda Rasulullah s.a.w.
Artinya: "Apabila kamu
namakan seseorang itu Muhammad maka hendaklah kamu hormatkan dia dan lapangkan
tempat baginya di dalam sesuatu majlis dan jangan masamkan atau hodohkan
(jelekkan) mukamu kepadanya."
Dan telah diriwayatkan daripada
Rasulullah s.a.w. bahwa tidak ada sesuatu kelompok yang mengadakan musyawarah
dan ada bersama-lama mereka seorang yang bernama Muhammad, pada hal mereka
tidak mengajak dia ke dalam musyawarah itu niscaya mereka itu tidak akan
diberkati."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar