Total Tayangan Halaman

901,335

Kamis, 27 Agustus 2020

Hari Pertama bulan syawal

Hari ini adalah Hari Raya Idul Fitri. Amalan-amalan pada hari adalah sebagai berikut: Pertama, membaca takbir yang biasanya dibaca pada malam hari raya setelah mengerjakan salat Shubuh dan salat Hari Raya Idul Fitri. Kedua, membaca doa yang telah diriwayatkan oleh Sayid Ibnu Thawus setelah mengerjakan salat Shubuh. Doa itu dimulai dengan Allâhumma innî tawajjahtu ilaika bi Muhammadin imâmî... Menurut pendapat Syekh Thusi, doa ini dibaca setelah mengerjakan salat hari raya. Ketiga, mengeluarkan zakat fitrah sebelum mengerjakan salat Hari Raya Idul Fitri. Kadarnya untuk setiap kepala adalah 1 sha’ (3 kg-peny.). Pembahasan lebih detailnya dapat dilihat dalam buku-buku fikih. Ketahuilah bahwa zakat fitrah adalah suatu kewajiban yang muakkad, syarat diterimanya puasa bulan Ramadhan, dan faktor keterjagaan kita hingga tahun mendatang. Allah telah menyebutkan zakat ini terlebih dahulu dari pelaksanaan salat dalam ayat قَدْ أَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّى و ذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّى‏ Sungguh beruntung orang yang telah menyucikan diri dan menyebutkan nama Tuhannya, lalu ia melaksanakan salat Keempat, mandi. Yang lebih utama adalah mandi di sungai. Waktunya—sebagaimana diriwayatkan oleh Syekh Thusi—adalah setelah fajar menyingsing hingga waktu pelaksanaan salat hari raya. Dalam sebuah hadis disebutkan, “Mandilah di bawah atap. Ketika engkau ingin melakukan mandi, bacalah: اَللَّهُمَّ إِيْمَانًا بِكَ وَ تَصْدِيْقًا بِكِتَابِكَ وَ اتِّبَاعَ سُنَّةِ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ Ya Allah, (aku melaksanakan mandi ini) atas dasar iman kepada-Mu, membenarkan kitab-Mu, dan mengikuti sunah Nabi-Mu, Muhammad saw. Kemudian, bacalah bismillâh dan mandilah. Setelah selesai mandi, bacalah: اَللَّهُمَّ اجْعَلْهُ كَفَّارَةً لِذُنُوْبِيْ وَ طَهِّرْ دِيْنِيْ، اَللَّهُمَّ أَذْهِبْ عَنِّي الدَّنَسَ‏ Ya Allah, jadikanlah mandi ini sebagai penebus dosa-dosaku dan sucikanlah agamaku. Ya Allah, sirnakanlah segala kotoran dariku. Kelima, memakai pakaian yang baik, memakai wewangian, dan pergi ke padang terbuka untuk selain Makkah demi melaksanakan salat hari raya di bawah langit. Keenam, berbuka puasa sebelum melaksanakan salat hari raya. Yang paling baik adalah berbuka puasa dengan kurma atau manisan. Syekh Mufid ra berkata, “Disunahkan memakan tanah kuburan Imam Husain as, karena tanah itu adalah obat bagi setiap penyakit.” Ketujuh, setelah Anda siap untuk pergi melaksanakan salat hari raya, janganlah Anda berangkat kecuali setelah matahari terbit dan setelah membaca doa-doa yang telah diriwayatkan oleh Sayid Ibnu Thawus ra dalam kitab al-Iqbâl. Di antaranya adalah doa yang diriwayatkan dari Abu Hamzah Tsumali dari Imam Muhammad Baqir as, “Bacalah doa ini pada Hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Kurban, dan hari Jumat ketika engkau telah siap untuk pergi melaksanakan salat.” اَللَّهُمَّ مَنْ تَهَيَّأَ فِيْ هَذَا الْيَوْمِ أَوْ تَعَبَّأَ أَوْ أَعَدَّ وَ اسْتَعَدَّ لِوِفَادَةٍ إِلَى مَخْلُوْقٍ رَجَاءَ رِفْدِهِ وَ نَوَافِلِهِ وَ تَصْفَحَ لِيْ عَنِ الذُّنُوْبِ الْعِظَامِ وَ تَسْتَخْرِجَ لِيْ يَا رَبِّ كُنُوْزَكَ يَا رَحْمَنُ فَوَاضِلِهِ وَ عَطَايَاهُ فَإِنَّ إِلَيْكَ يَا سَيِّدِيْ تَهْيِئَتِيْ وَ تَعْبِئَتِيْ وَ إِعْدَادِيْ وَ اسْتِعْدَادِيْ رَجَاءَ رِفْدِكَ وَ جَوَائِزِكَ وَ نَوَافِلِكَ وَ فَوَاضِلِكَ وَ فَضَائِلِكَ وَ عَطَايَاكَ، وَ قَدْ غَدَوْتُ إِلَى عِيْدٍ مِنْ أَعْيَادِ أُمَّةِ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَوَاتُ اللَّهِ عَلَيْهِ وَ عَلَى آلِهِ وَ لَمْ أَفِدْ إِلَيْكَ الْيَوْمَ بِعَمَلٍ صَالِحٍ أَثِقُ بِهِ قَدَّمْتُهُ وَ لاَ تَوَجَّهْتُ بِمَخْلُوقٍ أَمَّلْتُهُ، وَ لَكِنْ أَتَيْتُكَ خَاضِعًا مُقِرًّا بِذُنُوْبِيْ وَ إِسَاءَتِيْ إِلَى نَفْسِيْ، فَيَا عَظِيْمُ يَا عَظِيْمُ يَا عَظِيْمُ اغْفِرْ لِيَ الْعَظِيْمَ مِنْ ذُنُوْبِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ الْعِظَامَ إِلاَّ أَنْتَ، يَا لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ Ya Allah, jika seseorang mempersiapkan dirinya pada hari ini untuk menjenguk seorang makhluk (sesamanya) demi mengharapkan anugerah, kelebihan harta, karunia, dan pemberian-pemberiannya, maka aku, wahai Tuanku telah mempersiapkan diriku demi mengharapkan anugerah, hadiah, karunia, dan pemberian-pemberian-Mu. Dan aku telah memasuki pagiku ini (dengan menyambut) suatu hari raya dari hari raya-hari raya umat Nabi-Mu, Muhammad saw, sedangkan aku tidak mempersiapkan diri untuk menjumpai-Mu pada hari ini dengan amal salih yang dapat kuharapkan dan tidak juga aku menghadap kepada seorang makhluk yang kutambatkan harapanku kepadanya. Akan tetapi, aku datang kepada-Mu dengan merendahkan diri dan mengakui dosa-dosaku dan kezalimanku terhadap diriku. Maka, wahai Yang Mahaagung, wahai Yang Mahaagung, wahai Yang Mahaagung, ampunilah dosa-dosaku yang besar, karena tak seorang pun dapat mengampuni dosa-dosa yang besar selain Engkau, wahai Yang tiada Tuhan selain Engkau, wahai Yang lebih Pengasih dari para pengasih. Kedelapan, melaksanakan salat Hari Raya Idul Fitri. Salat ini berjumlah dua rakaat. Pada rakaat pertama bacalah surah al-Fâtihah dan al-A‘lâ. Kemudian, ucapkanlah takbir sebanyak lima, dan setiap setelah takbir bacalah (doa Qunut) berikut ini: اَللَّهُمَّ (أَنْتَ) أَهْلَ الْكِبْرِيَاءِ وَ الْعَظَمَةِ وَ أَهْلَ الْجُوْدِ وَ الْجَبَرُوْتِ وَ أَهْلَ الْعَفْوِ وَ الرَّحْمَةِ وَ أَهْلَ التَّقْوَى وَ الْمَغْفِرَةِ، أَسْأَلُكَ بِحَقِّ هَذَا الْيَوْمِ الَّذِيْ جَعَلْتَهُ لِلْمُسْلِمِيْنَ عِيْدًا وَ لِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهِ عَلَيْهِ وَ آلِهِ ذُخْرًا وَ (شَرَفًا) وَ مَزِيْدًا أَنْ تُصَلِّيَ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِ مُحَمَّدٍ وَ أَنْ تُدْخِلَنِيْ فِيْ كُلِّ خَيْرٍ أَدْخَلْتَ فِيْهِ مُحَمَّدًا وَ آلَ مُحَمَّدٍ وَ أَنْ تُخْرِجَنِيْ مِنْ كُلِّ سُوْءٍ أَخْرَجْتَ مِنْهُ مُحَمَّدًا وَ آلَ مُحَمَّدٍ صَلَوَاتُكَ عَلَيْهِ وَ عَلَيْهِمْ (أَجْمَعِيْنَ)، اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا سَأَلَكَ مِنْهُ عِبَادُكَ الصَّالِحُوْنَ وَ أَعُوْذُ بِكَ (فِيْهِ) مِمَّا اسْتَعَاذَ مِنْهُ عِبَادُكَ الصَّالِحُوْنَ (الْمُخْلِصُوْنَ)‏ Ya Allah, wahai Pemilik kebesaran dan keagungan, wahai Pemilik kedermawanan dan keagungan, wahai Pemilik maaf dan rahmat, wahai Pemilik takwa dan ampunan, aku memohon kepada-Mu demi hak hari ini yang telah Kau jadikan bagi Muslimin sebagai hari raya dan bagi Muhammad saw sebagai simpanan, (kemuliaan), dan tambahan (kedudukan) agar Kau curahkan shalawat atas Muhammad dan keluarga Muhammad, memasukkanku dalam setiap kebaikan yang telah Kau masukkan di dalamnya Muhammad dan keluarga Muhammad, dan mengeluarkanku dari setiap keburukan yang darinya telah Kau keluarkan Muhammad dan keluarga Muhammad—shalawat-Mu atasnya dan atas mereka semua. Ya Allah, aku mohon kepada-Mu kebaikan apa yang telah diminta oleh hamba-hamba-Mu yang salih kepada-Mu dan aku berlindung kepada-Mu dari apa yang hamba-hamba-Mu yang salih berlindung kepada-Mu darinya. Setelah itu, ucapkanlah takbir keenam dan laksanakanlah rukuk. Setelah melaksanakan rukuk dan sujud, bangunlah untuk mengerjakan rakaat kedua. (Pada rakaat kedua) setelah membaca surah al-Fâtihah dan asy-Syams, ucapkanlah takbir sebanyak empat kali, dan setiap setelah takbir itu bacalah doa Qunut di atas. Kemudian, ucapkanlah takbir kelima dan lakukanlah rukuk. Lalu, selesaikanlah salat itu hingga akhir. Setelah mengucapkan salam, bacalah tasbih Sayidah Fathimah Zahra as. Banyak sekali doa yang dianjurkan untuk dibaca setelah mengerjakan salat hari raya ini, dan mungkin yang paling utama adalah doa ke-46 ash-Shahîfah as-Sajjâdiyyah. Disunahkan untuk mengerjakan salat hari raya ini di bawah langit langsung dan di atas tanah tanpa beralaskan permadani atau pelepah kurma, pulang dari tempat pelaksanaan salat hari raya dari selain jalan yang telah digunakan untuk pergi salat, dan berdoa untuk saudara-saudara seiman supaya amalan mereka diterima. Kesembilan, berziarah kepada Imam Husain as. Kesepuluh, membaca doa Nudbah. Doa ini akan disebutkan nanti. Sayid Ibnu Thawus ra berkata, “Setelah selesai membaca doa itu, lakukanlah sujud dan ucapkanlah: أَعُوْذُ بِكَ مِنْ نَارٍ حَرُّهَا لاَ يُطْفَى وَ جَدِيْدُهَا لاَ يَبْلَى وَ عَطْشَانُهَا لاَ يُرْوَى Aku berlindung kepada-Mu dari api neraka yang panasnya tak terpadamkan, api barunya tak pernah usang, dan orang yang kehausan di dalamnya tak terpuaskan. Kemudian, letakkan pipi kanan Anda seraya mengucapkan: إِلَهِيْ لاَ تُقَلِّبْ وَجْهِيْ فِي النَّارِ بَعْدَ سُجُوْدِيْ وَ تَعْفِيْرِيْ لَكَ بِغَيْرِ مَنٍّ مِنِّيْ عَلَيْكَ، بَلْ لَكَ الْمَنُّ عَلَيَّ Ya Ilahi, jangan Kau bolak-balikkan wajahku di dalam neraka setelah aku bersujud kepada-Mu dan menempelkan wajahku ke tanah demi Engkau tanpa aku berniat untuk mengungkit-ungkitnya atas-Mu, bahkan Engkaulah yang berhak untuk mengungkit-ungkit (karunia-Mu) atasku. Setelah itu, letakkanlah pipi kiri Anda seraya mengucapkan: إِرْحَمْ مَنْ أَسَاءَ وَ اقْتَرَفَ وَ اسْتَكَانَ وَ اعْتَرَفَ Kasihanilah orang yang telah berbuat kejelekan, melakukan dosa, merendahkan diri, dan mengakui (dosa-dosanya). Kemudian, sujudlah kembali seraya mengucapkan: إِنْ كُنْتُ بِئْسَ الْعَبْدُ فَأَنْتَ نِعْمَ الرَّبُّ، عَظُمَ الذَّنْبُ مِنْ عَبْدِكَ فَلْيَحْسُنِ الْعَفْوُ مِنْ عِنْدِكَ يَا كَرِيْمُ Jika aku adalah sejelek-jelek hamba, maka Engkau adalah sebaik-baik Tuhan. Sungguh besar dosa hamba-Mu ini. Maka, hendaklah maaf (tercurahkan dengan) baik dari sisi-Mu, wahai Yang Maha Pemurah. Lalu, ucapkanlah (bacaan berikut ini) sebanyak seratus kali: الْعَفْوَ الْعَفْوَ Ampun! Ampun! Kemudian, Sayid Ibnu Thawus melanjutkan ucapannya, “Janganlah Anda lalui hari ini dengan bermain-main dan pekerjaan yang tiada artinya, sedangkan Anda tidak mengetahui apakah semua amalan Anda sudah diterima atau ditolak. Jika Anda mengharapkan amalan Anda dikabulkan, maka hadapilah hal itu dengan rasa syukur yang baik, dan jika Anda mengkhawatirkan amalan itu akan ditolak, maka bersusahlah sepanjang masa.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar