Bernapas adalah hal rutin yang biasa
kita lakukan setiap hari . Napas adalah tanda dan bukti dari kehidupan kita ,
tidak ada kehidupan tanpa bernapas. Manusia bernapas secara otomatis .
Umumnya manusia bernapas dengan tarikan napas pendek-pendek sekitar 16 -20 kali
permenit.
Dalam kondisi biasa manusia hanya
mempergunakan kurang lebih 20-30% dari kapasitas paru parunya untuk bernapas.
Sebagian besar kapasitas paru paru dibiarkan menganggur tidak digunakan. Bagian
paru paru yang tidak digunakan lama kelamaan bisa menjadi rusak dan tidak dapat
berfungsi dengan baik. Agar paru paru tidak cepat menjadi rusak maka diperlukan
latihan untuk merawat bagian yang sering tidak dipakai tersebut dengan olah
raga dan senam pernapasan.
Setiap saat ditubuh kita ada sel yang
mati dan sel yang baru untuk menggantikan sel yang mati tersebut. Pembentukan
sel baru membutuhkan oxigen yang cukup yang diambil dari paru paru. Sel yang
mati dibuang melalui air seni, keringat dan kotoran lainnya. Sel yang baru
tidak akan berfungsi dengan baik jika oxigen yang diperlukan tidak terpenuhi
dengan cukup.
Orang yang tidak terlatih umumnya
bernapas pendek –pendek sekitar 16-20 kali permenit. Mereka hanya menggunakan
sekitar 20-30 % paru parunya untuk bernapas. Sedangkan orang yang terlatih
dengan baik umumnya bernapas panjang sekitar 4-6 kali permenit. Mereka
menggunakan seluruh kapasitas paru parunya secara maksimal, sehingga suplai
oxigen keseluruh tubuhnya dapat dipenuhi dengan baik.
Seni pernapasan
Bernapas merupakan seni tersendiri yang
perlu dilatih dan dipelajari dengan sungguh sungguh. Sebagian orang menganggap
bernapas sebagai masalah rutin yang tidak perlu dipelajari atau dilatih.
Bernapas merupakan fitrah manusia yang dilakukan secara otomatis jadi tidak
perlu dilatih atau dipelajari. Pada kenyataannya banyak manusia yang melakukan
kekeliruan dalam bernapas , sehingga paru parunya tidak berfungsi secara
maksimal. Mereka baru menyadari ini ketika tubuh mulai sering didera berbagai
penyakit, napas sesak, cepat letih dan lelah.
Saudara saudara kita dari China dan
India sangat peduli dengan masalah pernapasan ini. Mereka melatih pernapasan
mereka dengan latihan Yoga, Thai Chi , Chikung dan lain sebagainya. Orang
baratpun saat inisudah banyak yang tertarik mempelajari seni pernapasan dari
China dan India ini. Ilmu pernapasan yang mereka ajarkan ternyata dapat menjaga
kebugaran dan kesehatan tubuh serta mampu mengatasi berbagai penyakit
degeretatif yang banyak menjangkiti masyarakat perkotaan dewasa ini.
Berbagai cabang olah raga yang ada
sebenarnya juga mempunyai tehnik pengolahan napas sendiri. Perhatikan cara
bernapas pelari cepat dengan pelari marathon pasti tidak sama. Perenang gaya
bebas dengan gaya kupu kupu memiliki tehnik pernapasan yang berbeda. Para
pesilat juga memiliki tehnik pernapasan masing masing seperti Karate,
Taekwondo, Merpati putih, Perisai Diri dan lain sebagainya. Masing masing
cabang olah raga memiliki tehnik pengolahan napas sendiri. Mereka tidak mungkin
menguasai cabang olah raga yang diminatinya dengan baik jika tidak menguasai
tehnik pengolahan napas yang diajarkan.
Para penyanyi dan pemain theatre juga
mengikuti latihan olah vokal dan olah napas. Demikian pula para Qori pembaca
Qur’an. Mereka tidak akan bisa menyanyi atau membaca Qur’an dengan baik jika
tidak menguasai tehnik olah napas dengan baik. Menyanyi dan membaca Qur’an
membutuhkan napas yang dalam dan panjang.
Bernapas dengan baik merupakan seni
tersendiri yang perlu dilatih dan dipelajari. Berbagai latihan seni pernapasan
saat ini tumbuh menjamur dikota kota besar. Beberapa tahun yang lalu latihan
seni pernapasan Satria Nusantara pernah booming di Nusantara ini. Kalau kita
berjalan ke Senayan pada hari Minggu kita bisa melihat ratusan orang yang
mengikuti latihan olah napas seperti Thaici, senam tera, wai tankung dan lain
sebagainya. Latihan pernapasan seperti Yoga juga tumbuh menjamur dikota kota
besar.
Olah napas untuk kesehatan
Pengolahan napas untuk kesehatan pada
dasarnya merupakan seni menarik dan menghembuskan napas dengan tepat dan benar
sehingga paru paru bekerja secara optimal mensuplai oxigen keseluruh tubuh
dengan sempurna. Cara bernapas dilakukan dengan menarik napas secara dalam
hingga paru paru penuh sempurna , selanjutnya menghembuskan udara hingga paru
paru kosong sempurna. Antara menarik dan menghembuskan napas ada jedah saat
menahan napas . jedah antara menarik dan menghembuskan napas disebut jedah
penuh. Jedah ketika menghembuskan dan menarik napas disebut saat jedah
kosong.
Menarik dan menghembuskan napas bisa
dilakukan secara cepat bisa juga secara lambat. Pada latihan Thaici atau yoga
umumnya menarik dan menghembuskan napas dilakukan secara perlahan. Pada latihan
silat untuk mendapatkan tenaga adakalanya menarik dan menghembuskan napas
dilakukan secara cepat. Menarik dan menghembuskan napas secara perlahan atau
cepat dilakukan tergantung kebutuhan latihan.
Latihan olah napas yang dilakukan
secara rutin dapat memperbaiki pola napas yang selama ini keliru. Pernapasan yang
dilakukan dengan tepat dan benar akan meningkatkan suplai oxigen kedalam tubuh
sehingga menghasilkan sel tubuh yang sehat dan kuat. Disamping itu pernapasan
yang benar juga akan memperbaiki metabolisme tubuh , membersihkan tubuh dari
berbagai kotoran dan racun yang mengedap dalam tubuh. Efeknya akan langsung
terasa. Badan selalu terasa segar dan bugar, jarang disentuh penyakit ringan
seperti flu, pilek , masuk angin, pusing pusing dan lain sebagainya. Dalam
jangka panjang juga dapat melindungi tubuh dari berbagai penyakit degeneratif
seperti darah tinggi, asam urat, kolesterol, diabetes, stroke, penyempitan
pembuluh darah, kanker dan tumor. Dewasa ini penyakit degeneratif merupakan
penyakit utama yang banyak menyerang penduduk didaerah perkotaan. Penyakit ini
sekarang merupakan pembunuh nomor satu didunia.
Olah napas diam dan bergerak
Olah napas bisa dilakukan sambil
bergerak bisa juga dengan diam .Pada Olah napas bergerak menarik ,
menghembuskan dan menahan napas dilakukan sambil melakukan gerakan tertentu.
Olah napas bergerak umum dilakukan pada perguruan silat dan tenaga dalam
seperti Karate, taekwondo, Thaichi, Satria Nusantara, Mahatma, Merpati putih
dan lain lain. Sebagian besar cabang olah raga seperti sepak bola, lari cepat,
maraton, tenis, badminton, futsal, berenang termasuk pada jenis olah napas
bergerak .
Pada olah napas diam menarik ,
menghembuskan dan menahan napas dilakukan dalam keadaan diam. Bisa dalam posisi
duduk bersila, berbaring atau berdiri. Olah napas seperti ini biasa dilakukan
pada gerakan pernapasan yoga, dan meditasi . Pada perguruan silat olah napas
seperti ini juga dilakukan untuk meditasi dan menghimpun energi bathin.
Olah napas diam sangat membantu dalam
meningkatkan konsentrasi menyatukan fikiran dan perasaan fokus pada satu hal.
Karena itu olah napas diam banyak digunakan dalam latihan meditasi.
Olah napas untuk meningkatkan
konsentrasi
Berdzikir dan berdoa adalah salah satu
aktifitas yang dianjurkan dalam al Qur’an Dzikir dan doa yang diterima dan
dikabulkan adalah doa yang dipanjatkan dengan sungguh sungguh. Banyak orang
yang berdoa secara asalan asalan, mulutnya mengucapkan satu atau beberapa
kalimat, namun hati dan fikirannya tidak fokus pada kalimat atau kata yang
diucapkannya.
Shalat yang dilakukan umat islam
merupakan kumpulan dzikir dan doa . Banyak diantara umat islam yang tidak
khusuk dalam shalatnya. Hati dan fikirannya tidak fokus pada kalimat yang
dibaca dan diucapkan dalam shalat. Mereka shalat dengan tergesa gesa tanpa
memahami apa yang meraka baca dan ucapkan dalam shalat. Pengaturan napas yang
baik bisa mencegah mereka dari gerakan yang tergesa gesa, dan membantu mereka
memfokuskan hati dan fikiran pada bacaan shalat.
Penganturan dan pengendalian napas
sangat membantu hati dan fikiran untuk fokus pada kalimat yang diucapkan.
Contohnya mudah saja. Coba masukan benang kedalam lubang jarum sambil menahan
napas dan tanpa mengendalikan napas pasti hasilnya beda. Ketika membidikkan
senapan atau memanah para olahragawan juga melakukan tehnik pengendalaian napas
untuk memusatkan arah bidikannya.
Pernapasan segitiga untuk berdzikir
Pola pernapasan segitiga dilakukan
dengan menarik –menahan-menghembuskan napas secara perlahan. Lama menarik
–menahan dan menghembuskan napas sama waktunya, misalnya masing masing selama
10 hitungan. Pernapasan segitiga ini umum digunakan pada latihan meditasi,
karena dapat membantu memusatkan fikiran dan perasaan dengan baik.
Pernapasan segitiga ini sangat membantu
dalam memusatkan fikiran ketika berdzikir membaca kalimat toyyibah seperti ya
Rahman, ya Rohim dan lain sebagainya. Dengan melakukan pernapasan segitiga
fikiran dan perasan betul betul bisa fokus pada dzikir atau doa yang diucapkan.
Kebanyakan orang dalam berdzikir atau berdoa hanya mulutnya saja yang membaca
kalimat dzikir atau doa. Hati dan fikirannya mengembara tak tentu arah pada hal
lain yang tidak ada hubungannya dengan doa yang dibaca. Dzikir dan doa yang
dilakukan seperti itu tentu saja hanya akan sia sia saja.
Pada latihan pernapasan segitiga dasar
lama menarik- menahan dan menghembuskan napas diakukan dengan jumlah hitungan.
Misalnya lima hitungan atau sepuluh hitungan. Pada pelaksanaan dzikir atau doa
lama menarik, menahan dan menghembuskan napas dibatasi oleh panjang kalimat doa
atau dzikir yang dibaca. Misalnya membaca kalimat ya rahman sebanyak lima atau
sepuluh kali.
Berdzikir tanpa dibantu tehnik pernapasan
segitiga biasanya akan mengalami rasa bosan, mengantuk, semutan, tergesa gesa
dan ingin cepat selesai. Semua kendala itu akan hilang ketika dilakukan dengan
menggunakan pernapasan segitiga. Semakin lama berdzikir badan terasa semakin
segar, karena oxigen yang diserap tubuh ketika berdzikir meningkat 4 kali
biasanya. Insya Allah kegiatan berdzikir menjadi suatu hal yang mengasyikan.
Dengan teknik pernapasan segitiga
seluruh kalimat dzikir dan doa yang dibaca diharapkan betul betul meresap
kedalam hati dan fikiran. Dengan napas yang teratur dan lambat fikiran jadi
fokus pada kalimat dzikir atau doa yang dibaca. Pada tehnik pernapasan segitiga
seluruh bacaan dzikir dan doa dibaca didalam hati, dengan mata terpejam atau
terbuka.
Anda bisa merasakan perbedaan nyata
berdzikir tanpa menggunakan tehnik pengaturan napas dengan berdzikir
menggunakan tehnik pernapasan segitiga.
Ketika berdzikir tanpa menggunakan
tehnik pengaturan napas biasanya fikiran suka melantur dan tidak fokus, cepat
merasa bosan, mengantuk, kaki semutan, sehingga tidak bisa berdzikir dalam
waktu yang lama. Hasil yang didapatpun tidak maksimal.
Mereka
yang berdzikir dengan tehnik pengaturan napas, fikiran dan perasaannya bisa
fokus pada kalimat dzikir yang dibaca didalam hati, makin lama badan terasa
semakin segar karena ada peningkatan kadar oxigen dalam darah, sehingga tidak
mudah diserang rasa kantuk, bosan atau kaki semutan. Hasil yang didapatpun bisa
maksimal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar