Total Tayangan Halaman

Selasa, 01 Juli 2014

menjamak sholat ketika mukim



. Menjamak Dua Rakaat Ketika Bermukim
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ جَمَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَ الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ وَالْمَغْرِبِ وَالْعِشَاءِ بِالْمَدِينَةِ فِي غَيْرِ خَوْفٍ وَلَا مَطَرٍ (فِي حَدِيثِ وَكِيعٍ قَالَ قُلْتُ لِابْنِ عَبَّاسٍ لِمَ فَعَلَ ذَلِكَ قَالَ كَيْ لَا يُحْرِجَ أُمَّتَهُ وَفِي حَدِيثِ أَبِي مُعَاوِيَةَ قِيلَ لِابْنِ عَبَّاسٍ مَا أَرَادَ إِلَى ذَلِكَ قَالَ أَرَادَ أَنْ لَا يُحْرِجَ أُمَّتَهُ)
442. Dari Ibnu Abbas RA, dia berkata. "Rasulullah SAW pernah menjamak shalat Zhuhur dengan Ashar, dan menjamak Maghrib dengan Isya' di Madinah, bukan karena khauf (sedang berperang) dan bukan karena hujan." Dalam hadits Waki', dia berkata, 'Aku tanyakan kepada Ibnu Abbas, 'Mengapa beliau melakukan demikian?' Ibnu Abbas menjawab. 'Agar beliau tidak menyulitkan umatnya.'" Menurut Abu Muawiyah, ia berkata. "Di tanyakan kepada Ibnu Abbas, 'Apa maksud Nabi berbuat demikian?' Dia menjawab, "Beliau bermaksud untuk tidak menyulitkan umatnya.'" {Muslim 2/152}
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ جَمَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَ الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ وَالْمَغْرِبِ وَالْعِشَاءِ بِالْمَدِينَةِ مِنْ غَيْرِ خَوْفٍ وَلَا مَطَرٍ فَقِيلَ لِابْنِ عَبَّاسٍ مَا أَرَادَ إِلَى ذَلِكَ قَالَ أَرَادَ أَنْ لَا يُحْرِجَ أُمَّتَهُ

1211. Dari Ibnu Abbas RA, dia berkata, "Rasulullah SAW pernah menjama' shalat Dzuhur dengan Ashar, dan antara Maghrib dengan Isya' di Madinah, bukan karena ketakutan, dan bukan pula karena hujan. " Lalu dikatakan kepada Ibnu Abbas, "Apakah yang beliau maksudkan itu? " Kata Ibnu Abbas, "Beliau bermaksud supaya tidak memberatkan ummatnya. " {Shahih: Muslim)
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ جَعْفَرٍ عَنْ الْعَلَاءِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَنَّهُ دَخَلَ عَلَى أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ فِي دَارِهِ بِالْبَصْرَةِ حِينَ انْصَرَفَ مِنْ الظُّهْرِ وَدَارُهُ بِجَنْبِ الْمَسْجِدِ فَقَالَ قُومُوا فَصَلُّوا الْعَصْرَ قَالَ فَقُمْنَا فَصَلَّيْنَا فَلَمَّا انْصَرَفْنَا قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ تِلْكَ صَلَاةُ الْمُنَافِقِ يَجْلِسُ يَرْقُبُ الشَّمْسَ حَتَّى إِذَا كَانَتْ بَيْنَ قَرْنَيْ الشَّيْطَانِ قَامَ فَنَقَرَ أَرْبَعًا لَا يَذْكُرُ اللَّهَ فِيهَا إِلَّا قَلِيلًا
160. Ali bin Hujr menceritakan kepada kami, Isma'il bin Ja'far menceritakan kepada kami dari Al Ala bin Abdurrahman: Ia masuk ke dalam rumah Anas bin Malik di Bashrah ketika ia kembali dari shalat Zhuhur, sedangkan rumahnya di samping masjid, lalu ia berkata, "Berdirilah, dan kerjakanlah shalat Ashar." Ia berkata, "Maka kami berdiri dan mengerjakan shalat. " Ketika kami telah selesai, ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah bersabda, "Itu adalah shalat orang munafik, duduk menunggu matahari sehingga apabila matahari berada di antara dua tanduk setan maka ia berdiri lalu mematuk (shalat) empat kali, dan tidaklah ia berdzikir kepada Allah kecuali sedikit. " Shahih: Shahih Abu Daud (420) dan Shahih Muslim
Abu Isa berkata, "Hadits ini shahih."

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ صَلَّى بِنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالْمَدِينَةِ ثَمَانِيًا وَسَبْعًا الظُّهْرَ وَالْعَصْرَ وَالْمَغْرِبَ وَالْعِشَاءَ قَالَ فِي غَيْرِ مَطَرٍ
1214. Dari Ibnu Abbas RA, dia berkata, "Rasulullah SAW pernah mengerjakan shalat bersama kami di Madinah delapan dan tujuh rakaat, yaitu Dzuhur dengan Ashar, dan Maghrib dengan Isya'" (Shahih: Muttafaq Alaih). Dalam suatu riwayat, dari Ibnu Abbas, dia berkata, "... bukan waktu hujan. " (Shahih)
عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ فِي غَزْوَةِ تَبُوكَ إِذَا ارْتَحَلَ قَبْلَ أَنْ تَزِيغَ الشَّمْسُ أَخَّرَ الظُّهْرَ حَتَّى يَجْمَعَهَا إِلَى الْعَصْرِ فَيُصَلِّيَهُمَا جَمِيعًا وَإِذَا ارْتَحَلَ بَعْدَ زَيْغِ الشَّمْسِ صَلَّى الظُّهْرَ وَالْعَصْرَ جَمِيعًا ثُمَّ سَارَ وَكَانَ إِذَا ارْتَحَلَ قَبْلَ الْمَغْرِبَ أَخَّرَ الْمَغْرِبَ حَتَّى يُصَلِّيَهَا مَعَ الْعِشَاءِ وَإِذَا ارْتَحَلَ بَعْدَ الْمَغْرِبِ عَجَّلَ الْعِشَاءَ فَصَلَّاهَا مَعَ الْمَغْرِبِ
1220. Dari Muadz bin Jabal RA, bahwasanya Nabi SAW pada perang Tabuk, apabila berangkat sebelum matahari tergelincir, beliau mengakhirkan Dzuhur sampai beliau mengumpulkannya di waktu Ashar, lalu dikerjakan keduanya secara jama'. Apabila berangkat setelah tergelincir matahari, beliau shalat Dzuhur dan Ashar secara jama', lalu melanjutkan perjalanan. Apabila berangkat sebelum Maghrib, beliau mengundurkan Maghrib sampai mengerjakannya bersama Isya. Apabila berangkat setelah Maghrib, beliau mempercepat shalat Isya, lalu dikerjakannya bersama pada waktu shalat Maghrib. {Shahih)
274. Menjama' (Mengumpulkan) Dua Shalat
أَنَّ مُعَاذَ بْنَ جَبَلٍ أَخْبَرَهُمْ أَنَّهُمْ خَرَجُوا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي غَزْوَةِ تَبُوكَ فَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجْمَعُ بَيْنَ الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ وَالْمَغْرِبِ وَالْعِشَاءِ فَأَخَّرَ الصَّلَاةَ يَوْمًا ثُمَّ خَرَجَ فَصَلَّى الظُّهْرَ وَالْعَصْرَ جَمِيعًا ثُمَّ دَخَلَ ثُمَّ خَرَجَ فَصَلَّى الْمَغْرِبَ وَالْعِشَاءَ جَمِيعًا
1206. Dari Muadz bin Jabal RA, bahwasanya mereka keluar bersama Rasulullah SAW pada waktu perang Tabuk. Rasulullah SAW biasanya menjama' antara Dzuhur dengan Ashar, dan menjama' antara Maghrib dengan Isya'. Pada suatu hari beliau mengakhirkan shalat, kemudian keluar, lalu mengerjakan shalat Dzuhur dengan Ashar secara jama'. Setelah itu beliau masuk, kemudian beliau pergi lagi dan mengerjakan shalat Maghrib dan Isya" secara jama' juga. {Shahih: Muslim)
20. Awal Waktu Shalat Ashar
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّهُ أَخْبَرَهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُصَلِّي الْعَصْرَ وَالشَّمْسُ مُرْتَفِعَةٌ حَيَّةٌ فَيَذْهَبُ الذَّاهِبُ إِلَى الْعَوَالِي فَيَأْتِي الْعَوَالِيَ وَالشَّمْسُ مُرْتَفِعَةٌ
215. Dari Anas bin Malik RA, bahwasanya Rasulullah SAW shalat Ashar pada saat matahari sedang tinggi dan panasnya sangat menyengat, maka orang-orang pergi ke puncak yang tinggi, lalu ketika sampai di sana matahari pun masih tinggi. {Muslim 2/109}
عَنْ الْعَلَاءِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَنَّهُ دَخَلَ عَلَى أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ فِي دَارِهِ بِالْبَصْرَةِ حِينَ انْصَرَفَ مِنْ الظُّهْرِ وَدَارُهُ بِجَنْبِ الْمَسْجِدِ فَلَمَّا دَخَلْنَا عَلَيْهِ قَالَ أَصَلَّيْتُمْ الْعَصْرَ فَقُلْنَا لَهُ إِنَّمَا انْصَرَفْنَا السَّاعَةَ مِنْ الظُّهْرِ قَالَ فَصَلُّوا الْعَصْرَ فَقُمْنَا فَصَلَّيْنَا فَلَمَّا انْصَرَفْنَا قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ تِلْكَ صَلَاةُ الْمُنَافِقِ يَجْلِسُ يَرْقُبُ الشَّمْسَ حَتَّى إِذَا كَانَتْ بَيْنَ قَرْنَيْ الشَّيْطَانِ قَامَ فَنَقَرَهَا أَرْبَعًا لَا يَذْكُرُ اللَّهَ فِيهَا إِلَّا قَلِيلًا
216. Dari Al 'Ala bin Abdurrahman bahwa ia pernah mendatangi Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu di rumahnya di kota Bashrah, ketika itu kami baru selesai shalat Zhuhur, sedangkan rumahnya terletak di sebelah masjid. Ketika kami masuk ke dalam rumahnya, ia bertanya, "Apakah kalian telah menunaikan shalat Ashar?" maka kami menjawab, bahwa kami baru saja menunaikan shalat Zhuhur. Dia berkata, "Kerjakanlah shalat Ashar!" Lalu kami melaksanakan shalat Ashar. Ketika kami selesai shalat Ashar, ia berkata, "Aku telah mendengar Rasulullah SAW berkata, 'Demikian itu adalah shalat orang munafik, mereka duduk-duduk memperhatikan matahari {menganggap waktunya masih lama}, sehingga ketika matahari itu berada di antara dua tanduk syetan barulah ia bangun dan shalat empat rakaat dengan tergesa-gesa tanpa mengingat Allah di dalam shalat kecuali hanya sedikit.'" {Muslim 2/110}

Tidak ada komentar:

Posting Komentar