Total Tayangan Halaman

Selasa, 05 Mei 2015

Jawaban atas 17 tuduhan terhadap Syiah

Pengantar

Pertama, apakah kita sepakat bahwa Al-Qur’an dijamin dan dijaga Allah dari segala penambahan dan pengurangan? Dan kalau ada anggapan bahwa seseorang atau sekelompok orang menyatakan bahwa Syiah memiliki Al-Qur’an lain, apakah anggapan ini tdk menentang jaminan Alllah tersebut? Bukankah Allah berkali2 dalam Al-Qur’an menantang siapa saja untuk mendatangkan yang dapat menyerupai Al-Qur’an? Dan jika kita yakin dengan jaminan Allah, dan memang kita mesti dan wajib yakin, bukankah memunculkan keragu-raguan semacam ini adalah bagian dari waswas syaithanil khannas untuk melemahkan keyakinan kita terhadap keterjagaan Al-Qur’an dari segala kemungkinan dikurangi atau ditambahi apalagi disaingi sepenuhnya?


Kedua, bukankah Sunnah Nabi yang Shahih adalah rujukan dan sumber hukum Islam setelah Al-Qur’an?! Saya tekankan sekali lagi: yang shahih! Jika memang demikian, apakah mungkin suatu hadis, betapapun kuat matan dan sanadnya, dapat dianggap shahih bila bertentangan dengan Al-Qur’an? Jika tidak, maka semua matan dan sanad hadis yang menyatakan ada Al-Qur’an lain selain yang dipegang dan dibaca oleh 1,7 milyar penduduk Muslim dunia ini wajib dianggap tidak shahih atau palsu (maudhu’). Lantas, bila ada hadis yang dianggap shahih bertentangan dengan ayat yg sharih, apa yg mesti dilakukan?

Ketiga, apakah ada orang yang pernah membaca atau mendengar sendiri dari seorang imam, ulama syiah atau pengikut syiah yang mengatakan bahwa seluruh hadis dalam Ushul Al-Kafi itu semuanya shahih? Apakah ada yg pernah membaca atau mendengar buku berjudul Shahih Al-Kafi? Jelas tidak. Bahkan, seluruh kaum Muslim di dunia sepakat bahwa selain nash Al-Qur’an, semua dapat dikritik dan diragukan keshahihannya.
Al-Kulaini sendiri dalam pengantar Al-Kafi telah menegaskan prinsip yg telah disebutkan di poin kedua, yakni apa saja yang dianggap bertentangan dengan Kitab Allah haruslah dibuang dan dianggap maudhu’. Maka itu, aneh kalau lantas dia sendiri dianggap meyakini Al-Qur’an yg dia yakini harus dijadikan rujukan kemudian dituduh secara sewenang2 meyakini ada Al-Qur’an lain. Sayangnya, sebagian orang memang membaca Al-Kafi tanpa menghiraukan wanti-wanti Al-Kulaini di pengantar kitabnya.

Keempat, Islam adalah agama yang dimulai dengan ucapan La Ilaha IllaLLAH Muhammad RasuluLLAH. Siapa saja yang telah mengucapkannya secara lahiriah berhak dianggap Muslim dengan hak-hak yg sempurna dan tidak boleh dibunuh. (Lihat Al-Jami’ Al-Shahih, Imam Muslim, cetakan edisi revisi, Dar Al-Fikr, Beirut, Juz 1 hal. 66).
Tidak ada satu ayat Al-Qur’an maupun Hadis Shahih yang membolehkan atau memberi hak kepada siapa saja untuk menjadi hakim untuk menilai kekafiran Muslim yang lain. Bahkan, Islam dengan jelas menyatakan bahwa seseorang dihukumi berdasarkan lahiriahnya. Mau orang itu bertaqiyah atau menyembunyikan apapun di dalam hatinya, selama dia masih menyatakan keesaan Allah dan bahwa Nabi adalah Rasul terakhir Allah, maka dia wajib dihukumi Muslim.

Kelima, saat menyuruh kita berdakwah, Allah dengan tegas menyatakan bahwa hanya Dialah yang paling mengetahui siapa di antara makhluk yang paling mendapat petunjuk (QS An-Nahl: 125): Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah [845] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
Maksudnya, pendakwah yang sudah dianggap berilmu pun tidak berhak mengklaim dirinya paling benar, apalagi orang biasa yang tidak berilmu. Bahkan, dalam surat Saba’ ayat 24-25 Al-Qur’an menyebutkan adab Baginda Rasulullah dalam berdialog dengan orang musyrik: Katakanlah: “Siapakan yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan dari bumi?” Katakanlah: “Allah”, dan sesungguhnya kami atau kamu (orang-orang musyrik), pasti berada dalam kebenaran atau dalam kesesatan yang nyata ** Katakanlah: “Kamu tidak akan ditanya (bertanggung jawab) tentang dosa yang kami perbuat dan kami tidak akan ditanya (pula) tentang apa yang kamu perbuat”.
Ayat inimenegaskan bahwa seorang Nabi yang mendapat petunjuk Allah di saat menghadapi musuh harus menunjukkan sikap menerima kemungkinan salah, karena memang itulah tanda makhluk dan hamba di hadapan kesempurnaan Allah yang tidak terbatas.
Keenam, pendapat yang harus diterima dari suatu mazhab adalah pendapat jumhur, bukan satu dua ulama, apalagi seorang pengikut awam. Oleh sebab itu, tuduhan adanya hadis2 yang dianggap sebagai tahrif dalam Al-Kafi telah dijelaskan panjang lebar oleh jumhur ulama Syiah. Kalau perlu, nanti alfaqir bisa copaskan untuk antm.

Ketujuh, tidak ada satu majlis ulama di dunia Islam atau lembaga keilmuan Islam yang diakui yang secara resmi menyatakan syiah sebagai sesat sebagaimana halnya ahmadiyyah. Orang syiah diperbolehkan haji dan negara syiah seperti Iran masuk dalam anggota Organisasi Konferensi Islam. Kalo sebagian orang di Indonesia merasa lebih hebat dan lebih menguasai kitab-kitab syiah melebihi ulama Al-Azhar, ulama Madinah, atau ulama negara-negara Islam lain dan menyatakan bahwa syiah merupakan mazhab yang sesat, maka jelas sebagian orang Indonesia itu patut dianggap keluar dari jumhur dan patut dianggap sebagai syadz. Bahkan, mereka jelas keluar dari Ahlus Sunnah wal Jamaah yang menekankan pada jamaah dan pendapat jumhur.

Kedelapan, tidak semua pendapat ulama syiah benar dan sahih. Malah sebagian pendapat ulama syiah telah disalahkan oleh ulama syiah yang lain, sebagaimana yang terjadi dalam semua mazhab Islam lainnya. Karena pendapat ulama adalah ijtihad yang bisa salah dan bisa benar.
Kesembilan, mengambil suatu pernyataan di luar konteks, apalagi dengan tujuan untuk mengaburkan pandangan utuh seseorang adalah perbuatan yang salah.

17 Alasan Ulama Islam Mengkafirkan Kaum Syiah

SEJUMLAH tujuh belas doktrin Syi’ah yang selalu mereka sembunyikan dari kaum muslimin sebagai bagian dari pengamalan doktrin taqiyah (menyembunyikan Syi’ahnya).
—Taqiyah itu adalah suatu praktik dan sikap yang dibenarkan> rujuk Al-Qur’an surah Ali Imran ayat 28: Janganlah orang-orang mu’min mengambil orang-orang kafir menjadi wali  dengan meninggalkan orang-orang mu’min. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti (tuqatan) dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya. Dan hanya kepada Allah kembali (mu).” Jadi, memelihari diri dari sesuatu yang ditakutkan adalah sikap yang dibenarkan oleh Al-Qur’an. Apakah ada yang merasa dirinya lebih baik dan lebih mulia daripada sikap orang Mukmin yang disebutkan dalam ayat di atas?

Ketujuh belas doktrin ini terdapat dalam kitab suci Syi’ah:
—-kitab suci syiah hanyalah Al-Qur’an yang telah dijaga Allah selama-lamanya.
1.Dunia dengan seluruh isinya adalah milik para imam Syi’ah. Mereka akan memberikan dunia ini kepada siapa yang dikehendaki dan mencabutnya dari siapa yang dikehendaki (Ushulul Kaafi, hal.259, Al-Kulaini, cet. India).
Jelas Doktrin semacam ini bertentangan dengan firman Allah SWT QS: Al-A’raf 7: 128, “Sesungguhnya bumi adalah milik Allah, Dia dikaruniakan kepada siapa yang Dia kehendaki”. Kepercayaan Syi’ah diatas menunjukkan penyetaraan kekuasaan para imam Syi’ah dengan Allah dan doktrin ini merupakan aqidah syirik.

—-Tolong berikan nomor hadis dan teksnya supaya kita bisa mengerti konteksnya bersama-sama. Namun, jika kita memahami surat Al-A’raf ayat 128 itu, maka di situ ditegaskan bahwa Allah berhak memberikan seluruh bumi ini kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Artinya, apabila Allah berkehendak demikian, maka terjadilah apa yang Dia kehendaki.
2.Ali bin Abi Thalib yang diklaim sebagai imam Syi’ah yang pertama dinyatakan sebagai dzat yang pertama dan terakhir, yang dhahir dan yang bathin sebagaimana termaktub dalam surat Al-Hadid, 57: 3 (Rijalul Kashi hal. 138).
Doktrin semacam ini jelas merupakan kekafiran Syi’ah yang berdusta atas nama Khalifah Ali bin Abi Thalib. Dengan doktrin semacam ini Syi’ah menempatkan Ali sebagai Tuhan. Dan hal ini sudah pasti merupakan tipu daya Syi’ah terhadap kaum muslimin dan kesucian aqidahnya.

——–Tolong sekali lagi berikan nomor hadis dan teksnya supaya kita bisa mengerti konteksnya bersama-sama. Kalau ada teks arabnya mungkin bisa dicari di internet. Namun demikian, wajib ditegaskan bahwa apapun yang bertentangan dengan Al-Qur’an jelas keluar dari kebenaran. Apabila hadis itu tetap dianggap shahih oleh ahli2 hadis, maka maknanya harus ditakwilkan sehingga tidak bertentangan dengan Al-Qur’an. Al-Qur’an menyebutkan istilah takwil dalam beberapa ayat, misalnya, Ali Imran ayat 7 dan An-Nisa ayat 59. Metode takwil bukan saja diakui oleh ulama syiah, tapi juga oleh ulama Sunni seperti Syaikh Ibn Taymiyah sebagaimana yang ditulis dalam At-Tafsir Al-Kabir, juz 2, hal. 88-114 cetakan Dar Al-Kutub Al-‘Ilmiyyah, Beirut, tahun 1988.
3.Para imam Syi’ah merupakan wajah Allah, mata Allah dan tangan-tangan Allah yang membawa rahmat bagi para hamba Allah (Ushulul Kaafi, hal. 83).

—-Selama Allah tetap diesakan dan dianggap sebagai satu-satunya Dzat Pencipta yang mewujudkan segala sesuatu dan memiliki dan menguasai segala sesuatu dan meyakini bahwa apapun yang Allah kehendaki bisa terjadi, maka itu tetap dapat dianggap sebagai beriman kepada Allah. Jadi, kalau memang hadis ini shahih, hadis ini harus ditakwilkan agar sesuai dengan prinsip tauhid di atas. Takwilnya sama saja dengan takwil terhadap istilah Baytullah (Rumah Allah). Maksud Rumah Allah itu jelas beda dengan rumah makhluk, karena Allah tidak dibatasi oleh ruang. Kalau semua Muslimin bersepakat bahwa Ka’bah adalah Rumah Allah, apakah mereka semua menjadi kafir?! Kemudian, dalam Al-Qur’an disebutkan soal tangan Allah. Apakah maknanya sama dengan tangan manusia? Dalam hadis Imam Bukhari ada ungkapan bahwa “yaduLLAH ma’al jama’ah (tangan Allah) bersama jamaah”. Apakah makna tangan ini sama dengan tangan manusia? Atau pertolongan? Jadi, semua kata yang dipakai di sini harus diartikan sebagai kinayah. Makna “wajah”, “tangan”, “mata” Allah dalam hadis2 tersebut sama mirip dengan yang dijelas Ibn Al-Atsir dalam bukunya yang berjudul Al-Nihayah fi Gharib Al-Hadits.  
4.Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib oleh Syi’ah dikatakan menjadi wakil Allah dalam menentukan surga dan neraka, memperoleh sesuatu yang tidak diperoleh oleh manusia sebelumnya, mengetahui yang baik dan yang buruk, mengetahui segala sesuatu secara rinci yang pernah terjadi dahulu maupun yang ghaib (Ushulul Kaafi, hal. 84).

—-Soal membagi surga dan neraka itu sebenarnya bisa merujuk pada hadis shahih Muslim yang menyatakan bahwa tidak mencintai Ali kecuali mukmin (masuk surga) dan tidak membencinya kecuali munafik (masuk neraka). Lihat: Al-Jami’ Al-Shahih, Imam Muslim, cetakan edisi revisi, Dar Al-Fikr, Beirut, Juz 1 hal. 61.
5.Keinginan para imam Syi’ah adalah keinginan Allah juga (Ushulul Kaafi, hal. 278).

—-Hadis ini sebenarnya semakna dengan ayat dalam surah Ghafir (40) ayat 60: Dan Tuhanmu berfirman: “Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku [1327] akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina”. Bukankah ayat ini menyatakan keniscayaan diterimanya doa dan permintaan kita oleh Allah, sehingga berarti keinginan kita menjadi keinginan Allah?!
6.Para imam Syi’ah mengetahui kapan datang ajalnya dan mereka sendiri yang menentukan saat kematiannya karena bila imam tidak mengetahui hal-hal semacam itu maka ia tidak berhak menjadi imam (Ushulul Kaafi, hal. 158).
—Jika Allah menghendaki demikian, maka pasti hal ini bisa terjadi.
7.Para imam Syi’ah mengetahui apapun yang tersembunyi dan dapat mengetahui dan menjawab apa saja bila kita bertanya kepada mereka karena mereka mengetahui hal ghaib sebagaimana yang Allah ketahui (Ushulul Kaafi, hal. 193).

—Jika Allah menghendaki demikian, maka pasti hal ini bisa terjadi.

8. Allah itu bersifat bada’ yaitu baru mengetahui sesuatu bila sudah terjadi. Akan tetapi para imam Syi’ah telah mengetahui lebih dahulu hal yang belum terjadi (Ushulul Kaafi, hal. 40).
Menurut Al-Kulaini (ulama besar ahli hadits Syi’ah), Bahwa Allah tidak mengetahui bahwa Husein bin Ali akan mati terbunuh. Menurut mereka Tuhan pada mulanya tidak tahu karena itu Tuhan membuat ketetapan baru sesuai dengan kondisi yang ada. Akan tetapi imam Syi’ah telah mengetahui apa yang akan terjadi. Oleh sebab itu menurut doktrin Syi’ah Allah bersifat bada’ (Ushulul Kaafi, hal. 232).

—-Mohon menyebutkan hadisnya secara lengkap. Karena dalam hadis itu dijelaskan bahwa beliau mengetahuinya dari kitab Allah. Kemudian, maksud bada’ bukan sebagaimana tuduhan di atas, melainkan bahwa sebagaimana bunyi ayat 39 surat Ar-Ra’ad: “Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab (Lauh mahfuzh).
9.Para imam Syi’ah merupakan gudang ilmu Allah dan juga penerjemah ilmu Allah. Para imam Syi’ah bersifat Ma’sum (Bersih dari kesalahan dan tidak pernah lupa apalagi berbuat Dosa). Allah menyuruh manusia untuk mentaati imam Syi’ah, tidak boleh mengingkarinya dan mereka menjadi hujjah (Argumentasi Kebenaran) Allah atas langit dan bumi (Ushulul Kaafi, hal. 165).
—Jika Allah menghendaki, maka pasti semua itu dapat terjadi.
10. Para imam Syi’ah sama dengan Rasulullah Saw (Ibid).

—Mohon lengkapkan hadisnya supaya tidak kehilangan konteks yang dimaksudnya. Kalau yang dimaksud bahwa ada kesamaan di antara Nabi dan para imam dalam soal-soal tertentu, maka itu benar, karena Allah juga sudah meminta para nabi mengatakan demikian dalam ayat terakhir surat Al-Kahfi. Tapi kalau yang dimaksud sama-sama menerima wahyu, maka jelas itu keliru dan tuduhan yang salah.

11. Yang dimaksud para imam Syi’ah adalah Ali bin Abi Thalib, Husein bin Ali, Ali bin Husein, Hassan bin Ali dan Muhammad bin Ali (Ushulul Kaafi, hal. 109)
—-Ini sesuai dengan hadis Kisa yang juga diterima oleh ulama Ahlus Sunnah.
12. Al-Qur’an yang ada sekarang telah berubah, dikurangi dan ditambah (Ushulul Kaafi, hal. 670). Salah satu contoh ayat Al-Qur’an yang dikurangi dari aslinya yaitu ayat Al-Qur’an An-Nisa': 47, menurut versi Syi’ah berbunyi: “Ya ayyuhalladziina uutul kitaaba aaminuu bimaa nazzalnaa fie ‘Aliyyin nuuran mubiinan”. (Fashlul Khitab, hal. 180).
—-Ini tuduhan keliru dan menunjukkan si penuduh meragukan janji Allah dalam surat Al-Hijr ayat 9: “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.
13. Menurut Syi’ah, Al-Qur’an yang dibawa Jibril kepada Nabi Muhammad ada 17 ribu ayat, namun yang tersisa sekarang hanya 6660 ayat (Ushulul Kaafi, hal. 671).
—-Ini tuduhan keliru dan menunjukkan si penuduh meragukan janji Allah dalam surat Al-Hijr ayat 9: “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” Lagipula, dalam kitab-kitab ulama syiah telah dijelaskan tuntas bahwa seluruh hadis yang menunjukkan makna-makna sebagaimana di atas harus ditakwilkan dengan cara yang tidak bertentangan dengan akidah tentang kemustahilan Al-Qur’an dapat ditambah atau dikurangi.
14. Menyatakan bahwa Abu Bakar, Umar, Utsman bin Affan, Muawiyah, Aisyah, Hafshah, Hindun, dan Ummul Hakam adalah makhluk yang paling jelek di muka bumi, mereka ini adalah musuh-musuh Allah. Siapa yang tidak memusuhi mereka, maka tidaklah sempurna imannya kepada Allah, Rasul-Nya dan imam-imam Syi’ah (Haqqul Yaqin, hal. 519 oleh Muhammad Baqir Al-Majlisi).
—-Ini jelas tidak benar dan bukan pandangan umumnya ulama syiah.

15. Menghalalkan nikah Mut’ah, bahkan menurut doktrin Syi’ah orang yang melakukan kawin mut’ah 4 kali derajatnya lebih tinggi dari Nabi Muhammad Saw. (Tafsir Minhajush Shadiqin, hal. 356, oleh Mullah Fathullah Kassani).

—-Ini jelas tuduhan yang tidak benar. Kalau benar Al-Kasyani menyatakan demikian, mohon disebutkan teks arabnya secara lengkap dan kita sesatkan bersama-sama.
16. Menghalalkan saling tukar-menukar budak perempuan untuk disetubuhi kepada sesama temannya. Kata mereka, imam Ja’far berkata kepada temannya: “Wahai Muhammad, kumpulilah budakku ini sesuka hatimu. Jika engkau sudah tidak suka kembalikan lagi kepadaku.” (Al-Istibshar III, hal. 136, oleh Abu Ja’far Muhammad Hasan At-Thusi).
—Harus selalu diingat bahwa semua yang bertentangan dengan ayat yang jelas wajib dibuang. Dari manapun datangnya. Tapi, untuk diskusi lebih lanjut, mohon tunjukkan hadisnya secara lengkap, supaya tidak semata-mata menjadi bahan fitnah. Karena kalau hadis dipotong-potong, maka jelas pemahaman akan rusak.
17. Rasulullah dan para sahabat akan dibangkitkan sebelum hari kiamat. Imam Mahdi sebelum hari kiamat akan datang dan dia membongkar kuburan Abu Bakar dan Umar yang ada didekat kuburan Rasulullah. Setelah dihidupkan maka kedua orang ini akan disalib (Haqqul Yaqin, hal. 360, oleh Mullah Muhammad Baqir al-Majlisi).
—Sekali lagi mohon hadis lengkapnya. Kalau pun ada pandangan seperti ini, maka ini bukan pandangan jumhur ulama syiah. Apalagi sekarang jelas ada fatwa yang mengharamkan seluruh pengikut syiah untuk menodai semua simbol yang diagungkan oleh Muslimin.

Ketujuhbelas doktrin Syi’ah di atas, apakah bisa dianggap sebagai aqidah Islam sebagaimana dibawa oleh Rasulullah Saw. dan dipegang teguh oleh para Sahabat serta kaum Muslimin yang hidup sejak zaman Tabi’in hingga sekarang? Adakah orang masih percaya bahwa Syi’ah itu bagian dari umat Islam? Menurut Imam Malik dan Imam Ahmad, barangsiapa yang tidak MENGKAFIRKAN aqidah Syi’ah ini, maka dia termasuk Kafir.
Semua kitab tersebut diatas adalah kitab-kitab induk atau rujukan pokok kaum Syi’ah yang posisinya seperti halnya kitab-kitab hadits Imam Bukhari, Muslim, Ahmad bin Hambal, Nasa’i, Tirmidzi, Abu Daud, dan Ibnu Majah bagi kaum Muslimin. Oleh karena itu, upaya-upaya Syi’ah untuk menanamkan kesan bahwa Syi’ah adalah bagian dari kaum Muslimin, hanya berbeda dalam beberapa hal yang tidak prinsip, adalah dusta dan harus ditolak tegas !!!.
—-Jelas bahasa tuduhan seperti di atas tidaklah tepat. Tidak perlu orang memaksa orang lain untuk menyatakan bahwa keyakinannya adalah seperti yang dituduhkan si penuduh di atas, padahal dia tidak meyakini hal-hal sebagaimana yang dimaksudkan si penuduh. Orang tidak boleh menghukumi apa yang dalam batin dan hati orang lain. Yang dapat dihukumi adalah apa yang dinyatakannya denga lisannya secara tegas. Alfaqir kembali meminta ayat atau hadis yang membolehkan orang mengkafirkan orang lain, dengan menunjuk individu tersebut dan menyatakan: Engkau kafir. Malah sebaliknya ada hadis2 yang melarang perkataan2 seperti itu karena hanya akan menimbulkan permusuhan. Dan yang suka menimbulkan permusuhan adalah setan sebagaimana firman Allah dalam surat Al-An’am (91):
“Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).
Apalagi, Allah telah mengingatkan kita untuk tidak menghina mereka yang jelas-jelas menyembah selain Allah (QS. Al-An’am: 108, apalagi bagi mereka justru jelas menyembah Allah dan mengagungkan namaNYA di tiap tempat.


Saudi Arabia tempat pendidikan teroris



Benarkah mayoritas umat Islam Indonesia Ahlussunnah Wal Jamaah ? Mayoritas Muslim Indonesia tidak menyadari dan tidak memiliki identitas kemazhaban. Mayoritas hanya menyadari dirinya sebagai Muslim, dan terikat dengan identitas keislamannya. Labelisasi Sunni sebagai label sekterian diberikan oleh ulama berkedok agama untuk menggebuk musuh dan meraih keuntungan-keuntungan sesaat. Yang mereka kerjakan tidak lebih hanya mengumbar slogan-slogan hampa makna, retorika-retorika menyihir, dan waham atau ilusi belaka. Tak jarang ada partai politik melakukan kegiatan politik, tapi memanfaatkan agama sebagai tameng dan syariat sebagai topeng
.
Namun, dalam kenyataannya, label-label (klaim-klaim) itu tidak dipahami dan diakui oleh individu-individu umat. Misalnya : Coba buat survei, tanyakan siapa Asy’ari, Maturidi apa mereka tau ? Tak jarang, untuk sampai ke pucuk kekuasaan maka di pakailah retorika dan slogan agama. Apakah slogan, retorika, dan ungkapan-ungkapan manis yang nyaring terdengar itu tulus merupakan upaya untuk keluar dari keterpurukan, atau cuma “pepesan kosong”, karena sifatnya yang emosional-sloganistik ? Slogan-slogan yang secara lahir manis bagai madu, sifatnya emosional, tak rasional, dan tidak realistik
.
Nahdhatul Ulama (NU) bermazhab Ahlus Sunnah wal Jamaah dan berakidah sesuai dengan ajaran-ajaran Abul Hasan Al-Asy’ari ? Sebagian besar tradisi NU seperti ziarah kubur, tahlil, peringatan 4-7-40 dan haul, penghormatan terhadap ulama, tawasul, tabaruk, dan sebagainya merupakan tradisi-tradisi khas Syiah yang tidak terdapat dalam referensi-referensi kitab klasik Ahlus Sunnah wal Jamaah melainkan semata-mata ada dalam kitab-kitab klasik Syiah seperti Mafatih Al-Jinan karya Abbas Al-Qummi, Al-Iqbal karya Al-Kaf’ami, Al-Balad Al-Amin karya Sayyid Ibn Thawus dan sebagainya.
.
Ada beberapa aliran yang jelas bukan bagian dari Ahlussunah di antaranya Syiah, Wahabi Khawarij, dan Mu’tazilah. Pengikut Syi’ah menggunakan ijtihad terbaru dari Marja’i Taqlid yang masih hidup, Syi’ah mengikuti perkembangan zaman yang berubah, yang menuntut ijtihad baru atau reinterpretasi atas ajaran-ajaran Islam.


Syi’ah mengkritik para sahabat yang kemudia menyebut pihaknya sebagai Syi’ah Ali dan Ahlul Bait.Bahkan, secara historis, para imam Ahlus Sunnah wal Jamaah seperti Abu Hanifa dan Imam Malik belajar kepada Imam Ja’far Ash-Shodiq, imam keenam Syiah, dalam soal-soal agama. Interaksi ilmiah terus berlangsung secara damai sampai ada ambisi politik yang menyeret isu mazhab dalam pertarungan profan tersebut.
.
Syiah adalah mazhab Islam yang terpengaruh dengan tradisi Persia dan Zoroastrianisme ?  Iran baru memeluk mazhab Syiah pada abad 15 Masehi di zaman Safawi. Sebelumnya, Iran adalah pusat perkembangan mazhab Ahlus Sunnah wal Jamaah yang dapat dilihat dari fakta sebagian besar kitab rujukan milik Ahlus Sunnah saat ini merupakan karya-karya ulama Sunni berdarah Persia, seperti Shahih Bukhori dan sebagainya. Bahkan, Syiah semula merupakan mazhab resmi Mesir di era Daulah Fathimiyyah yang berhasil membangun pusat kota Kairo dan Universitas Al-Azhar
.
.
Mazhab Syiah yang dijadikan sebagai mazhab resmi Dinasti Safawi merupakan reaksi dendam atas penaklukan Muslim Arab atas Persia ? Dinasti Safawi sebenarnya bukan didirikan oleh elit berdarah Persia melainkan oleh sekelompok keluarga yang memiliki darah Turki Azeri. Oleh karena itu, pusat kerajaan Safawi dimulai dari Ardabil yang memiliki banyak perampuran etnik Turki-Azeri dan Kurdi
.
Sebaliknya, penganut Syiah paling awal adalah kelompok Arab Irak yang bertempat di Kufah, Irak dan sebagian lain berada di wilayah Bahrain (hingga kini mayoritas penduduknya bermazhab Syiah), Yaman (hingga kini mayoritas penduduk Yaman Utara bermazhab Syiah Zaidiyyah), Mesir (cikal-bakal dinasti Fathimiyah), dan sebagainya. Yang jelas, Syiah dianut oleh bangsa dan suku-suku Arab jauh sebelum bangsa Iran memeluknya.


Salafi-Wahabi adalah sama dengan Ahlu Sunnah wal Jamaah ? Salafi Wahabi adalah ajaran asing dalam sejarah Islam, yang memiliki banyak kemiripan dengan ajaran Khawarij. Mereka sama sekali berbeda dengan Ahlus Sunnah wal Jamaah yang kerap mengedepankan jalan tengah dan moderasi dalam berbagai prinsipnya. Pertentangan ajaran Wahabi-Salafi yang membajak Sunni terutama sangat bertentangan dengan ajaran-ajaran Imam Syafii yang dianut oleh mayoritas Ahlus Sunnah wal Jamaah di Indonesia.
.
Rezim-rezim Arab seperti Arab Saudi, Bahrain dan Qatar bermazhab Ahlus Sunnah wal Jamaah ? Sebagian  pemimpin rezim-rezim petrodolar ini beraliran sekuler ekstrem yang sama sekali tidak terikat dengan syariah Islam dari mazhab mana pun. Mereka menjalin hubungan bilateral secara terang-terangan dan terbuka dengan Amerika Serikat dan secara sembunyi-sembunyi dengan anak kesayangan AS, Israel, yang setiap hari membunuhi mayoritas Muslim Sunni di Palestina, Afghanistan, Yaman, Somalia, Sudan, dan sebagainya.
.
Arab Saudi adalah kerajaan yang menjunjung tinggi Islam ? Dalam masa kekuasaan rezim Kerajaan Arab Saudi di Jazirah Arab selama 100 tahun terakhir Arab Saudi, dua kota utama umat Muslim, Mekkah dan Madinah, telah mengalami perusakan yang massif. Jika trend ini dibiarkan dalam puluhan tahun mendatang maka sejarah Islam tidak akan lagi meninggalkan jejak-jejak historis dan arkeologis yang berarti
.
Segalanya akan berganti wajah menjadi dua kota kosmopilitan yang kehilangan sakralitas. Dekonstruksi atas situs-situs historis umat Islam yang dilakukan oleh rezim Arab Saudi ini mirip dengan kelakuan rezim zionis Israel terhadap situs-situs historis keagamaan milik Kristen dan Muslim di tanah suci Palestina. Motif kedua rezim itupun sama: menghilangkan jejak-jejak sakralitas dan historisitas kota-kota suci demi membangun sebuah pemahamaan keagamaan yang seutuhnya didistorsi.




.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) menilai bahwa saat ini tidak banyak kajian-kajian keislaman yang dihasilkan oleh para pemuka agama Islam, para ulama maupun para da’i di negeri ini. Ini ditegaskan Ketua MUI KH Cholil Ridwan dalam perbincangan dengan Republika di sela-sela peluncuran Buku Indeks Hadits dan Syarah oleh Buya H. Muhammad Alfis Chaniago di Gedung MUI Jakarta, Kamis (14/1)
.
”Sebenarnya kajian-kajian keislaman di negeri ini sudah berlangsung sejak lama, namun belakangan tidak banyak lagi kajian-kajian keislaman yang dihasilkan.Sayangnya, kajian keislaman ini belakangan justru banyak dikuasai oleh kalangan liberal. Sehingga yang banyak berkembang di kalangan umat belakangan ini adalah paham-paham liberal,” tegas kiai Cholil Ridwan
.
.
Karena banyak dikuasai oleh kalangan liberal, menurut kiai Ridwan maka praktis masalah-masalah seperti sekularisasi agama dan hal-hal yang berkait dengan paham liberal dan yang bertentangan dengan MUI, justru menjadi marak di negeri ini.Menurut kiai Ridwan, ini karena metode dakwah para ulama dan da’i di Indonesia belakangan ini cenderung tetap mempertahankan cara-cara konvensional.”Jadi para da’i dan ulama terjebak pada kegiatan-kegiatan rutin dakwah yang sifatnya normatif dan konvensional,” papar kiai Ridwan.
Walaupun diakui kiai Ridwan bahwa MUI maupun ormas Islam seperti Muhammadiyah dan NU telah memiliki pusat kajian keislaman. Namun itu tetap dirasa kurang. Karena itu pihaknya berharap agar para ulama, da’i dan pemuka agama Islam juga banyak melakukan kajian-kajian keislaman yang berhubungan langsung dengan persoalan-persoalan keseharian yang dihadapi umat.
.
Belum Menjawab Persoalan Umat

Sementara itu, Buya H. Muhammad Alfis Chaniago, mengungkapakan bahwa kajian-kajian keislaman yang dilakukan oleh para ulama, pemuka agama Islam, dan para da’i dirasa sudah cukup banyak. Sayangnya, kajian-kajian keislaman tersebut belum bisa menjawab sepenuhnya persoalan-persoalan yang tengah dihadapi umat dalam kehidupan keseharian.
”Memang sudah banyak kajian-kajian keislaman dilakukan, namun sayangnya belum bisa menjawab sepenuhnya persoalan-persoalan yang dihadapi umat,” kata Alfis. ”Jadi sebenarnya umat sekarang ini masih banyak mengharapkan para ulama, da’i, dan pemuka agama untuk melakukan kajian-kajian keislaman yang bisa menjawab tantangan ke depan,” tambahnya.
Dalam upaya menjawab tantangan tersebut, Alfis meluncurkan buku Indeks Hadits yang terdiri dari dua jilid itu. Buku tersebut ditulis Alfis selama dua tahun dengan menyisihkan waktunya tiga jam setiap hari. Buku Indeks Hadits dan Syarah ini berisi 1.646 Hadits pilihan dari enam kitab Hadits Shaheh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar