Hubungan seksual dengan wanita-wanita yang sedang menjalani masa
menstruasi, selain merupakan perbuatan yang menjijikkan, dapat
menimbulkan banyak bahaya, sebagaimana telah dibuktikan oleh ilmu
kedokteran dewasa ini. Di antaranya, kemungkinan pria dan wanita yang
melakukannya menjadi mandul, menciptakan lahan yang subur bagi
berkembang biaknya mikroba dan penyakit-penyakit seksual semacam
shiphilis dan gonorhcea, inflamasi pada organ reproduksi wanita dan
masuknya darah haid yang membawa mikroba dan kuman dari dalam tubuh ke
dalam organ reproduksi pria dan lain sebagainya. Semua ini telah
disebutkan dalam buku-buku kedokteran. Oleh karena itu, para ahli
kesehatan menegaskan pelarangan atas hubungan seksual dengan wanita yang
dalam keadaan haid.
Siklus haid berkaitan dengan daur interaksi hormon pada wanita di masa
subur yang terjadi setiap bulan. Rangkaian kejadian tersebut
memungkinkan lepasnya sebuah sel telur yang jika terbuahi, akan berada
di dalam rahim dan memungkinkan janin tumbuh berkembang. Tanda yang
paling nyata dari siklus ini adalah keluarnya darah dari vagina setiap
bulan, yang disebut haid di mana dinding rahim terkelupas bila telur
tidak dibuahi.
Turunnya darah haid ini berkaitan dengan tersumbatnya pembuluh darah
rahim dan terkelupasnya dinding pembuluh darah ini. Sel telur dalam
aktifitas ini pun melakukan kerjasama dengan pembuluh darah rahim.
Pada masa haid, nutfah wanita akan melewati sebuah saluran yang disebut
dengan saluran falopian dan memasuki rahim, sehingga apabila nutfah ini
berada di luar bersamaan dengan masuknya sperma pria, maka akan muncul
sebuah janin.
Ekskresi darah pada masa-masa awal berlangsung secara tidak teratur dan
berwarna merah muda. Akan tetapi, dengan cepat hal itu akan berlangsung
secara teratur dan menjadi berwarna merah pekat, dan pada masa-masa
akhir akan kembali ke keadaan semula, yaitu berwarna merah muda dan
tidak teratur.
Pada prinsipnya, darah yang terbuang ketika dalam keadaan haid merupakan
darah yang setiap hari berkumpul dalam pembuluh darah di bagian dalam
rahim yang digunakan untuk makanan janin. Kita mengetahui, rahim wanita
dalam setiap bulannya akan mengeluarkan satu sel telur, dan pada masa
itu pembuluh darah bagian dalam rahim akan penuh dengan darah dan berada
dalam keadaan siap untuk memberi makanan kepada nutfah. Ketika sel
telur melewati saluran falopian untuk masuk ke dalam rahim bertemu
dengan spermatozon yang merupakan nutfah dari pria di tempat tersebut,
maka akan terjadi pembentukan janin, dan darah yang terdapat di dalam
pembuluh darah adalah makanan janin tersebut. Dalam keadaan selain ini,
darah yang ada akan menyebabkan terkelupasnya dinding pembuluh darah
rahim dan melubangi dinding-dinding pembuluh nadi rahim, serta akan
keluar dari rahim dalam bentuk darah haid.
Dari pembahasan ini jelaslah mengapa hubungan seksual dalam keadaan
seperti ini akan menimbulkan bahaya dan dilarang. Karena pada
hakikatnya, pada masa haid, rahim wanita sedang melakukan pembersihan
organ dalam betul-betul ia tidak memiliki darah yang mempunyai persiapan
alami untuk menerima nutfah. Dengan dalil inilah akan terjadi benturan
dan luka di dalamnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar