Sunni mencintai dan menghormati
musuh musuh ahlulbait dengan alasan semuanya mengambil ajaran dari Rasul SAW.
Bahkan sunni menganggap para sahabat seperti malaikat yang tidak pernah salah,
tidak punya rasa dengki dan permusuhan kepada sesamanya
Nabi SAW menyebut Mu’awiyah cs
sebagai kelompok pemberontak sesat !
Sabda Rasulullah SAW kepada Ammar: “Betapa
kasihan Ammar, golongan pembangkang telah membunuhnya, padahal dia menyeru mereka
kepada kebenaran (surga) sementara mereka menyeru kepada kesesatan (neraka)”
(Hr. Bukhari, Muslim, At Tirmidzi dan Ahmad)
Padahal Allah SWT menyatakan : “Siapa
yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya adalah neraka
jahannam, ia kekal didalamnya dan Allah murka kepada, dan mengutuknya serta
menyediakan azab yang besar baginya” (Qs. An Nisa ayat 93)
Juga sabda nya : “Anakku Hasan akan
mendamaikan dua kelompok besar yang berselisih”. Dan sabdanya pada Abu Dzar
bahwa ia akan mati sendirian dan terasing. Demikian pula dengan sabda nya :
“Imam imam setelahku ada 12, semuanya dari Quraisy”
Bukhari dalam shahih nya
meriwayatkan dari Abu Hurairah yang berkata : “Saya menjaga dari Rasul SAW dua
kantong, satu kantong saya sebarkan dan satu kantong lagi saya simpan. Kalau
kantong yang saya tutupi ini saya buka juga, niscaya saya akan dihabisi oleh
orang kejam ini (Mu’awiyah)” (Hr.Bukhari juz 1 halaman 38)
Kalau memang dunia hadis sunni jujur
dan tidak ada intimidasi dalam periwayatan hadis, niscaya Abu Hurairah tidak
akan menyembunyikan hadis !
Sunni menutupi kesalahan kesalahan
para Sahabat dengan menyalahkan tokoh fiksi Abdullah bin Saba’, menyembunyikan
hadis dan membuat buat hadis palsu jaminan Surga kepada musuh musuh ahlulbait
Pasca wafat Nabi SAW, para
sahabat banyak mengembangkan ijtihad dari hasil pemikirannya sendiri, walaupun
itu harus merubah hukum yang telah ditetapkan Allah dan Rasul sebelumnya !
UMAT
KHiANATi Ali PASCA NABi SAW WAFAT
Qs. Al An’am ayat 65-67
Qs. 6:65. Katakanlah (Muhammad),
“Dialah yang berkuasa mengirimkan azab kepadamu, dari atas atau dari bawah
kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan golongan (yang saling
bertentangan) dan merasakan kepada sebagian kamu keganasan sebagian yang lain.”
Perhatikanlah bagaimana Kami menjelaskan berulang ulang tanda tanda (kekuasaan
Kami) agar mereka memahami (nya)
Qs. 6:66. Dan kaummu mendustakannya
(azab) padahal (azab) itu benar adanya. Katakanlah (Muhammad), “Aku ini
bukanlah penanggung jawab kamu”
Qs. 6:67. Setiap berita (yang dibawa
oleh Rasul) ada (waktu) terjadinya dan kelak kamu akan mengetahui
Dikutip dari “AL HiDAYAH
ALQURAN TAFSiR PERKATA TAJWID KODE ANGKA PENERBIT KALiM” yang disahkan
DEPAG, halaman 136 :
Asbabun Nuzul Qs.6 : 65-67 : Zaid
bin Aslam mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda kepada para sahabat,
“Setelah kepergianku, janganlah kalian kembali menjadi kafir dengan saling
membunuh diantara kalian”. Mereka berkata, “Kami bersaksi bahwa tidak ada Tuhan
selain Allah dan sesungguhnya engkau adalah Rasul Nya. “Sebagian yang lain
berkata, “ini tidak akan pernah terjadi untuk selamanya, yaitu saling membunuh
diantara kita, sementara kita semua adalah muslim.” Maka turunlah ketiga ayat
ini (HR. Ibnu Abi Hatim)
Wahai para pembaca…
Qs. Asy Syu’ara; ayat 205-207
Qs.26 : 205 : Maka bagaimana
pendapatmu jika kepada mereka kami berikan kenikmatan hidup beberapa tahun,
Qs.26 : 206 : Kemudian datang
kepada mereka azab yang diancamkan kepada mereka,
Qs.26 : 207 : Niscaya tidak
berguna bagi mereka kenikmatan yang mereka rasakan
Dikutip dari “AL HiDAYAH
ALQURAN TAFSiR PERKATA TAJWID KODE ANGKA PENERBIT KALiM” yang disahkan
DEPAG, halaman 376 :
Asbabun Nuzul Qs.26 : 205-207 :
Menurut Abu Jahdham, ketiga ayat ini diturunkan berkenaan dengan Rasulullah
yang suatu ketika terlihat bingung dan gelisah. Para sahabat menanyakan hal
itu. “Aku bermimpi, setelah aku wafat kelak, aku melihat musuhku yang ternyata
adalah berasal dari umatku sendiri,” jawab Rasulullah (HR.ibnu Abi Hatim)
Wahai para pembaca…
Hadis dari sahabat Jarir bin
‘Abdillah Al Bajali dari Nabi SAW : “janganlah kalian kembali kafir
sepeninggalku, sebagian kalian menebas leher yang lain” (HR. Bukhari no. 7080
dan HR. Muslim no.65)
Hadis Nabi SAW : “Mencaci seorang
muslim adalah suatu kefasikan dan membunuhnya adalah suatu kekufuran”
(Hr.Bukhari Muslim)
PERSAMAAN
SAHABAT NABI SAW DAN SAHABAT MUSA AS
Jika sesetengah (bukannya semua)
sahabat Nabi Muhammad Saw diterangkan oleh al-Quran sebagai orang yang lari
dari medan perang (Uhud dan Hunain), munafik, meninggalkan Nabi ketika
khutbah Jumaat dan sebagainya, maka bagaimanakah pula sikap sahabat/kaum Nabi
Musa as.? Al-Quran dalam Surah al-Maidah ayat 20-26 menjelaskan
sikap mereka seperti berikut:
.
Dan (ingatlah), ketika Musa berkata
kepada kaumnya: “Wahai kaumku, ingatlah nikmat Allah atasmu ketika Dia
mengangkat nabi-nabi di antaramu, dan dijadikan-Nya kamu orang-orang
merdeka (setelah kamu diperhamba oleh Firaun dan orang-orangnya), dan
diberikan-Nya kepadamu apa yang belum pernah diberikan-Nya kepada seorangpun di
antara umat-umat yang lain”.QS. al-Mai’dah (5) : 20
.
Wahai kaumku, masuklah ke tanah suci
(Palestina- Baitul Muqaddis) yang telah ditentukan Allah bagimu, dan janganlah
kamu lari ke belakang (karena takut kepada musuh), maka kamu menjadi
orang-orang yang merugi. QS. al-Mai’dah (5) : 21
.
Mereka berkata: “Wahai Musa,
sesungguhnya dalam negeri itu ada orang-orang yang gagah perkasa, sesungguhnya
kami sekali-kali tidak akan memasukinya sebelum mereka ke luar daripadanya.
Jika mereka ke luar daripadanya, pasti kami akan
memasukinya.”
QS. al-Mai’dah (5) : 22
.
Berkatalah dua orang di antara
orang-orang yang takut (kepada Allah) yang Allah telah memberi nikmat atas
keduanya: “Serbulah mereka dengan melalui pintu gerbang (kota) itu, maka bila
kamu memasukinya niscaya kamu akan menang. Dan hanya kepada Allah hendaknya
kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman”.
QS. al-Mai’dah (5) : 23
.
Mereka berkata: “Wahai Musa, kami
sekali-sekali tidak akan memasukinya selama-lamanya, selagi mereka ada di
dalamnya, karena itu pergilah kamu (berperang) bersama Tuhanmu, dan
berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti di sini saja”.
QS. al-Mai’dah (5) : 24
.
Berkata Musa: “Ya Tuhanku, aku tidak
menguasai kecuali diriku sendiri dan saudaraku (Nabi Harun). Sebab itu
pisahkanlah antara kami dengan orang-orang yang fasik itu”.
QS. al-Mai’dah (5) : 25
.
Allah berfirman: ” (Jika
demikian), maka sesungguhnya negeri itu diharamkan atas mereka selama
empat puluh tahun, (selama itu) mereka akan berputar-putar kebingungan di bumi
(padang Tiih) itu. Maka janganlah kamu bersedih hati (memikirkan nasib)
orang-orang yang fasik itu.” QS. al-Mai’dah (5) : 26
.
Kesimpulannya:
.
1. Sahabat Nabi Musa (Bani Israil)
telah ingkar dengan arahan Nabi Musa supaya memasuki tanah suci Palestin kerana
takut berperang.
.
2. Mereka yang ingkar itu
mengarahkan Nabi Musa agar berperang bersama Tuhan manakala
mereka hanya menunggu sahaja.
.
3. Mereka disifatkan sebagai
sahabat/kaum yang fasiq oleh al-Quran.
.
4. Akibat ingkar dengan arahan Nabi
Musa mereka disesatkan oleh Allah swt selama 40 tahun di
tengah padang pasir Tiih (sekarang terletak di wilayah Mesir).
.
Justeru itu, sahabat Nabi Musa yang
ingkar dengan arahannya bukanlah sahabat yang layak dijadikan contoh dan mereka
bukalanlah sahabat yang adil.
Al-Qur’an adalah seluruh kumpulan
wahyu dari Tuhan, yang diturunkan secara bertahap selama 22 tahun lebih pada
berbagai situasi dan peristiwa.AL QURAN menyatakan keutamaan sahabat secara
umum tetapi bukan berarti itu berlaku untuk seluruh sahabat, melainkan untuk
sahabat yang tidak berbalik arah setelah wafat Nabi SAW. Itulah makna Qs. Ali
Imran Ayat 144
Pada situasi penting atau kapan pun
Allah ingin memberikan wahyu kepada Muhammad, maka turunlah wahyu itu
disampaikan oleh malaikat Jibril / Roh Qudus. Nabi Muhammad lalu menyampaikan
kepada sahabatnya, bahwa ada wahyu dari Allah
.
Memang ada ayat AL QURAN yang
menyatakan keutamaan sahabat secara umum tetapi bukan berarti itu berlaku untuk
seluruh sahabat, melainkan untuk sahabat yang tidak berbalik arah setelah wafat
Nabi SAW. Itulah makna Qs. Ali Imran Ayat 144
.
Qs. Ali Imran ayat 152 : “Dan
sesungguhnya Allah telah memenuhi janji-Nya kepada kamu, ketika kamu membunuh
mereka dengan izin-Nya sampai pada sa’at kamu lemah dan berselisih dalam urusan
itu[x] dan mendurhakai perintah (Rasul) sesudah Allah memperlihatkan kepadamu
apa yang kamu sukai[xx]. Di antaramu ada orang yang menghendaki dunia dan
diantara kamu ada orang yang menghendaki akhirat. Kemudian Allah memalingkan
kamu dari mereka[xxx] untuk menguji kamu, dan sesunguhnya Allah telah
mema’afkan kamu. Dan Allah mempunyai karunia (yang dilimpahkan) atas orang
orang yang beriman””
x]. Yakni: urusan pelaksanaan
perintah Nabi Muhammad s.a.w. karena beliau telah memerintahkan agar regu
pemanah tetap bertahan pada tempat yang telah ditunjukkan oleh beliau dalam
keadaan bagaimanapun
xx]. Yakni: kemenangan dan harta
rampasan
xxx]. Maksudnya: kaum muslimin tidak
berhasil mengalahkan mereka.
Ayat tersebut menceritakan Sebab-sebab kekalahan umat Islam dalam perang Uhud
Tidak ada jaminan alumni perang
badar dan alumni perang uhud di ampuni hingga mereka wafat.. Mereka memang
diampuni pada Perang Badar dan Perang uhud TETAPi JiKA KEMUDiAN MEREKA
MENENTANG LAGi NABi DAN MURTAD TERHADAP WASiAT NABi MAKA TiDAK ADA JAMiNAN
MEREKA TETAP DiAMPUNi
Perhatikan dengan detil ayat yang
menyatakan ahlul uhud diampuni (qs. 3 :152) kata AMPUNAN dalam ayat tersebut
“”Wa Laqad ‘Afaa ‘Ankum”” itu berbentuk fi’il madhi
Ini bermakna pengampunan hanya
berlaku untuk kesalahan mereka di PERANG UHUD saja, tidak berlaku untuk
kesalahan sesudah itu
Seandainya ampunan berlaku untuk
selamanya maka ayat itu pasti menggunakan fi’il mudhari’ dengan kalimat WA
Yu’FAA ‘ANKUM
Satu kata atau satu huruf saja
berbeda baik fi’il madhi maupun fi’il mudhari’ maka akan merubah maksud tafsir
Bandingkan dengan :
Qs. Al Ahzab ayat 33 : “Sesungguhnya
Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan
membersihkan kamu sesuci sucinya ”
Innama yuridullahu li yudzhiba
‘ankum adalah fi’il mudhari’ ( kata kerja yang berlaku dari masa pengucapan,
masa kini dan masa yang akan datang )… Artinya ayat tathir menyatakan Ahlul
Bait disucikan sejak SAAT iTU SAMPAi MEREKA WAFAT ( jaminan syurga )
Kalau kalimat itu di jadikan fi’il
madhi akan berbentuk innama aradallahu lidzahaba ‘ankum… Ternyata ayat tathir
bukan fi’il madhi… Artinya ahlul kisa diampuni untuk selama selamanya
Potensi OKNUM SAHABAT berbalik arah pasca wafat Nabi SAW diakui Al Quran dan
Hadis ( misal : hadis haudh riwayat Bukhari Muslim ) … Ada kemungkinan mereka
berbalik arah bila Nabi SAW wafat
Qs. Ali ‘Imran ayat 144 : “”
Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu
sebelumnya beberapa orang rasul[x]. Apakah Jika dia wafat atau dibunuh kamu
berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia
tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan
memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur””
x]. Maksudnya: Nabi Muhammad s.a.w.
ialah seorang manusia yang diangkat Allah menjadi rasul. Rasul-rasul sebelumnya
telah wafat. Ada yang wafat karena terbunuh ada pula yang karena sakit biasa.
Karena itu Nabi Muhammad s.a.w. juga akan wafat seperti halnya rasul-rasul yang
terdahulu itu. Di waktu berkecamuknya perang Uhud tersiarlah berita bahwa Nabi
Muhammad s.a.w. mati terbunuh. Berita ini mengacaukan kaum muslimin, sehingga
ada yang bermaksud meminta perlindungan kepada Abu Sufyan (pemimpin kaum
Quraisy). Sementara itu orang-orang munafik mengatakan bahwa kalau Nabi
Muhammad itu seorang Nabi tentulah dia tidak akan mati terbunuh
Coba anda perhatikan ayat ayat pujian dan ridha Allah untuk PARA SAHABAT, tidak
ada satupun ayat yang menyatakan pujian dan ridha Allah untuk semua sahabat…
Tapi semua ayatnya menyatakan hanya sebahagian sahabat saja….
Itupun ada syarat nya yaitu mereka
harus ihsan (baik) dan mereka harus ridha terhadap ketetapan Allah.. Bila ada
sahabat yang tidak memenuhi syarat ini maka ia dikecualikan
Jaminan SURGA hanya diberikan jika
seseorang memenuhi syarat syarat seperti tidak mendurhakai Rasulullah setelah
wafatnya
Perhatikan Qs. 56. Qs. Al Waaqi’ah
77. Sesungguhnya Al-Quran ini adalah
bacaan yang sangat mulia,
78. pada kitab yang terpelihara ( Lauhul Mahfuzh ),
79. tidak menyentuhnya kecuali orang – orang yang disucikan.
Jadi jelaslah yang disucikan adalah
ahlul kisa dan para Imam Ahlul Bait
Hanya syi’ah Imamiah lah yang menjadikan Imam Ali sebagai pemimpin dalam hal
Imamah pasca wafat Nabi SAW !!!!!!!!!
Perhatikan Qs. 5. Qs. Al Maa’idah
55. Sesungguhnya penolong kamu
hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman yang mendirikan shalat
dan menunaikan zakat ketika mereka berada dalam keadaan ruku’
56. Dan barangsiapa mengambil Allah,
Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya
pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang.
Yang shalat sambil berzakat hanya
khusus untuk Imam Ali, haram orang lain melakukan hal tersebut… Adapun lafaz
jamak ( orang orang ) untuk menyebut pelaku tunggal merupakan hal biasa dalam
Al Quran, contoh
a. Qs. 63. Qs. Al Munaafiquun ayat
8.
Mereka berkata: “Sesungguhnya jika kita telah kembali ke Madinah, benar-benar
orang yang kuat akan mengusir orang-orang yang lemah dari padanya.” Padahal
kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin,
tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui.
FAKTANYA : Yang mengucapkan kalimat
tersebut hanya satu orang yakni Abdullah Bin Ubay Bin Salul
b. Allah berfirman : “ Dan orang
orang Yahudi berkata : ‘Tangan Allah terbelenggu’ “
FAKTANYA : Yang berkata Cuma 1 yahudi ( tunggal ) yang berkata bahwa Allah
kikir / pelit
Jadi jelaslah Syi’ah Imamiah adalah
ahlusunnah yang sesungguhnya !!!
Kalau mengacu kpd Surat Al Imran 144
:”……….apakah kalau engkau (Nabi saw) meninggal atau terbunuh kamu berbalik ke
belakang (murtad/balik kepd nilai2 jahiliyyah)….” ternyata Al-Quran jauh2 hari
sdh mengingatkan Nabi saw dan umat Islam akan adanya konspirasi sebagian
sahabat yg tdk menginginkan Islam tegak diatas nilai2 jahiliyyah yg telah
disingkirkan oleh Nabi saw
Bahwa Umar telah menggagalkan wasiat
Nabi saw
adalah fakta/bukti yg mendukung pernyataan QS Ali Imran 144 tsb. Begitu pula
peristiwa Saqifah dst.nya adalah fakta2 sejarah yg mengungkapkan adanya
komplotan yg menggagalkan naiknya kepemimpinan ilahiyah (Washi nabi) menaiki
panggung sejarah
.
Kalau kita membaca bukunya Max
Idomont, Jew, God and History, maka terbukti bahwa setiap misi nabi/rasul,
disamping ada yg mendukung pasti ada sekelompok sahabatnya yg menggagalkan
tercapainya misi yg diembannya. Contohnya Nabi Isa as setelah wafatnya
dikhianati oleh para sahabatnya dan memalsukan kitab suci-Nya, tapi diberi
label “asli”. Begitu juga misi yg diemban Nabi Muhammad saw tidak terlepas dari
konspirasi para “sahabatnya”. Hanya saja Al-Quran-Nya masih tetap otentik,
tetapi Sunnah Rasul-Nya (hadis) sdh diacak-acak bercampur dg yg palsu. Itulah
makna ucapan Umar :”…..cukuplah Kitabullah di sisi kita….Dan hadis2 palsu
dicampur dg yg asli yg juga diberi label asli atau “SAHIH”
.
Fakta adanya hadis palsu yg melarang
penulisan sunnah Rasul dan pembakaran hadis asli oleh Abu Bakar, Umar dan Usman
yg diikuti oleh penguasa Umayyah d an Abbasiyah adalah fakta yg mendukung
statement Ali Imran 144
.
Masalahnya kita sering mengabaikan statement Ali Imran 144 ini dan
menganggapnya hanya konstatasi Allah yg tdk ada buktinya dlm sejarah
.
Tidak hanya Yahudi yg pandai
memalsukan Kitab Suci dan mengatakan :”hadza min indillah”, org Arabpun tdk
kalah brilyannya. Supaya Islamnya terlihat masih “asli” tetapi juga nilai2
jahiliyyahnya terakomodir, maka harus dilakukan kompromi antara nilai2 Islam
dan nilai2 jahiliyyah, karena engga mungkin mereka mengawinkan kedua nilai yg
saling bertolak belakang itu. Kira2 “deal”-nya : biarlah Al-Quran tdk
diotak-atik tapi penafsiran/penjelasannya/rinciannya (sunnah Rasul/hadis) harus
menurut gua (perhatikan rangkaian peristiwa2 Hari Kamis kelabu, Saqifah, Perang
Shiffin/Tahkim, Karbala dst.) semuanya tdk memberi kesempatan sedikitpun kpd
Ahlul Bait untuk melaksanakan misinya.
AL-QUR’AN
BICARA TENTANG “SAHABAT”
(1) ADA YANG MENINGGALKAN NABI
KETIKA SEDANG KHOTBAH JUM’AT, HANYA UNTUK MELIHAT PERNIAGAAN DAN PERMAINAN
Dan apabila mereka melihat
perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya dan mereka
tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhotbah). Katakanlah: “Apa yang di sisi
Allah lebih baik daripada permainan dan perniagaan”, dan Allah Sebaik-baik
Pemberi rezeki. (Al Jumuah : 11)
(2) ADA YANG MENYAKITI NABIT DENGAN
MEMBUAT GOSIP MURAHAN
Di antara mereka ada yang
menyakiti Nabi dan mengatakan: “Nabi mempercayai semua apa yang didengarnya”.
Katakanlah: “Ia mempercayai semua yang baik bagi kamu, ia beriman kepada Allah,
mempercayai orang-orang mukmin, dan menjadi rahmat bagi orang-orang yang
beriman di antara kamu”. Dan orang-orang yang menyakiti Rasulullah itu, bagi
mereka azab yang pedih. (At Taubah : 61)
(3) ADA YANG BERSUMPAH PALSU
Mereka bersumpah dengan (nama)
Allah, bahwa mereka tidak mengatakan (sesuatu yang menyakitimu). Sesungguhnya
mereka telah mengucapkan perkataan kekafiran, dan telah menjadi kafir sesudah
Islam dan mengingini apa yang mereka tidak dapat mencapainya, dan mereka tidak
mencela (Allah dan Rasul-Nya), kecuali karena Allah dan Rasul-Nya telah
melimpahkan karunia-Nya kepada mereka. Maka jika mereka bertaubat, itu adalah
lebih baik bagi mereka, dan jika mereka berpaling, niscaya Allah akan mengazab
mereka dengan azab yang pedih di dunia dan akhirat; dan mereka sekali-kali
tidaklah mempunyai pelindung dan tidak (pula) penolong di muka bumi. (At
Taubah : 74)
(4) ADA YANG KIKIR DAN ENGGANG
BERSEDEKAH
Dan diantara mereka ada orang yang
telah berikrar kepada Allah: “Sesungguhnya jika Allah memberikan sebahagian
karunia-Nya kepada kami, pastilah kami akan bersedekah dan pastilah kami
termasuk orang-orang yang saleh. Maka setelah Allah memberikan kepada mereka
sebahagian dari karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu, dan berpaling,
dan mereka memanglah orang-orang yang selalu membelakangi (kebenaran).(At
Taubah : 75-76)
(5) ADA YANG MENINGGIKAN SUARA
DIHADAPAN NABI DAN BERKATA DENGAN SUARA KASAR (KERAS)
Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi, dan janganlah kamu
berkata kepadanya dengan suara yang keras, sebagaimana kerasnya suara sebagian
kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu,
sedangkan kamu tidak menyadari. (Al Hujuraat : 2)
(6) ADA YANG MENCAMPUR ADUKKAN
KEBAIKAN DAN KEBURUKAN
“Dan ada pula yang lain, yang
mengakui dosa-dosa mereka, mereka mencampuradukkan pekerjaan yang baik dengan
pekerjaan lain yang buruk. Mudah-mudahan Allah menerima tobat mereka.
Sesungguhnya Allah Maha pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. At-Taubah:
102).
(7) ADA YANG BERPRASANGKA SEPERTI
PRASANGKA JAHILIYA KEPADA ALLAH – KETIKA RASULULLAH MENYERUKAN UNTUK BERPERANG
Kemudian setelah kamu berdukacita,
Allah menurunkan kepada kamu keamanan (berupa) kantuk yang meliputi segolongan
dari pada kamu, sedang segolongan lagi telah dicemaskan oleh diri mereka
sendiri, mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan
jahiliyah. Mereka berkata: “Apakah ada bagi kita barang sesuatu (hak campur
tangan) dalam urusan ini?”. Katakanlah: “Sesungguhnya urusan itu seluruhnya di
tangan Allah”. Mereka menyembunyikan dalam hati mereka apa yang tidak mereka
terangkan kepadamu; mereka berkata: “Sekiranya ada bagi kita barang sesuatu
(hak campur tangan) dalam urusan ini, niscaya kita tidak akan dibunuh
(dikalahkan) di sini”. Katakanlah: “Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya
orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ke
tempat mereka terbunuh”. Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang
ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui
isi hati.(Ali Imran : 154)
(8) ADA YANG MENGANGGAP JANJI ALLAH
DAN RASULULLAH SEBAGAI TIPU DAYA
“Dan (ingatlah) ketika orang-
orang munafik DAN orang-orang yang berpenyakit dalam hatinya berkata:”
Allah dan Rasul-Nya tidak menjanjikan kepada kami melainkan tipu daya.” (QS.
Al Ahzâb ;12)
(9) ADA YANG ENGGAN UNTUK IKUT DALAM
BERPERANG
“Wahai orang-orang yang beriman!
Bersiap siagalah kamu dan majulah (ke medan pertempuran) secara berkelompok
atau majulah bersama-sama (serentak). Dan sesungguhnya di antara kamu pasti ada
orang yang sangat enggan (ke medan pertempuran). Lalu jika kamu ditimpa musibah
dia berkata, “Sungguh, Allah telah memberikan nikmat kepadaku, karena aku tidak
ikut berperang bersama mereka.”(Qs. An-Nisa’: 71-72).
(10) JIKA MEREKA IKUT PERANG, MALAH
MEMBUAT KEKACAUAN DAN MELEMAHKAN”
Jika (mereka berangkat bersamamu),
niscaya mereka tidak akan menambah (kekuatan)mu, malah hanya akan membuat
kekacauan, dan mereka tentu bergegas maju kedepan di celah-celah barisanmu
untuk mengadakan kekacauan (dibarisanmu); sedang diantara kamu ada orang-orang
yang sangat suka mendengarkan (perkataan) mereka. Allah mengetahui orang-orang
yang dzalim.”(Qs. At-Taubah: 47).
(11) LARI DARI MEDAN PERANG
Sesungguhnya Allah telah menolong
kamu (hai para mukminin) di medan peperangan yang banyak, dan (ingatlah)
peperangan Hunain, yaitu diwaktu kamu menjadi congkak karena banyaknya
jumlah(mu), maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu
sedikitpun, dan bumi yang luas itu telah terasa sempit olehmu, kemudian kamu
lari kebelakang dengan bercerai-berai.(At Taubah : 25)
(12) TIDAK MEMATUHI PERINTAH NABI,
HANYA DEMI BEREBUT RAMPASAN PERANG
(Ingatlah) ketika kamu lari dan
tidak menoleh kepada seseorangpun, sedang Rasul yang berada di antara
kawan-kawanmu yang lain memanggil kamu, karena itu Allah menimpakan atas kamu
kesedihan atas kesedihan, supaya kamu jangan bersedih hati terhadap apa yang
luput dari pada kamu dan terhadap apa yang menimpa kamu. Allah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan. (Ali Imran : 153)
AKHIRNYA ALLAH TELAH MERUBAH HATI
MEREKA DAN MENJADIKAN MEREKA SEBAGAI ORANG MUNAFIK KARENA KALAKUAN DAN
PERBUATAN MEREKA YANG SEPERTI DIATAS
Maka Allah menimbulkan kemunafikan
pada hati mereka sampai kepada waktu mereka menemui Allah, karena mereka telah
memungkiri terhadap Allah apa yang telah mereka ikrarkan kepada-Nya dan juga
karena mereka selalu berdusta. (At Taubah : 77)
SEHINGGA KARENANYA ALLAH MENGATAKAN
BAHWA BANYAK ORANG MUNAFIK DISEKITAR RASULULLAH“Dan diantara orang-orang Arab yang (tinggal) di sekitarmu,
ada orang-orang munafik. Dan di antara penduduk Madinah (ada juga orang-orang
munafik), mereka keterlaluan dalam kemunafikannya. Engkau (Muhammad) tidak
mengetahui mereka, tetapi Kami mengetahuinya. Nanti mereka akan Kami siksa dua kali,
kemudian mereka akan dikembalikan kepada azab yang besar.” (Qs.
At-Taubah: 101)
.
Maka
kami berpandangan bahwa wasiat tersebut adalah hadis Tsaqalain yaitu perintah
agar umat berpegang teguh pada Kitabullah dan Itrah Ahlul Bait Rasul SAW.
يا
أيها الناس ! إني قد تركت فيكم ما إن أخذتم به لن تضلوا , كتاب الله وعترتي أهل
بيتي
Wahai manusia, sungguh aku
tinggalkan bagi kalian apa yang jika kalian berpegang teguh dengannya maka
kalian tidak akan tersesat yaitu Kitab Allah dan Itrah-ku Ahlul Bait-ku [Silsilah
Ahadits Ash Shahihah no 1761]
Begitu beratnya wasiat ini hingga
sekarang kita melihat ada orang-orang yang mengaku umatnya Rasulullah
SAW tetapi menolak Ahlul Bait sebagai pedoman bagi umat islam. Kami
menyebut mereka ini sebagai orang-orang yang terpengaruh dengan virus nashibi.
Kami melihat mereka mengaku-ngaku mencintai Ahlul Bait tetapi aneh bin ajaib
mereka menolak keutamaan Ahlul Bait sebagai pedoman umat islam, mereka membela
bahkan menyanjung orang-orang yang menyakiti Ahlul bait dan mereka menuduh
dusta kepada pengikut Syiah yang sangat mencintai Ahlul Bait. Tidak hanya itu
mereka bahkan dengan mudah menuduh orang yang mencintai Ahlul Bait sebagai
Syiah Rafidhah. Anehnya dengan sikap-sikap seperti itu mereka mengklaim [dengan
tidak tahu malu] kalau merekalah yang benar-benar mencintai Ahlul Bait. Sungguh
cinta yang aneh kalau tidak mau dikatakan penuh kepalsuan
.
Termasuk perkara di Hari Kiamat yang
wajib diimani dan dipercayai oleh setiap muslim adalah haudh. Haudh yang
berarti telaga adalah salah bentuk penghargaan dan penghormatan dari Allah
kepada hamba dan rasulNya yang mulia Muhammad saw. Sifat haudh ini sebagaimana
yang tercantum di dalam hadits-hadits shahih dari beliau, luasnya sejauh
perjalanan satu bulan, airnya lebih putih dari susu, lebih manis dari madu,
aromanya lebih harum daripada minyak wangi miski, cerek-cereknya sebanyak
bintang-bintang di langit, airnya bersumber dari sungai Kautsar yang Allah
berikan kepada Nabi saw di surga, siapa yang minum darinya seteguk, tidak akan
haus selamanya.
Para ulama berbeda pendapat tentang
tempatnya, sebagian dari mereka berpendapat bahwa ia di arashat Kiamat
sebelum manusia melewati shirath, sebagian yang lain berpendapat bahwa ia
setelah manusia melewati shirath
.
Hadits-hadits tentang haudh
Hadits-hadits tentang haudh mencapai
derajat mutawatir, para ulama hadits menyatakannya demikian, yang meriwayatkan
dari Rasulullah saw dalam perkara ini lebih dari lima puluh orang sahabat,
Hafizh Ibnu Hajar telah menyebutkan nama-nama sahabat yang meriwayatkannya di
dalam Fath al-Bari 11/468.
Dalam Syarah al-Aqidah
ath-Thahawiyah 1/277-278 ditulis, “Hadits-hadits yang tercantum dalam
perkara haudh mencapai batasan mutawatir, sahabat yang meriwayatkan mencapai
tiga puluh lebih, syaikh kami Syaikh Imaduddin Ibnu Katsir, semoga Allah
merahmatinya, telah menyebutkan jalan-jalan periwayatannya secara terperinci di
akhir tarikhnya yang besar yang bernama al-Bidayah wa an-Nihayah.”
Sebagian dari hadits-hadits tersebut
1- Dari Abdullah bin Amru berkata,
Rasulullah saw bersabda, “Haudhku seluas perjalanan satu bulan,
sudut-sudutnya sama –yakni panjang dan lebarnya sama-airnya lebih
putih dari susu, aromanya lebih harum dari minyak wangi miski, cerek-cereknya
sebanyak bintang-bintang di langit, barangsiapa minum darinya maka dia tidak
haus selamanya.” (Muttafaq alaihi).
2- Dari Abu Hurairah berkata,
Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya telagaku lebih jauh daripada jarak
antara Ailah dengan Adn, airnya lebih putih dari salju, lebih manis dari madu,
bejana-bejananya lebih banyak dari jumlah bintang di langit, sesungguhnya aku
menghalangi manusia darinya seperti seorang laki-laki menghalangi unta
orang-orang dari telaganya.” Mereka bertanya, “Ya Rasulullah, engkau
mengetahui kami pada saat itu?” Beliau menjawab, “Ya, kalian mempunyai tanda
yang tidak dimiliki oleh umat mana pun, kalian datang kepadaku dengan tangan
dan wajah berkilau bekas wudhu.”(HR. Muslim).
Orang-orang yang terhalang dari
haudh
Terdapat banyak hadits di dalamnya
Rasulullah saw menjelaskan tentang orang-orang yang datang ke haudh tetapi
mereka ditolak dan tidak dizinkan, hal itu karena semasa di dunia mereka
melakukan sesuatu yang membuat mereka terhalangi untuk mencapai haudh.
Di antara hadits-hadits tersebut
adalah sebagai berikut,
1- Dari Ibnu Mas’ud berkata,
Rasulullah saw bersabda, “Aku mendahului kalian ke haudh, ada beberapa orang
dari kalian diangkat kepadaku, sehingga ketika aku mengulurkan tangan kepada
mereka untuk memberi mereka minum, mereka terhalang dariku, maka aku berkata,
‘Ya Rabbi, sahabat-sahabatku,’ maka dikatakan, ‘Sesungguhnya kamu tidak
mengetahui apa yang mereka perbuat setelahmu?” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
2- Dari Anas bin Malik bahwa
Rasulullah saw bersabda, “Orang-orang yang menyertaiku akan datang ke haudh,
ketika aku melihat mereka dan mereka diangkat kepadaku, mereka terhalang
dariku, maka aku berkata, ‘Ya rabbi, ushaihabi, ushaihabi’ maka dikatakan
kepadaku, ‘Sesungguhnya kamu tidak mengetahui apa yang mereka perbuat setelahmu.”
(HR. al-Bukhari dan Muslim).
Hadits-hadits senada berjumlah
banyak, al-Qurthubi di dalam at-Tadzkirah hal. 306 berkata
setelah memaparkan hadits-hadits tentang terhalanginya sebagian orang dari
haudh Nabi saw, “Para ulama kita -semoga Allah merahmati mereka semua- berkata,
siapa pun yang murtad dari agama Allah atau membuat sesuatu di dalamnya yang
tidak Allah ridhai dan tidak izinkan maka dia termasuk orang-orang yang terusir
dari haudh beliau, yang dijauhkan darinya, dan yang paling keras diusir adalah
orang-orang yang menyelisihi jamaah kaum muslimin dan menyimpang dari jalan
mereka seperti Khawarij dengan berbagai macam alirannya, Rawafidh dengan
beragam kesesatannya dan Mu’tazilah dengan beragam hawa nafsunya, mereka semua
adalah orang-orang yang mengganti. Begitu pula orang-orang zhalim yang berlebih-lebihan
di dalam kezhaliman, menghapus kebenaran, membunuh pengikutnya dan menghinakan
mereka, yang melakukan dosa-dosa besar secara terang-terangan dan kemaksiatan
secara sembunyi-sembunyi, jamaah pengikut kesesatan, hawa nafsu dan bid’ah,
(mereka semua akan terusir dari haudh).”
.
Qs. Ali ‘Imran 144 : “Muhammad
itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya
beberapa orang rasul. Apakah Jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke
belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat
mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan
kepada orang-orang yang bersyukur”
Rasulullah bersabda : “Ketika
aku sedang berdiri, terlihat olehku sekelompok orang. Setelah aku kenali
mereka, ada seorang di antara mereka keluar dan mengajak kawan-kawannya, ‘Ayo,
mari’ Aku bertanya, ke mana? ia menjawab, ‘ke neraka,’ Lalu aku bertanya lagi,
mengapa nasib mereka sampai demikian? Kemudian dijawab: ‘Sesungguhnya mereka
telah murtad sejak kau tinggalkan dan berbalik ke belakang (kepada kekafiran).
Kemudian terlihat sekelompok lain lagi. Ketika aku kenali mereka, ada seorang
di antara mereka keluar dan menyeru kawan-kawannya: ‘Ayo, mari’ Aku bertanya,
ke mana? Ia menjawab: ‘Ke neraka’ Lalu aku bertanya lagi, mengapa mereka?
dijawab: ‘Sesungguhnya mereka telah murtad sepeninggalmu dan kembali ke
belakang. Kulihat tidak ada yang selamat dan lolos kecuali beberapa orang
saja yang jumlahnya cukup sedikit, seperti jumlah onta yang tersesat dari rombongannya.”[ Shahih Bukhari,8/150. Hadis ini diriwayatkan
oleh Ibnu Musyaiyib dari banyak sahabat Nabi.]