KETURUNAN FATIMAH
وَالَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ مِنَ
الْكِتَابِ هُوَ الْحَقُّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ إِنَّ اللَّهَ
بِعِبَادِهِ لَخَبِيرٌ بَصِيرٌ (31) ثُمَّ أَوْرَثْنَا
الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا فَمِنْهُمْ
ظَالِمٌ لِّنَفْسِهِ, وَمِنْهُم مُّقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ
بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ ذَلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِير
Dan apa yang telah Kami Wahyukan
kepadamu (Muhammad) yaitu Kitab, itulah yang benar, dan membenarkan apa yang
ada diantara kedua tanga-Nya (kitab-kitab sebelumnya). Sungguh Allah
benar-benar Maha Mengetahui, Maha Melihat.
Kemudian Kitab itu Kami
wariskan kepada mereka dari hamba-hamba Kami yang Kami pilih, lalu di antara
mereka ada yang menzalimi diri sendiri, ada yang pertengahan, dan ada yang
termuka (lebih dahulu) dalam berbuat kebaikandengan izin Allah. demikian itu
adalah karunia yang besar. (QS:
Fathir 31-32).
في الكافي، بإسناده عن أحمد بن
عمر قال: سألت أبا الحسن الرضا (عليه السلام) عن قول الله عز و جل: «ثم أورثنا
الكتاب الذين اصطفينا من عبادنا» الآية قال: فقال: ولد فاطمة (عليها السلام)، و
السابق بالخيرات الإمام و المقتصد العارف بالإمام و الظالم
لنفسه الذي لا يعرف الإمام.
Dalam kitab al-Kaafi dengan sanad
sampai pada Ahmad bin Umar dia berkata; aku bertanya kepada Abal- Hasan
ar-Ridha (Imam Ridha as) tentang maksud firman Allah Azza wa Jalla ((Kemudian
Kitab itu Kami wariskan kepada mereka dari hamba-hamba Kami yang Kami pilih))
beliau menjawab, “Mereka adalah keturunan Fathimah. yang termuka (lebih
dahulu) dalam berbuat kebaikan adalah para Imam. Al-Muqtashid
/ di pertengahan adalah yang mempercayai para Imam, sedang yang
menzalimi diri sendiri adalah yang tidak mengetahui para Imam.”
و عن كتاب سعد السعود، لابن طاووس في
حديث لأبي إسحاق السبيعي عن الباقر (عليه السلام): في الآية قال: هي لنا خاصة يا
أبا إسحاق أما السابق بالخيرات فعلي بن أبي طالب و الحسن و الحسين و الشهيد منا، و
أما المقتصد فصائم بالنهار و قائم بالليل، و أما الظالم لنفسه ففيه ما في الناس و
هو مغفور له.
Abi Ishaq meriwayatkan bahwa saat
menjelaskan ayat tersebut Imam al-Baqir berkata; “ ayat itu adalah khusus untuk
kami wahai Aba Ishaq, (yang berlomba/yang terkemuka/yang
terdahulu) dalam berbuat kebaikan adalah Ali bin Abi Thalib, al-Hasan,
al-Husain, dan mereka yang syahid dari kami. Al-Muqtashid / di
pertengahan adalah yang di antara mereka yang berpuasa di siang hari
dan terjaga di malam hari, sedangkan yang menzalimi diri sendiri adalah
mereka yang seperti awam / masyarakat umum dan akan terampuni.”
Di zaman yang mana banyak habib
sudah enggan dipanggil Habib, dan banyak non habib ingin jadi Habib, ada
baiknya kita melihat kembali apa yang tercantum dalam ayat dan riwayat seperti
di atas mengenai keturunan Rasulullah saw sebagaimana adanya.
Setelah mengutip kedua hadis di
atas, Allamah Thabataba’I dalam tafsirnya al-Mizan menambahkan; “ketahuilah
bahwa hadis-hadis dari jalur ahlul bayt yang menyatakan maksud ayat tersebut
adalah khusus keturunan Fathimah sangatlah banyak.”
Jadi asal muasal kisahnya begini;
Suatu hari, Rasulullah saw tengah
jalan kembali dari menguburkan jenazah putranya yang bernama Qasim, tentu
beliau sedang diriundung kesedihan.. setiap ayah pastilah sedih jika putranya
yang masih belia meninggal dan sudah sepatutnya setiap orang sekitarnya memberi
ta’ziyah akan kehilangan tersebut. Namun ada seorang kafir yang bernama al-Ash
bin Wail ( ada yang bilang abu jahal ada yang bilang al-Waliid bin Mughirah ada
yang bilang Aqabah..namun yang terkuat adalah yang tersebut yaitu al-Ash) dia
malah mengejek seraya mengatakan, “ tak diragukan lagi, kau telah terputus dari
keturunan.” Maka Allah SWT menurunkan ayat berikut;
إِنَّا
أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ (1) فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ (2) إِنَّ شَانِئَكَ
هُوَ الأَبْتَرُ (3)
Sungguh Kami telah Memberimu
(Muhammad) al-kawtsar. Maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu dan inhar
(gerakkan tangan saat takbir dalam shalat. Atau berkurbanlah). Sungguh, orang
yang ‘mengejekmu’ (bahwa kau tak berketurunan) adalah yang terputus
(keturunannya).
Banyak pendapat mengenai al-kawtsar.
Ada yang bilang sungai di surga, atau juga kebaikan yang banyak. Tetapi yang
jelas itu berkaitan dengan dengan keturunan.. selain dari hadis2 yang
menerangkan bahwa al-kawtsar adalah yang darinya tercipta/terlahirkan yang
banyak (dan kawtsar sendiri dari sisi bahasa adalah ibu wazn katsiir atau
katsarakatsura yaitu kembali ke Banyak ,
juga karena (menurut Allamah) kalau yang dimaksud bukan keturunan maka ayat
terakhir (Inna Syaniaka huwal abtar / yang membenci ‘mengejek’mu
adalah yang terputus ) menjadi aneh adanya. Namun bagaimanapun juga sungai di
surga atau kebaikan yang banyak bukan berarti harus bertentangan melainkan ia
termasuk arti keberadaan Fathimah itu sendiri jika dipelajari lebih dalam
sebagaimana dialah al-Kawtsar yang darinya tercipta yang
banyak.
Perlu diingat juga surat alkawtsar
adalah surat terpendek dalam al-Qur’an namun di dalamnya mengandung suatu ‘pemberian’ yang
darinya akan menjadi banyak khusus kepada Rasulullah saw. pemberian
yang sebegitu mulia sehingga Allah memulai dengan Sungguh dan
menyatakan itu adalah sebuah hadiah dan pemberian.
Dan sesuai janji Allah, statistic
menunjukkan bahwa sepanjang sejarah manusia tiada kabilah atau suku
sebanyak keturunan Fathimah yang mana mereka hampir ada di semua benua di bumi
saat ini. Bahkan Sejarawan dan ahli anthropology non muslim bisa mengakui
hal itu.
Di Negara Arab dan Afrika mereka
dipanggil dengan Shareef atau Sayed di Iran dan Irak mereka harus menulis nama
mereka dengan Sayed bahkan dalam paspor, di India dan Pakistan begitupun juga,
di asia timur seperti di Indonesia, malaysia dan singapore mereka dipanggil
dengan Habib dan kaum wanitanya biasa dipanggil dengan syarifah. Saya pernah
bertemu seorang bule Rusia muslim dan saya tanya bagaimana Anda masuk
Islam? Kata dia saya lahir sebagai muslim begitupun juga datuk-datuk
saya..karena saya punya garis keturunan sampai pada Nabi Muhammad saw dan kami
mempunyai buku silsilah yang selalu kami simpan. Dan ternyata di negara2 yang
saya tak sangka juga ada bahkan yang sudah berkulit hitam pun banyak di Afrika.
Dikatakan juga bahwa sayed yang ada di Yaman dan yang di Hadramout (yang
mayoritas Habib di Indonesia berasal dari sana) adalah hanya dibawah 15 % dari
sayid/habib2 yang ada di seluruh dunia.
Oleh karenanya Allamah juga berkata
bahwa diantara ketepatan ayat al-Quran itu bahwa
keturunan
Rasulullah saw tetaplah banyak dan selalu melebihi keturunan siapapun walaupun
sejak dahulu mereka banyak terkena musibah yang dibantai dan yang gugur dalam
pertempuran.
Keberadaan mereka jelas di tengah
masyarakat juga dalam hukum2 syariat dan dalam banyak mazhab seperti hal-nya
Zakat dan sedekah haram atas mereka. Saat hendak menunaikan shalat Ied Fitri
atau dari malamnya jika Anda ke masjid syiah seperti di irak, iran, bahrain,
kuwait, syria, lebanon dan lain2nya maka yang ditanya oleh panitia pembagian
zakat hanyalah, “apakah Anda sayyed ?” yaitu supaya dimasukkan ke dalam
kotak zakat yang khusus sayed karena mereka haram mendapat zakat atau sedekah
kecuali dari sesama mereka. selain itu, syariat juga mewajibakan hak Khumus
untuk mereka. Bagi yang taklid pada Imam Syafi’I maka diantara kafaah adalah yang
syarifah harus menikah dengan sayid. Imam shalat jika sama2 alim dan fasih maka
yang sayid/habib harus didahulukan. Wanita syarifah menopause bisa 10 tahun
lebih lama ketimbang selainnya. Berbuat baik ganjarannya 2 x lipat begitupun
juga dosa jika berbuat keburukan dan lain-lainnya..lebih jelasnya bisa Anda
rujuk dan pelajari dalam Fiqih.
Jadi begitulah, mereka tidak
semuanya ma’shum .. ada yang disucikan seperti halnya para Imam dan
sesuai ayat 33 surat al-ahzab, ada yang saleh, alim dan sepenuhnya mengikuti
para Imam dan datuk2nya yang terkemuka, dan banyak yang menzalimi diri sendiri
sebagaimana disebutkan ayat di atas.
Mereka juga wajib belajar
sebagaimana semua manusia, ada yang pinter ada yang bodoh. Dan mereka juga
tidak bebas dari segala serangan setan, jadi ada yang takabbur, ada yang
tawaddhu, ada yang haus harta ada yang haus kekuasaan ada yang bangga diri ada
yang mensucikan diri dan sebagainya. Namun bagaimanapun juga mereka adalah
Sayed atau Sharif atau Habib sejak lahir. Dan karena setiap muslim ingin
mencintai Rasul dan menghargai anak-anaknya, tetapi bukan berarti mereka bebas
dari hukuman syariat. dan sebagaimana semua manusia mereka juga termasuk dalam
ayat Innama akaramakum Indallahi atqaakum (sesungguhnya yang paling
mulia diantara kalian adalah yang paling bertaqwa)
Sekarang terserah, Anda mau
mencintai atau membenci itulah fakta. Kalau mencintai hendaknya Anda mencintai
karena mereka adalah keturunan Fathimah belahan jiwa Rasulullah. dan kalau ada
diantara mereka yang Anda benci, hendaknya itu bukan karena
ke-habib/sayyidan/sharif-annya tetapi karena perilakunya yang tidak benar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar