Total Tayangan Halaman

Kamis, 27 Agustus 2020

1. Amalan Umum

Amalan pada malam-malam ini adalah sebagai berikut: Pertama, mandi. Menurut Allamah Majlisi, lebih baiknya mandi ini dilakukan bersamaan dengan terbenamnya matahari sehingga kita melaksanakan salat Magrib dan Isya dengan mandi tersebut. Kedua, melaksanakan salat sebanyak dua rakaat. Pada setiap rakaatnya, setelah membaca surah al-Fâtihah, kita membaca surah at-Tauhîd sebanyak tujuh kali, dan setelah selesai melaksanakan salat, kita membaca astaughfirullâh wa atûbu ilayh sebanyak tujuh puluh kali. Dalam sebuah hadis Nabi saw disebutkan bahwa yang melaksanakan salat ini tidak akan bangun dari tempat duduknya kecuali Allah Swt telah mengampuninya dan kedua orang tuanya. Ketiga, bukalah al-Quran dan letakkanlah di hadapan Anda seraya berkata, اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ بِكِتَابِكَ الْمُنْزَلِ وَ مَا فِيْهِ وَ فِيْهِ اسْمُكَ اْلأَكْبَرُ وَ أَسْمَاؤُكَ الْحُسْنَى وَ مَا يُخَافُ وَ يُرْجَى أَنْ تَجْعَلَنِيْ مِنْ عُتَقَائِكَ مِنَ النَّارِ Ya Allah, aku memohon kepada-Mu demi kitab-Mu yang telah diturunkan dan seluruh isinya, sedangkan di dalamnya terdapat asma-Mu yang terbesar, asma-asma-Mu yang baik, segala yang ditakuti dan diharapkan agar Kaujadikan aku di antara orang-orang yang terbebaskan dari api neraka Kemudian, mintalah segala keperluan yang Anda inginkan. Keempat, ambillah al-Quran itu dan letakkan di atas kepala Anda. Lalu, bacalah: اللَّهُمَّ بِحَقِّ هَذَا الْقُرْآنِ وَ بِحَقِّ مَنْ أَرْسَلْتَهُ بِهِ وَ بِحَقِّ كُلِّ مُؤْمِنٍ مَدَحْتَهُ فِيْهِ وَ بِحَقِّكَ عَلَيْهِمْ، فَلاَ أَحَدَ أَعْرَفُ بِحَقِّكَ مِنْكَ Ya Allah, demi hak al-Quran ini, demi hak orang yang telah Kauutus dengannya, demi hak setiap Mukmin yang telah Kaupuji di dalamnya, dan demi hak-Mu atas mereka. Tiada seorang pun yang lebih mengetahui hak-Mu daripada-Mu. Lalu, bacalah bacaan berikut ini masing-masing sebanyak sepuluh kali. بِكَ يَا اللَّهُ‏ بِمُحَمَّدٍ بِعَلِيٍّ بِفَاطِمَةَ بِالْحَسَنِ بِالْحُسَيْنِ بِعَلِيِّ بْنِ الْحُسَيْنِ بِمُحَمَّدِ بْنِ عَلِيٍّ بِجَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ بِمُوْسَى بْنِ جَعْفَرٍ بِعَلِيِّ بْنِ مُوْسَى بِمُحَمَّدِ بْنِ عَلِيٍّ بِعَلِيِّ بْنِ مُحَمَّدٍ بِالْحَسَنِ بْنِ عَلِيٍّ بِالْحُجَّةِ Kelima, berziarah kepada Imam Husain as. Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa ketika malam Lailatul-Qadar tiba, seorang penyeru di langit ke tujuh dari dalam Arsy berseru, “Allah telah mengampuni orang yang berziarah ke kuburan Husain as.” Keenam, menghidupkan malam ini.[1] Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa sesiapa menghidupkan malam Lailatul-Qadar, dosa-dosanya akan diampuni meskipun sebanyak bintang-gemintang di langit, seberat gunung-gunung, dan seluas lautan. Ketujuh, melaksanakan salat sebanyak seratus rakaat. Salat ini sangat memiliki keutamaan yang tak terhingga. Lebih baiknya, pada setiap rakaat setelah membaca surah al-Fâtihah, kita membaca surah at-Tauhîd sebanyak sepuluh kali. Kedelapan, membaca (doa berikut ini). اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَمْسَيْتُ لَكَ عَبْدًا دَاخِرًا، لاَ أَمْلِكُ لِنَفْسِيْ نَفْعًا وَ لاَ ضَرًّا وَ لاَ أَصْرِفُ عَنْهَا سُوْءًا، أَشْهَدُ بِذَلِكَ عَلَى نَفْسِيْ وَ أَعْتَرِفُ لَكَ بِضَعْفِ قُوَّتِيْ وَ قِلَّةِ حِيْلَتِيْ فَصَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِ مُحَمَّدٍ وَ أَنْجِزْ لِيْ مَا وَعَدْتَنِيْ وَ جَمِيْعَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَ الْمُؤْمِنَاتِ مِنَ الْمَغْفِرَةِ فِيْ هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَ أَتْمِمْ عَلَيَّ مَا آتَيْتَنِيْ، فَإِنِّيْ عَبْدُكَ الْمِسْكِيْنُ الْمُسْتَكِيْنُ الضَّعِيْفُ الْفَقِيْرُ الْمَهِيْنُ، اللَّهُمَّ لاَ تَجْعَلْنِيْ نَاسِيًا لِذِكْرِكَ فِيْمَا أَوْلَيْتَنِيْ وَلاَ (غَافِلاَ) لِإِحْسَانِكَ فِيْمَا أَعْطَيْتَنِيْ وَ لاَ آيِسًا مِنْ إِجَابَتِكَ وَ إِنْ أَبْطَأَتْ عَنِّيْ فِيْ سَرَّاءَ (كُنْتُ) أَوْ ضَرَّاءَ أَوْ شِدَّةٍ أَوْ رَخَاءٍ أَوْ عَافِيَةٍ أَوْ بَلاَءٍ أَوْ بُؤْسٍ أَوْ نَعْمَاءَ، إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ Ya Allah, aku telah memasuki soreku ini sebagai hamba yang hina. Aku tidak memiliki manfaat dan mara bahaya bagi diriku sendiri dan aku tidak menolak keburukan darinya. Aku bersaksi dengan hal itu terhadap diriku dan mengaku dengan kelemahan kekuatanku dan sedikitnya tipu-dayaku. Maka, curahkanlah shalawat atas Muhammad dan keluarga Muhammad, wujudkanlah bagiku ampunan pada malam ini yang telah Kaujanjikan kepadaku dan kepada seluruh kaum Mukmin dan Mukminah, dan sempurnakanlah apa yang telah Kauanugerahkan pada kami. Karena aku adalah hamba-Mu yang miskin, rendah, lemah, fakir, dan hina. Ya Allah, jangan Kaujadikan aku lalai untuk mengingat-Mu terhadap apa yang telah Kauanugerahkan padaku, lupa akan kebaikan-Mu terhadap apa yang telah Kaukaruniakan padaku, dan putus asa akan pengabulan-Mu meskipun hal itu lambat datang kepadaku, baik aku dalam kebahagiaan, kesusahan, kesulitan, ketenteraman, kesehatan, malapetaka, kesengsaraan, maupun kekaruniaan. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa. Doa ini telah diriwayatkan oleh Syekh Kaf‘ami dari Imam Zainal Abidin as bahwa beliau selalu membacanya pada malam Lailatul-Qadar, baik dalam keadaan berdiri, duduk, rukuk, maupun sujud. Allamah Majlisi berkata, “Amalan yang terbaik pada malam-malam ini adalah memohon ampunan, berdoa untuk kepentingan dunia dan akhirat diri kita sendiri, kedua orang tua, kerabat, saudara-saudara seiman kita, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal dunia, membaca zikir, dan mengirinkan shalawat kepada Muhammad dan keluarga beliau semampu kita. Dalam sebuah hadis disebutkan, hendaknya kita membaca Doa Jausyan Kabir pada tiga malam tersebut.” Penulis berkata, “Doa Jausyan Kabir telah disebutkan sebelumnya. Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa Rasulullah saw pernah ditanya oleh salah seorang sahabat, ‘Jika aku mendapatkan malam Lailatul-Qadar, apa yang harus kumohon dari Allah?’ Afiat dan kesehatan,’ jawab beliau ringkas.” [1] Menghidupkan malam Lailatul-Qadar adalah bangun pada malam itu hingga fajar menyingsing dengan melakukan ibadah. (Pen.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar