Total Tayangan Halaman

Kamis, 27 Agustus 2020

Malam Kedua Puluh Satu

Keutamaan malam kedua puluh satu ini adalah lebih besar dari keutamaan malam kesembilan belas dan selayaknya kita mengerjakan amalan-amalan umum malam Lailatul-Qadar itu (secara lebih giat di sini), seperti mandi, bangun malam, berziarah kepada Imam Husain as, melaksanakan salat dengan membaca tujuh kali surah at-Tauhîd, meletakkan al-Quran di atas kepala, melaksanakan salat sebanyak seratus rakaat, membaca Doa Jausyan Kabir, dan lain sebagainya. Dalam beberapa hadis telah ditekankan untuk melakukan mandi, bangun malam, dan giat beribadah pada malam ini dan malam kedua puluh tiga, serta bahwa malam Lailatul-Qadar adalah salah satu dari dua malam ini. Dalam beberapa hadis disebutkan bahwa para sahabat pernah meminta kepada maksumin as untuk menentukan malam Lailatul-Qadar. Mereka enggan untuk menentukannya dan sebagai gantinya mereka berkata, “Alangkah mudahnya permohonan kalian terkabulkan pada dua malam ini,” atau “Mengapa kalian enggan melakukan kebaikan di dua malam ini?” dan lain sebagainya. Di antara pesan-pesan yang disampaikan oleh Syekh Shaduq ra kepada Masyâyikh (al-Hadîts) dari kalangan Syiah Imamiah berkata, “Sesiapa menghidupkan dua malam ini dengan membahas ilmu, hal itu adalah lebih utama.” Ringkasnya, dari malam ini disunahkan bagi kita untuk membaca doa-doa sepuluh malam terkahir bulan Ramadhan. Di antaranya adalah doa yang diriwayatkan oleh Syekh Kulaini ra dalam kitab al-Kâfî dari Imam Ja‘far Shadiq as bahwa beliau berkata, “Bacalah (doa ini) setiap malam pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan.” أَعُوْذُ بِجَلاَلِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ أَنْ يَنْقَضِيَ عَنِّيْ شَهْرُ رَمَضَانَ أَوْ يَطْلُعَ الْفَجْرُ مِنْ لَيْلَتِيْ هَذِهِ وَ لَكَ قِبَلِيْ ذَنْبٌ أَوْ تَبِعَةٌ تُعَذِّبُنِيْ عَلَيْهِ Aku berlindung kepada keagungan Zat-Mu yang Mahamulia agar jangan sampai bulan Ramadhan ini berlalu dariku atau fajar malamku ini menyingsing sedangkan aku masih memiliki dosa atau tanggungan yang yang karenanya Engkau akan menyiksaku. Dalam catatan pinggir kitab al-Balad al-Amîn Syekh Kaf‘ami menukil bahwa Imam Ja‘far Shadiq as selalu membaca (doa berikut ini) setiap malam selama sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan setelah melaksanakan salat wajib dan sunah. اللَّهُمَّ أَدِّ عَنَّا حَقَّ مَا مَضَى مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ وَ اغْفِرْ لَنَا تَقْصِيْرَنَا فِيْهِ وَ تَسَلَّمْهُ مِنَّا مَقْبُوْلاً وَ لاَ تُؤَاخِذْنَا بِإِسْرَافِنَا عَلَى أَنْفُسِنَا وَ اجْعَلْنَا مِنَ الْمَرْحُوْمِيْنَ وَ لاَ تَجْعَلْنَا مِنَ الْمَحْرُوْمِيْنَ Ya Allah, penuhilah dari kami hak bulan Ramadhan yang telah berlalu, ampunilah kelengahan kami di dalamnya, terimalah ia dari kami, janganlah Kausiksa kami karena keterlaluan kami terhadap diri kami, jadikanlah kami di antara orang-orang yang dikasihani, dan janganlah Kaujadikan kami di antara orang-orang yang terhalangi. Beliau berkata, “Sesiapa membaca doa ini, Allah Swt akan mengampuni kesalahannya pada hari-hari yang telah berlalu selama bulan Ramadhan ini dan menjaganya dari perbuatan maksiat di sisa-sisa bulan ini.” Di antara amalan-amalan sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan adalah dalam kitab al-Iqbâl, Sayid Ibnu Thawus ra meriwayatkan dari Ibnu Abi Umair dari Murazim bahwa Imam Ja‘far Shadiq as selalu membaca (doa berikut ini) setiap malam selama sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan. اللَّهُمَّ إِنَّكَ قُلْتَ فِيْ كِتَابِكَ الْمُنْزَلِ شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْ أُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَ بَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَ الْفُرْقَانِ، فَعَظَّمْتَ حُرْمَةَ شَهْرِ رَمَضَانَ بِمَا أَنْزَلْت جَعَلْتَهَا خَيْرًا مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، َ فِيْهِ مِنَ الْقُرْآنِ وَ خَصَصْتَهُ بِلَيْلَةِ الْقَدْرِ اللَّهُمَّ وَ هَذِهِ أَيَّامُ شَهْرِ رَمَضَانَ قَدِ انْقَضَتْ وَ لَيَالِيْهِ قَدْ تَصَرَّمَتْ وَ قَدْ صِرْتُ يَا إِلَهِيْ مِنْهُ إِلَى مَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّيْ وَ أَحْصَى لِعَدَدِهِ مِنَ الْخَلْقِ أَجْمَعِيْنَ، فَأَسْأَلُكَ بِمَا سَأَلَكَ بِهِ مَلاَئِكَتُكَ الْمُقَرَّبُوْنَ وَ أَنْبِيَاؤُكَ الْمُرْسَلُوْنَ وَ عِبَادُكَ الصَّالِحُوْنَ أَنْ تُصَلِّيَ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِ مُحَمَّدٍ وَ أَنْ تَفُكَّ رَقَبَتِيْ مِنَ النَّارِ وَ تُدْخِلَنِي الْجَنَّةَ بِرَحْمَتِكَ وَ أَنْ تَتَفَضَّلَ عَلَيَّ بِعَفْوِكَ وَ كَرَمِكَ وَ تَتَقَبَّلَ تَقَرُّبِيْ وَ تَسْتَجِيْبَ دُعَائِيْ وَ تَمُنَّ عَلَيَّ بِاْلأَمْنِ يَوْمَ الْخَوْفِ مِنْ كُلِّ هَوْلٍ أَعْدَدْتَهُ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ، إِلَهِيْ وَ أَعُوْذُ بِوَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَ بِجَلاَلِكَ الْعَظِيْمِ أَنْ يَنْقَضِيَ أَيَّامُ شَهْرِ رَمَضَانَ وَ لَيَالِيْهِ وَ لَكَ قِبَلِيْ تَبِعَةٌ أَوْ ذَنْبٌ تُؤَاخِذُنِيْ بِهِ أَوْ خَطِيْئَةٌ تُرِيْدُ أَنْ تَقْتَصَّهَا مِنِّيْ لَمْ تَغْفِرْهَا لِيْ سَيِّدِيْ سَيِّدِيْ سَيِّدِيْ، أَسْأَلُكَ يَا لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ إِذْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ إِنْ كُنْتَ رَضِيْتَ عَنِّيْ فِيْ هَذَا الشَّهْرِ فَازْدَدْ عَنِّيْ رِضًا، وَ إِنْ لَمْ تَكُنْ رَضِيْتَ عَنِّيْ فَمِنَ اْلآنَ فَارْضَ عَنِّيْ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، يَا اللَّهُ‏ يَا أَحَدُ يَا صَمَدُ يَا مَنْ لَمْ يَلِدْ وَ لَمْ يُوْلَدْ وَ لَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ Ya Allah, sesungguhnya Engkau telah berfirman di dalam kitab-Mu yang telah diturunkan, “Bulan Ramadhan adalah bulan yang al-Quran telah diturunkan di dalamnya sebagai petunjuk bagi umat manusia dan penjelas (jalan) petunjuk dan pemisah (antara kebenaran dan kebatilan).” Dengan demikian Engkau telah mengagungkan kesucian bulan Ramadhan dengan al-Quran yang telah Kauturunkan di dalamnya dan Kaumengistimewakannya dengan malam Lailatul-Qadar, lalu Kaujadikannya lebih baik dari seribu bulan. Ya Allah, hari-hari bulan Ramadhan ini telah berlalu dan malam-malamnya telah terputus sedangkan aku wahai Sembahanku telah berada dalam sebuah kondisi yang Engkau lebih tahu daripadaku dan lebih mampu menghitung jumlahnya dari pada seluruh makhluk. Maka, aku memohon kepada-Mu dengan suatu perantara yang dengannya telah memohon kepada-Mu, para malaikat-Mu yang telah didekatkan (ke haribaan-Mu), para nabi-Mu yang telah diutus, dan para hamba-Mu yang saleh agar Kaucurahkan shalawat atas Muhammad dan keluarga Muhammad, membebaskan diriku dari api neraka, memasukkanku ke dalam dalam surga dengan rahmat-Mu, memberikan karunia padaku dengan maaf dan kemurahan-Mu, menerima taqarubku, mengabulkan doaku, dan memberikan karunia keamanan kepadaku para hari ketakutan terhadap kedahsyatan yang telah Kaupersiapkan untuk hari Kiamat. Wahai Sembahanku, aku berlindung kepada-Mu demi Zat-Mu yang Mulia dan kebesaran-Mu yang Agung supaya jangan sampai hari-hari bulan Ramadhan dan malam-malamnya berlalu sedangkan aku masih memiliki tanggung jawab kepada-Mu atau dosa yang dengannya Engkau akan menyiksaku atau kesalahan yang (karenanya) Engkau akan membalasku (dan) Engkau tidak akan mengampuninya, Tuanku, Tuanku, Tuanku. Aku memohon kepada-Mum wahai yang tiada tuhan (sejati) selain Engkau ketika tiada tuhan (sejati) selain Engkau, jika Engkau ridha terhadapku pada bulan ini, maka tambahkanlah keridhaan-Mu kepadaku, dan jika Engkau tidak ridha kepadaku, maka dari sekarang ridhalah kepadaku, wahai yang Lebih Pengasih dari para pengasih, ya Allah, wahai yang Mahaesa, wahai Tempat Bergantung, wahai Yang tidak beranak dan tidak diperanakkan, dan tak seorang pun yang sejajar dengan-Nya. Lalu, bacalah berulang-ulang: يَا مُلَيِّنَ الْحَدِيْدِ لِدَاوُوْدَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ، يَا كَاشِفَ الضُّرِّ وَ الْكُرَبِ الْعِظَامِ عَنْ أَيُّوْبَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ، أَيْ مُفَرِّجَ هَمِّ يَعْقُوْبَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ، أَيْ مُنَفِّسَ غَمِّ يُوْسُفَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ، صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا أَنْتَ أَهْلُهُ أَنْ تُصَلِّيَ عَلَيْهِمْ أَجْمَعِيْنَ وَ افْعَلْ بِيْ مَا أَنْتَ أَهْلُهُ وَ لاَ تَفْعَلْ بِيْ مَا أَنَا أَهْلُهُ‏ Wahai Pelunak besi bagi Dawud as, wahai Penyingkap kesengsaraan dan kegundahan bagi Ayyub as, wahai Penyirna kesusahan Ya’qub as, wahai Pelapang kesedihan Yusuf as, curahkanlah shalawat atas Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau layak untuk mencurahkan shalawat atas mereka semua, perlakukanlah aku sesuai dengan yang layak bagi-Mu, dan jangan perlakukan aku sesuai yang layak bagiku Di antara doa-doa sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan adalah doa berikut ini yang telah dinukil dalam kitab al-Kâfî secara musnad dan di dalam kitab al-Muqni‘ah secara mursal. Doa ini dibaca pada malam pertama (dari sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan). Yaitu, malam kedua puluh satu. يَا مُوْلِجَ اللَّيْلِ فِي النَّهَارِ وَ مُوْلِجَ النَّهَارِ فِي اللَّيْلِ وَ مُخْرِجَ الْحَيِّ مِنَ الْمَيِّتِ وَ مُخْرِجَ الْمَيِّتِ مِنَ الْحَيِّ، يَا رَازِقَ مَنْ يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ، يَا اللَّهُ‏ يَا رَحْمَنُ، يَا اللَّهُ‏ يَا رَحِيْمُ، يَا اللَّهُ‏ يَا اللَّهُ‏ يَا اللَّهُ‏، لَكَ اْلأَسْمَاءُ الْحُسْنَى وَ اْلأَمْثَالُ الْعُلْيَى وَ الْكِبْرِيَاءُ وَ اْلآلاَءُ، أَسْأَلُكَ أَنْ تُصَلِّيَ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِ مُحَمَّدٍ وَ أَنْ تَجْعَلَ اسْمِيْ فِيْ هَذِهِ اللَّيْلَةِ فِي السُّعَدَاءِ وَ رُوْحِيْ مَعَ الشُّهَدَاءِ وَ إِحْسَانِيْ فِيْ عِلِّيِّيْنَ وَ إِسَاءَتِيْ مَغْفُوْرَةً وَ أَنْ تَهَبَ لِيْ يَقِيْنًا تُبَاشِرُ بِهِ قَلْبِيْ وَ إِيْمَانًا يُذْهِبُ الشَّكَّ عَنِّيْ وَ تُرْضِيَنِيْ بِمَا قَسَمْتَ لِيْ، وَ آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ الْحَرِيْقِ، وَ ارْزُقْنِيْ فِيْهَا ذِكْرَكَ وَ شُكْرَكَ وَ الرَّغْبَةَ إِلَيْكَ وَ اْلإِنَابَةَ وَ التَّوْفِيْقَ لِمَا وَفَّقْتَ لَهُ مُحَمَّدًا وَ آلَ مُحَمَّدٍ عَلَيْهِ وَ عَلَيْهِمُ السَّلاَمُ Wahai yang Memasukkan malam ke dalam siang, yang Memasukkan siang ke dalam malam, yang Mengeluarkan yang hidup dari yang mati, dan yang Mengeluarkan yang mati dari yang hidup, wahai Pemberi Rezeki kepada yang dikehendaki tanpa perhitungan, ya Allah, ya Rahman, ya Allah, ya Rahim, ya Allah, ya Allah, ya Allah, hanya bagi-Mulah asma-asma yang baik, perumpamaan-perumpamaan yang tinggi, kebesaran, dan segala karunia. Aku mohon kepada-Mu agar Kaucurahkan shalawat atas Muhammad dan keluarga Muhammad, menjadikan namaku pada malam ini di antara orang-orang yang berbahagia, ruhku bersama para syahid, kebaikanku berada di surga ‘Illiyyin, dan kejelekanku terampuni, menganugerahkan padaku keyakinan yang dengannya Kauawasi kalbuku dan keimanan yang dapat menyirnakan keraguan dariku, dan merelakanku terhadap apa yang telah Kautuntunkan untukku. Anugerahkanlah kepada kami kebaikan di dunia, kebaikan di akhirat, lindungilah kami dari siksa neraka yang membakar, dan anugerahkanlah padaku pada malam ini untuk mengingat-Mu, besyukur kepada-Mu, merindukan-Mu, kembali kepada-Mu, dan taufik (untuk menggapai) apa yang (telah digapai oleh) Muhammad dan keluarga Muhammad dengan taufik-Mu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar