Total Tayangan Halaman

Kamis, 27 Agustus 2020

Doa Ziarah kepada Rasulullah saw pada Hari Sabtu

Dalam kitab Jamâl al-Usbû’, Sayid Ibnu Thawus meriwayatkan dari Ibnu Babawaih bersanadkan Shaqr bin Abi Dilf bahwa ia bercerita, “Ketika Mutawakkil (al-Abbasi) memindahkan Imam Ali Naqi as ke Samarra, aku pergi ke sana untuk mengetahui keadaan beliau yang dipenjara oleh Zarraqi. Ketika aku masuk menemuinya, ia bertanya kepadaku, ‘Apa perlumu?’ ‘Aku datang untuk menjumpaimu,’ jawabku. Kami duduk di situ beberapa saat. Usai beramah tamah, ia menyuruh semua yang hadir di tempat itu keluar. Setelah tempat itu sepi, ia bertanya kembali, ‘Apa perlumu?’ ‘Seperti biasa,’ jawabku. ‘Mungkin kamu datang ke sini untuk mengetahui keadaan maulamu?’ timpalnya. Dalam keadaan ketakutan aku menjawab, ‘Maulaku Amirul Mukminin (Ali Naqi)!’ ‘Diam kau! Maulamu adalah seorang yang benar dan aku memiliki keyakinan seperti keyakinanmu,’ timpalnya. ‘Syukurlah!’ jawabku. Setelah itu, ia berkata lagi, ‘Apakah engkau ingin menemuinya?’ ‘Ya,’ jawabku. ‘Duduklah sebentar hingga petugas pembawa surat keluar dari tahanannya,’ timpalnya lagi. Aku duduk kembali hingga ia keluar dari tahanan beliau. Setelah itu, ia memerintahkan seorang anak kecil untuk mengantarkanku menemui beliau. Ketika sampai di penjara, aku melihat beliau sedang duduk di atas sebuah tikar yang terbuat dari pelepah kurma (hashîr) dan beliau telah menggali kuburan di hadapan beliau. Aku mengucapkan salam kepada beliau dan beliau menjawab salamku. ‘Duduklah!’ perintah beliau. ‘Mengapa engkau datang ke mari?’ tanya beliau selanjutnya. ‘Aku datang untuk mengetahui keadaan Anda,’ jawabku. ‘Setelah pandangan mataku melihat liang kubur itu, aku menangis terisak-isak. Beliau berkata, ‘Janganlah menangis, karena sementara ini tidak akan ada bahaya yang mengancamku.’ ‘Syukurlah’. Setelah itu, aku berkata, ‘Tuanku, ada sebuah hadis telah diriwayatkan dari Rasulullah saw yang maksudnya belum kupahami.’ ‘Apakah hadis itu?’ tanya beliau pendek. “Janganlah kalian membenci hari-hari, karena ia akan membenci kalian,’ jawabku. Beliau menjawab, ‘Yang dimaksud dengan hari-hari itu adalah kami (Ahlulbait) selama langit dan bumi masih tegak berdiri. Hari Sabtu adalah nama Rasulullah saw, hari Ahad adalah Amirul Mukminin as, hari Senin adalah Hasan dan Husain as, hari Selasa adalah Ali bin Husain, Muhammad bin Ali dan Ja’far bin Muhammad as, hari Rabu adalah Musa bin Ja’far, Ali bin Musa, Muhammad bin Ali dan saya sendiri, hari Kamis adalah putraku, Hasan (Askari), dan hari Jumat adalah cucuku. Para pengikut kebenaran akan berkumpul di haribaannya. Inilah arti hari-hari itu. Oleh karena itu, janganlah membencinya di dunia, karena ia akan membenci kalian di akhirat.’ Setelah itu, beliau berkata, ‘Berpisahlah dariku dan keluarlah (dari sini), karena aku tidak dapat menjamin keselamatanmu dan aku takut engkau akan mendapatkan bahaya!’” Setelah menyebutkan hadis tersebut di atas, Sayid Ibnu Thawus juga menyebutkannya dengan sanad lain dari jalur Quthb Rawandî. Kemudian, beliau berkata, Doa Ziarah kepada Rasulullah saw pada Hari Sabtu أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَ أَشْهَدُ أَنَّكَ رَسُولُهُ وَ أَنَّكَ مُحَمَّدٍ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa engkau adalah rasul-Nya dan Muhammad putra Abdullah. وَ أَشْهَدُ أَنَّكَ قَدْ بَلَّغْتَ رِسَالاَتِ رَبِّكَ، وَ نَصَحْتَ ِلاَمَّتِكَ، وَ جَاهَدْتَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِالْحِكْمَةِ وَ الْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ، وَ أَدَّيْتَ الَّذِي عَلَيْكَ مِنَ الْحَقِّ، وَ أَنَّكَ قَدْ رَؤُفْتَ بِالْمُؤْمِنِينَ، وَ غَلُظْتَ عَلَى الْكَافِرِينَ، وَ عَبَدْتَ اللَّهَ مُخْلِصا حَتَّى أَتَاكَ الْيَقِينُ، فَبَلَغَ اللَّهُ بِكَ أَشْرَفَ مَحَلِّ الْمُكَرَّمِينَ. Aku bersaksi bahwa engkau telah menyampaikan risalah Tuhanmu, menasihati umatmu, berjihad di jalan Allah dengan (menyampaikan) hikmah dan nasihat yang baik, menyampaikan kebenaran yang berada di pundakmu, berbuat lemah lembut terhadap Mukminin, bertindak tegas terhadap orang-orang kafir, dan menyembah Allah dengan tulus hingga ajal menjemputmu, lalu Allah mengangkatmu ke tempat orang-orang termulia. اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي اسْتَنْقَذَنَا بِكَ مِنَ الشِّرْكِ وَ الضَّلاَلِ. أَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِهِ، وَ اجْعَلْ صَلَوَاتِكَ وَ صَلَوَاتِ مَلاَئِكَتِكَ وَ أَنْبِيَائِكَ وَ الْمُرْسَلِينَ وَ عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ وَ أَهْلِ السَّمَاوَاتِ وَ اْلاَرَضِينَ وَ مَنْ سَبَّحَ لَكَ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ مِنَ اْلاَوَّلِينَ وَ اْلاَخِرِينَ عَلَى مُحَمَّدٍ، عَبْدِكَ وَ رَسُولِكَ، وَ نَبِيِّكَ وَ أَمِينِكَ، وَ نَجِيبِكَ وَ حَبِيبِكَ، وَ صَفِيِّكَ وَ صَفْوَتِكَ، وَ خَاصَّتِكَ وَ خَالِصَتِكَ، وَ خِيَرَتِكَ مِنْ خَلْقِكَ، وَ أَعْطِهِ الْفَضْلَ وَ الْفَضِيلَةَ، وَ الْوَسِيلَةَ وَ الدَّرَجَةَ الرَّفِيعَةَ، وَ ابْعَثْهُ مَقَاما مَحْمُودًا يَغْبِطُهُ بِهِ اْلاَوَّلُونَ وَ اْلاَخِرُونَ. Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan kami dari kemusyrikan dan kesesatan karenamu. Ya Allah, curahkanlah shalawat-Mu atas Muhammad dan keluarganya, dan jadikanlah shalawat-Mu dan shalawat para malalikat dan nabi-Mu, shalawat para rasul dan hamba-hamba-Mu yang saleh, shalawat seluruh penghuni langit dan bumi setiap orang yang bertasbih kepada-Mu, wahai Tuhan semesta alam dari makhluk terdahulu hingga terakhir, terlimpahkan atas Muhammad, hamba dan rasul-Mu, nabi dan kepercayaan-Mu, hamba mulia dan kekasih-Mu, hamba suci dan terbaik-Mu, nabi istimewa dan suci-Mu, hamba pilihan-Mu dari sekian banyak makhluk-Mu, anugerahkan kepadanya keistimewaan dan keutamaan, serta perantara dan kedudukan yang tinggi, dan angkatlah ia ke kedudukan yang terpuji sehingga makhluk terdahulu dan terakhir merasa iri kepadanya. أَللَّهُمَّ إِنَّكَ قُلْتَ: وَ لَوْ أَنَّهُمْ إِذْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ جَاءُوكَ فَاسْتَغْفَرُوا اللَّهَ وَ اسْتَغْفَرَ لَهُمُ الرَّسُولُ لَوَجَدُوا اللَّهَ تَوَّابا رَحِيما. إِلَهِيْ فَقَدْ أَتَيْتُ نَبِيَّكَ مُسْتَغْفِرا تَائِبا مِنْ ذُنُوبِي، فَصَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِهِ، وَ اغْفِرْهَا لِي. يَا سَيِّدَنَا، أَتَوَجَّهُ بِكَ وَ بِأَهْلِ بَيْتِكَ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى رَبِّكَ وَ رَبِّيْ لِيَغْفِرَ لِي. Ya Allah, Engkau telah berfirman, “Dan jika mereka mendatangimu (Muhammad) setelah menzalimi diri sendiri, lalu meminta ampun kepada Allah dan Rasulullah memintakan ampun, maka mereka akan mendapatkan Allah Maha Pengampun nan Penyayang. Sembahanku, aku telah mendatangi nabi-Mu seraya meminta ampun dan bertaubat dari dosa-dosaku, maka curahkanlah shalawat-Mu atas Muhammad dan keluarganya, dan ampunilah dosa-dosaku. Wahai tuanku,aku hadapkan diriku kepada Allah Swt, Tuhanmu dan Tuhanku dengan perantara dirimu dan Ahlulbaitmu supaya Ia mengampuniku. Setelah itu, bacalah sebanyak 3 kali: إِنَّا لِلَّهِ وَ إِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya jua kami akan kembali Kemudian, bacalah bacaan berikut ini: أُصِبْنَا بِكَ يَا حَبِيبَ قُلُوبِنَا، فَمَا أَعْظَمَ الْمُصِيبَةَ بِكَ حَيْثُ انْقَطَعَ عَنَّا الْوَحْيُ وَ حَيْثُ فَقَدْنَاكَ، فَإِنَّا لِلَّهِ وَ إِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ. Kami telah ditimpa musibah karena kepergianmu, wahai kekasih kalbu kami. Betapa besar musibah itu, karena wahyu telah terputus dari kami dan kami kehilanganmu. Maka, sesungguhnya kami adalah milik Allah dan hanya kepada-Nya jua kami akan kembali. يَا سَيِّدَنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ، صَلَوَاتُ اللَّهِ عَلَيْكَ وَ عَلَى آلِ بَيْتِكَ (الطَّيِّبِينَ) الطَّاهِرِينَ. هَذَا يَوْمُ السَّبْتِ وَ هُوَ يَوْمُكَ وَ أَنَا فِيهِ ضَيْفُكَ وَ جَارُكَ، فَأَضِفْنِي وَ أَجِرْنِيْ، فَإِنَّكَ كَرِيمٌ تُحِبُّ الضِّيَافَةَ، وَ مَأْمُورٌ بِاْلاَجَارَةِ، فَأَضِفْنِي وَ أَحْسِنْ ضِيَافَتِي وَ أَجِرْنَا وَ أَحْسِنْ إِجَارَتَنَا بِمَنْزِلَةِ اللَّهِ عِنْدَكَ وَ عِنْدَ آلِ بَيْتِكَ وَ بِمَنْزِلَتِهِمْ عِنْدَهُ وَ بِمَا اسْتَوْدَعَكُمْ مِنْ عِلْمِهِ فَإِنَّهُ أَكْرَمُ اْلاَكْرَمِينَ‏ Wahai tuanku, wahai Rasulullah, semoga shalawat Allah selalu tercurahkan atas dirimu dan keluargamu yang suci. Ini adalah hari Sabtu, harimu. Pada hari ini aku tamumu dan memohon perlindunganmu. Maka, terimalah aku sebagai tamumu dan lindungilah aku, karena engkau adalah orang mulia yang senang menjamu tamu, dan engkau diperintahkan untuk memberikan perlindungan; terimalah aku sebagai tamumu dan perlakukanlah aku sebagai tamu yang baik serta lindungilah kami dan perbaikkanlah perlindunganmu terhadap kami, demi kedudukan Allah di sisimu dan di sisi Ahlulbaitmu serta demi kedudukan mereka di sisi-Nya dan ilmu yang telah Ia titipkan kepada kalian. Sesungguhnya Ia adalah paling mulia dari orang-orang yang mulia. Syekh Abbas al-Qomi ra berkata, “Ketika aku ingin berziarah kepada Rasulullah saw, pertama kali aku menziarahi beliau dengan doa ziarah tersebut sebagaimana hal itu diajarkan oleh Imam Ali Ridha as kepada (Ibnu Abi Nashr) Bazanthî. Kemudian, aku membaca doa ziarah berikut ini. Caranya—sebagaimana diriwayatkan dengan sanad yang sahih—seperti Ibnu Abi Nashr (Bazanthî) pernah bertanya kepada Imam Ridha as, “Bagaimanakah kita bershalawat dan ucap salam kepada Rasulullah saw setelah melakukan shalat?” Beliau menjawab, اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَ رَحْمَةُ اللَّهِ وَ بَرَكَاتُهُ، اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا مُحَمَّدٍ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ، اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا خِيَرَةَ اللَّهِ، اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا حَبِيبَ اللَّهِ، اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا صِفْوَةَ اللَّهِ، اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا أَمِينَ اللَّهِ، أَشْهَدُ أَنَّكَ رَسُولُ اللَّهِ، وَ أَشْهَدُ أَنَّكَ مُحَمَّدٍ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، وَ أَشْهَدُ أَنَّكَ قَدْ نَصَحْتَ ِلاَمَّتِكَ وَ جَاهَدْتَ فِي سَبِيلِ رَبِّكَ وَ عَبَدْتَهُ حَتَّى أَتَاكَ الْيَقِينُ، فَجَزَاكَ اللَّهُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفْضَلَ مَا جَزَى نَبِيّا عَنْ أُمَّتِهِ. أَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِ مُحَمَّدٍ أَفْضَلَ مَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَ آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ Semoga salam, rahmat Allah dan berkah-Nya selalu tercurahkan atasmu wahai Rasulullah, salam atasmu wahai Muhammad bin Abdillah, salam atasmu wahai pilihan Allah. Salam atasmu wahai kekasih Allah, salam atasmu wahai pilihan Allah yang terbaik, salam atasmu wahai kepercayaan Allah, aku bersaksi bahwa engkau adalah utusan Allah, aku bersaksi bahwa engkau adalah Muhammad bin Abdillah, dan aku bersaksi bahwa engkau telah memberikan nasihat kepada umatmu, berjihad di jalan Tuhanmu, dan menyembah-Nya hingga ajal menjemputmu. Semoga Allah membalasmu wahai Rasulullah, dengan balasan paling utama yang telah diberikan kepada seorang nabi dari umatnya. Ya Allah, limpahkanlah shalawat-Mu atas Muhammad dan keluarganya, shalawat terbaik dari yang pernah Engkau curahkan atas Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji nan Mahaagung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar