Total Tayangan Halaman

Kamis, 27 Agustus 2020

Keutamaan dan Amalan Hari Jumat

Siang dan malam di hari Jumat memiliki keistimewaan, keagungan, dan keutamaan yang melebihi hari-hari lain. Rasulullah saw bersabda, “Saat malam dan siang hari Jumat selama dua puluh empat jam dan di setiap jamnya, Allah akan membebaskan 600 ribu orang dari siksa api neraka.” Imam Ja’far Shadiq as berkata, “Sesiapa yang meninggal dunia di antara zawal (tergelincirnya matahari) hari Kamis dan terbenamnya matahari di hari Jumat, maka Allah akan melindunginya dari siksa kubur.” Juga pernah (pada kesempatan yang lain), beliau berkata, “Hari Jumat memiliki hak dan keutamaan yang agung. Karena itu, janganlah kau sia-siakan keistimewaannya, janganlah bermalas-malas menjalankan ibadah pada hari itu, dekatkanlah dirimu kepada Allah dengan amal saleh, dan tinggalkanlah segala yang diharamkan oleh-Nya. Karena Ia akan melipatgandakan pahala ketaatan, menghapus siksa dari setiap dosa, dan meninggikan kedudukan mukminin di dunia dan akhirat. Malam harinya memiliki keutamaan seperti siang harinya. Jika engkau mampu, dirikanlah shalat dan panjatkanlah doa pada malam itu hingga waktu Subuh tiba. Sesungguhnya Allah—pada malam itu—menurunkan para malaikat langit pertama demi menambah kemuliaan mukminin dengan melipat-gandakan kebaikan dan menghapus dosa-dosa mereka. Allah adalah Maha Dermawan dan luas anugerah-Nya.” Dalam sebuah hadis lain Imam Ja’far Shadiq berkata, “Kadangkala seorang mukmin memanjatkan doa demi sebuah keperluan, akan tetapi Allah tidak mengabulkannya hingga datang hari Jumat, (dengan itu) Ia ingin melipatgandakan keutamaan hari Jumat.” Beliau melanjutkan, “Ketika saudara-saudara Nabi Yusuf as memohon doa Nabi Ya’qub as supaya kesalahan-kesalahan mereka diampuni, beliau menjawab, “Saufa astaghfiru lakum rabbî! (Aku akan memintakan ampun kepada Tuhanku demi kalian).” Beliau melanjutkan, “Nabi Ya’qub as menunda doanya hingga waktu sahar (dini hari) malam Jumat tiba supaya hal itu terkabulkan.” Beliau juga berkata, “Ketika malam Jumat tiba, ikan-ikan di laut akan mengapungkan kepala mereka di atas permukaan air laut dan binatang-binatang buas padang pasir akan mendongakkan kepala mereka seraya menyeru Allah, “Ya Allah, jangan Kausiksa aku karena dosa-dosa manusia!” Diriwayatkan bahwa Imam Muhammad Baqir as berkata, “Allah Swt akan memerintahkan seorang malaikat di setiap malam Jumat dari atas ‘Arsy untuk berseru dari permulaan hingga akhir malam atas nama-Nya. Malaikat itu berkata, ‘Adakah seorang mukmin yang memohon kepada-Ku sebelum waktu Subuh tiba untuk kepentingan dunia dan akhiratnya, niscaya Kukabulkan seruannya? Adakah seorang mukmin yang bertaubat dari dosanya sebelum waktu Subuh tiba, niscaya Kuterima taubatnya? Adakah seorang mukmin yang telah Kusempitkan rezekinya, kemudian ia memohon kepada-Ku demi kelapangan rezekinya sebelum waktu Subuh tiba, niscaya Kulapangkan rezekinya. Adakah hamba mukmin yang sedang sakit, kemudian ia menyeru-Ku demi kesembuhannya sebelum waktu Subuh tiba, niscaya Kusembuhkan penyakitnya? Adakah seorang mukmin yang sedang dilanda kesedihan di dalam penjara, kemudian ia berdoa kepada-Ku demi kebebasannya dari penjara dan kesedihannya itu sebelum waktu Subuh tiba, niscaya Kukabulkan doanya itu? Adakah seorang mukmin yang terzalimi, kemudian ia memohon kepada-Ku supaya terbebas dari kelaliman orang yang menzaliminya sebelum waktu Subuh tiba, niscaya Kubalaskan dendamnya dan mengembalikan haknya kepadanya?’ Malaikat itu terus melantunkan seruannya hingga waktu Subuh tiba.” Diriwayatkan bahwa Amirul Mukminin as berkata, “Allah Swt telah memilih hari Jumat di antara hari-hari yang ada, menjadikan siang harinya sebagai hari raya, dan malamnya seperti siang harinya.” Di antara sekian keutamaan yang dimiliki oleh hari Jumat adalah sebagai berikut: Setiap keperluan yang diminta kepada Allah pada hari itu pasti akan terkabulkan. Seseorang yang telah mendapatkan siksa, ketika memanjatkan doa di malam dan siang hari Jumat, maka Allah akan menghapuskan siksa tersebut. Pada malam Jumat, Allah akan menetapkan dan mengesahkan setiap ketentuan yang telah Ia takdirkan. Atas dasar ini, hari Jumat adalah hari yang teristimewa. Diriwayatkan bahwa Imam Ja’far Shadiq as berkata, “Jauhilah perbuatan dosa di malam Jumat. Karena siksaan setiap (perbuatan) dosa di malam itu akan dilipatgandakan, sebagaimana pahala kebajikan juga akan dilipatgandakan. Sesiapa meninggalkan maksiat kepada Allah di malam Jumat, maka Ia akan mengampuni dosa-dosanya yang lalu, dan sesiapa melakukan maksiat secara terang-terangan di malam itu, maka Ia akan menyiksanya sesuai dengan dosa-dosa (yang pernah dilakukannya) selama ia hidup, dan Ia akan melipatgandakan siksa-Nya.” Diriwayatkan dari Imam Ali Ridha as bahwa Rasulullah saw bersabda, “Hari Jumat adalah hari yang paling agung. Allah Swt—pada hari itu—akan melipatgandakan pahala kebajikan, menghapus setiap dosa, meninggikan setiap kedudukan, mengabulkan setiap doa, menghilangkan setiap kesulitan dan kesedihan, dan memenuhi setiap keperluan meski sebesar apa pun. Hari Jumat adalah hari bertambahnya segala sesuatu; Allah akan memperbanyak rahmat-Nya bagi para hamba dan menyelamatkan manusia dari siksa api neraka. Dengan demikian, sesiapa memohon kepada Allah pada hari itu dengan mengetahui hak dan kehormatan-Nya, maka Ia akan menyelamatkannya dari siksa api neraka. Sesiapa meninggal dunia di siang atau malam hari Jumat, maka ia akan memiliki pahala para syahid dan akan dibangkitkan pada hari kiamat kelak terbebas dari siksa Ilahi. Dan sesiapa meremehkan kehormatan hari Jumat atau mengerjakan apa yang diharamkan oleh Allah, maka Ia akan membakarnya dengan api neraka kecuali jika ia bertaubat.” Diriwayatkan dari Imam Muhammad Baqir as, “Matahari tidak akan terbit secara istimewa selain hari Jumat. Ketika ayam-ayam saling berjumpa pada hari itu, mereka saling mengucapkan salam seraya berkata, ‘Hari ini adalah hari yang agung.’” Diriwayatkan dari Imam Ja’far Shadiq as, “Sesiapa memasuki hari Jumat, hendaknya ia tidak menyibukkan diri kecuali dengan ibadah. Karena Allah – pada hari itu – akan mengampuni dosa-dosa hamba-Nya dan mencurahkan rahmat atasnya.” Keutamaan hari Jumat sangatlah banyak, dan tidak mungkin semuanya disebutkan pada kesempatan ini. Amalan-amalan di Malam Jumat Amalan malam Jumat (Kamis malam) sangat banyak macamnya. Pada kesempatan ini aku akan menyebutkan sebagiannya: Pertama, banyak membaca subhânallâhi wal hamdulillâhi wa lâ ilâha illâhu wallâhu akbar dan shalawat (Allâhumma shalli ‘alâ Muhammad wa âli Muhammad). Dalam sebuah hadis disebutkan, “Malam Jumat berlimpah cahaya dan siang harinya terang-benderang (oleh cahaya spiritual). Perbanyaklah membaca subhânallâhi wal hamdulillâhi wa lâ ilâha illâhu wallâhu akbar dan shalawat kepada Muhammad dan keluarganya.” Dalam sebuah hadis, dijelaskan bahwa shalawat yang harus dibaca di malam ini minimal 100 kali. Jika lebih banyak dari itu, maka lebih baik. Imam Ja’far Shadiq as berkata, “Membaca shalawat untuk Muhammad dan keluarganya as pada malam Jumat sama dengan melakukan seribu kebajikan, menghapus seribu keburukan, dan kedudukannya diangkat seribu derajat.” Disunnahkan mengirimkan shalawat kepada Nabi Muhammad saw dan keluarga beliau as setelah melaksanakan shalat Ashar pada hari Kamis hingga akhir hari Jumat. Diriwayatkan dengan sanad yang sahih bahwa Imam Ja’far Shadiq as berkata, “Ketika sore hari Kamis tiba, para malaikat turun dari langit dengan membawa pena-pena emas dan buku-buku yang terbuat dari perak. Mereka tidak akan menulis (dengan pena-pena itu) di sore hari Kamis, malam, dan siang hari Jumat kecuali shalawat kepada Muhammad dan keluarganya.” Syekh Thusi ra berkata, “Pada hari Kamis, disunnahkan membaca shalawat kepada Muhammad saw 1000 kali, dan yang lebih utama adalah sebagai berikut: اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِ مُحَمَّدٍ وَ عَجِّلْ فَرَجَهُمْ وَ أَهْلِكْ عَدُوَّهُمْ مِنَ الْجِنِّ وَ الْإِنْسِ مِنَ الْأَوَّلِيْنَ وَ الْآخِرِيْنَ Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Muhammad dan keluarganya, segerakanlah kemunculan mereka, dan musnahkanlah musuh-musuh mereka, dari jin maupun manusia, dari makhluk-makhluk terdahulu hingga sekarang Membaca shalawat di atas 100 kali di Kamis sore hingga akhir hari Jumat memiliki keutamaan yang tak terhingga.” Beliau juga berkata, “Di Kamis sore disunnahkan membaca istighfar berikut ini: أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الَّذِيْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَ أَتُوْبُ إِلَيْهِ تَوْبَةَ عَبْدٍ خَاضِعٍ مِسْكِيْنٍ مُسْتَكِيْنٍ لاَ يَسْتَطِيْعُ لِنَفْسِهِ صَرْفًا وَ لاَ عَدْلاً وَ لاَ نَفْعًا وَ لاَ ضَرًّا وَ لاَ حَيَاةً وَ لاَ مَوْتًا وَ لاَ نُشُوْرًا وَ صَلَّى اللَّهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عِتْرَتِهِ الطَّيِّبِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ الْأَخْيَارِ الْأَبْرَارِ وَ سَلَّمَ تَسْلِيْمًا Aku mohon ampun kepada Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Zat Yang Mahahidup dan Mahategar, dan aku bertaubat kepada-Nya, taubat seorang hamba yang hina, papa dan lemah, tidak mampu menepis (kejelekan) dari dirinya, berbuat adil (untuk dirinya), (mendatangkan) keuntungan dan bahaya, kehidupan dan kematian (bagi dirinya), serta (menyelamatkan dirinya) pada hari kebangkitan, semoga Allah senantiasa melimpahkan shalawat dan kesejahteraan atas Muhammad dan keluarganya yang suci. Kedua, membaca surah-surah al-Quran berikut ini: Bani Israil (al-Isrâ`), al-Kahfi, al-Qashah, an-Naml, asy-Syu’arâ`, Alif Lâm Mîm Sajdah, Yâsîn, Shâd, al-Ahqâf, al-Wâqi’ah, Hâ` Mîm Sajdah, ad-Dukhân, ath-Thûr, al-Qamar, dan al-Jumu’ah. Membaca surah-surah tersebut memiliki faedah dan pahala yang tak terhingga. Jika kesempatan tidak mengizinkan, dianjurkan untuk membaca surah al-Wâqi’ah dan surah-surah yang telah disebutkan pada urutan sebelumnya (di atas). Imam Ja’far Shadiq as berkata, “Sesiapa membaca surah Bani Israil di setiap malam Jumat, ia tidak akan meninggal dunia kecuali setelah berjumpa dengan Imam Mahdi as dan akan tergolong dari sahabatnya.” Beliau juga berkata, “Sesiapa membaca surah al-Kahfi setiap malam Jumat, ia tidak akan meninggal dunia kecuali dalam keadaan syahid dan Allah akan membangkitkannya pada hari kiamat bersama dengan syuhada.” Beliau berkata, “Sesiapa membaca tiga surah (yang dimulai dengan) Thâ` Sîn (surah al-Qashash, an-Naml, dan asy-Syu’arâ—pen.), ia akan tergolong para kekasih Allah, akan berada dalam lindungan-Nya, kemiskinan di dunia tidak akan pernah menghampirinya, di akhirat Allah akan memberikan surga kepadanya sehingga ia akan mendapat kepuasan. Lebih dari itu, Ia akan memberikan kemuliaan kepadanya, dan menikahkannya dengan seratus Hurrul ‘In yang berada di surga.” Beliau berkata, “Sesiapa membaca Alif Lâm Mîm Sajdah setiap malam Jumat, Allah akan memberikan catatan amalnya di hari kiamat melalui tangan kanannya, tidak menghisabnya lantaran perbuatannya, dan ia akan tergolong dari sahabat Muhammad dan keluarganya as.” Diriwayatkan bahwa Imam Muhammad Baqir as berkata, “Sesiapa membaca surah Shâd di malam Jumat, ia akan mendapatkan kebaikan dunia dan akhirat yang belum pernah diberikan kecuali kepada seorang nabi atau malaikat yang dekat (dengan Allah) dan dimasukkan ke dalam surga bersama anggota keluarga yang dikehendakinya, termasuk pembantu (yang selama ia hidup) berkhidmat kepadanya meskipun ia tidak termasuk dalam anggota keluarganya dan tidak berhak mendapat syafaat darinya.” Imam Ja’far Shadiq as berkata, “Sesiapa membaca surah al-Ahqâf di malam atau siang hari Jumat, ketakutan dan kekhawatiran di dunia tidak akan pernah menghampirinya serta ia akan terlindungi dari ketakutan di hari Kiamat.” Beliau juga berkata, “Sesiapa membaca surah al-Jumu’ah di setiap malam Jumat, Allah akan mencintainya, Ia akan menjadikannya dicintai (orang lain), ia tidak akan mengalami kesusahan dan kemiskinan di dunia, malapetaka di dunia tidak akan menghampirinya, dan ia akan tergolong dari sahabat Amirul mukminin as. Surah ini dikhususkan untuk Amirul Mukminin as.” Dalam sebuah hadis disebutkan, “Sesiapa membaca surah al-Jumu’ah di setiap malam Jumat, maka surah itu akan menjadi kaffârah (penjamin)-nya hingga hari Jumat berikutnya (tiba).” Keutamaan ini juga akan diberikan kepada orang yang membaca surah al-Kahfi di setiap malam Jumat. Begitu juga, jika ia membacanya setelah shalat Zhuhur dan Ashar pada hari Jumat. Ketahuilah, banyak sekali shalat sunnah yang dianjurkan untuk dikerjakan di malam Jumat, di antaranya shalat Amirul mukminin as dan shalat dua rakaat yang di setiap rakaatnya membaca surah al-Fâtihah dan surah az-Zilzâl 15 kali. Dalam sebuah hadis disebutkan, “Sesiapa melaksanakan shalat tersebut, Allah akan menjaganya dari siksa kubur dan kedahsyatan hari kiamat.” Ketiga, membaca surah al-Jumu’ah pada rakaat pertama shalat Maghrib dan Isya, membaca membaca surah al-Ikhlâsh pada rakaat kedua shalat Maghrib, dan surah al-A’lâ pada rakaat kedua shalat Isya. Keempat, meninggalkan pembacaan sya’ir. Dalam sebuah hadis sahih Imam Ja’far Shadiq as berkata, “Dimakruhkan membaca syair bagi orang yang sedang berpuasa, sedang menjalankan ihram, di daerah Haram, pada malam Jumat, dan di malam hari.” Perawi bertanya, “Meskipun syair yang mengandung kebenaran?” “Meskipun syair yang mengandung kebenaran!” jawab beliau. Dalam sebuah hadis mu’tabar diriwayatkan dari Imam Ja’far Shadiq as bahwa Rasulullah saw bersabda, “Sesiapa membaca syair di malam atau siang hari Jumat, pada hari itu, ia tidak akan mendapatkan pahala kecuali kelelahan membacanya.” Dalam sebuah hadis mu’tabar yang lain, “Pada hari itu, shalatnya tidak akan dikabulkan.” Kelima, memperbanyak doa untuk seluruh mukminin seperti yang sering dilakukan oleh Sayidah Fathimah Zahra as. Dalam sebuah hadis diriwayatkan bahwa sesiapa memintakan ampun untuk sepuluh orang saudara seimannya, ia pasti mendapatkan surga. Keenam, membaca doa-doa yang telah dianjurkan untuk dibaca pada malam itu. Doa-doa itu tak terhingga jumlahnya, dan aku akan menyebutkan sebagiannya saja. Dengan sanad yang sahih diriwayatkan bahwa Imam Ja’far Shadiq as berkata, “Sesiapa membaca doa berikut ini pada sujud terakhir shalat sunnah malam di malam Jumat, setelah membacanya, dosa-dosanya telah diampuni.” Jika doa ini dibaca setiap malam, maka hal itu akan lebih baik. Doa itu adalah sebagai berikut: اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ بِوَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَ اسْمِكَ الْعَظِيْمِ أَنْ تُصَلِّيَ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِ مُحَمَّدٍ وَ أَنْ تَغْفِرَ لِيْ ذَنْبِيَ الْعَظِيْمَ Ya Allah, aku mohon kepada-Mu dengan Zat-Mu Yang Mulia dan nama-Mu Yang Agung untuk melimpahkan shalawat kepada Muhammad dan keluarganya serta mengampuni dosa-dosaku yang besar. Diriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, “Sesiapa membaca doa berikut ini di malam atau siang hari Jumat 7 kali, jika ia meninggal dunia pada malam atau siang hari itu, niscaya akan masuk surga.” Doa itu adalah sebagai berikut: اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ خَلَقْتَنِيْ وَ أَنَا عَبْدُكَ وَ ابْنُ أَمَتِكَ وَ فِيْ قَبْضَتِكَ وَ نَاصِيَتِيْ بِيَدِكَ، Ya Allah, Engkaulah Tuhanku, tiada Tuhan selain Engkau, Engkau telah menciptakanku, dan aku adalah hamba-Mu, putra sahaya-Mu, berada di genggaman (kekuasaan)-Mu, dan ubun-ubunku berada pada genggaman tangan-Mu, أَمْسَيْتُ عَلَى عَهْدِكَ وَ وَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِرِضَاكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوْءُ بِنِعْمَتِكَ (بِعَمَلِي) وَ أَبُوْءُ بِذَنْبِيْ (بِذُنُوْبِيْ) فَاغْفِرْ لِيْ ذُنُوْبِيْ إِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ Aku memasuki malam ini (dengan memegang teguh) janji-Mu semampuku, aku berlindung kepada ridha-Mu dari keburukan (akibat) perilakuku, karunia-Mu selalu tercurahkan atas diriku, sedangkan aku senantiasa bergelimang lumpur dosa, maka ampunilah dosa-dosaku, karena tiada yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau. Syekh Thusi, Sayid Ibnu Thawus (pengarang kitab Iqbâl al-‘Amal), Kaf’ami, dan Sayid Ibnu Baqi berkata, “Disunnahkan membaca doa berikut ini di malam dan siang hari Jumat dan Arafah.” Aku nukilkan doa tersebut dari kitab al-Mishbâh, karya Syekh Thusi ra sebagai berikut ini: اَللَّهُمَّ مَنْ تَعَبَّأَ وَ تَهَيَّأَ وَ أَعَدَّ وَ اسْتَعَدَّ لِوِفَادَةٍ إِلَى مَخْلُوْقٍ رَجَاءَ رِفْدِهِ وَ طَلَبَ نَائِلِهِ وَ جَائِزَتِهِ فَإِلَيْكَ يَا رَبِّ تَعْبِيَتِيْ وَ اسْتِعْدَادِيْ رَجَاءَ عَفْوِكَ وَ طَلَبَ نَائِلِكَ وَ جَائِزَتِكَ، فَلاَ تُخَيِّبْ دُعَائِيْ يَا مَنْ لاَ يَخِيْبُ عَلَيْهِ سَائِلٌ (السَّائِلُ‏) وَ لاَ يَنْقُصُهُ نَائِلٌ، فَإِنِّيْ لَمْ آتِكَ ثِقَةً بِعَمَلٍ صَالِحٍ عَمِلْتُهُ وَ لاَ لِوِفَادَةِ مَخْلُوْقٍ رَجَوْتُهُ، أَتَيْتُكَ مُقِرًّا عَلَى نَفْسِيْ بِالْإِسَاءَةِ وَ الظُّلْمِ مُعْتَرِفًا بِأَنْ لاَ حُجَّةَ لِيْ وَ لاَ عُذْرَ، أَتَيْتُكَ أَرْجُوْ عَظِيْمَ عَفْوِكَ الَّذِيْ عَفَوْتَ بِهِ عَنِ الْخَاطِئِيْنَ (الْخَطَّائِينَ‏)، فَلَمْ يَمْنَعْكَ طُوْلُ عُكُوْفِهِمْ عَلَى عَظِيْمِ الْجُرْمِ أَنْ عُدْتَ عَلَيْهِمْ بِالرَّحْمَةِ، فَيَا مَنْ رَحْمَتُهُ وَاسِعَةٌ وَ عَفْوُهُ عَظِيْمٌ، يَا عَظِيْمُ يَا عَظِيْمُ يَا عَظِيْمُ، لاَ يَرُدُّ غَضَبَكَ حِلْمُكَ وَ لاَ يُنْجِيْ مِنْ سَخَطِكَ إِلاَّ التَّضَرُّعُ إِلَيْكَ، فَهَبْ لِيْ يَا إِلَهِيْ فَرَجًا بِالْقُدْرَةِ الَّتِيْ تُحْيِيْ بِهَا مَيْتَ الْبِلاَدِ وَ لاَ تُهْلِكْنِيْ غَمًّا حَتَّى تَسْتَجِيْبَ لِيْ وَ تُعَرِّفَنِي الْإِجَابَةَ فِيْ دُعَائِيْ وَ أَذِقْنِيْ طَعْمَ الْعَافِيَةِ إِلَى مُنْتَهَى أَجَلِيْ، وَ لاَ تُشْمِتْ بِيْ عَدُوِّيْ، وَ لاَ تُسَلِّطْهُ عَلَيَّ، وَ لاَ تُمَكِّنْهُ مِنْ عُنُقِيْ، Ya Allah, ketika seseorang rela mengorbankan (waktu dan harga dirinya) serta mempersiapkan (segala sesuatu) untuk menjumpai sesamanya demi mengharapkan pemberian, anugerah, dan hadiah, maka (kini) aku rela (memngorbankan waktu dan harga diriku untuk menjumpai)-Mu demi mengharapkan ampunan, anugerah, dan hadiah-Mu, maka janganlah Kau sia-siakan doaku, Wahai Zat yang tidak pernah menyia-nyiakan peminta-Nya, curahan anugerah-Nya (kepada makhluk) takkan mengurangi (keagungan)-Nya. (Ya Allah), aku tidak datang (menghadap)-Mu dengan mengandalkan amal saleh yang pernah kukerjakan, dan tidak juga karena mengharap kepada (sesamaku); Aku datang kepada-Mu karena aku mengakui telah berbuat buruk dan zalim atas diriku sendiri, karena aku mengakui bahwa aku tidak memiliki alasan (atas perbuatan dosaku); aku datang kepada-Mu karena mengharapkan besarnya ampunan-Mu yang karenanya Kauampuni para pelaku kesalahan, panjangnya masa mereka berbuat dosa tidak mencegah-Mu untuk mencurahkan rahmat kepada mereka, wahai Zat yang rahmat-Nya luas dan ampunannya besar, Wahai Zat Yang Mahaagung, wahai Zat Yang Mahaagung, wahai Zat Yang Mahaagung, hanya lautan kesabaran-Mu yang mampu memadamkan api kemurkaan-Mu, hanya bersimpuh di haribaan-Mu yang mampu menyelamatkan(ku). Wahai Sembahanku, anugerahkanlah kepadaku kebangkitan dengan kekuatan-Mu yang mampu menghidupkan negeri-negeri yang mati, jangan Kaucelakakan aku karena kesedihan (yang menimpaku karena tidak terkabulkannya doaku) sehingga Engkau mengabulkannya dan menunjukkan hal itu kepadaku, hadirkan kepadaku kesehatan (dan keselamatan) hingga penghujung ajalku, jangan Kaubahagiakan musuhku karena (ulah)ku, dan jangan Kaujadikan ia berkuasa atas diriku. اَللَّهُمَّ (إِلَهِيْ) إِنْ وَضَعْتَنِيْ فَمَنْ ذَا الَّذِيْ يَرْفَعُنِيْ، وَ إِنْ رَفَعْتَنِيْ فَمَنْ ذَا الَّذِيْ يَضَعُنِيْ وَ إِنْ أَهْلَكْتَنِيْ فَمَنْ ذَا الَّذِيْ يَعْرِضُ لَكَ فِيْ عَبْدِكَ أَوْ يَسْأَلُكَ عَنْ أَمْرِهِ، وَ قَدْ عَلِمْتُ أَنَّهُ لَيْسَ فِيْ حُكْمِكَ ظُلْمٌ وَ لاَ فِيْ نَقِمَتِكَ عَجَلَةٌ، وَ إِنَّمَا يَعْجَلُ مَنْ يَخَافُ الْفَوْتَ وَ إِنَّمَا يَحْتَاجُ إِلَى الظُّلْمِ الضَّعِيْفُ وَ قَدْ تَعَالَيْتَ يَا إِلَهِيْ عَنْ ذَلِكَ عُلُوّا كَبِيْرًا. Ya Allah, jika Engkau menghinakanku, maka siapakah yang mampu mengangkat (martabat)ku. Jika Engkau mengangkat (martabat)ku, maka siapakah yang mampu menghinakanku. Jika Engkau mencelakakanku, maka siapakah yang berani memprotes tindakan-Mu terhadap hamba-Mu atau meragukan-Mu untuk urusannya, sedangkan aku tahu bahwa tiada kezaliman dalam ketentuan-Mu dan tiada ketergesa-gesaan dalam pembalasan-Mu; hanya orang yang takut tertinggal waktu yang tergesa-gesa dan hanya orang lemah yang merasa perlu (menggunakan tindak) kezaliman, dan Engkau, wahai Sembahanku, telah tersucikan dari itu semua, اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ فَأَعِذْنِيْ وَ أَسْتَجِيْرُ بِكَ فَأَجِرْنِيْ وَ أَسْتَرْزِقُكَ فَارْزُقْنِيْ وَ أَتَوَكَّلُ عَلَيْكَ فَاكْفِنِيْ، وَ أَسْتَنْصِرُكَ عَلَى عَدُوِّيْ (عَدُوِّكَ) فَانْصُرْنِيْ وَ أَسْتَعِيْنُ بِكَ فَأَعِنِّيْ وَ أَسْتَغْفِرُكَ يَا إِلَهِيْ فَاغْفِرْ لِيْ، آمِيْنَ آمِيْنَ آمِيْنَ‏ Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu, maka lindungilah aku; aku meminta jaminan keamanan kepada-Mu, maka kabulkanlah; aku mohon rezeki kepada-Mu, maka anugerahkanlah kepadaku; aku berpasrah diri kepada-Mu, maka cukupilah aku; aku mohon pertolongan kepada-Mu atas musuhku, maka tolonglah aku; aku mohon bantuan kepada-Mu, maka bantulah aku; dan aku mohon ampun kepada-Mu, Wahai Sembahanku, maka ampunilah aku, amin, Amin, Amin. Ketujuh, membaca doa Kumail yang akan disebutkan pada pasal berikut. Kedelapan, membaca doa Allâhumma yâ syâhida kulli najwâ yang dianjurkan juga untuk dibaca di malam hari Arafah. Doa ini akan disebutkan kemudian. Kesembilan, membaca doa berikut ini 10 kali. يَا دَائِمَ الْفَضْلِ عََلََى الْبَرِيَّةِ، يَا بَاسِطَ الْيَدَيْنِ بِالْعَطِيَّةِ، يَا صَاحِبَ الْمَوَاهِبِ السَّنِيَّةِ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِهِ خَيْرِ الْوَرَى سَجِيَّةً، وَ اغْفِرْ لَنَا يَا ذَا الْعُلَى فِيْ هَذِهِ الْعَشِيَّةِ Wahai Zat yang anugerah-Nya selalu tercurahkan atas makhluk(-Nya), wahai Zat yang tangan-Nya selalu terbentang dengan pemberian, wahai Zat pemilik anugerah yang agung. Limpahkanlah shalawat(-Mu) kepada Muhammad dan keluarganya, makhluk terbaik perangainya, dan ampunilah aku di malam ini, wahai Zat Yang Maha Tinggi. Kesepuluh, makan buah delima sebagaimana hal itu sering dilakukan oleh Imam Ja’far Shadiq as di setiap malam Jumat, dan jika buah itu dimakan ketika hendak tidur, hal itu akan lebih baik. Karena diriwayatkan bahwa sesiapa makan buah delima ketika hendak tidur, jiwanya akan terjaga hingga pagi hari. Alangkah baiknya, sebelum memakannya, kita membentangkan sapu tangan supaya butir-butir delima yang berjatuhan tertampung di atasnya, dan tidak mengajak orang lain dalam hal itu. Syekh Ja’far bin Ahmad al-Qomi meriwayatkan dalam al-‘Arûs-nya bahwa Imam Ja’far Shadiq as berkata, “Sesiapa membaca subhâna rabbiyal ‘azhîmi wa bihamdih astaghfirullâha rabbî wa atûbu ilayh di antara shalat sunnah dan wajib Subuh 100 kali, niscaya Allah akan membangun sebuah rumah baginya di surga.” Syekh Thusi ra dan Sayid Ibnu Thawud serta yang lain menyebutkan doa berikut ini seraya berkata, “Disunnahkan membacanya di waktu sahar (dini hari) malam Jumat.” اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِهِ وَ هَبْ لِيَ الْغَدَاةَ رِضَاكَ وَ أَسْكِنْ قَلْبِيْ خَوْفَكَ وَ اقْطَعْهُ عَمَّنْ سِوَاكَ حَتَّى لاَ أَرْجُوَ وَ لاَ أَخَافَ إِلاَّ إِيَّاكَ، Ya Allah, curahkanlah shalawat(-Mu) kepada Muhammad dan keluarganya, anugerahkanlah ridha-Mu kepadaku di pagi ini, semayamkanlah di hatiku rasa takut kepada-Mu, putuskanlah harapannya dari selain-Mu sehingga aku tidak berharap dan takut kecuali kepada-Mu, اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِهِ وَ هَبْ لِيْ ثَبَاتَ الْيَقِيْنِ وَ مَحْضَ الْإِخْلاَصِ وَ شَرَفَ التَّوْحِيْدِ وَ دَوَامَ الْإِسْتِقَامَةِ وَ مَعْدِنَ الصَّبْرِ وَ الرِّضَا بِالْقَضَاءِ وَ الْقَدَرِ، Ya Allah, limpahkanlah shalawat(-Mu) kepada Muhammad dan keluarganya, anugerahkanlah kepadaku keyakinan yang tegar, keikhlasan yang murni, kemuliaan tauhid, istikamah yang langgeng, kesabaran, dan kepasrahan atas qadha` dan qadar, يَا قَاضِيَ حَوَائِجِ السَّائِلِيْنَ يَا مَنْ يَعْلَمُ مَا فِيْ ضَمِيْرِ الصَّامِتِيْنَ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِهِ وَ اسْتَجِبْ دُعَائِيْ وَ اغْفِرْ ذَنْبِيْ وَ أَوْسِعْ رِزْقِيْ وَ اقْضِ حَوَائِجِيْ فِيْ نَفْسِيْ وَ إِخْوَانِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَ أَهْلِيْ، Wahai Zat yang mampu memenuhi kebutuhan para peminta(-Nya) dan mengetahui segala yang tersimpan di hati orang-orang yang diam (tak berbicara), curahkanlah shalawat(-Mu) kepada Muhammad dan keluarganya, kabulkanlah doaku, ampunilah dosaku, lapangkanlah rezekiku, penuhilah seluruh kebutuhanku, (baik yang berhubungan dengan) diriku, saudara-saudaraku seagama, maupun keluargaku, إِلَهِيْ طُمُوْحُ الْآمَالِ قَدْ خَابَتْ إِلاَّ لَدَيْكَ وَ مَعَاكِفُ الْهِمَمِ قَدْ تَعَطَّلَتْ إِلاَّ عَلَيْكَ وَ مَذَاهِبُ الْعُقُوْلِ قَدْ سَمَتْ إِلاَّ إِلَيْكَ، فَأَنْتَ الرَّجَاءُ وَ إِلَيْكَ الْمُلْتَجَأُ يَا أَكْرَمَ مَقْصُوْدٍ وَ أَجْوَدَ مَسْؤُوْلٍ، هَرَبْتُ إِلَيْكَ بِنَفْسِيْ Wahai Sembahanku, semua titik harapan telah sirna kecuali (yang berada) di haribaan-Mu, semua semangat telah luntur kecuali (yang bergantung) kepada-Mu, dan semua jalan akal telah tertutup kecuali (yang menuju) ke hadirat-Mu, Engkau adalah satu-satunya harapan dan Engkaulah tempat pelarian, wahai Zat termulia yang diharapkan (oleh setiap makhluk) dan Zat paling dermawan yang patut dimohon, aku lari kepada-Mu, يَا مَلْجَأَ الْهَارِبِيْنَ بِأَثْقَالِ الذُّنُوبِ أَحْمِلُهَا عَلَى ظَهْرِيْ، لاَ أَجِدُ لِيْ إِلَيْكَ شَافِعًا سِوَى مَعْرِفَتِيْ بِأَنَّكَ أَقْرَبُ مَنْ رَجَاهُ الطَّالِبُوْنَ وَ أَمَّلَ مَا لَدَيْهِ الرَّاغِبُْونَ، يَا مَنْ فَتَقَ الْعُقُوْلَ بِمَعْرِفَتِهِ وَ أَطْلَقَ الْأَلْسُنَ بِحَمْدِهِ وَ جَعَلَ مَا امْتَنَّ بِهِ عَلَى عِبَادِهِ فِيْ كِفَاءٍ لِتَأْدِيَةِ حَقِّهِ، صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِهِ وَ لاَ تَجْعَلْ لِلشَّيْطَانِ عَلَى عَقْلِي سَبِيْلاً وَ لاَ لِلْبَاطِلِ عَلَى عَمَلِيْ دَلِيْلاً Wahai tempat perlindungan orang-orang yang melarikan diri (dari dosa), dengan memikul beban dosa di punggungku, aku tidak menemukan syafaat di hadapan-Mu kecuali aku tahu bahwa Engkau adalah Zat terdekat yang diharapkan oleh para pengharap dan para perindu yang mengharapkan kebaikan di sisi-Nya, wahai Zat yang membuka akal-akal manusia dengan cahaya makrifat-Nya, membuka lidah-lidahnya dengan pujian kepada diri-Nya, dan membentangluaskan anugerah-Nya di hadapan hamba-hamba-Nya secara cukup supaya mereka dapat memenuhi hak-Nya, curahkanlah shalawat(-Mu) kepada Muhammad dan keluarganya, jangan Kau berikan jalan kepada setan untuk menembus akalku, dan jangan Kau jadikan kebatilan sebagai penunjuk jalan bagi perilakuku. Ketika pagi hari Jumat tiba, bacalah doa berikut ini: أَصْبَحْتُ فِيْ ذِمَّةِ اللَّهِ وَ ذِمَّةِ مَلاَئِكَتِهِ وَ ذِمَمِ أَنْبِيَائِهِ وَ رُسُلِهِ عَلَيْهِمُ السَّلاَمُ وَ ذِمَّةِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ وَ ذِمَمِ الْأَوْصِيَاءِ مِنْ آلِ مُحَمَّدٍ عَلَيْهِمُ السَّلاَمُ آمَنْتُ بِسِرِّ آلِ مُحَمَّدٍ عَلَيْهِمُ السَّلاَمُ وَ عَلاَنِيَتِهِمْ وَ ظَاهِرِهِمْ وَ بَاطِنِهِمْ، وَ أَشْهَدُ أَنَّهُمْ فِيْ عِلْمِ اللَّهِ وَ طَاعَتِهِ كَمُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ Aku memasuki pagi ini di bawah lindungan (jaminan) Allah, para malaikat, nabi, dan rasul-Nya, serta di bawah lindungan (jaminan) Muhammad saw dan para washî dari keturunannya as, aku beriman kepada apa yang tersimpan dan yang tampak (dari) keluarga Muhammad as; lahir dan batin mereka, dan bersaksi bahwa mereka (berada dalam naungan) ilmu Allah dan taat kepada-Nya sebagaimana Muhammad saw. Diriwayatkan bahwa, “Sesiapa membaca astaghfirullâhal ladzî lâ ilâha illâ huwal hayyul qoyyûm wa atûbu ilayh pada hari Jumat sebelum melaksanakan shalat Subuh 3 kali, niscaya dosa-dosanya akan diampuni meskipun air di lautan.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar