Total Tayangan Halaman

Kamis, 27 Agustus 2020

Amalan-amalan di Siang Hari Jumat

Amalan-amalan di siang hari Jumat tak terhingga banyaknya. Di sini akan disebutkan sebagiannya saja. Pertama, membaca surah al-Jumu’ah pada rakaat pertama dan surah al-Ikhlâsh pada rakaat kedua shalat Subuh di hari itu. Kedua, setelah melaksanakan shalat Subuh sebelum berbicara satu kata pun, bacalah doa berikut ini, karena doa tersebut akan menjadi kaffarah (penjamin) dosa-dosa hingga hari Jumat yang akan datang. اَللَّهُمَّ مَا قُلْتُ فِيْ جُمُعَتِيْ هَذِهِ مِنْ قَوْلٍ أَوْ حَلَفْتُ فِيْهَا مِنْ حَلْفٍ أَوْ نَذَرْتُ فِيْهَا مِنْ نَذْرٍ فَمَشِيَّتُكَ بَيْنَ يَدَيْ ذَلِكَ كُلِّهِ، فَمَا شِئْتَ مِنْهُ أَنْ يَكُونَ كَانَ وَ مَا لَمْ تَشَأْ مِنْهُ لَمْ يَكُنْ، اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَ تَجَاوَزْ عَنِّي، Ya Allah, apa yang kukatakan, aku jadikan sumpahku, atau kunadzarkan pada hari Jumatku ini, kehendak-Mu berada di balik semua itu; apa yang Kaukehendaki, pasti akan terjadi, dan apa yang tidak Kaukehendaki, tak ‘kan terjadi. Ya Allah, ampunilah (dosa-dosa)ku dan maafkanlah (kesalahan-kesalahan)ku. اللَّهُمَّ مَنْ صَلَّيْتَ عَلَيْهِ فَصَلَوَاتِيْ عَلَيْهِ وَ مَنْ لَعَنْتَ فَلَعْنَتِيْ عَلَيْهِ Ya Allah, jika Engkau mengirimkan shalawat-Mu pada seseorang, maka kukirimkan shalawatku juga untuknya, dan jika Engkau melaknat seseorang, maka kulimpahkan laknatku juga atasnya. Minimal, doa ini dibaca satu kali dalam sebulan. Dalam sebuah hadis disebutkan, “Sesiapa duduk (di tempat shalatnya) setelah melaksanakan shalat Subuh sambil membaca ta’qîb shalat Subuh hingga matahari terbit, di dalam surga Firdaus tertinggi martabatnya akan dinaikkan tujuh puluh derajat.” Syekh Thusi ra meriwayatkan bahwa dalam ta’qîb shalat Subuh pada hari Jumat disunnahkan membaca doa berikut ini: اَللَّهُمَّ إِنِّيْ تَعَمَّدْتُ إِلَيْكَ بِحَاجَتِيْ وَ أَنْزَلْتُ إِلَيْكَ الْيَوْمَ فَقْرِيْ وَ فَاقَتِيْ وَ مَسْكَنَتِيْ، فَأَنَا لِمَغْفِرَتِكَ أَرْجَى مِنِّيْ لِعَمَلِيْ وَ لَمَغْفِرَتُكَ وَ رَحْمَتُكَ أَوْسَعُ مِنْ ذُنُوْبِيْ، فَتَوَلَّ قَضَاءَ كُلِّ حَاجَةٍ لِيْ بِقُدْرَتِكَ عَلَيْهَا وَ تَيْسِيرِ (تَيَسُّرِ) ذَلِكَ عَلَيْكَ وَ لِفَقْرِيْ إِلَيْكَ، فَإِنِّيْ لَمْ أُصِبْ خَيْرًا قَطُّ إِلاَّ مِنْكَ وَ لَمْ يَصْرِفْ عَنِّيْ سُوْءًا قَطُّ أَحَدٌ سِوَاكَ وَ لَسْتُ أَرْجُوْ لِآخِرَتِيْ وَ دُنْيَايَ وَ لاَ لِيَوْمِ فَقْرِيْ يَوْمَ يُفْرِدُنِي النَّاسُ فِيْ حُفْرَتِيْ وَ أُفْضِيْ إِلَيْكَ بِذَنْبِيْ سِوَاكَ‏ Ya Allah, aku datang kepada-Mu dengan membawa (segunung) keperluanku, dan mengadukan kepada-Mu pada hari ini kemiskinan dan kepapaanku, aku lebih mengharapkan ampunan-Mu daripada amalanku, karena ampunan dan rahmat-Mu lebih luas daripada dosa-dosaku. Oleh karena itu, penuhilah segala keperluanku, (karena) Engkau mampu untuk itu dan hal itu mudah bagi-Mu serta aku selalu membutuhkan-Mu, aku belum pernah mendapatkan kebaikan sedikit pun kecuali semua itu berasal dari-Mu, tidak seorang pun pernah menyingkirkan keburukan dariku kecuali Engkau, dan aku tidak akan pernah mengharapkan selain-Mu untuk akhirat dan duniaku serta di hari kecelakaanku; suatu hari ketika manusia meninggalkanku sendirian di liang kuburku dan aku (harus) menghadap-Mu dengan membawa beban dosaku. Ketiga, dalam sebuah hadis disebutkan, “Sesiapa membaca allâhumma shalli ‘alâ Muhammadin wa âli Muhammad wa ‘ajjil farajahum setelah melaksanakan shalat Zhuhur dan Subuh pada hari Jumat dan selain hari Jumat, maka ia tidak akan meninggal dunia sebelum menjumpai Imam Mahdi as, dan jika ia membacanya 100 kali, niscaya Allah akan mengabulkan enam puluh keperluannya; tiga puluh di dunia dan tiga puluh di akhirat.” Keempat, membaca surah ar-Rahmân setelah melaksanakan shalat Subuh, dan ketika sampai pada ayat yang berbunyi fabi’ayyi âlâ’i rabbikumâ tukadzdzibân, bacalah lâ syai’a min âlâ’ika rabbi ukadzdzib. Kelima, Syekh Thusi ra berkata, “Usai melaksanakan shalat Subuh di hari Jumat disunnahkan membaca surah at-Tauhid (al-Ikhlâsh), shalawat kepada Muhammad dan keuarganya, dan istighfar 100 kali, serta membaca salah satu surah al-Quran berikut ini: surah an-Nisâ`, Hûd, al-Kahfi, ash-Shâffât, dan ar-Rahmân.” Keenam, membaca surah al-Ahqâf dan al-Mukminûn. Diriwayatkan bahwa Imam Ja’far Shadiq as berkata, “Sesiapa membaca surah al-Ahqâf pada setiap malam atau siang hari Jumat, kecemasan di dunia tidak akan menghampirinya dan ia akan terlindungi dari ketakutan terdahsyat di hari kiamat.” Beliau juga berkata, “Sesiapa membaca surah al-Mukminûn di hari Jumat secara kontinu, Allah Swt akan menutup amalnya dengan kebahagiaan dan ia akan memiliki rumah di surga Firdaus bersama para nabi dan rasul.” Ketujuh, membaca surah al-Kâfirûn sebelum matahari terbit 10 kali dan berdoa), niscaya doanya dikabulkan. Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa Imam Ali Zainal Abidin as selalu membaca ayat Kursi di pagi hari Jumat hingga waktu Zhuhur tiba, dan setelah melaksanakan shalat-shalat wajib, beliau membaca surah al-Qadr. Ketahuilah, membaca ayat Kursî ‘alat tanzîl[1] (sebagaimana termaktub dalam riwayat—pen.) memiliki keutamaan yang tak terhingga sebagaimana hal itu disebutkan dalam hadis-hadis. Kedelapan, melaksanakan mandi Jumat. Mandi Jumat adalah sunnah mu’akkadah. Diriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda kepada Imam Ali as, “Wahai Ali, mandilah di setiap hari Jumat meskipun engkau harus menjual makanan sehari-harimu demi membeli air untuk mandi dan engkau kelaparan, karena tidak ada sunnah yang lebih agung dari ini.” Diriwayatkan bahwa Imam Ja’far Shadiq as berkata, “Sesiapa melaksanakan mandi pada hari Jumat dan membaca doa berikut ini, niscaya ia akan suci hingga hari Jumat mendatang.” Yakni, ia akan bersih dari dosa atau amalannya akan disertai dengan kesucian maknawiyah dan dikabulkan. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ، اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِ مُحَمَّدٍ وَ اجْعَلْنِيْ مِنَ التَّوَّابِيْنَ وَ اجْعَلْنِيْ مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, Maha Esa dan tak bersekutu, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, ya Allah, limpahkanlah shalawat(-Mu) kepada Muhammad dan keluarganya, jadikanlah aku orang-orang yang bertaubat dan menyucikan diri. Sebisa mungkin, mandi Jumat ini janganlah ditinggalkan. Waktunya adalah dari sejak fajar menyingsing hingga waktu tergelincirnya matahari (zawâl), dan jika mandi itu dilakukan pada waktu lebih mendekati zawâl, hal itu adalah lebih baik. Kesembilan, mencuci kepala dengan bunga, karena hal ini akan mengamankan dari penyakit lepra dan gila. Kesepuluh, memotong kuku dan kumis. Hal itu memiliki keutamaan yang tak terhingga, memperbanyak rezeki, membersihkan dosa-dosa hingga hari Jumat mendatang, mengamankan dari penyakit gila, lepra, dan kusta. Ketika memotong kuku dan kumis, bacalah bismillâh wa billâh wa ‘alâ sunnati Muhammadin wa âli Muhammad. Ketika memotong kuku, baik kuku tangan maupun kaki, mulailah dari jari kelingking tangan dan kaki kiri dan akhirilah dengan ibu jari tangan dan kaki kanan, serta pendamlah bekas-bekas potongan kuku tersebut. Kesebelas, memakai wewangian dan pakaian yang suci (dan bersih). Kedua belas, bersedekah. Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa mengeluarkan sedekah di malam dan siang hari Jumat memiliki pahala seribu kali lipat dari hari lainnya. Ketiga belas, membeli buah-buahan dan daging yang segar untuk keluarga sehingga mereka gembira dengan datangnya hari Jumat. Keempat belas, ketika lapar, makanlah buah delima dan tujuh lembar daun sebelum waktu zawâl. Diriwayatkan bahwa Imam Musa bin Ja’far as berkata, “Sesiapa memakan satu biji buah delima pada hari Jumat dalam keadaan lapar, niscaya hatinya akan bercahaya hingga 40 hari, jika ia memakan dua biji buah delima, hatinya akan bercahaya hingga 80 hari, dan jika ia memakan tiga biji buah delima, hatinya akan bercahaya hingga 120 hari. (Di samping itu), buah delima itu akan menjauhkan godaan setan; sesiapa yang terhindarkan dari godaan setan, maka ia tidak bermaksiat kepada Allah, dan sesiapa tidak bermaksiat kepada Allah, niscaya ia akan masuk surga.” Syekh Thusi ra dalam Mishbâh al-Mutahajjid berkata, “Sangat banyak keutamaan yang telah dinukil dalam hadis-hadis berkenaan makan buah delima di siang dan malam hari Jumat.” Kelima belas, tidak menyibukkan diri dengan urusan duniawi, sibukkanlah diri kita dengan belajar ilmu agama. Janganlah kita jadikan hari Jumat (sebagai hari terbaik) untuk melakukan piknik, rekreasi ke taman-taman yang indah, berteman dengan orang-orang hina yang tidak merasa memiliki tanggung jawab, memperolokkan dan mengghibah orang lain, tertawa terbahak-bahak, membaca syair, melakukan hal-hal yang tidak perlu, dan lain-lain. Karena akibat buruk semua perilaku di atas lebih banyak dari yang kita bayangkan. Imam Ja’far Shadiq as berkata, “Sangatlah rugi seorang Muslim yang enggan menjadikan hari Jumat sebagai hari untuk mempelajari ilmu agama, dan untuk yang satu ini, ia tidak rela mengorbankan kegiatan-kegiatan lainnya.” Rasulullah saw bersabda, “Ketika kalian melihat seorang tua bangka menceritakan sejarah jahiliah dan masalah-masalah kufur pada hari Jumat, lemparlah ia dengan kerikil.” Keenam belas, membaca shalawat 1000 kali. Imam Muhammad Baqir as berkata, “Tiada ibadah yang lebih kucintai pada hari Jumat dari membaca shalawat untuk Muhammad dan keluarganya as.” Penulis berkata, “Jika tidak ada kesempatan yang cukup (untuk itu), minimal kita harus membacanya 100 kali, supaya wajah kita bercahaya pada hari kiamat. Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa sesiapa membaca shalawat, astaghfirullâha rabbî wa atûbu ilayh, dan surah at-Tauhîd (Qul Huwallahu Ahad...) 100 kali pada hari Jumat, niscaya dosa-dosanya akan diampuni.” Dalam hadis yang lain disebutkan bahwa mengirimkan shalawat untuk Muhammad dan keluarganya di antara shalat Zhuhur dan Ashar sama dengan 70 kali haji. Ketujuh belas, menziarahi Rasulullah saw dan para imam maksum as. Cara-caranya akan disebutkan pada bab Ziarah pada bab berikutnya. Kedelapan belas, berziarah ke kuburan orang-orang yang sudah meninggal dunia, (khususnya) kedua orang tua, karena hal itu memiliki keutamaan. Imam Muhammad Baqir as berkata, “Berziarahlah ke (kuburan) orang-orang yang meninggal dunia pada hari Jumat, karena mereka mengetahui siapa yang datang menziarahi mereka, dan (dengan itu) mereka akan bahagia.” Kesembilan belas, membaca doa Nudbah. Doa ini adalah salah satu amalan yang dianjurkan untuk dibaca pada empat hari raya, dan akan disebutkan kemudian insya Allah. Kedua puluh, di samping shalat sunnah khusus hari Jumat yang berjumlah 20 rakaat; 6 rakaat pertama – menurut pendapat masyhur – dikerjakan (di pagi hari) ketika matahari mulai naik ke atas, 6 rakaat kedua dikerjakan ketika hari sudah mulai siang (sekitar pukul 10.00 pagi – pen.), 6 rakaat ketiga dikerjakan sebelum zawâl, 2 rakaat dikerjakan setelah zawâl sebelum melaksanakan shalat wajib, atau 6 rakaat pertama dikerjakan setelah melakukan shalat Jumat atau Zhuhur sebagaimana hal itu telah disebutkan dengan rinci di dalam buku-buku fikih dan kitab-kitab doa, terdapat shalat-shalat sunnah lainnya meskipun hal itu tidak dikhususkan untuk hari Jumat, namun mengerjakannya pada hari Jumat adalah lebih utama. Di antaranya: [1] ‘Allâmah Majlisî berkata, “Menurut riwayat Ali bin Ibrahim dan al-Kulainî, ayat Kursî ‘alat tanzîl adalah sebagai berikut: أللهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّمَوَاتِ وَ مَا فِي الْأَرْضِ وَ مَا بَيْنَهُمَا وَ مَا تَحْتَ الثَّرَى عَالِمُ الْغَيْبِ وَ الشَّهَادَةِ الرَّحْمَنُ الرَّحِيْمُ مَنْ ذَا الَّذِيْ ... هُمْ فِيْهَا خَالِدُوْنَ، وَ الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar