Total Tayangan Halaman

Sabtu, 29 Agustus 2020

h. Doa al-‘Adîlah

Doa al-‘Adîlah بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ وَ الْمَلاَئِكَةُ وَ أُولُوا الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيمُ، Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang Allah bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Ia, (begitu juga) para malaikat dan orang-orang yang berilmu, sedangkan Ia selalu berlaku adil (terhadap semua makhluk). Tiada Tuhan selain Ia Yang Mahamulia dan Mahabijaksana. إِنَّ الدِّيْنَ عِنْدَ اللَّهِ اْلإِسْلاَمُ، وَ أَنَا الْعَبْدُ الضَّعِيْفُ الْمُذْنِبُ الْعَاصِي الْمُحْتَاجُ الْحَقِيْرُ، أَشْهَدُ لِمُنْعِمِيْ وَ خَالِقِيْ وَ رَازِقِيْ وَ مُكْرِمِيْ كَمَا شَهِدَ لِذَاتِهِ وَ شَهِدَتْ لَهُ الْمَلاَئِكَةُ وَ أُولُوا الْعِلْمِ مِنْ عِبَادِهِ بِأَنَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ ذُو النِّعَمِ وَ اْلإِحْسَانِ وَ الْكَرَمِ وَ اْلإِمْتِنَانِ، قَادِرٌ أَزَلِيٌّ عَالِمٌ أَبَدِيٌّ حَيٌّ أَحَدِيٌّ مَوْجُوْدٌ سَرْمَدِيٌّ سَمِيْعٌ بَصِيْرٌ مُرِيْدٌ كَارِهٌ مُدْرِكٌ صَمَدِيٌّ يَسْتَحِقُّ هَذِهِ الصِّفَاتِ، وَ هُوَ عَلَى مَا هُوَ عَلَيْهِ فِيْ عِزِّ ِصفَاتِهِ، Sesungguhnya agama di sisi Allah hanyalah Islam (penyerahan diri), dan aku adalah seorang hamba yang lemah, berlumuran dosa, penuh maksiat, membutuhkan, (dan) hina. Aku bersaksi atas (keesaan) Pemberi karuniaku, Penciptaku, Pemberi rezekiku, dan Zat yang selalu memuliakanku sebagaimana Ia bersaksi untuk diri-Nya, dan para malaikat serta orang-orang yang berilmu dari hamba-hamba-Nya juga bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Ia,Pemilik kekaruniaan dan kebajikan, serta kedermawanan dan anugerah. Ia Mahakuasa, Azali, Maha Mengetahui, Abadi, Mahahidup, Mahatunggal, Mahaada, Mahakekal, Maha Mendengar, Maha Melihat, Maha Berkehendak, Maha Membenci (keburukan), Maha Menggapai, dan Mahakaya. Ia berhak untuk menyandang semua sifat itu, dan Ia—dengan semua sifat yang dimilikinya yang tak terpisah dari Zat-Nya itu— كَانَ قَوِيًّا قَبْلَ وُجُوْدِ الْقُدْرَةِ وَ الْقُوَّةِ، وَ كَانَ عَلِيْمًا قَبْلَ إِيجَادِ الْعِلْمِ وَ الْعِلَّةِ، لَمْ يَزَلْ سُلْطَانًا إِذْ لاَ مَمْلَكَةَ وَ لاَ مَالَ، وَ لَمْ يَزَلْ سُبْحَانًا عَلَى جَمِيْعِ اْلأَحْوَالِ، وُجُودُهُ قَبْلَ الْقَبْلِ فِيْ أَزَلِ اْلآزَالِ، وَ بَقَاؤُهُ بَعْدَ الْبَعْدِ مِنْ غَيْرِ انْتِقَالٍ وَ لاَ زَوَالٍ، غَنِيٌّ فِي اْلأَوَّلِ وَ اْلآخِرِ، مُسْتَغْنٍ فِي الْبَاطِنِ وَ الظَّاهِرِ، Mahakuat sebelum adanya kemampuan dan kekuatan, Maha Mengetahui sebelum menciptakan ilmu dan (semua) sebab, selalu menjadi Raja Diraja meskipun belum terwujud kerajaan dan harta, dan senantiasa Mahasuci dalam semua kondisi. Wujud-Nya (telah ada) sebelum segala sesuatu terwujud di alam azali dan kekekalan-Nya (akan terus berlanjut) setelah semua sirna tanpa perubahan sedikit pun, Ia Mahakaya sejak awal hingga akhir (ciptaan), لاَ جَوْرَ فِي قَضِيَّتِهِ وَ لاَ مَيْلَ فِي مَشِيَّتِهِ، وَ لاَ ظُلْمَ فِيْ تَقْدِيْرِهِ وَ لاَ مَهْرَبَ مِنْ حُكُومَتِهِ، وَ لاَ مَلْجَأَ مِنْ سَطَوَاتِهِ وَ لاَ مَنْجَى مِنْ نَقِمَاتِهِ، Tak Membutuhkan di batin dan lahir-Nya, tiada kezaliman dalam ketentuan-Nya, tiada kecondongan (terhadap sesuatu) dalam kehendak-Nya, tiada kezaliman dalam takdir-Nya, tiada tempat pelarian dari kekuasaan-Nya, tiada tempat berlindung dari amarah-Nya, dan tiada tempat menyelamatkan diri dari siksa-Nya سَبَقَتْ رَحْمَتُهُ غَضَبَهُ وَ لاَ يَفُوْتُهُ أَحَدٌ إِذَا طَلَبَهُ، أَزَاحَ الْعِلَلَ فِي التَّكْلِيفِ وَ سَوَّى التَّوْفِيْقَ بَيْنَ الضَّعِيْفِ وَ الشَّرِيفِ، مَكَّنَ أَدَاءَ الْمَأْمُوْرِ وَ سَهَّلَ سَبِيْلَ اجْتِنَابِ الْمَحْظُوْرِ، لَمْ يُكَلِّفِ الطَّاعَةَ إِلاَّ دُوْنَ الْوُسْعِ وَ الطَّاقَةِ، Rahmat-Nya telah mengalahkan amarah-Nya dan siapa pun tak 'kan kehilangan diri-Nya ketika mencari-Nya, Ia telah memusnahkan segala rintangan supaya taklif (terlaksana) dan menyamakan taufik antara orang yang lemah dan mulia, Ia telah mempersiapkan (lahan sesuai) demi pelaksanaan segala titah-Nya dan mempermudah jalan untuk menghindari larangan-Nya, serta tidak mewajibkan menaati-Nya kecuali sesuai dengan kemampuan. سُبْحَانَهُ مَا أَبْيَنَ كَرَمَهُ وَ أَعْلَى شَأْنَهُ، سُبْحَانَهُ مَا أَجَلَّ نَيْلَهُ وَ أَعْظَمَ إِحْسَانَهُ، بَعَثَ اْلأَنْبِيَاءَ لِيُبَيِّنَ عَدْلَهُ وَ نَصَبَ اْلأَوْصِيَاءَ لَيُظْهِرَ طَوْلَهُ وَ فَضْلَهُ، وَ جَعَلَنَا مِنْ أُمَّةِ سَيِّدِ اْلأَنْبِيَاءِ وَ خَيْرِ اْلأَوْلِيَاءِ وَ أَفْضَلِ اْلأَصْفِيَاءِ وَ أَعْلَى اْلأَزْكِيَاءِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ وَ سَلَّمَ، آمَنَّا بِهِ وَ بِمَا دَعَانَا إِلَيْهِ وَ بِالْقُرْآنِ الَّذِيْ أَنْزَلَهُ عَلَيْهِ وَ بِوَصِيِّهِ الَّذِيْ نَصَبَهُ يَوْمَ الْغَدِيْرِ وَ أَشَارَ بِقَوْلِهِ هَذَا عَلِيٌّ إِلَيْهِ، Mahasuci Ia, alangkah tampak jelas anugerah-Nya dan alangkah tinggi kedudukan-Nya, Mahasuci Ia, alangkah besar pemberian-Nya dan alangkah agung kebajikan-Nya. Ia telah memngutus para nabi demi menjelaskan keadilan-Nya dan menentukan para washi demi menampakkan anugerah-Nya, serta menjadikan kami dari umat jujungan para nabi, kekasih terbaik, pilihan termulia, dan orang suci teragung, Muhammad saw. Kami beriman kepadanya dan kepada ajaran yang kami diajak untuk mengikutinya, serta kepada al-Quran yang telah diturunkan kepadanya dan kepada washinya yang telah ditentukannya pada hari Ghadir dan mengisyaratkan dengan sabdanya, "Ini adalah Ali" kepadanya. وَ أَشْهَدُ أَنَّ اْلأَئِمَّةَ اْلأَبْرَارَ وَ الْخُلَفَاءَ اْلأَخْيَارَ بَعْدَ الرَّسُوْلِ الْمُخْتَارِ عَلِيٌّ قَامِعُ الْكُفَّارِ وَ مِنْ بَعْدِهِ سَيِّدُ أَوْلاَدِهِ الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ، ثُمَّ أَخُوْهُ السِّبْطُ التَّابِعُ لِمَرْضَاةِ اللَّهِ الْحُسَيْنُ، ثُمَّ الْعَابِدُ عَلِيٌّ، ثُمَّ الْبَاقِرُ مُحَمَّدٌ، ثُمَّ الصَّادِقُ جَعْفَرٌ، ثُمَّ الْكَاظِمُ مُوسَى، ثُمَّ الرِّضَا عَلِيٌّ، ثُمَّ التَّقِيُّ مُحَمَّدٌ، ثُمَّ النَّقِيُّ عَلِيٌّ، ثُمَّ الزَّكِيُّ الْعَسْكَرِيُّ الْحَسَنُ، ثُمَّ الْحُجَّةُ الْخَلَفُ الْقَائِمُ الْمُنْتَظَرُ الْمَهْدِيُّ الْمُرْجَى الَّذِيْ بِبَقَائِهِ بَقِيَتِ الدُّنْيَا، وَ بِيُمْنِهِ رُزِقَ الْوَرَى، وَ بِوُجُوْدِهِ ثَبَتَتِ اْلأَرْضُ وَ السَّمَاءُ، وَ بِهِ يَمْلأُ اللَّهُ اْلأَرْضَ قِسْطًا وَ عَدْلاً بَعْدَ مَا مُلِئَتْ ظُلْمًا وَ جَوْرًا، Dan aku bersaksi bahwa para imam yang saleh dan khalifah yang baik setelah Rasul terpilih adalah Ali, pembasmi orang-orang kafir, dan setelahnya adalah putranya yang terbesar, Hasan bin Ali, kemudian saudaranya, seorang cucu yang selalu mementingkan ridha Allah, Husain, lalu Ali Zainal Abidin, lalu Muhammad Baqir, lalu Ja'far Shadiq, lalu Musa Kazhim, lalu Ali Ridha, lalu Muhammad Taqi, lalu Ali Naqi, lalu Hasan Zaki Askari, lalu al-Hujjah, al-Qâ`im, al-Muntazhar, al-Mahdi, harapan (seluruh makhluk jagad) yang dengan keberadaannya dunia masih ada, dengan berkah (keberadaan)nya umat manusia diberi rezeki, dengan wujudnya bumi dan langit tegak berdiri, dan dengan (perantara)nya Allah akan memenuhi bumi ini dengan keadilan setelah ia didominasi oleh kezaliman dan kelaliman. وَ أَشْهَدُ أَنَّ أَقْوَالَهُمْ حُجَّةٌ، وَ امْتِثَالَهُمْ فَرِيْضَةٌ، وَ طَاعَتَهُمْ مَفْرُوضَةٌ، وَ مَوَدَّتَهُمْ لازِمَةٌ مَقْضِيَّةٌ، وَ الاقْتِدَاءَ بِهِمْ مُنْجِيَةٌ، وَ مُخَالَفَتَهُمْ مُرْدِيَةٌ، وَ هُمْ سَادَاتُ أَهْلِ الْجَنَّةِ أَجْمَعِيْنَ وَ شُفَعَاءُ يَوْمِ الدِّينِ وَ أَئِمَّةُ أَهْلِ اْلأَرْضِ عَلَى الْيَقِيْنِ وَ أَفْضَلُ اْلأَوْصِيَاءِ الْمَرْضِيِّيْنَ، Aku bersaksi bahwa semua titah mereka adalah hujjah, mengerjakan (perintah) mereka adalah kewajiban, menaati mereka adalah wajib, mencintai mereka adalah lazim, mengikuti (jejak) mereka adalah penyelamat, dan menentang mereka adalah pendatang celaka. Mereka adalah para penghulu seluruh penduduk surga, pemberi syafaat pada Hari Kiamat, para pemimpin penduduk bumi yang semestinya, dan para washi yang paling utama dan diridhai. وَ أَشْهَدُ أَنَّ الْمَوْتَ حَقٌّ، وَ مُسَاءَلَةَ الْقَبْرِ حَقٌّ، وَ الْبَعْثَ حَقٌّ، وَ النُّشُوْرَ حَقٌّ، وَ الصِّرَاطَ حَقٌّ، وَ الْمِيْزَانَ حَقٌّ، وَ الْحِسَابَ حَقٌّ، وَ الْكِتَابَ حَقٌّ، وَ الْجَنَّةَ حَقٌّ، وَ النَّارَ حَقٌّ، وَ أَنَّ السَّاعَةَ آتِيَةٌ لاَ رَيْبَ فِيهَا، وَ أَنَّ اللَّهَ يَبْعَثُ مَنْ فِي الْقُبُوْرِ، Aku bersaksi bahwa kematian adalah benar, pertanyaan kubur adalah benar, Hari Kebangkitan adalah benar, hari Mahsyar adalah benar, shirath adalah benar, timbangan (amal) adalah benar, hari hisab adalah benar, buku (catatan amal) adalah benar, surga adalah benar, neraka adalah benar, Hari Kiamat pasti akan tiba tiada keraguan tentangnya, dan Allah akan membangkitkan orang yang berada di dalam kubur اَللَّهُمَّ فَضْلُكَ رَجَائِيْ وَ كَرَمُكَ وَ رَحْمَتُكَ أَمَلِيْ، لاَ عَمَلَ لِيْ أَسْتَحِقُّ بِهِ الْجَنَّةَ وَ لاَ طَاعَةَ لِيْ أَسْتَوْجِبُ بِهَا الرِّضْوَانَ إِلاَّ أَنِّيْ اعْتَقَدْتُ تَوْحِيْدَكَ وَ عَدْلَكَ، وَ ارْتَجَيْتُ إِحْسَانَكَ وَ فَضْلَكَ، وَ تَشَفَّعْتُ إِلَيْكَ بِالنَّبِيِّ وَ آلِهِ مِنْ أَحِبَّتِكَ، وَ أَنْتَ أَكْرَمُ اْلأَكْرَمِيْنَ وَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِيْنَ، وَ صَلَّى اللَّهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَ آلِهِ أَجْمَعِيْنَ الطَّيِّبِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ وَ سَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا كَثِيْرًا، وَ لاَ حَوْلَ وَ لاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ، Ya Allah, karunia-Mu adalah harapanku, anugerah dan rahmat-Mu adalah pengharapanku. Tiada bagiku amalan yang menyebabkan aku berhak atas surga dan tiada bagiku ketaatan yang memberhakkan aku mendapat ridha(-Mu), kecuali aku meyakini keesaan dan keadilan-Mu, mengharapkan kebajikan dan karunia-Mu, dan menanti syafaat Nabi dan keluarganya yang Kaucintai untuk menemui-Mu, sedangkan Engkau lebih dermawan dari mereka yang dermawan dan lebih pengasih dari mereka yang pengasih. Semoga Allah selalu mencurahkan shalawat dan salam yang tak terhingga atas Nabi kita, Muhammad dan seluruh keluarganya yang suci, dan tiada daya dan kekuatan kecuali dengan (pertolongan) Allah Yang Mahatinggi dan Mahaagung اللَّهُمَّ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، إِنِّيْ أَوْدَعْتُكَ يَقِيْنِيْ هَذَا وَ ثَبَاتَ دِيْنِيْ وَ أَنْتَ خَيْرُ مُسْتَوْدَعٍ وَ قَدْ أَمَرْتَنَا بِحِفْظِ الْوَدَائِعِ، فَرُدَّهُ عَلَيَّ وَقْتَ حُضُوْرِ مَوْتِيْ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ Ya Allah, wahai Yang lebih Pengasih dari mereka yang pengasih, aku titipkan keyakinanku ini dan keteguhan (dalam memegang) agamaku kepada-Mu, dan Engkau adalah orang terbaik yang dapat diserahi titipan. Engkau telah memerintahkan kami untuk menjaga semua titipan (orang lain), maka kembalikanlah titipanku itu kepadaku ketika kematianku tiba, demi rahmat-Mu, wahai Yang lebih Pengasih dari mereka yang pengasih. Pengarang kitab (Mafâtîh al-Jinân) berkata, "Dalam beberapa doa ma`tsûr (berasal dari para maksum as) disebutkan, 'Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari 'adîlah ketika maut tiba'". Arti dari kata 'adîlah adalah meninggalkan kebenaran dan merangkul kebatilan. Setan akan datang menghampiri setiap orang yang sedang sekarat untuk menggodanya dan menimbulkan keraguan (dalam hatinya) sehingga melucuti imannya. Karena itu, banyak doa yang (dianjurkan dibaca) untuk menghindarkan diri dari itu semua. Fakhrul Muhaqqiqin ra berkata, "Sesiapa ingin selamat dari 'adîlah itu, hendaknya ia memperkuat iman dan lima pokok agamanya dengan argumentasi-argumentasi yang kuat dan kebersihan jiwa, dan serahkanlah semua itu kepada Allah supaya Ia mengembalikannya kepadanya ketika ajal tiba. Caranya adalah membaca doa berikut ini setelah meresapi semua pokok akidahnya (yang telah termaktub dalam doa di atas dengan baik) اَللَّهُمَّ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، إِنِّيْ قَدْ أَوْدَعْتُكَ يَقِيْنِيْ هَذَا وَ ثَبَاتَ دِيْنِيْ وَ أَنْتَ خَيْرُ مُسْتَوْدَعٍ وَ قَدْ أَمَرْتَنَا بِحِفْظِ الْوَدَائِعِ فَرُدَّهُ عَلَيَّ وَقْتَ حُضُوْرِ مَوْتِيْ Ya Allah, wahai Yang lebih Pengasih dari mereka yang pengasih, aku titipkan keyakinanku ini dan keteguhan (dalam memegang) agamaku kepada-Mu, dan Engkau adalah orang terbaik yang dapat diserahi titipan. Engkau telah memerintahkan kami untuk menjaga semua titipan (orang lain), maka kembalikanlah titipanku itu kepadaku ketika kematianku tiba. Menurut pendapatnya, membaca doa 'Adîlah yang mulia ini dan memahami kandungannya sangat bermanfaat untuk menjaga diri dari 'adîlah ketika ajal tiba. Lalu, apakah doa ini berasal dari para maksum as atau dikte seorang ulama, seorang muhaddits tersohor, guru kami, Syekh Haji Mirza Husain Nuri (semoga Allah menerangkan kuburnya) berkata, "Adapun doa 'Adîlah yang sudah masyhur itu adalah karangan sebagian ulama, bukan berasal dari imam maksum as dan juga tidak disebutkan dalam buku-buku para ulama hadis." Ketahuilah, Syekh Thusi ra meriwayatkan dari Muhammad bin Sulaiman Dailami bahwa ia berkata, "Aku pernah bertanya kepada Imam Shâdiq as, ‘Para pengikut Anda berpendapat bahwa iman itu ada dua macam: iman yang tetap dan kokoh, dan iman pinjaman yang dapat sirna. Karena itu, ajarkanlah kepadaku sebuah doa yang jika aku membacanya, niscaya imanku akan sempurna tidak akan pernah sirna". Beliau berkata, "Setiap selesai melaksanakan shalat wajib bacalah: رَضِيْتُ بِاللَّهِ رَبًّا وَ بِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ نَبِيًّا وَ بِاْلإِسْلاَمِ دِيْنًا وَ بِالْقُرْآنِ كِتَابًا وَ بِالْكَعْبَةِ قِبْلَةً وَ بِعَلِيٍّ وَلِيًّا وَ إِمَامًا وَ بِالْحَسَنِ وَ الْحُسَيْنِ وَ عَلِيِّ بْنِ الْحُسَيْنِ وَ مُحَمَّدِ بْنِ عَلِيٍّ وَ جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ وَ مُوْسَى بْنِ جَعْفَرٍ وَ عَلِيِّ بْنِ مُوْسَى وَ مُحَمَّدِ بْنِ عَلِيٍّ وَ عَلِيِّ بْنِ مُحَمَّدٍ وَ الْحَسَنِ بْنِ عَلِيٍّ وَ الْحُجَّةِ بْنِ الْحَسَنِ صَلَوَاتُ اللَّهِ عَلَيْهِمْ أَئِمَّةً، اَللَّهُمَّ إِنِّيْ رَضِيْتُ بِهِمْ أَئِمَّةً، فَارْضَنِيْ لَهُمْ، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْ‏ءٍ قَدِيْر Aku rela Allah sebagai Tuhan(ku), Muhammad saw sebagai nabi(ku), Islam sebagai agama(ku), al-Quran sebagai kitab(ku), Ka'bah sebagai kiblat(ku), Ali sebagai wali dan imam(ku), Hasan, Husain, Ali bin Husain, Muhammad bin Ali, Ja'far bin Muhammad, Musa bin Ja'far, Ali bin Musa, Muhammad bin Ali, Ali bin Muhammad, Hasan bin Ali dan al-Hujjah bin Hasan sebagai imam-imam(ku). Aku ridha mereka sebagai para imam(ku), maka ridhailah aku demi mereka. Karena Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar