Total Tayangan Halaman

Kamis, 27 Agustus 2020

b.3. Malam Ketiga Belas

b.3. Malam Ketiga Belas Ketahuilah, disunahkan di malam ketiga belas bulan Rajab, Syakban, dan Ramadhan untuk melakukan shalat sebanyak dua rakaat, setiap rakaat membaca surah al-Fâtihah sekali, Yâsîn, al-Mulk, dan at-Tauhîd. Di malam keempat belas melaksanakan shalat sebanyak empat rakaat dengan cara seperti di atas dengan dua kali salam. Di malam kelima belas melakukan shalat sebanyak enam rakaat dengan tiga kali salam dengan cara yang sama. Diriwayatkan dari Imam Ja‘far Shadiq as, bahwa sesiapa melakukan amalan tersebut, niscaya ia akan mendapatkan keutamaan ketiga bulan tersebut dan seluruh dosanya, selain dosa syirik, akan diampuni. b.4. Hari Ketiga Belas Hari ini adalah hari pertama ayyâm al-bîdh dan berpuasa pada hari tersebut serta dua hari setelahnya (tanggal 14 dan 15—peny.) memiliki pahala yang tak terhingga. Sesiapa ingin melakukan amalan Ibunda Daud as, hendaknya berpuasa pada hari ini. Menurut pendapat masyhur, hari ini adalah hari kelahiran Amirul Mukminin as di dalam Ka‘bah setelah tiga puluh tahun peristiwa Pasukan Gajah berlalu. b.5. Malam Nishfu Rajab (Malam Kelima Belas) Malam ini adalah malam yang mulia. Di dalamnya tercatat beberapa amalan: Pertama, mandi. Kedua, menghidupkan malam tersebut dengan ibadah sebagaimana dikatakan oleh Allamah Majlisi ra. Ketiga, menziarahi Imam Husain as. Keempat, melaksanakan shalat sebanyak enam rakaat seperti telah disebutkan pada amalan malam ketiga belas. Kelima, melakukan shalat sebanyak tiga puluh rakaat, setiap rakaat membaca surah al-Fâtihah dan sepuluh kali surah at-Tauhîd. Shalat ini diriwayatkan oleh Sayid (Ibnu Thawus ra) dari Rasulullah Muhammad saw dengan keutamaan yang tak terhingga. Keenam, melaksanakan shalat sebanyak dua belas rakaat dengan mengucapkan salam setiap dua rakaat, setiap rakaat membaca surah al-Fâtihah, at-Tauhîd, al-Falaq, an-Nâs, Ayat Kursi, dan surah al-Qadr, masing-masing sebanyak empat kali. Setelah mengucapkan salam, bacalah (doa berikut) sebanyak empat kali: اللَّهُ اللَّهُ رَبِّيْ لاَ أُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا وَ لاَ أَتَّخِذُ مِنْ دُوْنِهِ وَلِيًّا Allah! Allah Tuhanku! Aku tidak mempersekutukan-Nya! Aku tidak menjadikan selain-Nya sebagai penolongku. Lalu, mintalah setiap kebutuhan. Shalat dengan cara di atas diriwayatkan oleh Sayid (Ibnu Thawus ra) dari Imam Ja‘far Shadiq as, sedangkan Syekh Thusi ra dalam kitab al-Mishbâh menjelaskan bahwa Daud bin Sarhan meriwayatkan dari Imam Ja‘far Shadiq as, “Di malam Nishfu Rajab, kerjakanlah shalat sebanyak dua belas rakaat dan bacalah surah al-Fâtihah dan surah di setiap rakaat. Setelah selesai melakukan shalat, bacalah surah al-Fâtihah, al-Mu’awwadzatain (surah al-Falaq dan an-Nâs), al-Ikhlâsh, dan ayat Kursi masing-masing sebanyak empat kali. Setelah itu, bacalah, سُبْحَانَ اللَّهِ وَ الْحَمْدُ لِلَّهِ وَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَ اللَّهُ أَكْبَرُ sebanyak empat kali. Lalu, bacalah اللَّهُ أَكْبَرُ رَبِّيْ لاَ أُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا وَ مَا شَاءَ اللَّهُ وَ لاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ اْلعَلِيُّ اْلعَظِيْمُ. Lakukanlah amalan itu juga pada malam kedua puluh tujuh.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar