Total Tayangan Halaman

Kamis, 27 Agustus 2020

b.7. Hari Kedua Puluh Lima dan b.8. Malam Kedua Puluh Tujuh

b.7. Hari Kedua Puluh Lima Tanggal 25 Rajab 183 H adalah hari syahadah Imam Musa Kazhim bin Ja‘far as. Beliau wafat di usia 55 tahun. Hari itu seperti hari baru derita keluarga Nabi Muhammad yang tak kunjung usai. b.8. Malam Kedua Puluh Tujuh Malam ini adalah malam mab’ats (diutusnya Nabi Muhammad saw sebagai rasul). Salah satu malam penuh berkah. Pada malam ini terdapat beberapa amalan: Pertama, dalam kitab al-Mishbâh, Syekh Thusi ra meriwayatkan bahwa Imam Abu Ja‘far al-Jawad berkata, “Sesungguhnya di bulan Rajab terdapat sebuah malam yang lebih utama dari bumi dan segala isinya. Malam itu adalah malam dua puluh tujuh Rajab. Pada pagi hari setelah malam itu, Rasulullah saw diutus mengemban risalah Islam. Sesiapa, atau jika pengikut kami mengamalkan (sebuah amalan) pada malam itu, ia akan mendapatkan pahala dari ibadah yang dilakukan selama enam puluh tahun.” Salah seorang sahabat bertanya, “Apakah amalan pada malam itu?” Beliau menjawab, “Setelah melakukan shalat Isya`, tidurlah. Lalu, bangunlah pada jam yang kau kehendaki sebelum tengah malam tiba. Kerjakanlah shalat sebanyak dua belas rakaat. Bacalah surah al-Fâtihah dan salah satu surah pendek dari surah-surah Mufashshal di setiap rakaatnya. Surah-surah Mufashshal adalah surah Muhammad hingga akhir al-Qur’an. Bacalah salam seusai mengerjakan dua belas rakaat sepenuhnya, duduklah dan bacalah surah al-Fâtihah, al-Falaq, an-Nâs, at-Tauhîd, al-Kâfirûn, al-Qadr, dan ayat Kursi masing-masing sebanyak tujuh kali. Setelah itu, bacalah: الْحَمْدُ لِلَّٰهِ الَّذِيْ لَمْ يَتَّخِذْ وَ لَدًا وَ لَمْ يَكُنْ لَهُ شَرِيْكٌ فِي الْمُلْكِ وَ لَمْ يَكُنْ لَهُ وَ لِيٌّ مِنَ الذُّلِّ وَ كَبِّرْهُ تَكْبِيْرًا، اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ بِمَعَاقِدِ عِزِّكَ عَلَى أَرْكَانِ عَرْشِكَ وَمُنْتَهَى الرَّحْمَةِ مِنْ كِتَابِكَ وَ بِاسْمِكَ اْلأَعْظَمِ اْلأَعْظَمِ اْلأَعْظَمِ وَ ذِكْرِكَ اْلأَعْلَى اْلأَعْلَى اْلأَعْلَى وَ بِكَلِمَاتِكَ التَّامَّاتِ أَنْ تُصَلِّيَ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِهِ وَ أَنْ تَفْعَلَ بِيْ مَاأَنْتَ أَهْلُهُ Segala puji bagi Allah yang tidak beranak! Tidak bersekutu di kerajaan-Nya. Tidak memerlukan penolong dari kehinaan! Agungkanlah Ia seagung-agungnya!, Ya Allah! Aku memohon-Mu demi kemuliaan-Mu di pilar-pilar Arsy-Mu, demi rahmat tak terhingga di Kitab-Mu, demi asma-Mu yang teragung, demi zikir-Mu yang tertinggi dan demi kalimat-kalimat-Mu yang sempurna! Anugerahkanlah shalawat kepada Muhammad dan keluarganya! Perlakukan aku sesuai dengan kelayakan-Mu. Lalu, mintalah segala keperluan Anda!” Pada malam ini diisunahkan untuk mandi dan melakukan shalat seperti yang telah disebutkan pada amalan Nishfu Rajab. Kedua, berziarah kepada Amirul Mukminin Ali bin Abu Thalib as. Ziarah ini adalah amalan yang paling utama pada malam ini. Terdapat tiga cara ziarah kepada beliau pada malam yang akan disebutkan di Bab Ziarah nanti. Abu Abdillah Muhammad bin Bathuthah, salah seorang ulama besar Ahlusunah yang hidup enam ratus tahun silam, menyebutkan perihal raudhah dan makam Amirul Mukminin Ali bin Abu Thalib as di buku kisah pengembaraannya yang dikenal dengan nama Rihlah Ibnu Bathûthah. Ibnu Bathuthah menjelaskan kisahnya ketika meninggalkan Makkah dan memasuki Najaf Asyraf. Ia berkeyakinan bahwa seluruh penduduk kota Najaf adalah kaum Rafidhi. Ibnu Bathuthah berkisah, “Makam tersebut memiliki karamah yang sangat banyak, di antaranya adalah di malam dua puluh tujuh Rajab yang dinamakan oleh mereka dengan nama lailatul mahyâ (Malam Kehidupan), orang-orang yang lumpuh berdatangan ke raudhah beliau (Imam Ali) dari Irak, Arak, Khurasan, Syiraz, dan Romawi. Jumlah mereka mencapai kira-kira tiga puluh hingga empat puluh orang. Setelah waktu Isya berlalu, mereka dibawa mendekat ke makam beliau. Masyarakat yang hadir di situ berkumpul dan menunggu kesembuhan orang-orang lumpuh tersebut. Tindakan mereka di makam itu beraneka ragam, ada yang melaksanakan shalat, membaca zikir, membaca al-Quran, atau sekedar memandang makam beliau hingga pertengahan atau dua pertiga malam berlalu. Pada waktu itu, orang-orang lumpuh yang sebelumnya tidak dapat bergerak sama sekali, bisa bangun dengan badan sehat wal afiat seperti tak pernah mengidap penyakit apapun. Di antara mereka ada yang berseru, لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ مُحَمَّدُ رَسُوْلُ اللَّهِ عَلِيٌ وَلِيُّ اللَّهِ Tiada tuhan selain Allah, Muhammad utusan Allah, Ali wali Allah. Kisah ini sangat terkenal. Meski aku tidak pernah mengalami peristiwa malam itu secara langsung, namun aku mendengar sendiri dari orang-orang terpercaya di situ. Aku pernah melihat tiga orang lumpuh yang tidak mampu bergerak berada di sebuah madrasah, tempat menerima tamu. Masing-masing mereka berasal dari Romawi, Isfahan, dan Khurasan. Aku bertanya kepada mereka, ‘Mengapa kalian belum sembuh dan masih tinggal di sini?’ Mereka menjawab, ‘Kami tidak sempat melewati malam dua puluh tujuh di tempat ini. Kami berharap dengan tinggal di sini, bisa melewati malam dua puluh tujuh (bulan Rajab) tahun depan. Kami berharap memperoleh kesembuhan.’ Malam ini, banyak sekali masyarakat yang berdatangan dari luar kota, mereka mendirikan pasar selama sepuluh hari.” Penulis kitab ini berkata, “Anda jangan menganggap aneh peristiwa itu. Mukjizat dan karamah yang telah terbukti dari makam-makam suci tak terhitung banyaknya. Pada bulan Syawal 1343 yang lalu, ada tiga wanita lumpuh yang tidak bisa disembuhkan oleh banyak dokter, mereka bisa sembuh di makam Imam Ali bin Musa ar-Ridha as. Mukjizat-mukjizat makam suci itu sudah diketahui oleh semua orang selayak matahari di siang bolong, seperti peristiwa terbukanya pintu kota Najaf bagi penduduk Arab Badui. Peristiwa sembuhnya tiga orang wanita itu dibenarkan oleh dokter yang pernah mendiagnosis perempuan-perempuan lumpuh tersebut. Sebagian dokter menulis pernyataannya tentang kesembuhan para wanita itu. Saya ingin menulis buku ini dengan ringkas, jadi jika cerita ini tidak keluar dari topik pembahasan, niscaya sudah saya nukilkan kisah tersebut secara sempurna.” Untuk peristiwa ini, Syekh Hurr Amili bersyair: Berkah tampak dari makamnya setiap hari kemarin seperti esok Orang buta dan sakit mendapat kesembuhan karena doa zarihnya terkabul. Ketiga, di kitab al-Balad al-Amîn, Syekh Kaf‘ami berkata, “Bacalah doa (berikut) pada malam mab’ats: اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِالتَّجَلِّيِ اْلأَعْظَمِ فِيْ هَذِهِ اللَّيْلَةِ مِنَ الشَّهْرِ الْمُعَظَّمِ وَ الْمُرْسَلِ الْمُكَرَّمِ أَنْ تُصَلِّيَ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِهِ وَ أَنْ تَغْفِرَ لَنَا مَا أَنْتَ بِهِ مِنَّا أَعْلَمُ يَا مَنْ يَعْلَمُ وَ لاَ نَعْلَمُ، اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ لَيْلَتِنَا هَذِهِ الَّتِيْ بِشَرَفِ الرِّسَالَةِ فَضَّلْتَهَا وَ بِكَرَامَتِكَ أَجْلَلْتَهَا وَ بِالْمَحَلِّ الشَّرِيْفِ أَحْلَلْتَهَا، اللَّهُمَّ فَإِنَّا نَسْأَلُكَ بِالْمَبْعَثِ الشَّرِيْفِ وَ السَّيِّدِ اللَّطِيْفِ وَ الْعُنْصُرِ الْعَفِيْفِ أَنْ تُصَلِّيَ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِهِ وَ أَنْ تَجْعَلَ أَعْمَالَنَا فِيْ هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَ فِيْ سَائِرِ اللَّيَالِيْ مَقْبُوْلَةً وَذُنُوْبَنَا مَغْفُوْرَةً وَحَسَنَاتِنَا مَشْكُوْرَةً وَ سَيِّئَاتِنَا مَسْتُوْرَةً وَ قُلُوْبَنَا بِحُسْنِ الْقَوْلِ مَسْرُوْرَةً وَ أَرْزَاقَنَا مِنْ لَدُنْكَ بِالْيُسْرِ مَدْرُوْرَةً، اللَّهُمَّ إِنَّكَ تَرَى وَ لاَ تُرَى وَ أَنْتَ بِالْمَنْظَرِ اْلأَعْلَى وَ إِنَّ إِلَيْكَ الرُّجْعَى وَ الْمُنْتَهَى وَ إِنَّ لَكَ الْمَمَاتَ وَ الْمَحْيَى وَ إِنَّ لَكَ اْلآخِرَةَ وَ اْلأُوْلَى، اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ أَنْ نَذِلَّ وَ نَخْزَى وَ أَنْ نَأْتِيَ مَا عَنْهُ تَنْهَى، اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ بِرَحْمَتِكَ وَ نَسْتَعِيْذُ بِكَ مِنَ النَّارِ فَأَعِذْنَا مِنْهَا بِقُدْرَتِكَ، وَ نَسْأَلُكَ مِنَ الْحُوْرِ الْعِيْنِ فَارْزُقْنَا بِعِزَّتِكَ وَ اجْعَلْ أَوْسَعَ أَرْزَاقِنَا عِنْدَ كِبَرِ سِنِّنَا وَ أَحْسَنَ أَعْمَالِنَا عِنْدَ اقْتِرَابِ آجَالِنَا وَ أَطِلْ فِيْ طَاعَتِكَ وَ مَا يُقَرِّبُ إِلَيْكَ وَ يُحْظِيْ عِنْدَكَ وَ يُزْلِفُ لَدَيْكَ أَعْمَارَنَا وَ أَحْسِنْ فِيْ جَمِيْعِ أَحْوَالِنَا وَ أُمُوْرِنَا مَعْرِفَتَنَا وَ لاَ تَكِلْنَا إِلَى أَحَدٍ مِنْ خَلْقِكَ فَيَمُنَّ عَلَيْنَا وَ تَفَضَّلْ عَلَيْنَا بِجَمِيْعِ حَوَائِجِنَا لِلدُّنْيَا وَ اْلآخِرَةِ وَ ابْدَأْ بِآبَائِنَا وَ أَبْنَائِنَا وَ جَمِيْعِ إِخْوَانِنَا الْمُؤْمِنِيْنَ فِيْ جَمِيْعِ مَا سَأَلْنَاكَ ِلأَنْفُسِنَا يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ بِاسْمِكَ الْعَظِيْمِ وَ مُلْكِكَ الْقَدِيْمِ أَنْ تُصَلِّيَ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِ مُحَمَّدٍ وَ أَنْ تَغْفِرَ لَنَا الذَّنْبَ الْعَظِيْمَ إِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الْعَظِيْمَ إِلاَّ الْعَظِيْمُ، اللَّهُمَّ وَ هَذَا رَجَبٌ الْمُكَرَّمُ الَّذِيْ أَكْرَمْتَنَا بِهِ، أَوَّلُ أَشْهُرِ الْحُرُمِ أَكْرَمْتَنَا بِهِ مِنْ بَيْنِ اْلأُمَمِ، فَلَكَ الْحَمْدُ يَا ذَا الْجُوْدِ وَ الْكَرَمِ، فَأَسْأَلُكَ بِهِ وَ بِاسْمِكَ اْلأَعْظَمِ اْلأَعْظَمِ اْلأَعْظَمِ اْلأَجَلِّ اْلأَكْرَمِ الَّذِيْ خَلَقْتَهُ فَاسْتَقَرَّ فِيْ ظِلِّكَ فَلاَ يَخْرُجُ مِنْكَ إِلَى غَيْرِكَ وَ أَهْلِ بَيْتِهِ الطَّاهِرِيْنَ وَ أَنْ تَجْعَلَنَا مِنَ الْعَامِلِيْنَ فِيْهِ بِطَاعَتِكَ وَ اْلآمِلِيْنَ فِيْهِ لِشَفَاعَتِكَ، اللَّهُمَّ اهْدِنَا أَنْ تُصَلِّيَ عَلَى مُحَمَّدٍ إِلَى سَوَاءِ السَّبِيْلِ وَ اجْعَلْ مَقِيْلَنَا عِنْدَكَ خَيْرَ مَقِيْلٍ فِيْ ظِلٍّ ظَلِيْلٍ وَ مُلْكٍ جَزِيْلٍ، فَإِنَّكَ حَسْبُنَا وَ نِعْمَ الْوَكِيْلُ، اللَّهُمَّ اقْلِبْنَا مُفْلِحِيْنَ مُنْجِحِيْنَ غَيْرَ مَغْضُوْبٍ عَلَيْنَا وَ لاَ ضَالِّيْنَ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ بِعَزَائِمِ مَغْفِرَتِكَ وَ بِوَاجِبِ رَحْمَتِكَ السَّلاَمَةَ مِنْ كُلِّ إِثْمٍ وَ الْغَنِيْمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ وَ الْفَوْزَ بِالْجَنَّةِ وَ النَّجَاةَ مِنَ النَّارِ، اللَّهُمَّ دَعَاكَ الدَّاعُوْنَ وَ دَعَوْتُكَ وَ سَأَلَكَ السَّائِلُوْنَ وَ سَأَلْتُكَ وَ طَلَبَ إِلَيْكَ الطَّالِبُوْنَ وَ طَلَبْتُ إِلَيْكَ، اللَّهُمَّ أَنْتَ الثِّقَةُ وَ الرَّجَاءُ وَ إِلَيْكَ مُنْتَهَى الرَّغْبَةِ فِي الدُّعَاءِ، اللَّهُمَّ فَصَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِهِ وَاجْعَلِ الْيَقِيْنَ فِيْ قَلْبِيْ وَ النُّوْرَ فِيْ بَصَرِيْ وَ النَّصِيْحَةَ فِيْ صَدْرِيْ وَ ذِكْرَكَ بِاللَّيْلِ وَ النَّهَارِ عَلَى لِسَانِيْ وَ رِزْقًا وَاسِعًا غَيْرَ مَمْنُوْنٍ وَ لاَ مَحْظُوْرٍ فَارْزُقْنِيْ وَ بَارِكْ لِيْ فِيْمَا رَزَقْتَنِيْ وَ اجْعَلْ غِنَايَ فِيْ نَفْسِيْ وَ رَغْبَتِيْ فِيْمَا عِنْدَكَ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ Ya Allah! Aku memohon-Mu demi tajallî teragung(-Mu) di malam bulan yang agung dan mulia ini! Anugerahkan shalawat kepada Muhammad dan keluarganya! Ampunilah dosa yang Engkau lebih mengetahu dari kami! Wahai Zat Yang mengetahui sedangkan kami tidak mengetahui. Ya Allah! Berkahilah kami di malam ini, malam yang Kauutamakan dengan kemuliaan risalah, telah Kauagungkan dengan kemuliaan-Mu, telah Kauposisikan di tempat yang mulia. Ya Allah! Kami memohon-Mu demi hari raya mab’ats yang mulia! Anugerahkanlah shalawat kepada Muhammad dan keluarganya! Kabulkanlah permohonan kami di malam ini dan malam-malam yang lain! Ampunilah dosa-dosa kami! Terimalah kebaikan-kebaikan kami! Tutupilah keburukan-keburukan kami! Bahagiakan kalbu-kalbu kami dengan ucapan yang baik! Anugerahkanlah kemudahan kepada kami untuk mendapat rezeki. Ya Allah! Sungguh Engkau melihat dan tak terlihat! Engkau berada di tempat yang tinggi! Kepada-Mu seluruh keberadaan akan kembali! Mati dan hidup adalah milik-Mu! Dunia dan akhirat di tangan-Mu! Ya Allah! Kami berlindung kepada-Mu dari kenistaan dan pekerjaan yang Kaularang! Ya Allah! Kami memohon surga-Mu demi rahmat-Mu! Kami memohon perlindungan-Mu dari neraka! Maka, lindungi kami dengan kekuasaan-Mu! Kami memohon-Mu Hurrul ‘Ain (bidadari)! Maka, anugerahkanlah demi kemuliaan-Mu! Anugerahkanlah rezeki melimpah di masa senja kami! Anugerahkanlah amalan terbaik ketika kami disongsong ajal! Panjangkanlah umur kami untuk taat kepada-Mu, melakukan pekerjaan yang mendekatkan kami kepada-Mu! Sehingga kami dekat di sisi-Mu! Berilah makrifat di segala kondisi dan urusan kami! Jangan serahkan kami kepada siapa pun dari makhluk-Mu! Karena, ia akan mengungkit-ungkit pemberiannya! Kabulkanlah seluruh kebutuhan dunia dan akhirat kami! Biarlah orang tua, anak-cucu, dan seluruh saudara seiman kami terlebih dahulu mendapat sesuatu yang kami minta dari-Mu untuk diri kami! Wahai Yang lebih pengasih dari para pengasih, Kami memohon-Mu demi asma-Mu yang agung dan kerajaan-Mu yang qadim! Anugerahkan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad! Ampuni dosa kami yang besar! Hanya Engkaulah Zat Yang Besar Pengampun dosa yang besar, Ya Allah! Bulan Rajab adalah bulan mulia! Engkau muliakan kami dengan (kedatangan)nya! Bulan ini adalah permulaan bulan-bulan suci! Karenanya, Engkau muliakan kami di antara umat-umat yang lain! Segala puji bagi-Mu wahai Pemilik kedermawanan dan kemuliaan! Aku memohon-Mu melalui (bulan) ini demi asma-Mu teragung, termulia yang telah Kauciptakan, lalu bersemayam di naungan-Mu, tidak akan keluar dari haribaan-Mu menuju selain-Mu. Anugerahkanlah shalawat kepada Muhammad dan Ahlulbaitnya yang suci! Sertakanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang metaati-Mu, mengharap syafaat-Mu di bulan ini! Ya Allah! Tunjukkanlah kami jalan yang lurus! Jadikanlah Engkau sebagai tempatku kembali! Engkaulah sebaik-baik tempat kembali di naungan kerajaan-Mu yang abadi dan agung! Cukuplah bagi kami Engkau sebagai wakil. Ya Allah! Jadikanlah kami orang-orang yang berbahagia! Jangan jadikan kami orang-orang yang mendapat murka dan tersesat! Demi rahmat-Mu, wahai Yang pengasih dari seluruh pengasih. Ya Allah! Aku memohon-Mu demi ampunan dan rahmat-Mu yang pasti menghindarkan setiap dosa, memberi kesempatan berbuat baik, memenangkan dengan surga, menyelamatkan dari neraka. Ya Allah, telah berdoa kepada-Mu para pendoa! Aku berdoa kepada-Mu! Telah memohon-Mu para pemohon! Aku memohon-Mu! Telah meminta kepada-Mu para peminta! Aku meminta kepada-Mu! Ya Allah! Engkaulah tumpuan harapan dan puncak kerinduan! Ya Allah! Anugerahkanlah shalawat kepada Muhammad dan keluarganya! Semayamkanlah keyakinan di kalbuku, cahaya di mataku, nasihat di hatiku, zikir siang malam di lidahku! Anugerahkanlah rezeki yang luas kepadaku! Rezeki yang tak diungkit-ungkit, tak berbahaya, berkahilah seluruh rezekiku jadikanlah kekayaanku di dalam diriku dan kerinduanku adalah tempat di sisi-Mu! Demi rahmat-Mu! Wahai Yang lebih pengasih dari seluruh pengasih! Lalu, sujudlah seraya membaca (doa berikut) sebanyak seratus kali: اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا لِمَعْرِفَتِهِ وَ خَصَّنَا بِوِلاَيَتِهِ وَ وَفَّقَنَا لِطَاعَتِهِ شُكْرًا شُكْرًا Segala puji bagi Allah yang mengajari kami bagaimana cara mengenal-Nya, memasukkan kami kepada wilayah-Nya, memberi taufik kepada kami untuk menaati-Nya. Puji syukur bagi-Nya! Setelah itu, bangunlah dari sujud dan bacalah: اللَّهُمَّ إِنِّي قَصَدْتُكَ بِحَاجَتِيْ وَ اعْتَمَدْتُ عَلَيْكَ بِمَسْأَلَتِيْ وَ تَوَجَّهْتُ إِلَيْكَ بِأَئِمَّتِيْ وَ سَادَتِيْ، اللَّهُمَّ انْفَعْنَا بِحُبِّهِمْ وَ أَوْرِدْنَا مَوْرِدَهُمْ وَ ارْزُقْنَا مُرَافَقَتَهُمْ وَ أَدْخِلْنَا الْجَنَّةَ فِيْ زُمْرَتِهِمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ‏ Ya Allah! Aku menuju-Mu menyampaikan keperluanku, percaya kepada-Mu akan terkabulnya permohonanku, menghadap-Mu melalui para pemimpin dan junjunganku. Ya Allah! Anugerahkanlah kepada kami kecintaan kepada mereka! Himpunlah kami bersama mereka di tempat tinggal mereka! Anugerahkanlah kepada kami persahabatan dengan mereka! Masukkanlah kami ke surga mereka! Demi rahmat-Mu wahai Yang lebih pengasih dari para pengasih! Sayid Ibnu Thawus ra menyebutkan doa di atas sebagai amalan pada hari mab’ats.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar