Total Tayangan Halaman

Kamis, 27 Agustus 2020

Malam Terakhir

Malam terakhir bulan Ramadhan adalah sebuah malam yang penuh berkah. Pada malam ini terdapat beberapa amalan berikut ini: Pertama, mandi. Kedua, menziarahi Imam Husain as. Ketiga, membaca surah al-An‘âm, al-Kahfi, Yâsîn dan seratus kali astaghfirullâh wa atûbu ilayh. Keempat, membaca doa yang telah dinukil oleh Syekh Kulaini ra dari Imam Ja‘far Shadiq as berikut ini: اللَّهُمَّ هَذَا شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْ أَنْزَلْتَ فِيْهِ الْقُرْآنَ وَ قَدْ تَصَرَّمَ وَ أَعُوْذُ بِوَجْهِكَ الْكَرِيْمِ يَا رَبِّ أَنْ يَطْلُعَ الْفَجْرُ مِنْ لَيْلَتِيْ هَذِهِ أَوْ يَتَصَرَّمَ شَهْرُ رَمَضَانَ وَ لَكَ قِبَلِيْ تَبِعَةٌ أَوْ ذَنْبٌ تُرِيْدُ أَنْ تُعَذِّبَنِيْ بِهِ يَوْمَ أَلْقَاكَ‏ Ya Allah, ini adalah bulan Ramadhan yang Engkau telah menurunkan al-Quran di dalamnya dan ia telah berlalu. Aku berlindung kepada Zat-Mu yang Mulia, ya Rabbi supaya fajar malamku ini tidak terbit atau bulan Ramadhan ini berlalu sedangkan aku masih memiliki tanggungan untuk-Mu atau dosa yang dengannya Engkau akan menyiksaku pada Hari aku berjumpa dengan-Mu. Kelima, membaca doa yâ mudabbiral umûr seperti telah disebutkan pada amalan malam kedua puluh tiga. Keenam, mengucapkan salam perpisahan dengan bulan Ramadhan dengan membaca doa perpisahan yang telah diriwayatkan oleh Syekh Kulaini, Syekh Shaduq, Syekh Mufid, Syekh Thusi, dan Sayid Ibnu Thawus ra. Mungkin doa yang paling utama untuk hal ini adalah doa ke-45 dari ash-Shahifah as-Sajjâdiyyah. Sayid Ibnu Thawus meriwayatkan dari Imam Shadiq as bahwa sesiapa mengucapkan salam perpisahan dengan bulan Ramadhan seraya membaca اللَّهُمَّ لاَ تَجْعَلْهُ آخِرَ الْعَهْدِ مِنْ صِيَامِيْ لِشَهْرِ رَمَضَانَ وَ أَعُوْذُ بِكَ أَنْ يَطْلُعَ فَجْرُ هَذِهِ اللَّيْلَةِ إِلاَّ وَ قَدْ غَفَرْتَ لِيْ Ya Allah, janganlah Kaujadikan bulan ini sebagai masa terakhirku untuk berpuasa dalam bulan Ramadhan dan aku berlindung kepada-Mu supaya fajar malam ini tidak terbit kecuali Engkau telah mengampuniku maka Allah Swt akan mengampuninya sebelum pagi tiba dan Ia akan menganugerahkan kepadanya taubat dan kembali ke (haribaan-Nya). Sayid Ibnu Thawus dan Syekh Shaduq ra meriwayatkan dari Jabir bin Abdillah Anshari ra bahwa ia berkata, “Aku pernah bertamu ke rumah Rasulullah pada malam terakhir Jumat terakhir bulan Ramadhan. Ketika melihatku, beliau berkata, ‘Wahai Jabir, malam ini adalah Jumat terakhir bulan Ramadhan ini. Maka, ucapkanlah selamat tinggal kepadanya dan ucapkanlah اللَّهُمَّ لاَ تَجْعَلْهُ آخِرَ الْعَهْدِ مِنْ صِيَامِنَا إِيَّاهُ، فَإِنْ جَعَلْتَهُ فَاجْعَلْنِيْ مَرْحُوْمًا وَ لاَ تَجْعَلْنِيْ مَحْرُوْمًا Ya Allah, janganlah Kaujadikan bulan ini masa terakhir bagi puasa kami dalam bulan Ramadhan. Jika Engkau memnjadikannya sebagai masa terakhirku, maka jadikanlah aku sebagai orang yang dikasihani dan jangan Kaujadikan aku orang yang terhalangi. Sesungguhnya orang yang membaca doa ini pada hari ini, ia akan mendapatkan salah satu dari dua keutamaan ini: ia akan sampai kepada bulan bulan Ramadhan mendatang atau mendapatkan rahmat dan ampunan Ilahi yang tak terhingga.’” Sayid Ibnu Thawus dan Syekh Kaf‘ami meriwayatkan dari Rasulullah saw, “Sesiapa melaksanakan salat sebanyak sepuluh rakaat pada malam terakhir bulan Ramadhan dengan membaca surah al-Fâtihah sekali dan surah at-Tauhîd sebanyak sepuluh kali pada setiap rakaat, ketika ruku’ dan sujud membaca subhanallâh wal hamdu lillâh wa lâ ilâha illallâh wallâhu akbar sebanyak sepuluh kali, membaca tasyahud dan salam setelah setiap dua rakaat, dan setelah selesai mengerjakan kesepuluh rakaat tersebut, ia beristigfar[1] sebanyak seribu kali, serta setelah membaca istigfar ia melakukan sujud seraya membaca يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ، يَا ذَا الْجَلاَلِ وَ اْلإِكْرَامِ، يَا رَحْمَنَ الدُّنْيَا وَ اْلآخِرَةِ وَ رَحِيْمَهُمَا، يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، يَا إِلَهَ اْلأَوَّلِيْنَ وَ اْلآخِرِيْنَ، اغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَ تَقَبَّلْ مِنَّا صَلاَتَنَا وَ صِيَامَنَا وَ قِيَامَنَا Wahai yang Mahahidup, wahai yang Maha Berdiri Sendiri, wahai Pemilik keagungan dan kemuliaan, wahai yang Maha Pengasih dan Penyayang di dunia dan akhirat, wahai yang Lebih Pengasih dari para pengasih, wahai Tuhan para makhluk pertama dan terakhir, ampunilah dosa-dosa kami dan terimalah salat, puasa, dan ibadah kami sumpah demi hak Zat yang telah Mengutusku dengan kenabian, malaikat Jibril telah memberitahukan kepadaku dari malaikat Israfil dari Tuhannya Swt bahwa ia tidak bangun dari sujudnya kecuali Ia telah mengampuninya, menerima bulan Ramadhannya, dan memaafkan dosa-dsoanya.” Menurut sebuah hadis, salat ini juga bisa dikerjakan pada malam Hari Raya Idul Fitri. Hanya saja, sebagai ganti dari tasbih rukuk dan sujud tersebut, kita membaca tasbihât arba‘ah dan sebagai ganti dari ighfir lanâ dzunûbanâ ... kita membaca ighfir lî dzunûbî wa taqabbal shawmî wa shalâti wa qiyâmî. [1] Yaitu membaca astaughfirullâh wa atûbu ilayh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar