Total Tayangan Halaman

Kamis, 27 Agustus 2020

Shalat-shalat Sunnah di Hari Jumat

Shalat-shalat Sunnah di Hari Jumat a. Shalat Kâmilah Syekh Thusi, Sayid Ibnu Thawus, Syahid, Allamah Majlisi, dan yang lain meriwayatkan dengan sanad mu’tabar dari Imam Ja’far Shadiq as bahwa beliau menukil dari leluhurmya bahwa Rasulullah saw bersabda, “Sesiapa melaksanakan shalat sunah 4 rakaat pada hari Jumat sebelum zawâl, lalu dalam setiap rakaat membaca surah al-Fâtihah, an-Nâs, al-Falaq, al-Ikhlâsh, al-Kâfirûn, ayat Kursî—dalam riwayat lain—al-Qadr, dan ayat syahidallâhu annahû lâ ilâha illâ huwa wal malâ’ikatu wa ulul ‘ilmi qâ`iman bil qisth, lâ ilâha illâ huwal ‘azîzul hakîm, innad dîna ‘indallâhil Islâm, wa makhtalafal ladzîna ûtul kitâbi illâ min ba‘di mâ jâ’ahumul ‘ilmu baghyan baynahum, wa man yakfur bi âyâtillâhi fa’innallâha sarî‘ul hisâb (QS. 3:18-19) masing-masing 10 kali, kemudian setelah menyelesaikan empat rakaat tersebut ia membaca istighfar, subhânallâhi wal hamdu lillâhi wa lâ ilâha illallâhu wallâhu akbar wa lâ haula wa lâ quwwata illâ billâhil ‘aliyyil ‘azhîm dan shalawat masing-masing 100 kali, niscaya Allah Swt akan melindunginya dari kejahatan penduduk langit dan bumi, setan, dan para raja zalim ....” Hingga akhir hadis yang berkenaan dengan keutamaan shalat ini. b. Shalat 10 Rakaat Harits Hamadani meriwayatkan bahwa Amirul Mukminin as berkata, “Jika engkau mampu, kerjakanlah shalat 10 rakaat pada hari Jumat dan sempurnakanlah rukuk dan sujudnya. Setiap selesai mengerjakan dua rakaat, bacalah subhânallâhi wa bihamdih 100 kali, karena shalat ini memiliki keutamaan yang tak terhingga.” c. Shalat 2 Rakaat Diriwayatkan dengan sanad mu’tabar bahwa Imam Ja’far Shadiq as berkata, “Sesiapa membaca surah Ibrâhîm dan al-Hijr dalam dua rakaat pada hari Jumat, niscaya ia tidak akan pernah dihinggapi oleh kekhawatiran, penyakit gila, dan malapetaka.” d. Shalat Rasulullah saw Sayid Ibnu Thawus meriwayatkan bahwa Imam Ali Ridha as pernah ditanya tentang shalat Ja’far Thayyar. Beliau menjawab, “Mengapa kalian lupa dengan shalat Rasulullah saw? Mungkin Rasulullah saw belum pernah melakukan shalat Ja’far tersebut, dan Ja’far juga belum pernah melaksanakan shalat beliau itu!” Perawi berkata, “Jika begitu, ajarkanlah shalat (Rasulullah saw) tersebut kepadaku!” Beliau berkata, “Kerjakanlah shalat 2 rakaat, dan di setiap rakaat, bacalah surah al-Fâtihah 1 kali dan innâ anzalnâhu (surah al-Qadr) 15 kali. Bacalah juga surah al-Qadr tersebut ketika rukuk, bangun dari rukuk pertama, bangun dari sujud pertama, sujud kedua, dan bangun dari sujud kedua masing-masing 15 kali. Setelah itu, bacalah tasyahud dan salam. Jika engkau telah selesai melaksanakan shalat, tidak akan ada dosa yang tersisa dalam dirimu kecuali akan diampuni oleh Allah dan setiap keperluan yang engkau minta, pasti akan dikabulkan. Setelah selesai melaksanakan shalat, bacalah doa berikut ini: لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ رَبُّنَا وَ رَبُّ آبَائِنَا الْأَوَّلِيْنَ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ إِلَهًا وَاحِدًا وَ نَحْنُ لَهُ مُسْلِمُوْنَ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ لاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَ لَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ وَحْدَهُ وَحْدَهُ أَنْجَزَ وَعْدَهُ وَ نَصَرَ عَبْدَهُ وَ أَعَزَّ جُنْدَهُ وَ هَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ فَلَهُ الْمُلْكُ وَ لَهُ الْحَمْدُ وَ هُوَ عَلَى كُلِّ شَيْ‏ءٍ قَدِيرٌ Tiada Tuhan selalin Allah, Tuhanku dan Tuhan leluhurku yang telah berlalu, Tiada Tuhan selain Allah, Tuhan Yang Maha Esa dan aku berserah diri kepada-Nya, tiada Tuhan selain Allah, aku tidak menyembah kecuali Dia dengan memurnikan agama hanya untuk-Nya meskipun musyrikin tidak menghendakinya, tiada Tuhan selain Allah, Ia Maha Esa, memenuhi janji-Nya, menolong hamba-Nya, memuliakan tentara-Nya, dan memorakporandakan setiap kelompok (kafir dengan tangan-Nya) sendiri, bagi-Nya segala bentuk kerajaan dan pujian, dan Ia mampu untuk melakukan segala sesuatu. اَللَّهُمَّ أَنْتَ نُوْرُ السَّمَاوَاتِ وَ الْأَرْضِ وَ مَنْ فِيْهِنَّ، فَلَكَ الْحَمْدُ وَ أَنْتَ قَيَّامُ السَّمَاوَاتِ وَ الْأَرْضِ وَ مَنْ فِيْهِنَّ، فَلَكَ الْحَمْدُ وَ أَنْتَ الْحَقُّ وَ وَعْدُكَ الْحَقُّ (حَقٌ) وَ قَوْلُكَ حَقٌّ وَ إِنْجَازُك حَقٌّ وَ الْجَنَّةُ حَقٌّ وَ النَّارُ حَقٌّ (وَ أَنْتَ الْحَقُ) Ya Allah, Engkau adalah cahaya bagi langit, bumi, dan segala yang berada di dalamnya. Maka, segala puji bagi-Mu sedangkan Engkaulah penegak langit dan bumi, serta segala yang yang berada di dalamnya, hanya bagi-Mulah segala puja, Engkau Mahabenar, janji-Mu benar, firman-Mu benar, penepatan janji-Mu benar, surga adalah benar, dan neraka adalah benar اَللَّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ وَ بِكَ آمَنْتُ وَ عَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَ بِكَ خَاصَمْتُ وَ إِلَيْكَ حَاكَمْتُ يَا رَبِّ يَا رَبِّ يَا رَبِّ اغْفِرْ لِيْ مَا قَدَّمْتُ وَ أَخَّرْتُ وَ أَسْرَرْتُ وَ أَعْلَنْتُ، أَنْتَ إِلَهِيْ لاَ إِلَهَ إِلاّ أَنْتَ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِ مُحَمَّدٍ وَ اغْفِرْ لِيْ وَ ارْحَمْنِيْ وَ تُبْ عَلَيَّ، إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ Ya Allah, kepada-Mu aku berpasrah diri, kepada-Mu aku beriman, kepada-Mu aku bertawakkal, dengan (pertolongan)-Mu aku memerangi (musuh-musuhku), dan kepada-Mulah kuserahkan keputusan (segala sesuatu) Ya rabbi, ya rabbi, ya rabbi, ampunilah (dosa-dosaku) yang telah lalu dan yang akan datang, yang tersembunyi dan yang tampak, Engkau adalah Tuhanku, tiada Tuhan selain Engkau limpahkanlah shalawat(-Mu) kepada Muhammad dan keluarganya, ampunilah aku, kasihanilah aku, dan terimalah taubatku, karena Engkau Maha Pengampun dan Penyayang. Dalam kitab Mishbâh al-Mutahajjid, sebagai ganti at-tawwâbur rahîm di atas termaktub karîmur ra`ûfur rahîm (كريم رؤوف رحيم) Allamah Majlisi ra berkata, “Shalat ini adalah salah satu shalat yang telah masyhur (di kalangan Ahlusunnah dan Syi’ah), dan mereka telah menyebutkannya dalam buku-buku referensi hadis mereka. Sebagian orang menganggapnya sebagai shalat yang khusus dikerjakan pada hari Jumat, tetapi dengan menilik hadis-hadis yang menyebutkan shalat ini, shalat tersebut dapat dikerjakan kapan saja.” e. Shalat Ali bin Abi Thalib as Syekh Thusi dan Sayid Ibnu Thawus ra meriwayatkan bahwa Imam Ja’far Shadiq as berkata, “Sesiapa di antara kalian melaksanakan shalat Amirul Mukminin as yang berjumlah 4 rakaat, niscaya ia akan terbersihkan dari dosa seperti ia baru lahir dari perut ibunya dan segala keperluannya akan dipenuhi. Pada setiap rakaat, bacalah surah al-Fâtihah 1 kali dan surah al-Ikhlâsh 50 kali. Setelah selesai mengerjakannya, bacalah tasbih beliau berikut ini: سُبْحَانَ مَنْ لاَ تَبِيْدُ مَعَالِمُهُ، سُبْحَانَ مَنْ لاَ تَنْقُصُ خَزَائِنُهُ، سُبْحَانَ مَنْ لاَ اضْمِحْلاَلَ لِفَخْرِهِ، سُبْحَانَ مَنْ لاَ يَنْفَدُ مَا عِنْدَهُ، سُبْحَانَ مَنْ لاَ انْقِطَاعَ لِمُدَّتِهِ، سُبْحَانَ مَنْ لاَ يُشَارِكُ أَحَدًا فِيْ أَمْرِهِ، سُبْحَانَ مَنْ لاَ إِلَهَ غَيْرُهُ يَا اللَّهُ نَفْسِيْ نَفْسِيْ، أَنَا عَبْدُكَ يَا سَيِّدَاهْ، أَنَا عَبْدُكَ بَيْنَ يَدَيْكَ Mahasuci Zat yang tanda-tanda (kekuasaan-Nya) tak ‘kan pernah sirna, Mahasuci Zat yang harta-Nya tak pernah berkurang, Mahasuci Zat yang kebanggaan-Nya tak pernah usang, Mahasuci Zat yang milik-Nya tak pernah habis, Mahasuci Zat yang masa-Nya tak kenal akhir, Mahasuci Zat yang tak pernah mengikutkan selain-Nya dalam segala urusan-Nya, Mahasuci Zat yang tiada Tuhan selain-Nya. Lalu berdoalah dan bacalah munajat berikut: يَا مَنْ عَفَا عَنِ السَّيِّئَاتِ وَ لَمْ يُجَازِ بِهَا، ارْحَمْ عَبْدَكَ أَيَا رَبَّاهْ، إِلَهِيْ بِكَيْنُونَتِكَ يَا أَمَلاَهْ، يَا رَحْمَانَاهْ، يَا غِيَاثَاهْ، عَبْدُكَ عَبْدُكَ لاَ حِيلَة لَهُ، يَا مُنْتَهَى رَغْبَتَاهْ، يَا مُجْرِيَ الدَّمِ فِيْ عُرُوْقِيْ، يَا سَيِّدَاهْ، يَا مَالِكَاهْ، أَيَا هُوَ أَيَا هُوَ، يَا رَبَّاهْ، عَبْدُكَ عَبْدُكَ لاَ حِيْلَةَ لِيْ وَ لاَ غِنَى بِيْ عَنْ نَفْسِيْ وَ لاَ أَسْتَطِيْعُ لَهَا ضَرًّا وَ لاَ نَفْعًا وَ لاَ أَجِدُ مَنْ أُصَانِعُهُ، تَقَطَّعَتْ أَسْبَابُ الْخَدَائِعِ عَنِّيْ وَ اضْمَحَلَّ كُلُّ مَظْنُوْنٍ عَنِّيْ أَفْرَدَنِي الدَّهْرُ إِلَيْكَ، فَقُمْتُ بَيْنَ يَدَيْكَ هَذَا الْمَقَامَ Wahai Zat Yang memaafkan segala kesalahan dan tidak menyiksa karenanya, rahmatilah hamba-Mu ini Ya Allah, kasihanilah diriku, akulah hamba-Mu, wahai Maula, aku adalah hamba-Mu (yang bersimpuh) di haribaan-Mu, ya Tuhanku, wahai Sembahanku, demi rahasia Zat-Mu, wahai harapanku, wahai Zat Yang Maha Pengasih, wahai Zat Yang Maha Penolong, hamba-Mu ini telah tak berdaya, wahai puncak harapanku, wahai Pengalir darah di urat-uratku, wahai Maula, wahai Pemilik diriku, wahai Dia (Zat Yang Agung), wahai Tuhanku, akulah hamba-Mu, hamba-Mu yang tak berdaya, aku tak pernah memiliki apa pun dalam diriku, aku tidak mampu untuk mendatangkan bahaya dan manfaat bagiku, aku tidak menemukan orang yang dapat kumintai bantuan (memberikan jalan keluar bagiku), segala faktor telah terputus untukku, segala harapan telah sirna dariku, (kini) masa telah meninggalkanku dalam kesendirian di haribaan-Mu, lalu aku bersimpuh di haribaan-Mu di tempat ini يَا إِلَهِي بِعِلْمِكَ كَانَ هَذَا كُلُّهُ فَكَيْفَ أَنْتَ صَانِعٌ بِيْ وَ لَيْتَ شِعْرِي كَيْفَ تَقُولُ لِدُعَائِيْ؟ أَ تَقُوْلُ نَعَمْ أَمْ تَقُوْلُ لاَ فَإِنْ قُلْتَ لاَ فَيَا وَيْلِيْ يَا وَيْلِيْ يَا وَيْلِيْ يَا عَوْلِيْ يَا عَوْلِيْ يَا عَوْلِيْ يَا شِقْوَتِيْ يَا شِقْوَتِي يَا شِقْوَتِي يَا ذُلِّي يَا ذُلِّي يَا ذُلِّي إِلَى مَنْ وَ مِمَّنْ أَوْ عِنْدَ مَنْ أَوْ كَيْفَ أَوْ مَا ذَا أَوْ إِلَى أَيِّ شَيْئٍ أَلْجَأُ وَ مَنْ أَرْجُوْ وَ مَنْ يَجُوْدُ عَلَيَّ بِفَضْلِهِ حِيْنَ تَرْفُضُنِيْ، يَا وَاسِعَ الْمَغْفِرَةِ، وَ إِنْ قُلْتَ نَعَمْ، كَمَا هُوَ الظَّنُّ بِكَ وَ الرَّجَاءُ لَكَ فَطُوْبَى لِيْ أَنَا السَّعِيْدُ وَ أَنَا الْمَسْعُوْدُ، فَطُوْبَى لِيْ وَ أَنَا الْمَرْحُوْمُ يَا مُتَرَحِّمُ يَا مُتَرَئِّفُ يَا مُتَعَطِّفُ يَا مُتَجَبِّرُ (مُتَحَنِّنُ) يَا مُتَمَلِّكُ يَا مُقْسِطُ لاَ عَمَلَ لِي أَبْلُغُ بِهِ نَجَاحَ حَاجَتِي أَسْأَلُكَ بِاسْمِكَ الَّذِيْ جَعَلْتَهُ فِيْ مَكْنُوْنِ غَيْبِكَ وَ اسْتَقَرَّ عِنْدَكَ فَلاَ يَخْرُجُ مِنْكَ إِلَى شَيْ‏ءٍ سِوَاكَ أَسْأَلُكَ بِهِ وَ بِكَ وَ بِهِ فَإِنَّهُ أَجَلُّ وَ أَشْرَفُ أَسْمَائِكَ، لاَ شَيْئَ لِيْ غَيْرُ هَذَا وَ لاَ أَحَدَ أَعْوَدُ عَلَيَّ مِنْكَ يَا كَيْنُوْنُ يَا مُكَوِّنُ يَا مَنْ عَرَّفَنِيْ نَفْسَهُ يَا مَنْ أَمَرَنِيْ بِطَاعَتِهِ يَا مَنْ نَهَانِيْ عَنْ مَعْصِيَتِهِ وَ يَا مَدْعُوُّ يَا مَسْؤُوْلُ يَا مَطْلُوْبًا إِلَيْهِ رَفَضْتُ وَصِيَّتَكَ الَّتِيْ أَوْصَيْتَنِيْ وَ لَمْ أُطِعْكَ، وَ لَوْ أَطَعْتُكَ فِيْمَا أَمَرْتَنِيْ لَكَفَيْتَنِيْ مَا قُمْتُ إِلَيْكَ فِيْهِ وَ أَنَا مَعَ مَعْصِيَتِيْ لَكَ رَاجٍ، فَلاَ تَحُلْ بَيْنِيْ وَ بَيْنَ مَا رَجَوْتُ يَا مُتَرَحِّما لِيْ، أَعِذْنِيْ مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ وَ مِنْ خَلْفِيْ وَ مِنْ فَوْقِيْ وَ مِنْ تَحْتِيْ وَ مِنْ كُلِّ جِهَاتِ اْلإِحَاطَةِ بِيْ Wahai Sembahanku, semua (pengakuanku) ini dikuasai oleh ilmu-Mu, lalu bagaimanakah Engkau akan memperlakukanku? Oh, seandainya kutahu jawaban-Mu akan doaku! Apakah Engkau akan menjawab, ‘Ya!’ ataukah menjawab, ‘Tidak!’? Jika Engkau menjawab, ‘Tidak!’, maka alangkah celaka, miskin, sengsara, dan hinanya diriku! Kepada siapa, dari siapa, di sisi siapa, bagaimana, apa,atau kepada apakah aku harus berlindung dan berharap, serta siapakah yang akan berbuat baik terhadapku jika Engkau mengusirku, wahai Zat yang luas ampunan-Nya. Jika Engkau menjawab, ‘Ya!’– sebagaimana sangkaan dan harapanku kepada-Mu –, maka alangkah beruntungnya aku, (karena dengan itu) aku pasti bahagia dan dirahmati Wahai Zat Yang Maha Pemurah, Penyayang, Penuh Asih, Perkasa, Pemilik (segala sesuatu), Adil, aku tidak pernah memiliki amalan yang dapat menghantarkan kepada keperluanku, aku mohon kepada-Mu dengan (perantara) asma-Mu yang Kausimpan di rahasia gaib-Mu dan bersemayam di sisi-Mu; asma itu tidak akan keluar dari sisi-Mu kecuali (menuju) ke haribaan-Mu, aku mohon kepada-Mu dengannya, dengan-Mu dan dengannya, karena ia adalah asma-Mu yang paling Agung dan Mulia, aku tidak memiliki apa pun kecuali doa dan tiada seorang pun yang akan memberiku keuntungan kecuali Engkau Wahai Zat yang selalu Ada, wahai Zat Pengada (alam semesta), wahai Zat yang memperkenalkanku kepada diri-Nya, wahai Zat yang memerintahkanku untuk menaati-Nya, wahai Zat yang melarangku untuk bermaksiat kepada-Nya, dan wahai Zat (yang pantas untuk) diminta, aku telah menolak wasiat-Mu kepadaku dan tidak menaatinya, seandainya aku menaati perintah-Mu, niscaya Engkau akan mencukupkan segala permohonanku ini, dan aku dengan segala maksiatku masih berharap kepada-Mu, maka janganlah Kaupisahkan aku dari harapanku. Wahai Zat Yang Maha Menyayangiku, lindungilah aku dari arah depan, belakang, atas, dan bawahku, dan dari segala arah yang mengitariku. اَللَّهُمَّ بِمُحَمَّدٍ سَيِّدِيْ وَ بِعَلِيٍّ وَلِيِّي وَ بِالْأَئِمَّةِ الرَّاشِدِيْنَ عَلَيْهِمُ السَّلاَمُ، اجْعَلْ عَلَيْنَا صَلَوَاتِكَ وَ رَأْفَتَكَ وَ رَحْمَتَكَ، وَ أَوْسِعْ عَلَيْنَا مِنْ رِزْقِكَ وَ اقْضِ عَنَّا الدَّيْنَ وَ جَمِيْعَ حَوَائِجِنَا، يَا اللَّهُ يَا اللَّهُ يَا اللَّهُ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْ‏ءٍ قَدِيْرٌ Ya Allah, demi Muhammad, pemimpinku, Ali, Waliku, dan demi para maksum as, limpahkanlah shalawat, kasih sayang, dan rahmat-Mu atas aku, lapangkanlah rezeki-Mu untukku, lunaskanlah segala utangku, dan (penuhilah) segala keperluanku, ya Allah, ya Allah, ya Allah, sesungguhnya Engkau mampu atas segala sesuatu. Kemudian beliau melanjutkan, “Sesiapa melaksanakan shalat tersebut kemudian membaca doa itu, niscaya tidak akan ada dosa yang tersisa di dalam dirinya kecuali akan diampuni oleh Allah Swt.” Penulis berkata, “Sangat banyak hadis yang menjelaskan keutamaan melaksanakan shalat ini di malam dan siang hari Jumat, dan jika setelah melaksanakan shalat tersebut membaca Allâhumma shalli ‘alân Nabiyyil ‘Arabî wa âlih, disebutkan dalam sebuah hadis bahwa dosa-dosanya yang telah berlalu dan yang akan datang akan diampuni, mendapatkan pahala mengkhatamkan al-Quran dua belas kali, dan Allah Swt akan melindunginya dari kelaparan dan kehausan di hari kiamat.” f. Shalat Sayidah Fathimah Zahra as Diriwayatkan bahwa Sayidah Fathimah Zahra as selalu melaksanakan shalat dua rakaat (di siang hari Jumat) yang telah diajarkan malaikat Jibril kepada beliau. Pada rakaat pertama setelah membaca surah al-Fâtihah, beliau membaca surah al-Qadr 100 kali dan pada rakaat kedua setelah itu, membaca surah at-Tauhîd 100 kali. Setelah mengucapkan salam, beliau membaca doa berikut ini: سُبْحَانَ ذِي الْعِزِّ الشَّامِخِ الْمُنِيفِ، سُبْحَانَ ذِي الْجَلاَلِ الْبَاذِخِ الْعَظِيْمِ، سُبْحَانَ ذِي الْمُلْكِ الْفَاخِرِ الْقَدِيمِ، سُبْحَانَ مَنْ لَبِسَ الْبَهْجَةَ وَ الْجَمَالَ، سُبْحَانَ مَنْ تَرَدَّى بِالنُّوْرِ وَ الْوَقَارِ، سُبْحَانَ مَنْ يَرَى أَثَرَ النَّمْلِ فِي الصَّفَا، سُبْحَانَ مَنْ يَرَى وَقْعَ الطَّيْرِ فِي الْهَوَاءِ، سُبْحَانَ مَنْ هُوَ هَكَذَا لاَ هَكَذَا غَيْرُهُ Mahasuci Zat Pemilik kemuliaan Yang Tinggi, Mahasuci Zat pemilik keagungan Yang Agung, Mahasuci Zat Pemilik kerajaan Agung dan Azali, Mahasuci Zat Yang berpakaian keindahan, Mahasuci Zat Yang berselimut cahaya dan kewibawaan, Mahasuci Zat Yang melihat bekas kaki semut di atas batu hitam yang keras, Mahasuci Zat Yang melihat bekas burung (terbang) di udara, Mahasuci Zat Yang memiliki sifat demikian, dan selain-Nya tidak memiliki sifat yang demikian. Sayid Ibnu Thawus berkata, “Dalam sebuah hadis lain disebutkan bahwa setelah melaksanakan shalat tersebut, dianjurkan membaca tasbih Sayidah Fathimah Zahra as yang biasanya dibaca setelah melaksanakan shalat wajib harian, dan setelah itu, membaca shalawat kepada Muhammad dan keluarga beliau 100 kali. Syekh Thusi berkata dalam Mishbâh al-Mutahajjid, “Shalat Sayidah Fathimah as adalah dua rakaat. Pada rakaat pertama, membaca surah al-Fâtihah dan 100 kali surah al-Qadr dan pada rakaat kedua, membaca surah al-Fâtihah dan 100 kali surah at-Tauhîd. Setelah mengucapkan salam, membaca tasbih Sayidah Fathimah as, lalu membaca doa Subhâna dzil ‘izzisy syâmikh ... hingga akhir doa seperti telah disebutkan di atas.” Beliau melanjutkan, “Sebaiknya bagi orang yang melaksanakan shalat ini, setelah selesai membaca tasbih Sayidah Fathimah as, kemudian melipat pakaian dari siku lengan dan lututnya (sehingga keduanya tidak tertutup oleh pakaian sedikit pun), lalu tempelkanlah semua anggota sujudnya ke atas tanah tanpa penghalang kemudian berdoa dan mintalah setiap keperluan yang dikehendaki. Bacalah doa berikut ini dalam keadaan sujud tersebut: يَا مَنْ لَيْسَ غَيْرَهُ رَبٌّ يُدْعَى، يَا مَنْ لَيْسَ فَوْقَهُ إِلَهٌ يُخْشَى، يَا مَنْ لَيْسَ دُونَهُ مَلِكٌ يُتَّقَى، يَا مَنْ لَيْسَ لَهُ وَزِيرٌ يُؤْتَى، يَا مَنْ لَيْسَ لَهُ حَاجِبٌ يُرْشَى، يَا مَنْ لَيْسَ لَهُ بَوَّابٌ يُغْشَى، يَا مَنْ لا يَزْدَادُ عَلَى كَثْرَةِ السُّؤَالِ إِلاَّ كَرَمًا وَ جُوْدًا وَ عَلَى كَثْرَةِ الذُّنُوْبِ إِلاَّ عَفْوًا وَ صَفْحًا، صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِ مُحَمَّدٍ، وَ افْعَلْ بِيْ كَذَا وَ كَذَا Wahai Zat yang tiada Tuhan selain-Nya yang pantas untuk dimohon, wahai Zat yang tiada Tuhan di atas-Nya yang pantas ditakuti, wahai Zat yang tiada raja selain-Nya yang layak ditakuti, wahai Zat yang tidak memiliki seorang menteri pun yang layak didatangi (sebagai ganti-Nya), wahai Zat yang tidak memiliki penghalang (baca: penjaga) yang bisa disogok, wahai Zat yang tidak memiliki penjaga pintu yang bisa dikelabui, wahai Zat yang banyaknya permohonan tidak akan menambah baginya kecuali kedermawanan, dan banyaknya dosa kecuali pengampunan, limpahkanlah shalawat kepada Muhammad dan keluarganya, dan lakukanlah atas diriku demikian dan demikian. Sebagai ganti dari kata “demikian dan demikian”, sebutkanlah keperluan dan permohonan Anda. g. Shalat Sayidah Fathimah as yang lain Syekh Thusi dan Sayid Ibnu Thawus ra meriwayatkan dari Shafwan bahwa Muhammad bin Ali Halabi bertamu kepada Imam Ja’far Shadiq as pada hari Jumat. Ia berkata kepada beliau, “Aku mohon kepada Anda untuk mengajariku amalan yang paling utama pada hari ini.” Beliau berkata, “Aku tidak pernah tahu orang yang paling agung di sisi Rasulullah saw dari Fathimah as dan aku tidak tahu (pula) amalan yang paling agung dari amalan yang pernah diajarkan oleh beliau kepada Fathimah as. Beliau bersabda, “Sesiapa memasuki pagi hari di hari Jumat, maka mandilah, kemudian kerjakanlah shalat 4 rakaat dengan dua kali salam; pada rakaat pertama setelah membaca surah al-Fâtihah, bacalah surah at-Tauhîd 50 kali, pada rakaat kedua setelah membaca al-Fâtihah, bacalah surah al-‘Âdiyât 50 kali, pada rakaat ketiga setelah membaca al-Fâtihah, bacalah surah az-Zalzâlah 50 kali, dan pada rakaat keempat setelah membaca al-Fâtihah, bacalah surah terakhir dalam al-Quran, surah an-Nashr, 50 kali. Setelah selesai melaksanakan shalat ini, bacalah doa: إِلَهِيْ وَ سَيِّدِيْ مَنْ تَهَيَّأَ أَوْ تَعَبَّى أَوْ أَعَدَّ أَوِ اسْتَعَدَّ لِوِفَادَةِ مَخْلُوْقٍ رَجَاءَ رِفْدِهِ وَ فَوَائِدِهِ وَ نَائِلِهِ وَ فَوَاضِلِهِ وَ جَوَائِزِهِ، فَإِلَيْكَ يَا إِلَهِيْ كَانَتْ تَهْيِئَتِيْ وَ تَعْبِئَتِيْ وَ إِعْدَادِيْ وَ اسْتِعْدَادِيْ رَجَاءَ فَوَائِدِكَ وَ مَعْرُوْفِكَ وَ نَائِلِكَ وَ جَوَائِزِكَ، فَلاَ تُخَيِّبْنِيْ مِنْ ذَلِكَ يَا مَنْ لاَ تَخِيْبُ عَلَيْهِ مَسْأَلَةُ السَّائِلِ وَ لاَ تَنْقُصُهُ عَطِيَّةُ نَائِلٍ، فَإِنِّي لَمْ آتِكَ بِعَمَلٍ صَالِحٍ قَدَّمْتُهُ وَ لاَ شَفَاعَةِ مَخْلُوْقٍ رَجَوْتُهُ أَتَقَرَّبُ إِلَيْكَ بِشَفَاعَتِهِ إِلاَّ مُحَمَّدًا وَ أَهْلَ بَيْتِهِ صَلَوَاتُكَ عَلَيْهِ وَ عَلَيْهِمْ، Sembahanku dan Majikanku, ketika seseorang rela mengorbankan (waktu dan harga dirinya) serta mempersiapkan (segala sesuatu) untuk menjumpai makhluk sesamanya demi mengharapkan pemberian, anugerah, dan hadiah, maka (kini) aku rela (mengorbankan waktu dan harga diriku untuk menjumpai)-Mu demi mengharapkan kebaikan, anugerah, dan hadiah-Mu, maka jangan Kausia-siakan doaku Wahai Zat yang tidak pernah mengabaikan permintaan peminta-Nya dan (curahan) anugerah-Nyab tak akan mengurangi (keagungan)-Nya, (Ya Allah), aku tidak datang (menghadap)-Mu dengan mengandalkan amal saleh yang pernah kukerjakan, dan tidak juga karena mengharap kepada sesamaku untuk mendekatkan diri kepada-Mu kecuali syafaat Muhammad dan keluarganya as. أَتَيْتُكَ أَرْجُوْ عَظِيْمَ عَفْوِكَ الَّذِيْ عُدْتَ بِهِ عَلَى الْخَطَّائِيْنَ عِنْدَ عُكُوْفِهِمْ عَلَى الْمَحَارِمِ،فَلَمْ يَمْنَعْكَ طُوْلُ عُكُوْفِهِمْ عَلَى الْمَحَارِمِ أَنْ جُدْتَ عَلَيْهِمْ بِالْمَغْفِرَةِ وَ أَنْتَ سَيِّدِيْ الْعَوَّادُ بِالنَّعْمَاءِ وَ أَنَا الْعَوَّادُ بِالْخَطَاءِ، أَسْأَلُكَ بِحَقِّ مُحَمَّدٍ وَ آلِهِ الطَّاهِرِيْنَ أَنْ تَغْفِرَ لِيْ ذَنْبِيَ الْعَظِيْمَ، فَإِنَّهُ لا يَغْفِرُ الْعَظِيْمَ إِلاَّ الْعَظِيْمُ يَا عَظِيْمُ يَا عَظِيْمُ يَا عَظِيْمُ يَا عَظِيْمُ يَا عَظِيْمُ يَا عَظِيْمُ يَا عَظِيْمُ‏ Aku datang kepada-Mu karena mengharapkan besarnya ampunan-Mu yang karenanya Kauampuni para pelaku kesalahan, panjangnya masa mereka berbuat dosa tidak mencegah-Mu untuk mengampuni mereka, dan Engkau adalah Majikanku yang terbiasa mencurahkan karunia, sedangkan aku telah terbiasa melakukan kesalahan. Aku mohon kepada-Mu demi Muhammad dan keluarganya yang suci untuk mengampuni dosaku yang besar, sesungguhnya tiada yang dapat mengampuni (dosaku) yang besar kecuali Zat Yang Mahaagung. Wahai Zat Yang Mahaagung, wahai Zat Yang Mahaagung, wahai Zat Yang Mahaagung, wahai Zat Yang Mahaagung, wahai Zat Yang Mahaagung, wahai Zat Yang Mahaagung, wahai Zat Yang Mahaagung. Penulis berkata, Sayid Ibnu Thawus dalam kitab Jamâl al-Usbû’ memaparkan beberapa shalat para imam maksum as (pada hari Jumat) berserta doanya, sebagai berikut: h. Shalat Imam Hasan as Shalat Imam Hasan as pada hari Jumat adalah 4 rakaat seperti shalat Amirul Mukminin as. Shalat beliau yang lain adalah 4 rakaat dan pada setiap rakaatnya membaca surah al-Fâtihah 1 kali dan surah at-Tauhîd 25 kali. Doa beliau (setelah melaksanakan shalat tersebut) adalah: اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَتَقَرَّبُ إِلَيْكَ بِجُوْدِكَ وَ كَرَمِكَ وَ أَتَقَرَّبُ إِلَيْكَ بِمُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَ رَسُوْلِكَ وَ أَتَقَرَّبُ إِلَيْكَ بِمَلاَئِكَتِكَ الْمُقَرَّبِيْنَ وَ أَنْبِيَائِكَ وَ رُسُلِكَ أَنْ تُصَلِّيَ عَلَى مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَ رَسُولِكَ وَ عَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، وَ أَنْ تُقِيْلَنِيْ عَثْرَتِيْ وَ تَسْتُرَ عَلَيَّ ذُنُوْبِيْ وَ تَغْفِرَهَا لِيْ وَ تَقْضِيَ لِيْ حَوَائِجِيْ وَ لاَ تُعَذِّبَنِي بِقَبِيْحٍ كَانَ مِنِّيْ فَإِنَّ عَفْوَكَ وَ جُوْدَكَ يَسَعُنِيْ، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ Ya Allah, aku mendekatkan diri kepada-Mu dengan (perantara) kedermawan dan kemurahan-Mu, aku mendekatkan diri kepada-Mu dengan (perantara) Muhammad hamba dan Rasul-Mu, dan aku mendekatkan diri kepada-Mu dengan (perantara) para malaikat, nabi, dan rasul-Mu. Curahkanlah shalawat-Mu kepada Muhammad, hamba dan Rasul-Mu dan atas keluarganya, maafkanlah kesalahanku, ampunilah dosa-dosaku, penuhilah segala keperluanku, dan janganlah Kau siksa aku karena (amal-amalku) yang buruk, karena ampunan dan kedermawanan-Mu pasti meliputiku, sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu. i. Shalat Imam Husain as Shalat Imam Husain as adalah 4 rakaat. Pada setiap rakaat membaca surah al-Fâtihah dan at-Ikhlash masing-masing 50 kali. Membaca kedua surah di atas masing-masing 10 kali pada saat rukuk, bangun dari rukuk, sujud pertama, duduk di antara dua sujud, dan sujud kedua. Setelah mengucapkan salam, bacalah doa berikut ini: أَللَّهُمَّ أَنْتَ الَّذِي اسْتَجَبْتَ لِاَدَمَ وَ حَوَّاءَ إِذْ قَالاَ رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَ إِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَ تَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ وَ نَادَاكَ نُوْحٌ فَاسْتَجَبْتَ لَهُ وَ نَجَّيْتَهُ وَ أَهْلَهُ مِنَ الْكَرْبِ الْعَظِيْمِ، وَ أَطْفَأْتَ نَارَ نَمْرُوْدَ عَنْ خَلِيْلِكَ إِبْرَاهِيْمَ فَجَعَلْتَهَا عَلَيْهِ بَرْدًا وَ سَلاَمًا وَ أَنْتَ الَّذِي اسْتَجَبْتَ لاَيُّوْبَ إِذْ نَادَى إِنِّيْ مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَ أَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِيْنَ فَكَشَفْتَ مَا بِهِ مِنْ ضُرٍّ وَ آتَيْتَهُ أَهْلَهُ وَ مِثْلَهُمْ مَعَهُمْ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِكَ وَ ذِكْرَى لأُولِي اْلاَلْبَابِ وَ أَنْتَ الَّذِي اسْتَجَبْتَ لِذِي النُّوْنِ حِيْنَ نَادَاكَ فِي الظُّلُمَاتِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ فَنَجَّيْتَهُ مِنَ الْغَمِّ وَ أَنْتَ الَّذِي اسْتَجَبْتَ لِمُوْسَى وَ هَارُوْنَ دَعْوَتَهُمَا حِيْنَ قُلْتَ قَدْ أُجِيْبَتْ دَعْوَتُكُمَا فَاسْتَقِيْمَا وَ أَغْرَقْتَ فِرْعَوْنَ وَ قَوْمَهُ، وَ غَفَرْتَ لِدَاوُدَ ذَنْبَهُ وَ تُبْتَ عَلَيْهِ رَحْمَةً مِنْكَ وَ ذِكْرَى، وَ فَدَيْتَ إِسْمَاعِيْلَ بِذِبْحٍ عَظِيْمٍ بَعْدَ مَا أَسْلَمَ وَ تَلَّهُ لِلْجَبِيْنِ فَنَادَيْتَهُ بِالْفَرَجِ وَ الرَّوْحِ، وَ أَنْتَ الَّذِيْ نَادَاكَ زَكَرِيَا نِدَاءً خَفِيًّا فَقَالَ رَبِّ إِنِّيْ وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّيْ وَ اشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا وَ لَمْ أَكُنْ بِدُعَائِكَ رَبِّ شَقِيًّا، وَ قُلْتَ يَدْعُوْنَنَا رَغَبًا وَ رَهَبًا وَ كَانُوْا لَنَا خَاشِعِيْنَ وَ أَنْتَ الَّذِيْ تَسْتَجِيْبُ لِلَّذِيْنَ آمَنُوْا وَ عَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لِتَزِيْدَهُمْ مِنْ فَضْلِكَ، Ya Allah, Engkaulah yang telah mengabulkan permohonan Adam dan Hawa ketika mereka berseru, “Wahai Tuhanku, aku telah menzalimi diriku. Jika Engkau tidak mengampuni dan mengasihiku, niscaya aku akan celaka”; Nuh telah menyeru-Mu, lalu Kaukabulkan seruannya dan Kauselamatkan diri dan keluarganya dari (amukan) malapetaka (topan) yang dahsyat. Telah Kaupadamkan api Namrud untuk Ibrahim Khalîl-Mu, lalu Kaujadikan (api) dingin dan keselamatan baginya, Engkaulah yang telah mengabulkan (doa) Ayyub ketika ia menyeru, “Aku telah ditimpa penyakit parah dan Engkau adalah lebih pengasih dari para pengasih”, lalu Engkau menyembuhkan penyakitnya dan mengembalikan keluarganya bersama dalam rahmat-Mu. Itu sebagai peringatan bagi orang-orang yang berakal, Engkaulah yang telah mengabulkan (doa) Dzunnûn (Yunus) as ketika ia menyeru-Mu dalam kegelapan, “Tiada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang zalim”, lalu Engkau mengangkat dari kesusahannya. Engkaulah yang telah mengabulkan (doa) Musa dan Harun di saat Engkau berfirman, “Doa kalian telah dikabulkan, maka istikamahlah” dan Engkau menenggelamkan Fir’aun beserta kaumnya. Engkau telah mengampuni dosa Dawud dan menerima taubatnya sebagai rahmat dan peringatan-Mu, Engkau telah mengorbankan (domba) demi sembelihan yang agung, Isma’il, setelah ia pasrah dan menundukkan wajahnya (di atas sebongkah batu), lalu Engkau memanggilnya (menjanjikan kelapangan kepadanya) Engkaulah yang telah diseru oleh Zakaria secara samar (dari lubuk hati, “Wahai Tuhanku, tulang-belulangku telah melemah dan rambutku telah memutih sedangkan aku tidak pernah merasa celaka dengan berdoa kepada-Mu” dan Engkau berfirman (berkenaan dengannya), “Mereka berdoa kepada aku dengan rendah hati dan rasa takut serta khusyuk di (haribaan) Aku.” Dan Engkaulah yang akan mengabulkan (doa) orang-orang yang beriman dan beramal saleh sehingga Engkau menambahkan anugerah-Mu kepada mereka. فَلاَ تَجْعَلْنِيْ مِنْ أَهْوَنِ الدَّاعِيْنَ لَكَ وَ الرَّاغِبِيْنَ إِلَيْكَ، وَ اسَتَجِبْ لِيْ كَمَا اسَتَجَبْتَ لَهُمْ بِحَقِّهِمْ عَلَيْكَ، فَطَهِّرْنِيْ بِتَطْهِيْرِكَ، وَ تَقَبَّلْ صَلاَتِيْ وَ دُعَائِيْ بِقَبُوْلٍ حَسَنٍ، وَ طَيِّبْ بَقِيَّةَ حَيَاتِيْ، وَ طَيِّبْ وَفَاتِيْ، وَ اخْلُفْنِيْ فِيْمَنْ أَخْلُفُ، وَ احَفَظْنِيْ يَا رَبِّ بِدُعَائِيْ، وَ اجْعَلْ ذُرِّيَّتِيْ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً تَحُوْطُهَا بِحِيَاطَتِكَ بِكُلِّ مَا حُطْتَّ بِهِ ذُرِّيَّةَ أَحَدٍ مِنْ أَوْلِيَائِكَ وَ أَهْلِ طَاعَتِكَ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ Maka, jangan Kaujadikan aku orang yang paling hina di antara orang-orang yang berdoa kepada-Mu dan merindukan-Mu, Kabulkanlah – demi hak yang mereka miliki atas-Mu – (doa)ku sebagaimana Engkau telah mengabulkan (doa) mereka, sucikanlah diriku dengan penyucian-Mu, terimalah shalatku dan (kabulkanlah) doaku dengan penerimaan yang terbaik, harumkanlah sisa-sisa hidup dan saat wafatku, urusilah segala yang kutinggalkan, jagalah diriku, wahai Tuhanku, demi doaku, jadikanlah keturunan yang baik dariku (dan) jagalah mereka, sebagaimana penjagaan-Mu kepada keturunan salah seorang dari para kekasih-Mu dan orang-orang yang menaati-Mu Dengan rahmat-Mu, wahai Zat yang lebih pengasih dari para pengasih. يَا مَنْ هُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ رَقِيْبٌ وَ لِكُلِّ دَاعٍ مِنْ خَلْقِكَ مُجِيْبٌ وَ مِنْ كُلِّ سَائِلٍ قَرِيْبٌ، أَسْأَلُكَ يَا لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ الْأََحَدُ الصَّمَدُ الَّذِيْ لَمْ يَلِدْ وَ لَمْ يُوْلَدْ وَ لَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ وَ بِكُلِّ اسْمٍ رَفَعْتَ بِهِ سَمَاءَكَ وَ فَرَشْتَ بِهِ أَرْضَكَ وَ أَرْسَيْتَ بِهِ الْجِبَالَ وَ أَجْرَيْتَ بِهِ الْمَاءَ وَ سَخَّرْتَ بِهِ السَّحَابَ وَ الشَّمْسَ وَ الْقَمَرَ وَ النُّجُوْمَ وَ الَّليْلَ وَ النَّهَارَ وَ خَلَقْتَ الخَلاَئِقَ كُلَّهَا أَسْأَلُكَ بِعَظَمَةِ وَجْهِكَ الْعَظِيْمِ الَّذِيْ أَشْرَقَتْ لَهُ السَّمَوَاتُ وَ الْأََرْضُ فَأَضَاءَتْ بِهِ الظُّلُمَاتُ إِلاَّ صَلَّيْتَ عَلَى مُحَمَّدٍ و آل مُحَمَّدٍ Wahai Zat pengawas segala sesuatu, pengabul doa setiap makhluk-Mu, dan Yang dekat kepada setiap peminta-(Nya), aku mohon kepada-Mu, wahai Zat yang tiada Tuhan selain-Mu, Yang Mahahidup, Berdiri dengan sendiri-Nya, Esa, dan Tempat tumpuan (segala keperluan), Yang tidak beranak dan tidak diperanakkan serta tiada seorang pun yang sebanding dengan-Nya. Dan (aku mohon kepada-Mu) dengan setiap asma yang dengannya Kau bentangkan langit-Mu, Kauhamparkan bumi-Mu, Kautegakkan gunung-gunung, Kaualirkan air, Kautundukkan awan, matahari, bulan, bintang-gemintang, malam, dan siang, dan Kauciptakan seluruh makhluk, aku mohon kepada-Mu dengan keagungan Zat-Mu yang karenanya langit dan bumi bersimbah cahaya, kegelapan menjadi terang-benderang untuk melimpahkan shalawat-(Mu) kepada Muhammad dan keluarganya, وَ كَفَيْتَنِيْ أَمْرَ مَعَاشِيْ وَ مَعَادِيْ وَ أَصْلَحْتَ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ وَ لَمْ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ وَ أَصْلَحْتَ أَمْرِيْ وَ أَمْرَ عِيَالِيْ وَ كَفَيْتَنِيْ هَمَّهُمْ وَ أَغْنَيْتَنِيْ وَ إِيَّاهًمْ مِنْ كَنْزِكَ وَ خَزَائِنِكَ وَ سَعَةِ فَضْلِكَ الَّذِيْ لاَ يَنْفَدُ أَبَدًا، وَ أَثْبِتْ فِيْ قَلْبِيْ يَنَابِيْعَ الْحِكْمَةِ الَّتِيْ تَنْفَعُنِيْ بِهَا وَ تَنْفَعُ بِهَا مَنِ ارْتَضَيْتَ مِنْ عِبَادِكَ، وَ اجْعَلْ لِّيْ مِنَ الْمُتَّقِيْنَ فِيْ آخِرِ الزَّمَانِ إِمَامًا كَمَا جَعَلْتَ إِبْرَاهِيْمَ الْخَلِيْلَ إِمَامًا فَإِنَّ بِتَوْفِيْقِكَ يَفُوْزُ الْفَائِزُوْنَ وَ يَتُوْبُ التَّائِبُوْنَ وَ يَعْبُدُكَ الْعَابِدُوْنَ، وَ بِتَسْدِيْدِكَ يَصْلُحُ الصَّالِحُوْنَ الْمُحْسِنُوْنَ الْمُخْبِتُوْنَ الْعَابِدُوْنَ لَكَ الْخَائِفُوْنَ مِنْكَ، وَ بِإِرْشَادِكَ نَجَا النَّاجُوْنَ مِنْ نَارِكَ وَ أَشْفَقَ مِنْهَا الْمُشْفِقُوْنَ مِنْ خَلْقِكَ، وَ بِخَذْلاَنِكَ خَسِرَ الْمُبْطِلُوْنَ وَ هَلَكَ الظَّالِمُوْنَ وَ غَفَلَ الْغَافِلُوْنَ mencukupkan urusan hidup dan tempat kembaliku (kelak), membenarkan (baca: menunaikan) seluruh urusanku, tidak menyerahkanku kepada diriku sekejap mata pun, menyelesaikan seluruh urusanku dan keluargaku, menjadikanku mampu (untuk mencukupi) keinginan mereka, menjadikanku dan mereka berkecukupan dengan harta serta keluasan anugerah-Mu yang tak pernah habis; kokohkanlah hatiku dengan mata air hikmah yang bermanfaat bagiku dan bagi hamba-Mu yang Kau restui, hadirkanlah di akhir zaman seorang imam dari orang-orang yang bertakwa, sebagaimana Engkau telah menjadikan Ibrahim al-Khalîl sebagai seorang imam, karena hanya dengan taufik-Mu orang-orang yang beruntung akan beruntung, orang-orang yang bertaubat akan bertaubat, para penyembah akan menyembah-Mu, hanya dengan petunjuk-Mu orang-orang saleh pembakti, khusyuk, penyembah-Mu, dan yang takut kepada-Mu akan sampai ke tempat yang layak. Dan hanya dengan petunjuk-Mu orang-orang yang selamat akan selamat dari (siksa) neraka-Mu, dan para hamba-Mu yang rindu (kepada-Mu) akan takut kepadanya, serta hanya dengan penghinaan-Mu, para pendukung kebatilan akan merugi, para zalim akan celaka, dan para pelupa akan lupa (dari-Mu). أَللَّهُمَّ آتِ نَفْسِيْ تَقْوَاهَا فَأَنْتَ وَلِيُّهَا وَ مَوْلاَهَا وَ أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا، أَللَّهُمَّ بَيِّنْ لَهَا هُدَاهَا وَ أَلْهِمْهَا تَقْوَاهَا وَ بَشِّرْهَا بِرَحْمَتِكَ حِيْنَ تَتَوَفَّاهَا، وَ نَزِّلْهَا مِنَ الْجِنَانِ عُلْيَاهَا وَ طَيِّبْ وَفَاتَهَا وَ مَحْيَاهَا، وَ أَكْرِمْ مُنْقَلَبَهَا وَ مَثْوَاهَا وَ مُسْتَقَرَّهَا وَ مَأْوَاهَا، فَأَنْتَ وَلِيُّهَا وَ مَوْلاَهَا Ya Allah, anugerahkan jiwaku dengan ketakwaan, karena Engkau adalah Wali dan Pembimbingnya serta Engkau adalah sebaik-baik Zat yang dapat menyucikannya. Ya Allah, tunjukkanlah baginya (jiwaku) jalan petunjuk, anugerahkan kepadanya ketakwaan, berikanlah kepadanya kabar gembira dengan rahmat-Mu ketika Engkau mencabut nyawanya, tempatkanlah ia di surga yang paling tinggi, harumkanlah kematian dan masa hidupnya, dan muliakanlah tempat kembalinya (kelak), karena Engkau adalah Wali dan Pembimbingnya. j. Shalat Imam Ali Zainal Abidin as Shalat beliau adalah 4 rakaat. Pada setiap rakaat, membaca surah al-Fâtihah sekali dan surah at-Tauhîd 100 kali. Doa beliau setelah melaksanakan shalat adalah: يَا مَنْ أَظْهَرَ الْجَمِيْلَ وَ سَتَرَ الْقَبِيْحَ، يَا مَنْ لَمْ يُؤَاخِذْ بِالْجَرِيْرَةِ وَ لَمْ يَهْتِكِ السِّتْرَ، يَا عَظِيْمَ الْعَفْوِ، يَا حَسَنَ التَّجَاوُزِ، يَا وَاسِعَ الْمَغْفِرَةِ، يَا بَاسِطَ الْيَدَيْنِ بِالرَّحْمَةِ، يَا صَاحِبَ كُلِّ نَجْوَى، يَا مُنْتَهَى كُلِّ شَكْوَى، يَا كَرِيْمَ الصَّفْحِ، يَا عَظِيْمَ الرَّجَاءِ، يَا مُبْتَدِئًا بِالنِّعَمِ قَبْلَ اسْتِحْقَاقِهَا، يَا رَبَّنَا وَ سَيِّدَنَا وَ مَوْلاَنَا، يَا غَايَةَ رَغْبَتِنَا، أَسْأَلُكَ اللَّهُمَّ أَنْ تُصَلِّيَ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِ مُحَمَّدٍ Wahai Zat yang menampakkan keindahan dan menutupi kejelekan, wahai Zat yang tidak menyiksa karena dosa dan tidak menyobek (tabir para pendosa), wahai Zat yang besar maaf-Nya, wahai Zat Pemaaf, wahai Zat yang luas ampunan-Nya, wahai Zat penebar rahmat dengan tangan-Nya, wahai Pemilik para perintih, wahai Harapan setiap pengadu, wahai Zat pemaaf, wahai Harapan teragung, wahai Zat yang menganugerahkan karunia sebelum diminta, wahai Tuhanku, Tuanku, dan Maulaku, wahai Harapan segala keinginanku, aku mohon kepada-Mu untuk melimpahkan shalawat-(Mu) kepada Muhammad dan keluarganya. k. Shalat Imam Muhammad Bâqir as Shalat beliau adalah 2 rakaat. Pada setiap rakaat, membaca surah al-Fâtihah sekali dan subhânallâhi wal hamdulillâhi wa lâ ilâha illâhu wallâhu akbar 100 kali. Doa beliau setelah melaksanakan shalat ini adalah: اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ يَا حَلِيْمُ ذُوْ (ذَا) أَنَاةٍ غَفُوْرٌ وَدُوْدٌ أَنْ تَتَجَاوَزَ عَنْ سَيِّئَاتِيْ وَ مَا عِنْدِيْ بِحُسْنِ مَا عِنْدَكَ وَ أَنْ تُعْطِيَنِيْ مِنْ عَطَائِكَ مَا يَسَعُنِيْ وَ تُلْهِمَنِيْ فِيْمَا أَعْطَيْتَنِي الْعَمَلَ فِيْهِ بِطَاعَتِكَ وَ طَاعَةِ رَسُوْلِكَ وَ أَنْ تُعْطِيَنِيْ مِنْ عَفْوِكَ مَا أَسْتَوْجِبُ بِهِ كَرَامَتَكَ، اَللَّهُمَّ أَعْطِنِيْ مَا أَنْتَ أَهْلُهُ وَ لاَ تَفْعَلْ بِيْ مَا أَنَا أَهْلُهُ فَإِنَّمَا أَنَا بِكَ وَ لَمْ أُصِبْ خَيْرًا قَطُّ إِلاَّ مِنْكَ، يَا أَبْصَرَ الْأَبْصَرِينَ، وَ يَا أَسْمَعَ السَّامِعِينَ، وَ يَا أَحْكَمَ الْحَاكِمِيْنَ، وَ يَا جَارَ الْمُسْتَجِيْرِيْنَ، وَ يَا مُجِيْبَ دَعْوَةِ الْمُضْطَرِّيْنَ، صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِ مُحَمَّدٍ Aku mohon kepada-Mu, wahai Zat Penyabar, Yang tidak bersegera (dalam menyiksa), Pemaaf, dan Penyayang, maafkan segala dosaku, (gantikan) kejelekanku dengan kebaikan-Mu, berikan anugerah-Mu kepadaku sehingga aku (hidup) cukup, ilhamkan kepadaku anugerah untuk beramal sesuai dengan ketaatan kepada-Mu dan Rasul-Mu. Anugerahilah aku dengan maaf-Mu, sehingga aku dapat menggapai kemuliaan-Mu. Ya Allah, anugerahilah apa yang layak bagimu kepadaku, dan jangan Kauperlakukan aku dengan balasan yang pantas, karena aku hanya berpegang teguh kepada-Mu dan aku tidak pernah mendapatkan kebaikan kecuali dari-Mu. Wahai Zat yang lebih melihat dari para pelihat, wahai Zat yang lebih mendengar dari para pendengar, wahai Zat yang lebih adil dari para penguasa, wahai Pelindung orang-orang yang memohon perlindungan, dan wahai Zat yang mengabulkan doa orang-orang yang kesulitan, limpahkanlah shalawat-(Mu) kepada Muhammad dan keluarga Muhammad. l. Shalat Imam Ja’far Shadiq as Shalat beliau adalah 2 rakaat. Pada setiap rakaat, membaca surah al-Fâtihah sekali dan ayat syahidallâhu annahû lâ ilâha illâ huwa wal malâ`ikatu wa ulul ‘ilmi qâ`iman bil qisth, lâ ilâha illâ huwal ‘azîzul hakîm, innad dîna ‘indallâhil Islâm, wa makhtalafal ladzîna ûtul kitâbi illâ min ba’di mâ jâ`ahumul ‘ilmu baghyan bainahum, wa man yakfur bi âyâtillâhi fa-`innallâha sarî’ul hisâb 100 kali. Doa beliau setelah melaksanakan shalat ini adalah: يَا صَانِعَ كُلِّ مَصْنُوْعٍ، يَا جَابِرَ كُلِّ كَسِيْرٍ (كَسْرٍ)، وَ يَا حَاضِرَ كُلِّ مَلَإٍ، وَ يَا شَاهِدَ كُلِّ نَجْوَى، وَ يَا عَالِمَ كُلِّ خَفِيَّةٍ، وَ يَا شَاهِدُ (شَاهِدًا) غَيْرَ غَائِبٍ وَ يَا غَالِبُ (غَالِبًا) غَيْرَ مَغْلُوْبٍ وَ يَا قَرِيْبُ (قَرِيْبًا) غَيْرَ بَعِيْدٍ وَ يَا مُوْنِسَ كُلِّ وَحِيْدٍ، وَ يَا حَيُّ مُحْيِيَ الْمَوْتَى وَ مُمِيْتَ الْأَحْيَاءِ الْقَائِمُ (الْقَائِمَ) عَلَى كُلِّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ، وَ يَا حَيًّا حِيْنَ لاَ حَيَّ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِ مُحَمَّدٍ Wahai Pencipta setiap makhluk, wahai Penenang setiap yang patah hati (gundah), wahai Zat yang selalu hadir di setiap khalayak, wahai Penyaksi setiap rintihan, wahai Zat yang mengetahui setiap yang tersembunyi, wahai Zat yang tampak dan tak tersembunyi, wahai Zat yang selalu menang dan tak terkalahkan, wahai Zat yang dekat dan tak jauh, wahai Penenteram orang yang sendirian, wahai Zat yang hidup dan menghidupkan orang-orang yang mati serta mematikan orang-orang yang hidup, Yang mengawasi setiap perilaku jiwa, wahai Zat yang Mahahidup ketika tak ada satu makhluk pun yang hidup, tiada Tuhan selain Engkau, limpahkanlah shalawat-(Mu) kepada Muhammad dan keluarganya. m. Shalat Imam Musa al-Kazhim as Shalat beliau adalah 2 rakaat. Pada setiap rakaat, membaca surah al-Fâtihah sekali dan surah al-Ikhlash 12 kali. Doa beliau setelah melaksanakan shalat ini adalah: إِلَهِيْ خَشَعَتِ اْلأَصْوَاتُ لَكَ وَ ضَلَّتِ اْلأَحْلاَمُ فِيْكَ وَ وَجِلَ كُلُّ شَيْئٍٍ مِنْكَ وَ هَرَبَ كُلُّ شَيْ‏ءٍ إِلَيْكَ وَ ضَاقَتِ اْلأَشْيَاءُ دُوْنَكَ وَ مَلأَ كُلَّ شَيْئٍٍ نُوْرُكَ، جَلاَلِكَ وَ أَنْتَ الْبَهِيُّ فِيْ جَمَالِكَ وَ فَأَنْتَ الرَّفِيْعُ فِيْ أَنْتَ الْعَظِيْمُ فِيْ قُدْرَتِكَ وَ أَنْتَ الَّذِيْ لاَ يَؤُُوْدُكَ شَيْئٌ،ٌ يَا مُنْزِلَ نِعْمَتِيْ يَا مُفَرِّجَ كُرْبَتِيْ وَ يَا قَاضِيَ حَاجَتِيْ، أَعْطِنِيْ مَسْأَلَتِيْ بِلاَ إِلَهَ إِلا أَنْتَ، آمَنْتُ بِكَ مُخْلِصًا لَكَ دِيْنِيْ، أَصْبَحْتُ عَلَى عَهْدِكَ وَ وَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِالنِّعْمَةِ وَ أَسْتَغْفِرُكَ مِنَ الذُّنُوْبِ الَّتِيْ لاَ يَغْفِرُهَا غَيْرُكَ، يَا مَنْ هُوَ فِيْ عُلُوِّهِ دَانٍ وَ فِيْ دُنُوِّهِ عَالٍ وَ فِيْ إِشْرَاقِهِ مُنِيْرٌ وَ فِيْ سُلْطَانِهِ قَوِيٌّ، صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِهِ Ilahi, semua suara khusyuk tunduk di hadapan-Mu, semua akal bingung memikirkan hakikat-Mu, segala sesuatu takut kepada-Mu, segala sesuatu lari menuju-Mu, segala sesuatu selain-Mu berada dalam kesempitan, dan cahaya-Mu memenuhi segala sesuatu. Engkau Mahatinggi dalam keagungan-Mu, Engkau Mahaindah dalam keindahan-Mu, Engkau Mahaagung dalam kekuatan-Mu, dan Engkau adalah Zat yang tak dapat dilelahkan oleh apa pun, Wahai Penebar karuniaku, Wahai Pemusnah kegundahanku, Wahai Pemberi semua keperluanku, kabulkanlah permintaanku demi keesaan-Mu, aku beriman kepada-Mu dengan memurnikan agama untuk-Mu, kumasuki hari ini dengan memegang janji-Mu semampuku, aku kembali kepada-Mu dengan karunia dan memohon ampun kepada-Mu dari dosa-dosa yang selain-Mu tidak dapat mengampuninya. Wahai Zat yang dekat dalam ketinggian (kedudukan)-Nya, Yang Mahatinggi dalam kedekatan-Nya, Yang bercahaya terang-benderang-Nya, dan Mahakuat kekuasaan-Nya, limpahkanlah shalawat-(Mu) kepada Muhammad dan keluarganya. n. Shalat Imam Ridha as Shalat beliau adalah 6 rakaat. Pada setiap rakaat, membaca surah al-Fâtihah sekali dan surah al-Insân 10 kali. Doa beliau setelah melaksanakan shalat ini adalah: يَا صَاحِبِيْ فِيْ شِدَّتِيْ، وَ يَا وَلِيِّيْ فِيْ نِعْمَتِيْ، وَ يَا إِلَهِيْ وَ إِلَهَ إِبْرَاهِيْمَ وَ إِسْمَاعِيْلَ وَ إِسْحَاقَ وَ يَعْقُوْبَ، يَا رَبَّ كهيعص وَ يس وَ الْقُرْآنِ الْحَكِيْمِ، أَسْأَلُكَ يَا أَحْسَنَ مَنْ سُئِلَ وَ يَا خَيْرَ مَنْ دُعِيَ وَ يَا أَجْوَدَ مَنْ أَعْطَى، وَ يَا خَيْرَ مُرْتَجًى، أَسْأَلُكَ أَنْ تُصَلِّيَ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِ مُحَمَّدٍ Wahai Sahabat dalam kesusahanku, wahai Wali dalam karuniaku, wahai Tuhanku dan Tuhan Ibrahim, Ismail, Ishaq, dan Ya’qub, Wahai Tuhan Kâf Hâ Yâ ‘Aîn Shâd dan Yâsîn, aku mohon kepada-Mu Wahai Zat terbaik yang dapat diminta, Wahai Zat terbaik yang dapat dimohon, Wahai Zat yang paling dermawan dalam memberi, dan wahai Tumpuan harapan yang terbaik, aku mohon kepada-Mu untuk melimpahkan shalawat-(Mu) kepada Muhammad dan keluarganya. o. Shalat Imam Jawad as Shalat beliau adalah 2 rakaat. Pada setiap rakaat, membaca surah al-Fâtihah sekali dan surah at-Tauhîd 70 kali. Doa beliau setelah melaksanakan shalat ini adalah: اَللَّهُمَّ رَبَّ اْلأَرْوَاحِ اْلفَانِيَةِ وَ اْلأَجْسَادِ الْبَالِيَةِ، أَسْأَلُكَ بِطَاعَةِ اْلأَرْوَاحِ الرَّاجِعَةِ إِلَى أَجْسَادِهَا [أَحِبَّائِهَا] وَ بِطَاعَةِ اْلأَجْسَادِ الْمُلْتَئِمَةِ بِعُرُوْقِهَا وَ بِكَلِمَتِكَ النَّافِذَةِ بَيْنَهُمْ وَ أَخْذِكَ الْحَقَّ مِنْهُمْ وَ الْخَلاَئِقُ بَيْنَ يَدَيْكَ يَنْتَظِرُوْنَ فَصْلَ قَضَائِكَ وَ يَرْجُوْنَ رَحْمَتَكَ وَ يَخَافُوْنَ عِقَابَكَ، مُحَمَّدٍ وَ اجْعَلِ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِ النُّوْرَ فِيْ بَصَرِيْ وَ الْيَقِينَ فِيْ قَلْبِيْ وَ ذِكْرَكَ بِاللَّيْلِ وَ النَّهَارِ عَلَى لِسَانِيْ وَ عَمَلاً صَالِحًا فَارْزُقْنِيْ Ya Allah, Tuhan ruh-ruh yang fana (dari dunia ini) dan tubuh-tubuh yang hancur lebur, aku mohon kepada-Mu dengan (perantara) ketaatan ruh-ruh yang (akan) kembali tubuh-tubuhnya, dengan (perantara) ketaatan tubuh-tubuh yang akan kembali tersusun dengan urat-uratnya, dengan (perantara) firman-Mu yang berlaku atas mereka, dan dengan (perantara) hak yang akan Kauambil dari mereka sedang para makhluk menunggu keputusan-Mu di hadapan-Mu, mengharapkan rahmat-Mu, dan takut akan siksa-Mu, limpahkanlah shalawat-(Mu) kepada Muhammad dan keluarganya, anugerahkan cahaya di mataku, keyakinan di kalbuku, zikir kepada-Mu siang dan malam di mulutku, dan anugerahkan amal saleh kepadaku. p. Shalat Imam Ali Hadi as Shalat Imam Ali Hadi as berjumlah 2 rakaat. Pada rakaat pertama, membaca surah al-Fâtihah dan Yâsîn serta pada rakaat kedua, membaca surah al-Fâtihah dan surah ar-Rahmân (masing-masing satu kali). Doa beliau setelah melaksanakan shalat ini adalah: يَا بَارُّ يَا وَصُولُ، يَا شَاهِدَ كُلِّ غَائِبٍ، وَ يَا قَرِيْبُ غَيْرَ بَعِيْدٍ، وَ يَا غَالِبُ غَيْرَ مَغْلُوْبٍ، وَ يَا مَنْ لاَ يَعْلَمُ كَيْفَ هُوَ إِلاَّ هُوَ، يَا مَنْ لاَ تُبْلَغُ قُدْرَتُهُ، أَسْأَلُكَ اللَّهُمَّ بِاسْمِكَ الْمَكْنُوْنِ الْمَخْزُوْنِ الْمَكْتُوْمِ عَمَّنْ شِئْتَ الطَّاهِرِ الْمُطَهَّرِ الْمُقَدَّسِ النُّوْرِ التَّامِّ الْحَيِّ الْقَيُّوْمِ الْعَظِيْمِ، نُوْرِ السَّمَاوَاتِ وَ نُوْرِ اْلأَرَضِيْنَ عَالِمِ الْغَيْبِ وَ الشَّهَادَةِ الْكَبِيْرِ الْمُتَعَالِ الْعَظِيْمِ، صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِ مُحَمَّدٍ Wahai Zat pelaku kebaikan, wahai Zat pemerhati (kondisi makhluk-Nya), wahai Zat penyaksi segala yang gaib, wahai Zat yang dekat tak jauh, wahai Zat yang menang tak terkalahkan, wahai Zat yang tak seorang pun mengetahui hakikat-Nya kecuali Dia, dan wahai Zat yang kekuatan-Nya tak tergapai (oleh siapa pun), aku mohon kepada-Mu dengan (perantara) asma-Mu yang tersimpan dan tersembunyi dari orang yang Kaukehendaki, Wahai Yang suci dan disucikan, Cahaya yang sempurna, Yang Hidup, Berdiri sendiri dan Agung, Cahaya langit dan bumi, Yang Mengetahui (rahasia) alam gaib dan alam nyata, Yang Mahabesar, Tinggi, dan Agung, limpahkanlah shalawat-(Mu) kepada Muhammad dan keluarganya. q. Shalat Imam Hasan Askari as Shalat beliau adalah 4 rakaat. Pada dua rakaat pertama setelah membaca surah al-Fâtihah, membaca surah az-Zilzâl 15 kali dan pada dua rakaat terakhir setelah membaca surah al-Fâtihah, membaca surah at-Tauhîd 15 kali. Doa beliau setelah melaksanakan shalat ini adalah: أَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِأَنَّ لَكَ الْحَمْدَ لاَ إِلَهَ إِلاَ أَنْتَ الْبَدِيئُ قَبْلَ كُلِّ شَيْئٍٍ وَ أَنْتَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ وَ لاَ إِلَهَ إِلاَ أَنْتَ الَّذِي لاَ يُذِلُّكَ شَيْئٌٍ، وَ أَنْتَ كُلَّ يَوْمٍ فِي شَأْنٍ لاَ إِلَهَ إِلاَ أَنْتَ خَالِقُ مَا يُرَى وَ مَا لاَ يُرَى الْعَالِمُ بِكُلِّ شَيْ‏ءٍ بِغَيْرِ تَعْلِيمٍ، أَسْأَلُكَ بِآلاَئِكَ وَ نَعْمَائِكَ بِأَنَّكَ اللَّهُ الرَّبُّ الْوَاحِدُ لاَ إِلَهَ إِلاَ أَنْتَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ، وَ أَسْأَلُكَ بِأَنَّكَ أَنْتَ اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَ أَنْتَ الْوِتْرُ الْفَرْدُ الاَحَدُ الصَّمَدُ الَّذِي لَمْ يَلِدْ وَ لَمْ يُولَدْ وَ لَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوا أَحَدٌ، وَ أَسْأَلُكَ بِأَنَّكَ اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَ أَنْتَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ الْقَائِمُ عَلَى كُلِّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ الرَّقِيْبُ الْحَفِيْظُ، وَ أَسْأَلُكَ بِأَنَّكَ اللَّهُ الاَوَّلُ قَبْلَ كُلِّ شَيْئٍ وَ الاَخِرُ بَعْدَ كُلِّ شَيْئٍٍ وَ الْبَاطِنُ دُوْنَ كُلِّ شَيْئٍٍ الضَّارُّ النَّافِعُ الْحَكِيْمُ الْعَلِيْمُ، وَ أَسْأَلُكَ بِأَنَّكَ أَنْتَ اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَ أَنْتَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ الْبَاعِثُ الْوَارِثُ الْحَنَّانُ الْمَنَّانُ بَدِيعُ السَّمَاوَاتِ وَ الاَرْضِ ذُو الْجَلاَلِ وَ الاَكْرَامِ وَ ذُو الطَّوْلِ وَ ذُو الْعِزَّةِ وَ ذُو السُّلْطَانِ لاَ إِلَهَ إِلاَ أَنْتَ أَحَطْتَ بِكُلِّ شَيْ‏ءٍ عِلْما وَ أَحْصَيْتَ كُلَّ شَيْ‏ءٍ عَدَدا، صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِ مُحَمَّدٍ Ya Allah, aku mohon kepada-Mu dengan (perantara kesaksianku) bahwa segala puji hanya untuk-Mu, tiada tuhan selain Engkau yang ada sebelum segala sesuatu, Engkau Mahahidup dan Qayyûm*, tiada tuhan selain Engkau yang tak sesuatu pun mampu menghinakan-Mu, setiap hari Engkau melakukan sesuatu, tiada tuhan selain Engkau yang menciptakan yang terlihat dan yang tak terlihat, yang mengetahui segala sesuatu tanpa diajari; aku mohon kepada-Mu dengan (perantara) karunia-karunia-Mu (dan kesaksianku) bahwa Engkau adalah Allah, Tuhan Yang Esa, Tiada tuhan selain Engkau yang Maha Pengasih dan Penyayang; aku mohon kepada-Mu dengan (perantara kesaksianku) bahwa Engkau adalah Allah, tiada Tuhan selain Engkau yang Maha Esa dan Tunggal, Tempat tumpuan (segala keperluan) yang tidak beranak dan tidak diperanakkan serta tidak seorang pun yang dapat menandingi-Nya; aku mohon kepada-Mu dengan (perantara kesaksianku) bahwa Engkau adalah Allah Tiada tuhan selain Engkau yang Mahalembut, Mengetahui, Mengawasi setiap perilaku hamba, Pengawas, dan Penjaga; aku mohon kepada-Mu dengan (perantara kesaksianku) bahwa Engkau adalah Allah yang Mahaawal sebelum terwujudnya segala sesuatu, Mahaakhir setelah sirnanya segala sesuatu, tersembunyi dalam (hakikat) segala sesuatu, yang dapat mendatangkan bahaya dan manfaat, yang Mahabijak dan Mengetahui; aku mohon kepada-Mu dengan (perantara kesaksianku) bahwa Engkau adalah Allah, tiada tuhan selain Engkau yang Mahahidup, al-Qayyûm, Pembangkit (orang-orang yang mati), Pewaris (semua makhluk), Penyayang, Pemberi anugerah, Pencipta langit dan bumi, Pemilik segala keagungan dan kemuliaan, Pemilik segala karunia, kemuliaan, kerajaan; tiada tuhan selain Engkau, ilmu-Mu meliputi segala sesuatu, Engkau menghitung segala sesuatu, limpahkanlah shalawat-(Mu) kepada Muhammad dan keluarga Muhammad. r. Shalat Imam Mahdi as Shalat ini berjumlah 2 rakaat. Pada setiap rakaat, membaca surah al-Fâtihah dan at-Tauhîd (masing-masing sekali). Ketika sampai pada ayat iyyâka na’budu wa iyyâka nasta’în (ayat ke-5 surah al-Fâtihah), ulangilah bacaan ayat ini 100 kali. Setelah selesai melaksanakan shalat, bacalah doa berikut ini: أَللَّهُمَّ عَظُمَ الْبَلاَءُ وَ بَرِحَ الْخَفَاءُ وَ انْكَشَفَ الْغِطَاءُ وَ ضَاقَتِ اْلاَرْضُ بِمَا وَسِعَتِ السَّمَاءُ وَ إِلَيْكَ يَا رَبِّ الْمُشْتَكَى وَ عَلَيْكَ الْمُعَوَّلُ فِي الشِّدَّةِ وَ الرَّخَاءِ أَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِ مُحَمَّدٍ الَّذِينَ أَمَرْتَنَا بِطَاعَتِهِمْ وَ عَجِّلِ أَللَّهُمَّ فَرَجَهُمْ بِقَائِمِهِمْ وَ أَظْهِرْ إِعْزَازَهُ . يَا مُحَمَّدٍ يَا عَلِيُّ يَا عَلِيُّ يَا مُحَمَّدٍ اكْفِيَانِي فَإِنَّكُمَا كَافِيَايَ، يَا مُحَمَّدٍ يَا عَلِيُّ يَا عَلِيُّ يَا مُحَمَّدٍ انْصُرَانِي فَإِنَّكُمَا نَاصِرَايَ، يَا مُحَمَّدٍ يَا عَلِيُّ يَا عَلِيُّ يَا مُحَمَّدٍ احْفَظَانِي فَإِنَّكُمَا حَافِظَايَ، يَا مَوْلاَيَ يَا صَاحِبَ الزَّمَانِ يَا مَوْلاَيَ يَا صَاحِبَ الزَّمَانِ يَا مَوْلاَيَ يَا صَاحِبَ الزَّمَانِ، الْغَوْثَ الْغَوْثَ الْغَوْثَ، أَدْرِكْنِي أَدْرِكْنِي أَدْرِكْنِي، الاَمَانَ الاَمَانَ الاَمَانَ Ya Allah, sungguh besar malapetaka (yang menimpa aku), masih selalu samar (hujjah-Mu), tirai-tirai (penutup segala kejelekan) telah terurai, bumi telah sempit dengan segala keluasan langit, hanya Engkau – wahai Tuhanku – tempat mengadu dan bergantung dalam kesusahan dan kesenangan; Ya Allah, limpahkanlah shalawat-(Mu) kepada Muhammad dan keluarganya, orang-orang (suci) yang telah Kauwajibkan kepadaku untuk menaati mereka, percepatlah – ya Allah – kemunculan mereka dengan (munculnya) al-Qâ`im (yang berasal dari keturunan) mereka, dan tampakkanlah kemuliaannya. Wahai Muhammad, wahai Ali, wahai Ali, wahai Muhammad, cukupilah aku karena kalian mampu untuk mencukupiku, wahai Muhammad wahai Ali, wahai Ali wahai Muhammad, tolonglah aku, karena kalian mampu untuk menolongku, wahai Muhammad, wahai Ali, wahai Ali, wahai Muhammad, jagalah aku karena kalian mampu untuk menjagaku, wahai Tuanku, ya Shâhibaz Zamân, wahai Tuanku, ya Shâhibaz Zamân, wahai Tuanku, ya Shâhibaz Zamân, bantulah, bantulah, bantulah, selamatkanlah aku, selamatkanlah aku, selamatkanlah aku, lindungilah (aku), lindungilah (aku), lindungilah (aku). s. Shalat Ja’far Thayyar Shalat ini adalah yang paling mujarab. Shalat ini diriwayatkan dengan sanad-sanad mu’tabar dan memiliki banyak keutamaan. Terutama adalah pengampunan dosa-dosa besar. Waktu yang paling utama untuk melaksanakan shalat ini adalah awal siang hari Jumat. Shalat ini berjumlah 4 rakaat dengan dua tasyahud dan salam. Pada rakaat pertama setelah membaca surah al-Fâtihah, bacalah surah az-Zilzâl, pada rakaat kedua bacalah surah al-‘Âdiyât, pada rakaat ketiga bacalah surah an-Nashr, dan pada rakaat keempat bacalah surah at-Tauhîd. Setelah membaca setiap surah-surah di atas, bacalah subhânallâhi wal hamdulillâhi wa lâ ilâha illallâhu wallâhu akbar 15 kali. Juga bacalah tasbih di atas ketika rukuk, bangun dari rukuk, sujud pertama, bangun dari sujud, sujud kedua, dan duduk istirahat antara dua rakaat masing-masing 10 kali. Jumlah tasbih yang harus dibaca pada empat rakaat tersebut adalah 300 kali. Syekh Kulaini meriwayatkan dari Abu Sa’id Mada`ini bahwa Imam Ja’far Shadiq as berkata kepadanya, “Maukah kuajarkan kepadamu suatu doa yang dapat kau baca dalam shalat Ja’far?” “Ya”, jawabnya. Beliau melanjutkan, “Ketika engkau berada di sujud terakhir rakaat keempat setelah membaca tasbih, bacalah (doa berikut ini): سُبْحَانَ مَنْ لَبِسَ الْعِزَّ وَ الْوَقَارَ، سُبْحَانَ مَنْ تَعَطَّفَ بِالْمَجْدِ وَ تَكَرَّمَ بِهِ، سُبْحَانَ مَنْ لاَ يَنْبَغِي التَّسْبِيحُ إِلاَ لَهُ، سُبْحَانَ مَنْ أَحْصَى كُلَّ شَيْ‏ءٍ عِلْمُهُ، سُبْحَانَ ذِي الْمَنِّ وَ النِّعَمِ، سُبْحَانَ ذِي الْقُدْرَةِ وَ الْكَرَمِ، Mahasuci Zat yang berbusana kemuliaan dan kewibawaan, Mahasuci Zat yang dengan keagungan-Nya mengasihani dan bermurah hati (kepadaku), Mahasuci Zat yang segala tasbih tidak layak layak kecuali untuk-Nya, Mahasuci Zat yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu, Mahasuci Zat pemilik anugerah dan kekaruniaan, Mahasuci Zat pemilik kekuatan dan kedermawanan. أَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِمَعَاقِدِ الْعِزِّ مِنْ عَرْشِكَ وَ مُنْتَهَى الرَّحْمَةِ مِنْ كِتَابِكَ وَ اسْمِكَ اْلاَعْظَمِ وَ كَلِمَاتِكَ التَّامَّةِ الَّتِي تَمَّتْ صِدْقا وَ عَدْلاَ، صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ أَهْلِ بَيْتِهِ وَ افْعَلْ بِي كَذَا وَ كَذَا Ya Allah, aku mohon kepada-Mu dengan (perantara) tempat-tempat kemuliaan dari ‘Arsy-Mu, puncak rahmat dari Kitab-Mu, asma-Mu yang teragung, dan kalimat-Mu yang sempurna dari segi kebenaran dan keadilannya, limpahkanlah shalawat-(Mu) kepada Muhammad dan keluarganya, dan perlakukanlah aku demikian dan demikian. Sebagai ganti dari kata-kata “demikian dan demikian”, sebutkanlah keperluan Anda. Syekh Thusi dan Sayid Ibnu Thawus meriwayatkan dari Mufadhdhal bin Umar bahwa ia berkata, “Suatu hari aku melihat Imam Ja’far Shadiq as telah selesai melaksanakan shalat Ja’far. Lalu beliau mengangkat tangannya seraya membaca yâ Rabbi yâ Rabbi hingga napas beliau habis, yâ rabbâh yâ rabbâh hingga napas beliau habis, rabbi rabbi hingga napas beliau habis, yâ Allâh yâ Allâh hingga napas beliau habis, yâ Rahîm yâ Rahîm hingga napas beliau habis, yâ Rahmân yâ Rahmân 7 kali, dan yâ Arhamarrâhimîn tujuh kali. Kemudian beliau membaca doa berikut ini: أَللَّهُمَّ إِنِّي أَفْتَتِحُ الْقَوْلَ بِحَمْدِكَ، وَ أَنْطِقُ بِالثَّنَاءِ عَلَيْكَ، وَ أُمَجِّدُكَ وَ لاَ غَايَةَ لِمَدْحِكَ، وَ أُثْنِي عَلَيْكَ وَ مَنْ يَبْلُغُ غَايَةَ ثَنَائِكَ وَ أَمَدَ مَجْدِكَ، وَ أَنَّى لِخَلِيقَتِكَ كُنْهُ مَعْرِفَةِ مَجْدِكَ، وَ أَيَّ زَمَنٍ لَمْ تَكُنْ مَمْدُوحا بِفَضْلِكَ مَوْصُوفا بِمَجْدِكَ عَوَّادا عَلَى الْمُذْنِبِيْنَ بِحِلْمِكَ، تَخَلَّفَ سُكَّانُ أَرْضِكَ عَنْ طَاعَتِكَ فَكُنْتَ عَلَيْهِمْ عَطُوفا بِجُودِكَ جَوَّادٌا بِفَضْلِكَ عَوَّادا بِكَرَمِكَ، يَا لاَ إِلَهَ إِلاَ أَنْتَ الْمَنَّانُ ذُو الْجَلاَلِ وَ اْلاَكْرَامِ‏ Ya Allah, kubuka perkataanku dengan memuji-Mu, aku berbicara dengan mengirimkan pujian kepada-Mu, aku mengagungkan-Mu dan tiada batas bagi pujian terhadap-Mu, aku memuji-Mu dan siapakah yang mampu memuji dan mengagungkan-Mu secara sempurna, bagaimana mungkin makhluk-Mu dapat mengenal keagungan-Mu, dan kapan Engkau tidak pernah dipuji karena anugerah-Mu, tidak disifati dengan keagungnan-Mu, (dan) tidak memperlakukan para pendosa dengan kesabaran-Mu? Para penduduk bumi-Mu telah membangkang dari menaati-Mu, akan tetapi Engkau masih mengasihi mereka dengan kedermawanan-Mu, berderma dengan anugerah-Mu, dan berbuat baik dengan kemurahan-Mu. Tiada Tuhan selain Engkau Pemberi anugerah, Pemilik keagungan dan kemuliaan. Kemudian beliau berkata, “Wahai Mufadhdhal, ketika engkau memiliki keperluan yang sangat penting, kerjakanlah shalat Ja’far dan bacalah doa ini lalu mintalah keperluanmu itu kepada Allah, niscaya akan terkabulkan, insya Allah.” Untuk memohon keperluan, Syekh Thusi meriwayatkan dari Imam Ja’far Shadiq as bahwa beliau berkata, “Berpuasalah pada hari Rabu, Kamis, dan Jumat. Di akhir hari Kamis (sore hari – penerj.), bersedekahlah kepada sepuluh orang miskin masing-masing 1 mud makanan. Ketika hari Jumat tiba, mandilah, pergilah ke padang pasir (padang yang tak beratap – penerj.) dan kerjakanlah shalat Ja’far. (Setelah itu), kemudian lipatlah pakaian yang menutupi lututmu dan tempelkanlah di atas tanah seraya membaca: يَا مَنْ أَظْهَرَ الْجَمِيلَ وَ سَتَرَ الْقَبِيحَ، يَا مَنْ لَمْ يُؤَاخِذْ بِالْجَرِيرَةِ وَ لَمْ يَهْتِكِ السِّتْرَ، يَا عَظِيمَ الْعَفْوِ، يَا حَسَنَ التَّجَاوُزِ، يَا وَاسِعَ الْمَغْفِرَةِ، يَا بَاسِطَ الْيَدَيْنِ بِالرَّحْمَةِ، يَا صَاحِبَ كُلِّ نَجْوَى وَ مُنْتَهَى كُلِّ شَكْوَى، يَا مُقِيلَ الْعَثَرَاتِ، يَا كَرِيمَ الصَّفْحِ، يَا عَظِيمَ الْمَنِّ، يَا مُبْتَدِئا بِالنِّعَمِ قَبْلَ اسْتِحْقَاقِهَا يَا رَبَّاهْ يَا رَبَّاهْ يَا رَبَّاهْ (١٠)، يَا اللَّهُ يَا اللَّهُ يَا اللَّهُ (١٠)، يَا سَيِّدَاهْ يَا سَيِّدَاهْ (١٠)، يَا مَوْلاَيَاهْ يَا مَوْلاَيَاهْ (١٠)، يَا رَجَاءَاهْ (١٠)، يَا غِيَاثَاهْ (١٠)، يَا غَايَةَ رَغْبَتَاهْ (١٠)، يَا رَحْمَانُ (١٠)، يَا رَحِيمُ (١٠)يَا مُعْطِيَ الْخَيْرَاتِ (١٠)، صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِ مُحَمَّدٍ كَثِيرا طَيِّبا كَأَفْضَلِ مَا صَلَّيْتَ عَلَى أَحَدٍ مِنْ خَلْقِكَ (١٠)لاَ إِلَهَ إِلاَ اللَّهُ وَ اللَّهُ أَكْبَرُ وَ سُبْحَانَ اللَّهِ وَ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي لَمْ يَتَّخِذْ وَلَدا وَ لَمْ يَكُنْ لَهُ شَرِيكٌ فِي الْمُلْكِ وَ لَمْ يَكُنْ لَهُ وَلِيٌّ مِنَ الذُّلِّ وَ كَبِّرْهُ تَكْبِيرا Wahai Zat yang menampakkan keindahan dan menutupi keburukan, wahai Zat yang tidak menyiksa karena dosa-dosa dan tidak menyingkap tirai (kesalahanku), wahai Zat yang besar maaf-Nya, wahai Zat yang elok ampunan-Nya, wahai Zat yang luas ampunan-Nya, wahai Zat yang tangan-Nya terbuka penuh rahmat, wahai Pemilik setiap rintihan dan rujukan setiap pengaduan, wahai Pemaaf setiap kesalahan, wahai Zat Pemaaf, wahai Zat yang besar anugerah-Nya, wahai Zat yang menganugerahkan karunia sebelum diminta, Ya Tuhanku ya Tuhanku ya Tuhanku (10 kali), ya Allah, ya Allah, ya Allah, wahai Junjunganku wahai Junjunganku, wahai Maulaku, wahai Maulaku, wahai Harapanku, wahai Penolongku, wahai Puncak kecintaanku, wahai Penyayang, wahai Pengasih, wahai Penganugerah kebaikan, limpahkan shalawat-(Mu) kepada Muhammad dan keluarganya yang banyak dan bagus sebaik shalawat yang telah Kau limpahkan kepada salah seorang dari makhluk-Mu. Lalu mintalah keperluanmu.” Penulis berkata, “Sangat banyak hadis yang menganjurkan untuk melakukan puasa tiga hari tersebut dan melaksanakan shalat dua rakaat ketika mendekati zawâl pada hari Jumat untuk memohon keperluan.” Kedua puluh satu, membaca doa yang diriwayatkan oleh Muhammad bin Muslim dari Imam Ja’far Shadiq as ketika zawâl. Doa itu – sebagaimana tercantum dalam Mishbâh al-Mutahajjid karya Syekh Thusi – adalah sebagai berikut: لاَ إِلَهَ إِلاَ اللَّهُ وَ اللَّهُ أَكْبَرُ وَ سُبْحَانَ اللَّهِ وَ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي لَمْ يَتَّخِذْ وَلَدا وَ لَمْ يَكُنْ لَهُ شَرِيكٌ فِي الْمُلْكِ وَ لَمْ يَكُنْ لَهُ وَلِيٌّ مِنَ الذُّلِّ وَ كَبِّرْهُ تَكْبِيرا Tiada Tuhan selain Allah, Allah Mahabesar, Mahasuci Allah, segala puji bagi Allah yang tidak memiliki anak, tidak memiliki sekutu dalam kerajaan(-Nya), tidak membutuhkan penolong (untuk membebaskan diri-Nya) dari kehinaan (demi menambah kemuliaan-Nya), dan agungkanlah Ia يَا سَابِغَ النِّعَمِ، يَا دَافِعَ النِّقَمِ، يَا بَارِئَ النَّسَمِ، يَا عَلِيَّ الْهِمَمِ، يَا مُغْشِيَ الظُّلَمِ، يَا ذَا الْجُودِ وَ الْكَرَمِ، يَا كَاشِفَ الضُّرِّ وَ اْلاَلَمِ، يَا مُونِسَ الْمُسْتَوْحِشِينَ فِي الظُّلَمِ يَا عَالِما لاَ يُعَلَّمُ، صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِ مُحَمَّدٍ وَ افْعَلْ بِي مَا أَنْتَ أَهْلُهُ، يَا مَنِ اسْمُهُ دَوَاءٌ وَ ذِكْرُهُ شِفَاءٌ وَ طَاعَتُهُ غَنَاءٌ، ارْحَمْ مَنْ رَأْسُ مَالِهِ الرَّجَاءُ وَ سِلاَحُهُ الْبُكَاءُ، سُبْحَانَكَ لاَ إِلَهَ إِلاَ أَنْتَ، يَا حَنَّانُ يَا مَنَّانُ، يَا بَدِيعَ السَّمَاوَاتِ وَ اْلاَرْضِ، يَا ذَا الْجَلاَلِ وَ اْلاَكْرَامِ‏ Wahai Penebar karunia, wahai Penolak bencana, wahai Pencipta makhluk, wahai Pemilik kemauan Tinggi-Nya, wahai Penutup tirai kegelapan, wahai Pemilik kedermawanan, wahai Pembebas musibah dan kepedihan, wahai Penenang orang-orang yang terhempas dalam kegelapan, wahai Zat Yang Maha Mengetahui tanpa diajari, limpahkanlah shalawat-(Mu) kepada Muhammad dan keluarganya, lakukanlah padaku apa yang layak bagi-Mu, wahai Yang Asma-Nya adalah penawar, zikir (pada-Nya) adalah kesembuhan, dan ketaatan kepada-Nya adalah kekayaan, rahmatilah orang yang modalnya hanya harapan dan senjatanya hanya tangisan, Mahasuci Engkau, tiada Tuhan selain Engkau, wahai Pengasih, wahai Pemberi anugerah, wahai Pencipta langit dan bumi, wahai Pemilik keagungan dan kemuliaan. Kedua puluh dua, membaca surah al-Jumu’ah dan al-Munâfiqûn pada shalat Zhuhur hari Jumat dan membaca surah al-Jumu’ah dan at-Tauhîd pada shalat Asharnya. Syekh Shaduq meriwayatkan bahwa Imam Ja’far Shadiq as berkata, “Salah satu amalan yang patut dilakukan oleh seorang mukmin yang mengaku Syi’ahku adalah membaca surah al-Jumu’ah dan sabbihisma rabbikal a’lâ (surah al-A’lâ – penerj.) di dalam shalat (wajib)nya pada malam Jumat. Selanjutnya membaca surah al-Jumu’ah dan al-Munâfiqûn pada shalat Zhuhurnya. Ketika ia melakukan hal ini, ia telah melaksanakan amalan sebagaimana amalan Rasulullah saw yang pahalanya adalah surga.” Syekh Kulaini meriwayatkan dari Halabi dengan sanad yang hasan bahkan shahîh bahwa ia berkata, “Aku pernah bertanya kepada Imam Ja’far Shadiq as, ‘Ketika aku melaksanakan shalat Jumat sendirian, yakni, tidak melakukan shalat Jumat berjamaah dan (sebagai gantinya), aku melaksanakan shalat Zhuhur, apakah aku melapalkan dengan suara keras?’ ‘Iya’, jawab beliau. Lalu beliau melanjutkan, ‘Bacalah surah al-Jumu’ah dan al-Kâfirûn pada hari Jumat.’” Kedua puluh tiga, Syekh Thusi dalam Mishbâh al-Mutahajjid-nya berkenaan dengan ta’qîb shalat Zhuhur pada hari Jumat meriwayatkan bahwa Imam Ja’far Shadiq as berkata, “Sesiapa setelah mengucapkan salam (shalat Zhuhur) kemudian ia membaca surah al-Fâtihah, an-Nâs, al-Falaq, at-Tauhîd, al-Kâfirûn masing-masing 7 kali, membaca akhir surah Barâ`ah (at-Taubah), yaitu ayat laqad jâ`akum rasûlun min anfusikum, akhir surah al-Hasyr, yaitu dari ayat law anzalnâ hâdzal Qur`ân hingga akhir surah, dan lima ayat surah Âlu ‘Imrân dari ayat inna fî khalqis samâwâti wal ardh hingga ayat lâ tukhliful mî’âd, maka ia akan terhindar dari kejahatan musuh dan (keburukan) bencana hari itu (Jumat) hingga hari Jumat berikutnya.” Kedua puluh empat, Syekh Thusi juga meriwayatkan dari Imam Ja’far Shadiq as bahwa sesiapa membaca: أَللَّهُمَّ اجْعَلْ صَلاَتَكَ وَ صَلاَةَ مَلاَئِكَتَكَ وَ رُسُلِكَ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِ مُحَمَّدٍ Ya Allah, curahkanlah shalawat-Mu, dan shalawat para malaikat dan para rasul-Mu kepada Muhammad dan keluarganya setelah melaksanakan shalat Zhuhur atau Shubuh (pada hari Jumat), maka tidak akan ditulis dosanya hingga satu tahun. Beliau juga berkata, “Sesiapa membaca: أَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِ مُحَمَّدٍ وَ عَجِّلْ فَرَجَهُمْ Setelah melaksanakan shalat Shubuh dan Zhuhur (pada hari Jumat), maka ia tidak akan meninggal dunia kecuali setelah ia (mengalami hidup pada masa) Imam Zaman.” Penulis berkata, “Jika ia membaca doa pertama 3 kali setelah melaksanakan shalat Zhuhur pada hari Jumat, maka ia akan terjaga dari bencana hingga hari Jumat mendatang. Juga diriwayatkan bahwa sesiapa mengirimkan shalawat kepada Muhammad dan keluarganya di antara dua shalatnya pada hari Jumat, maka ia mendapat pahala 70 rakaat shalat.” Kedua puluh lima, membaca doa yâ man yarhamu man lâ tarhamuhul ‘ibâd dan allâhumma hadzâ yaumun mubârak. Kedua doa ini termaktub dalam kitab Ash-Shahîfah al-Kâmilah. Kedua puluh enam, Syekh Thusi dalam Mishbâh al-Mutahajjid-nya berkata, “Telah diriwayatkan dari para imam maksum as bahwa sesiapa melaksanakan shalat 2 rakaat setelah shalat Zhuhur dan membaca surah at-Tauhîd 7 kali setelah membaca surah al-Fâtihah, dan setelah selesai shalatnya dilanjutkan membaca: أَللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ الَّتِي حَشْوُهَا الْبَرَكَةُ وَ عُمَّارُهَا الْمَلاَئِكَةُ مَعَ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ وَ أَبِينَا إِبْرَاهِيمَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ ‏Ya Allah, jadikanlah aku dari penghuni surga yang seluruh isinya adalah berkah dan penghuninya adalah malaikat bersama Nabiku, Muhammad saw dan ayah aku, Ibrahim as maka ia tidak akan tertimpa bencana dan fitnah hingga hari Jumat mendatang dan Allah Swt akan mengumpulkannya bersama Muhammad saw dan Ibrahim as.” Allamah Majlisi berkata, “Jika selain sayid membaca doa ini, maka ia harus membaca wa abîhi (ayahnya) sebagai ganti dari kata-kata wa abînâ (ayah aku).” Kedua puluh tujuh, diriwayatkan bahwa waktu terbaik untuk membaca shalawat adalah setelah shalat Ashar. (Oleh karena itu), bacalah shalawat berikut ini 100 kali: أَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِ مُحَمَّدٍ وَ عَجِّلْ فَرَجَهُمْ Syekh Thusi berkata, “Disunnahkan untuk membaca shalawat berikut ini 100.” صَلَوَاتُ اللَّهِ وَ مَلاَئِكَتِهِ وَ أَنْبِيَائِهِ وَ رُسُلِهِ وَ جَمِيعِ خَلْقِهِ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِ مُحَمَّدٍ وَ السَّلاَمُ عَلَيْهِ وَ عَلَيْهِمْ وَ عَلَى أَرْوَاحِهِمْ وَ أَجْسَادِهِمْ وَ رَحْمَةُ اللَّهِ وَ بَرَكَاتُهُ‏ Semoga shalawat Allah, para malaikat, nabi, rasul, dan seluruh makhluk-Nya terlimpahkan kepada Muhammad dan keluarganya. Semoga salam, rahmat, dan berkah Allah tercurahkan atasnya dan atas mereka, ruh, dan badan mereka. Dalam As-Sarâ`ir-nya, Syekh Jalil bin Idris menukil dari kitab al-Jâmi’ karya Bazanthi bahwa Abu Bashir berkata, “Aku mendengar Imam Ja’far Shadiq as pernah bersabda, “Membaca shalawat di antara shalat Zhuhur dan Ashar memiliki pahala 70 rakaat (shalat), dan sesiapa membaca doa di bawah ini, ia akan mendapatkan pahala amalan jin dan manusia pada hari itu.” أَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِ مُحَمَّدٍ اْلاَوْصِيَاءِ الْمَرْضِيِّينَ بِأَفْضَلِ صَلَوَاتِكَ وَ بَارِكْ عَلَيْهِمْ بِأَفْضَلِ بَرَكَاتِكَ وَ السَّلاَمُ عَلَيْهِمْ وَ عَلَى أَرْوَاحِهِمْ وَ أَجْسَادِهِمْ وَ رَحْمَةُ اللَّهِ وَ بَرَكَاتُهُ‏ Ya Allah, curahkanlah shalawat-Mu yang terbaik kepada Muhammad dan keluarganya, para washî yang diridhai dan limpahkanlah berkah-Mu yang terutama atas mereka, semoga salam, rahmat, dan berkah Allah tercurahkan atas mereka, ruh, dan badan mereka. Penulis berkata, “Shalawat-shalawat di atas terdapat dalam kitab-kitab para tokoh hadis terkemuka dengan sanad-sanad mu’tabar dan keutamaan-keutamaan yang tak terhingga. Jika shalawat itu dibaca 10 atau 7 kali, maka hal itu akan lebih utama. Karena diriwayatkan bahwa Imam Ja’far Shadiq as berkata, “Sesiapa membaca shalawat itu 10 kali setelah melaksanakan shalat Ashar pada hari Jumat dan sebelum bangun dari tempat duduknya, maka saat itu para malaikat akan mengirimkan shalawat kepadanya hingga hari Jumat berikutnya.” Diriwayatkan juga bahwa beliau bersabda, “Setelah selesai melaksanakan shalat Ashar pada hari Jumat, bacalah shalawat tersebut 7 kali.” Dalam al-Kâfî-nya, Syekh Kulaini meriwayatkan bahwa setelah Anda melaksanakan shalat pada hari Jumat, bacalah: أَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِ مُحَمَّدٍ اْلاَوْصِيَاءِ الْمَرْضِيِّينَ بِأَفْضَلِ صَلَوَاتِكَ وَ بَارِكْ عَلَيْهِمْ بِأَفْضَلِ بَرَكَاتِكَ وَ السَّلاَمُ عَلَيْهِ وَ عَلَيْهِمْ وَ رَحْمَةُ اللَّهِ وَ بَرَكَاتُهُ‏ Ya Allah, curahkanlah shalawat terbaik -Mu kepada Muhammad dan keluarganya, para washî yang diridhai dan limpahkanlah berkah terutama-Mu kepada mereka, semoga salam, rahmat, dan berkah Allah tercurah kepadanya dan kepada mereka Sesungguhnya sesiapa membaca shalawat tersebut setelah melaksanakan shalat Ashar, niscaya Allah akan menambahkan 100 ribu kebaikan, menghapus 100 ribu kejelekannya, mengabulkan 100 ribu keperluannya, dan menaikkan derajatnya 100 ribu kali. Syekh Kulaini juga berkata, “Diriwayatkan bahwa sesiapa membaca shalawat tersebut 7 kali, Allah akan menganugerahkan kepadanya kebaikan para hamba-Nya (yang ada di dunia ini), amalannya pada hari itu akan dikabulkan, dan di hari kiamat ia bercahaya (menerangi jalannya).” Pada bab yang membahas amalan-amalan hari ‘Arafah disebutkan beberapa macam shalawat yang sesiapa membacanya, ia telah membahagiakan Muhammad dan keluarganya. Kedua puluh delapan, bacalah astaghfirullâha wa atûbu ilayh setelah melaksanakan shalat Ashar 70 kali. Dengan demikian, Allah akan mengampuni dosa-dosanya. Kedua puluh sembilan, membaca surah al-Qadr. Diriwayatkan bahwa Imam Musa Kazhim as berkata, “Pada hari Jumat Allah menebarkan seribu rahmat-Nya. Ia akan memberikan kepada hamba-Nya yang meminta rahmat-Nya. Sesiapa membaca surah al-Qadr 100 kali setelah melaksanakan shalat Ashar pada hari Jumat, Allah Swt akan melipatgandakan seribu rahmat tersebut dan memberikan kepadanya.” Ketiga puluh, membaca doa al-‘Asyarât yang akan disebutkan pada kesempatan yang akan datang. Ketiga puluh satu, Syekh Thusi berkata, “Saat-saat terakhir hari Jumat hingga matahari tenggelam adalah saat-saat terkabulnya doa. Selayaknya kita memperbanyak doa pada saat itu. Diriwayatkan bahwa saat dikabulkannya doa adalah ketika matahari tenggelam separuhnya. Sayidah Fathimah as selalu memanjatkan doa pada saat itu. Dengan demikian, disunnahkan membaca doa pada saat itu dan disunnahkan pula untuk membaca doa berikut ini yang telah diriwayatkan dari Rasulullah saw .” سُبْحَانَكَ لاَ إِلَهَ إِلاَ أَنْتَ، يَا حَنَّانُ يَا مَنَّانُ، يَا بَدِيْعَ السَّمَوَاتِ وَ اْلاَرْضِ، يَا ذَا الْجَلاَلِ وَ اْلاَكْرَامِ Mahasuci Engkau, tiada Tuhan selain Engkau, wahai Zat yang Pengasih, wahai Zat Pemberi anugerah, wahai Pencipta langit dan bumi, wahai Zat Pemilik keagungan dan kemuliaan. Bacalah juga doa as-Simât pada saat itu. Insya Allah saya akan menyebutkannya pada kesempatan yang akan datang. Ketahuilah bahwa hari Jumat memiliki hubungan dengan Imam Zaman as pada beberapa segi, di antaranya: Beliau lahir pada hari Jumat. Kemunculan beliau akan terjadi pada hari Jumat, dan harapan untuk itu lebih banyak dibandingkan dengan hari-hari yang lain. Dalam sebuah doa ziarah khusus untuk beliau pada hari Jumat disebutkan: هَذَا يَوْمُ الْجُمُعَةِ وَهُوَ يَوْمُكَ الْمُتَوَقَّعُ فِيْهِ ظُهُوْرُكَ وَ الْفَرَجُ فِيْهِ لِلْمُؤْمِنِيْنَ عَلَى يَدِكَ Ini adalah hari Jumat, harimu yang kemunculanmu diharapkan terjadi di dalamnya dan kelapangan (faraj) kepada mukminin (akan terlaksana) berkat tanganmu Lebih dari itu, hari Jumat termasuk salah satu dari empat hari raya (dalam Islam), dikarenakan hari itu adalah hari kemunculan beliau yang akan membersihkan bumi dari kotoran syirik, kufur, maksiat, dan dari para imperialis, ateis, orang kafir, dan orang munafik. Ia akan memenangkan kalimat kebenaran dan meninggikan agama Islam (atas agama-agama lain). Beliau akan membahagiakan hati mukminin. “Bumi terang-benderang dengan cahaya Tuhannya.” Karena itu, selayaknya pada hari ini Anda membaca shalawat yang agung dan doa yang diperintahkan oleh Imam Ridha as untuk dihadiahkan kepada Imam Zaman as. Doa ini akan disebutkan pada Pasal Amalan Sirdâb, Bab Ketiga (Ziarah-ziarah). Begitu juga, selayaknya Anda membaca doa yang didiktekan oleh Syekh Abu Amr Amrawi kepada Abu Ali bin Hammam. Ia berpesan, hendaknya doa ini dibaca pada masa kegaiban Imam Zamân as. Karena shalawat yang agung dan doa ini sangat panjang dan buku ini tidak ditulis untuk memuatnya, aku tidak menyebutkannya di sini. Bagi yang berminat hendaknya merujuk kepada kitab Mishbâh al-Mutahajjid dan Jamâl al-Usbû’. Pada kesempatan ini selayaknya saya sebutkan sebuah shalawat yang dinisbahkan kepada Abul Hasan Zharrab al-Ishfahani. Syekh Thusi dan Sayid Ibnu Thawus menyebutkan shalawat ini sebagai salah satu amalan pada sore hari Jumat. Sayid Ibnu Thawus berkata, “Jika Anda – karena satu dan lain hal – meninggalkan ta’qîb shalat Ashar pada hari Jumat, maka jangan sampai Anda meninggalkan membaca shalawat ini, karena shalawat ini memiliki rahasia yang telah diberitahukan oleh Allah kepadaku.” Lalu beliau menyebutkan sanadnya. Syekh Thusi dalam kitab Mishbâh al-Mutahajjid-nya berkata, “Shalawat ini diriwayatkan dari Imam Zaman as untuk Abul Hasan Zharrab al-Ishfahani di Makkah.” Dan aku tidak menyebutkan sanadnya di sini demi mempersingkat. Shalawat itu adalah sebagai berikut: بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang أَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ الْمُرْسَلِينَ وَ خَاتَمِ النَّبِيِّينَ وَ حُجَّةِ رَبِّ الْعَالَمِينَ الْمُنْتَجَبِ فِي الْمِيثَاقِ، الْمُصْطَفَى فِي الظِّلاَلِ، الْمُطَهَّرِ مِنْ كُلِّ آفَةٍ، الْبَرِي‏ءِ مِنْ كُلِّ عَيْبٍ، الْمُؤَمَّلِ لِلنَّجَاةِ، الْمُرْتَجَى لِلشَّفَاعَةِ، الْمُفَوَّضِ إِلَيْهِ دِينُ اللَّهِ. Ya Allah, limpahkanlah shalawat(-Mu) kepada Muhammad, penghulu para rasul, penutup para nabi, hujjah Tuhan semesta alam, yang terpilih di hari perjanjian (Ilahi), yang terpilih dalam naungan (‘inâyah Ilahiah), yang tersucikan dari segala kekurangan, yang terbebaskan dari segala cela, yang diharapkan untuk (mencari) keselamatan, yang diharapkan syafaatnya, yang diserahkan kepadanya agama Allah. أَللَّهُمَّ شَرِّفْ بُنْيَانَهُ، وَ عَظِّمْ بُرْهَانَهُ، وَ أَفْلِجْ حُجَّتَهُ، وَ ارْفَعْ دَرَجَتَهُ، وَ أَضِئْ نُورَهُ، وَ بَيِّضْ وَجْهَهُ، وَ أَعْطِهِ الْفَضْلَ وَ الْفَضِيلَةَ وَ الْمَنْزِلَةَ وَ الْوَسِيلَةَ وَ الدَّرَجَةَ الرَّفِيعَةَ، وَ ابْعَثْهُ مَقَاما مَحْمُودا يَغْبِطُهُ بِهِ اْلاَوَّلُونَ وَ اْلاَخِرُونَ وَ صَلِّ عَلَى أَمِيرِ الْمُؤْمِنِينَ، وَ وَارِثِ الْمُرْسَلِينَ، وَ قَائِدِ الْغُرِّ الْمُحَجَّلِينَ، وَ سَيِّدِ الْوَصِيِّينَ، وَ حُجَّةِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، Ya Allah, muliakanlah dirinya, agungkanlah burhannya, tampakkanlah hujjahnya, tinggikanlah derajatnya, kemilaukanlah sinarnya, berserikanlah wajahnya, anugerahkanlah keutamaan, kedudukan, tali penghubung (denganku), dan derajat yang tinggi, sampaikanlah ia ke maqam terpuji yang telah dicita-citakan oleh orang-orang terdahulu dan akhir zaman. Dan limpahkanlah shalawat(-Mu) kepada Amirul Mukminin, pewaris para rasul, pemimpin orang-orang baik dan suci, penghulu para washî, dan hujjah Tuhan semesta alam وَ صَلِّ عَلَى الْحَسَنِ بْنِ عَلِيٍّ إِمَامِ الْمُؤْمِنِينَ، وَ وَارِثِ الْمُرْسَلِينَ، وَ حُجَّةِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، curahkanlah shalawat(-Mu) kepada Hasan bin Ali, pemimpin mukminin, pewaris para rasul, dan hujjah Tuhan semesta alam, وَ صَلِّ عَلَى الْحُسَيْنِ بْنِ عَلِيٍّ إِمَامِ الْمُؤْمِنِينَ، وَ وَارِثِ الْمُرْسَلِينَ، وَ حُجَّةِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، limpahkanlah shalawat(-Mu) kepada Husain bin Ali, pemimpin mukminin, pewaris para rasul, dan hujjah Tuhan semesta alam, وَ صَلِّ عَلَى عَلِيِّ بْنِ الْحُسَيْنِ إِمَامِ الْمُؤْمِنِينَ، وَ وَارِثِ الْمُرْسَلِينَ، وَ حُجَّةِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، Curahkanlah shalawat(-Mu) kepada Ali bin Husain, pemimpin mukminin, pewaris para rasul, dan hujjah Tuhan semesta alam, وَ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ بْنِ عَلِيٍّ إِمَامِ الْمُؤْمِنِينَ، وَ وَارِثِ الْمُرْسَلِينَ، وَ حُجَّةِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، limpahkanlah shalawat(-Mu) kepada Muhammad bin Ali, pemimpin mukminin, pewaris para rasul, dan hujjah Tuhan semesta alam, وَ صَلِّ عَلَى جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ إِمَامِ الْمُؤْمِنِينَ، وَ وَارِثِ الْمُرْسَلِينَ، وَ حُجَّةِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، curahkanlah shalawat(-Mu) kepada Ja’far bin Muhammad, pemimpin mukminin, pewaris para rasul, dan hujjah Tuhan semesta alam, وَ صَلِّ عَلَى مُوسَى بْنِ جَعْفَرٍ إِمَامِ الْمُؤْمِنِينَ، وَ وَارِثِ الْمُرْسَلِينَ، وَ حُجَّةِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، limpahkanlah shalawat(-Mu) kepada Musa bin Ja’far, pemimpin mukminin, pewaris para rasul, dan hujjah Tuhan semesta alam, وَ صَلِّ عَلَى عَلِيِّ بْنِ مُوسَى إِمَامِ الْمُؤْمِنِينَ، وَ وَارِثِ الْمُرْسَلِينَ، وَ حُجَّةِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، curahkanlah shalawat(-Mu) kepada Ali bin Musa, pemimpin mukminin, pewaris para rasul, dan hujjah Tuhan semesta alam, وَ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ بْنِ عَلِيٍّ إِمَامِ الْمُؤْمِنِينَ، وَ وَارِثِ الْمُرْسَلِينَ، وَ حُجَّةِ رَبِّ الْعَالَمِينَ limpahkanlah shalawat(-Mu) kepada Muhammad bin Ali, pemimpin mukminin, pewaris para rasul, dan hujjah Tuhan semesta alam, وَ صَلِّ عَلَى عَلِيِّ بْنِ مُحَمَّدٍ إِمَامِ الْمُؤْمِنِينَ، وَ وَارِثِ الْمُرْسَلِينَ، وَ حُجَّةِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، curahkanlah shalawat(-Mu) kepada Ali bin Muhammad, pemimpin mukminin, pewaris para rasul, dan hujjah Tuhan semesta alam, وَ صَلِّ عَلَى الْحَسَنِ بْنِ عَلِيٍّ إِمَامِ الْمُؤْمِنِينَ، وَ وَارِثِ الْمُرْسَلِينَ، وَ حُجَّةِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، limpahkanlah shalawat(-Mu) kepada Hasan bin Ali, pemimpin mukminin, pewaris para rasul, dan hujjah Tuhan semesta alam, وَ صَلِّ عَلَى الْخَلَفِ الْهَادِي الْمَهْدِيِّ إِمَامِ الْمُؤْمِنِينَ، وَ وَارِثِ الْمُرْسَلِينَ، وَ حُجَّةِ رَبِّ الْعَالَمِينَ dan curahkanlah shalawat(-Mu) kepada Al-Mahdi, pemimpin mukminin, pewaris para rasul, dan hujjah Tuhan semesta alam. أَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ أَهْلِ بَيْتِهِ اْلاَئِمَّةِ الْهَادِينَ، الْعُلَمَاءِ الصَّادِقِينَ، اْلاَبْرَارِ الْمُتَّقِينَ، دَعَائِمِ دِينِكَ وَ أَرْكَانِ تَوْحِيدِكَ، وَ تَرَاجِمَةِ وَحْيِكَ وَ حُجَجِكَ عَلَى خَلْقِكَ، وَ خُلَفَائِكَ فِي أَرْضِكَ الَّذِينَ اخْتَرْتَهُمْ لِنَفْسِكَ، وَ اصْطَفَيْتَهُمْ عَلَى عِبَادِكَ، وَ ارْتَضَيْتَهُمْ لِدِينِكَ، وَ خَصَصْتَهُمْ بِمَعْرِفَتِكَ، وَ جَلَّلْتَهُمْ بِكَرَامَتِكَ، وَ غَشَّيْتَهُمْ بِرَحْمَتِكَ، وَ رَبَّيْتَهُمْ بِنِعْمَتِكَ، وَ غَذَّيْتَهُمْ بِحِكْمَتِكَ، وَ أَلْبَسْتَهُمْ نُورَكَ، وَ رَفَعْتَهُمْ فِي مَلَكُوتِكَ، وَ حَفَفْتَهُمْ بِمَلاَئِكَتِكَ، وَ شَرَّفْتَهُمْ بِنَبِيِّكَ، صَلَوَاتُكَ عَلَيْهِ وَ آلِهِ Ya Allah, limpahkanlah shalawat(-Mu) kepada Muhammad dan Ahlulbaitnya, para imam pemberi petunjuk, para alim yang jujur, orang-orang baik yang bertakwa, tonggak-tonggak agama-Mu, pondasi-pondasi tauhid-Mu, penafsir wahyu-Mu, hujjah-hujjah-Mu atas para makhluk-Mu, dan para khalifah-Mu di bumi-Mu yang telah Kaupilih untuk diri-Mu, telah Kauutamakan atas para hamba-Mu, telah Kauridhai untuk (mengemban) agama-Mu, telah Kaukhususkan dengan makrifat-Mu, telah Kauagungkan dengan kemuliaan-Mu, telah Kausirami dengan rahmat-Mu, telah Kaudidik dengan karunia-Mu, telah Kausuapi dengan hikmah-Mu, telah Kauselimuti dengan cahaya-Mu, telah Kauangkat di alam malakut-Mu, telah Kaulindungi dengan para malaikat-Mu, dan telah Kaumuliakan di antara para nabi-Mu, semoga shalawat-Mu tercurahkan kepadanya dan keluarganya أَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَيْهِمْ صَلاَةً زَاكِيَةً نَامِيَةً كَثِيرَةً دَائِمَةً طَيِّبَةً، لاَ يُحِيطُ بِهَا إِلاَ أَنْتَ، وَ لاَ يَسَعُهَا إِلاَ عِلْمُكَ، وَ لاَ يُحْصِيهَا أَحَدٌ غَيْرُكَ Ya Allah, limpahkanlah shalawat-Mu kepada Muhammad dan mereka (keluarganya), shalawat yang suci, bertambah banyak, abadi dan harum yang tidak dapat diketahui kecuali oleh Diri-Mu, tidak dapat digapai kecuali oleh ilmu-Mu, dan tak seorang pun mampu menghitungnya kecuali Diri-Mu. أَللَّهُمَّ وَ صَلِّ عَلَى وَلِيِّكَ الْمُحْيِي سُنَّتَكَ، الْقَائِمِ بِأَمْرِكَ، الدَّاعِي إِلَيْكَ، الدَّلِيلِ عَلَيْكَ، حُجَّتِكَ عَلَى خَلْقِكَ، وَ خَلِيفَتِكَ فِي أَرْضِكَ، وَ شَاهِدِكَ عَلَى عِبَادِكَ. Ya Allah, limpahkanlah shalawat-Mu kepada wali-Mu, penghidup sunnah-Mu, pelaksana perintah-Mu, pengajak (para hamba-Mu) kepada-Mu, penunjuk jalan (menuju)-Mu, hujjah-Mu atas para mahkluk-Mu, khalifah-Mu di atas bumi-Mu, dan saksi-Mu atas para hamba-Mu. أَللَّهُمَّ أَعِزَّ نَصْرَهُ، وَ مُدَّ فِي عُمْرِهِ، وَ زَيِّنِ اْلاَرْضَ بِطُولِ بَقَائِهِ. أَللَّهُمَّ اكْفِهِ بَغْيَ الْحَاسِدِينَ، وَ أَعِذْهُ مِنْ شَرِّ الْكَائِدِينَ، وَ ازْجُرْ عَنْهُ إِرَادَةَ الظَّالِمِينَ، وَ خَلِّصْهُ مِنْ أَيْدِي الْجَبَّارِينَ Ya Allah, sempurnakanlah pertolongan-Mu kepadanya, panjangkanlah umurnya, dan hiasilah bumi dengan mata rantai perwujudannya. Ya Allah, lenyapkan atasnya kezaliman para penghasud, lindungilah ia dari kejahatan para penentang, cegahlah maksud (jahat) para zalim kepadanya, dan selamatkan ia dari cengkraman tangan orang-orang yang sombong. أَللَّهُمَّ أَعْطِهِ فِي نَفْسِهِ وَ ذُرِّيَّتِهِ وَ شِيعَتِهِ وَ رَعِيَّتِهِ وَ خَاصَّتِهِ وَ عَامَّتِهِ وَ عَدُوِّهِ وَ جَمِيعِ أَهْلِ الدُّنْيَا مَا تُقِرُّ بِهِ عَيْنَهُ وَ تَسُرُّ بِهِ نَفْسَهُ، وَ بَلِّغْهُ أَفْضَلَ مَا أَمَّلَهُ فِي الدُّنْيَا وَ اْلاَخِرَةِ، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْ‏ءٍ قَدِيرٌ Ya Allah, anugrahkanlah kepadanya, keturunannya, pengikutnya, sahabat istimewanya, sahabat pada umumnya dan para musuhnya serta seluruh penduduk jagad raya ini, apa yang dapat menjadi faktor kebahagiaannya, dan sampaikanlah ia kepada apa yang diharapkannya di dunia dan akhirat, karena Engkau Mahamampu atas segala sesuatu. أَللَّهُمَّ جَدِّدْ بِهِ مَا امْتَحَى (مُحِيَ‏) مِنْ دِينِكَ، وَ أَحْيِ بِهِ مَا بُدِّلَ مِنْ كِتَابِكَ، وَ أَظْهِرْ بِهِ مَا غُيِّرَ مِنْ حُكْمِكَ حَتَّى يَعُودَ دِينُكَ بِهِ وَ عَلَى يَدَيْهِ غَضًّا جَدِيدًا خَالِصًا مُخْلِصًا لاَ شَكَّ فِيهِ وَ لاَ شُبْهَةَ مَعَهُ، وَ لاَ بَاطِلَ عِنْدَهُ وَ لاَ بِدْعَةَ لَدَيْهِ Ya Allah, perbaruilah ajaran-ajaran agama-Mu yang telah sirna, hidupkan kembali ajaran-ajaran kitab-Mu yang telah diganti, dan tampakkan kembali hukum-hukum-Mu yang telah diubah dengan keberadaannya sehingga dengan keberadaan dan perantara tangannya agama-Mu kembali murni dan tidak ada keraguan di dalamnya, tidak ada syubhat bersamanya, tidak ada kebatilan dan bid’ah di dalamnya. أَللَّهُمَّ نَوِّرْ بِنُورِهِ كُلَّ ظُلْمَةٍ، وَ هُدَّ بِرُكْنِهِ كُلَّ بِدْعَةٍ، وَ اهْدِمْ بِعِزِّهِ كُلَّ ضَلاَلَةٍ، وَ اقْصِمْ بِهِ كُلَّ جَبَّارٍ، وَ أَخْمِدْ بِسَيْفِهِ كُلَّ نَارٍ، وَ أَهْلِكْ بِعَدْلِهِ جَوْرَ كُلِّ جَائِرٍ، وَ أَجْرِ حُكْمَهُ عَلَى كُلِّ حُكْمٍ، وَ أَذِلَّ بِسُلْطَانِهِ كُلَّ سُلْطَانٍ Ya Allah, terangilah setiap kegelapan dengan cahayanya, runtuhkanlah setiap bangunan bid’ah dengan kekuatannya, beranguslah setiap kesesatan dengan kemuliaannya, pupuskanlah nyali setiap orang zalim dengan keberadaannya, padamkanlah setiap api dengan pedangnya, musnahkanlah kezaliman setiap orang zalim dengan keadilannya, tegakkanlah hukumnya atas setiap hukum, dan hinakanlah setiap raja dengan kerajaannya. أَللَّهُمَّ أَذِلَّ كُلَّ مَنْ نَاوَاهُ، وَ أَهْلِكْ كُلَّ مَنْ عَادَاهُ، وَ امْكُرْ بِمَنْ كَادَهُ، وَ اسْتَأْصِلْ مَنْ جَحَدَهُ حَقَّهُ، وَ اسْتَهَانَ بِأَمْرِهِ، وَ سَعَى فِي إِطْفَاءِ نُورِهِ، وَ أَرَادَ إِخْمَادَ ذِكْرِهِ Ya Allah, hinakanlah setiap orang yang menentangnya, binasakanlah setiap orang yang memusuhinya, balaslah setiap makar orang yang berusaha berbuat makar terhadapnya, musnahkanlah orang yang mengingkari haknya, meremehkan urusannya, berusaha untuk memadamkan cahaya dan namanya. أَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى وَ عَلِيٍّ الْمُرْتَضَى وَ فَاطِمَةَ الزَّهْرَاءِ وَ الْحَسَنِ الرِّضَا وَ الْحُسَيْنِ الْمُصَفَّى وَ جَمِيعِ اْلاَوْصِيَاءِ، مَصَابِيْحِ الدُّجَى، وَ أَعْلاَمِ الْهُدَى، وَ مَنَارِ التُّقَى، وَ الْعُرْوَةِ الْوُثْقَى، وَ الْحَبْلِ الْمَتِينِ، وَ الصِّرَاطِ الْمُسْتَقِيمِ Ya Allah, curahkanlah shalawat-Mu kepada Muhammad al-Mushthafa, Ali al-Murtadha, Fathimah az-Zahra, Hasan ar-Ridha, Husain al-Mushaffa dan atas semua washî, pelita-pelita kegelapan, panji-panji hidayah, jelmaan-jelmaan takwa, tali yang kokoh, dan jalan yang lurus, وَ صَلِّ عَلَى وَلِيِّكَ وَ وُلاَةِ عَهْدِكَ، وَ اْلاَئِمَّةِ مِنْ وُلْدِهِ، وَ مُدَّ فِي أَعْمَارِهِمْ، وَ زِدْ فِي آجَالِهِمْ، وَ بَلِّغْهُمْ أَقْصَى آمَالِهِمْ، دِينا وَ دُنْيَا وَ آخِرَةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْ‏ءٍ قَدِيرٌ dan limpahkanlah shalawat-Mu atas wali-Mu, para khalifah-Mu, dan para imam dari keturunan mereka, panjangkan dan tambahkanlah umur mereka, sampaikanlah mereka kepada cita-citanya yang tertinggi, untuk menegakkan agama, dunia dan akhirat, karena Engkau adalah Mahakuasa atas segala sesuatu. * Berdiri dengan sendirinya dan tidak membutuhkan kepada selain-Nya serta selain-Nya bergantung kepada-Nya. (Penerj.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar